Beautiful Flowers: Always Got...

Від EllijaSwag

591 217 28

[# 1 organisasi (15 Agustus 2022)] [# 1 balasdendam (15 Agustus 2022)] [# 1 Shean (16 Agustus 2022)] [# 1 Lag... Більше

Prolog
Chapter 1 | Scars
Chapter 2 | Going to Hospital
Chapter 3 | Incidence (1)
Chapter 5 | Money Tragedy
Chapter 6 | Fight The Devil
Chapter 7 | Questions and Request
Chapter 8 | Visiting
Chapter 9 | Debt Collector
Chapter 10 | Resign as Hitman
Chapter 11 | Mysterious Bouquet Flowers
Chapter 12 | The Dangerous Reasons
Chapter 13 | New Home

Chapter 4 | Incidence (2)

44 19 0
Від EllijaSwag

15 February at 10:25 AM, Near Gardandila Apartment

"Lutchain! Kemana kau? Aku ada perlu denganmu!"

"Maaf, Bos. Saya pergi menyangkut pekerjaan. Saya akan mengabari anda nanti."

"Tung−"

Luffy mematikan gawainya begitu saja tanpa sempat mendengar dengan lengkap penjelasan seseorang diseberang telepon dan fokus mengamati sekitarnya. Banyak sekali kerumunan orang-orang menyatu padu di depan salah satu jajaran apartemen yang menjulang tinggi. Bahkan di sana sudah banyak mobil polisi dan ambulan yang terparkir serampangan. Terpaksa ia harus menerobos masuk ke dalam kerumunan orang-orang.

Dari sisi kiri, telinganya jeli menangkap percakapan dua orang ibu-ibu yang sedang berbincang mengenai kejadian. Luffy mencoba berjalan mendekati mereka dan bertanya tentang apa saja yang bisa di jadikan informasi baginya supaya bisa membaca situasi.

"Aduh, Nak. Setiap malam ibu sampai tidak bisa tidur nyenyak karena selalu mendengar suara tangis gadis itu. Benar-benar ngeri setiap kali mereka bertengkar. Suami ibu saja tidak berani melerai maupun ikut campur," jelas ibu berbaju oranye.

"Betul. Satu apartemen ini tidak ada yang berani dengan laki-lakinya. Badannya besar, gahar, garang, yang jelas sangat mengerikan. Kasian gadis itu. Ada yang bilang jika gadis itu dipukuli, ditendang, bahkan dibanting kata tetangga kamar di bawahnya," ibu berbaju krem itu mendekat ke arah Luffy dan memicingkan mata, "pria itu tidak akan segan menodongkan pisau atau benda apapun untuk dijadikan senjata kepada siapapun yang mencoba mengusik perkaranya. Mengerikan sekali. Makanya tidak ada yang berani ikut campur."

Luffy menunjukkan satu lembar kertas yang sedari tadi dibawanya pada ibu-ibu tersebut, "apakah laki-laki tersebut berperawakan seperti ini?" kedua ibu itu mengangguk, "bagaimana dengan gadisnya? Apakah sudah diangkut ke dalam ambulan?"

Ibu berbaju krem mengedikkan bahu, "sepertinya belum. Ibu kurang begitu memperhatikan karena jarak pandang rabun ini."

Infomasi dari ibu-ibu tersebut masih kurang baginya. Luffy masih membutuhkan informasi lebih tentang keberadaan seorang gadis diterkanya merupakan gadis yang semalam ditolong. Kali ini ia nekat menerobos lebih dalam pada kerumunan dan berusaha mencoba mengangkat garis polisi.

Dia merasa percaya diri melakukan hal tersebut sebab, adanya eksistensi 'pin keramat' yang tersemat cantik di sisi dada kiri jas hitamnya. Cara orang dalam. Tapi, belum juga kakinya melangkah melewati pembatas, dirinya sudah dicegat lebih awal oleh polisi penjaga perbatasan. Tak hanya dicegat, dia juga didorong ke belakang.

"Hei, hei mundur! Jangan melewati pembatas polisi atau kau akan kena pidana!" sergah polisi tersebut dengan tangan kirinya yang masih berusaha menghadang.

"Tunggu, saya−"

"Reporter nanti saja. Keadaan sedang genting," polisi tersebut kembali fokus kepada prihal lainnya, menjawab panggilan pada walkie-talkie.

'Reporter mata kau!' Luffy merasa kesal pada polisi tersebut sebab, belum juga menunjukkan pinnya, sudah ditolak. Wajar saja memang, keadaan pada saat itu masih tentatif.

Di ujung kekecewaannya, ada salah satu pria sudah berumur menepuk pundaknya dari belakang. Sontak Luffy menoleh pada sumber tepukan itu. Tampak seorang bapak tua berdiri berjinjit meminta Luffy mendekatkan telinga.

"Kau dari Oberith?" Luffy mengangguk, "aku melihatmu membawa kertas biodata yang kau tunjukkan pada ibu-ibu itu, ikut denganku sebentar."

Bapak tersebut menuntun Luffy ke tempat jauh dari keramaian. Dari raut wajahnya terlihat begitu gelisah. Kemudian dia menjelaskan pada Luffy bahwa dirinyalah klien yang meminta kepada Oberith—tempat kerja Luffy, untuk memesan jasa Luffy.

"Dengar. Aku yang mengirimnya terlalu dini atau bagaimana, yang jelas Oberith kali ini terlambat. Kami semua lelah menelepon polisi karena mereka lamban mengambil tindakan. Jadi, aku memutuskan untuk memilih jasa kalian. Nyatanya, Oberith tidak jauh beda dengan polisi, lamban," pria itu mencak-mencak, "kalau saja kalian lebih cepat, mungkin gadis itu masih selamat!"

Belum sempat Luffy membalas, kedua netra cokelatnya tertuju pada mobil ambulan yang mulai bergerak. Derap kakinya bergegas lari menuju mobil untuk mengejar ambulan meninggalkan pria yang terus memanggilnya. Diterkanya ambulan tersebut sudah mengangkut korban.

Saat Luffy hendak menyalakan mesin mobil, pria yang ditinggalkannya tadi mengetuk lekas-lekas kaca mobil dan meminta tumpangan. Luffy awalnya menolak namun pria itu meyakinkannya jika ia bisa memberi akses untuk menengok korban tersebut. Tanpa berlama-lama, dia menyetujuimya lalu dan menyegerakan untuk menyusul ambulan.

***

Pak Yin—pria yang tadi menumpang, menunjuk pada brankar yang didorong beberapa perawat dan dokter mengangkut tubuh seorang gadis bersimbah darah. Brankar tersebut bergulir memasuki ruang operasi. Karena ruangan tersebut termasuk restriction area (tak sembarang orang awam bisa mengakses masuk), terpaksa Luffy dan juga Pak Yin menunggu di depan ruangan dengan sangat canggung.

Seraya menunggu, Luffy mengecek gawainya. Ternyata ada 12 panggilan tidak terjawab dari bos. 'Sialan!' dia beringsut menghadap Pak Yin untuk meminta izin menelepon bosnya terlebih dahulu. Baru juga ia menelepon, bosnya sudah mencak-mencak dari seberang telepon.

"Dari mana saja kau?! Apakah kau tahu namamu ada di dalam daftar orang tersangka?:"

"Apa, Bos?"

"Detektif dari kepolisian sedang mencarimu di kantor. Cepat kembali!"

Bosnya lekas menutup telepon. Luffy sejenak tidak dapat berkutik. Sesuai dengan pradugaan, pasti dirinya ikut terlibat. Pasti dia akan dihujani pertanyaan-pertanyaan yang akan menyudutkannya. Mau tak mau, dia harus segera kembali ke kantor sesegera mungkin, karena jika tidak lekas kembali, akan memperkeruh keadaan.

Luffy berjalan mendekati Pak Yin berada. Tangannya merogoh saku jas dan memberikan secarik kartu nama pribadi pada pria yang tengah merungguh di samping ruang operasi. "Pak Yin, saya mohon dihubungi ke nomor ini jika operasinya sudah selesai dan tolong beri tahu saya dipindahkan ke kamar bagian mana gadis itu dirawat. Saya harus kembali karena ada panggilan mendesak," Luffy membungkuk dan pergi meninggalkan rumah sakit.

***

Tiba saat langkah kakinya berada di kantor. Dia berjalan menuju meja administrasi di mana Don Salazar bertengger di sana. Luffy berhenti sejenak meraup oksigen setelah berlarian dari parkiran hingga meja administrasi. "Katakan kepadaku, di mana polisi itu berada?"

Don menunjuk dengan telapak tangannya pada arah belakang Luffy, "Itu mereka."

Saat membalikkan badan, ada dua orang yang satu mengenakan seragam lengkap ala kepolisian, yang satu lagi mengenakan pakaian rapi dengan jaket kulit berwarna hitam dengan mengalungi identitas lencana polisi.

"Good evening, I'm Gordon. Detective from police," lelaki mengenakan jaket tersebut menjabat tangan Luffy.

"Marlin, I'm police," singkat seorang sejawat Gordon.

Luffy mengangguk pelan, "Luffy Taran Costa."

"Oke, Tuan Costa. Saya mendapat kewenangan untuk membawa anda ke kantor kepolisian untuk dimintai beberapa keterangan. Apakah anda bersedia?" tanya Gordon dengan entang.

Luffy hanya mengangguk saja tanpa perlawanan sama sekali. Hingga akhirnya dia dimintai untuk mengikuti mereka dan berjalan mendudu dibelakang mereka berdua. Luffy sama sekali tidak diborgol kedua pergelangan tangannya. Yah, karena polisi tidak perlu melakukannya. Mereka ada di sarang Oberith masalahnya. Sarang para orang-orang mengerikan seperti Luffy contohnya.

Saat berjalan keluar, salah satu teman sejawatnya begitu terkejut hampir menumpahkan kopinya. "Lu-Luffy?"

Tak ingin menjawab, dia hanya membuang muka dan tetap berjalan mengikuti dua polisi tersebut. 'Sialan. Persetanan. Kenapa jadi runyam seperti ini!'

***

_____

Yah, Luffy ditangkep guys :') Supaya dia dibebasin, klik vote sebanyak-banyaknya supaya dia break free :v

Tunggu cerita selanjutnya ngokheyyy. Sampai jumpa esok hariii <3

_____

Продовжити читання

Вам також сподобається

1.7M 40.3K 44
Brynn Kingslee has spent a third of her life protecting herself from her stepfather as fiercely as a twelve year old can. Only to find, after his dea...
472K 11.4K 38
The Giovanni's are the Italian Mafia. It is the most powerful mafia. For 8 generations the family have been trying to have a princess in the family b...
22.6K 954 7
After Drogon flew her away, Daenerys believed she was done, that the gods had enough. She would later laugh at the irony. 𝐎𝐑 Daenerys Targaryen is...
19.1K 755 41
Long before time had a name, the first spinjitzu master created Ninjago, using four elemental weapons, but when he passed a dark presence sought out...