Dendam Arwah Bapak

By DewiJambi8

517K 33.8K 1.7K

Setelah 40 hari kematian Bapak, rumah More

Part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
part 42
part 43
part 44
part 45
part 46
part 48
part 49
part 50
part 51
part 52
part 53
part 54
part 55
part 56
Part 57
part 58
part 59
part 60
part 61
part 62
part 63
part 64
part 65
part 66
part 67
part 68
part 69
season 2
part 71
part 72
Part 73
part 74
part 75
part 76
part 77
part 78
part 79
part 80

part 47

3.9K 305 6
By DewiJambi8

Bismillah

              Pocong Itu Bapakku

#part 47

#by: R.D.Lestari.

Indah hanya mengulas senyum getir, lalu melewati Jodi begitu saja. Penolakan Indah untuk yang kesekian kali membuatnya patah hati.

Begitupun dengan Indah yang harus meredam semua rasa yang berkecamuk di dalam dada.

Desiran panas mengalir begitu saja di sekujur tubuhnya, hingga dadanya terasa sesak.

Ia ingin berbalik, berlari ke arah Kodi dan memeluk tubuh ideal berdada bidang itu sembari berucap," ya, Aku juga cinta padamu,"

Namun, bayangan itu segera Ia tepis. Sadar akan diri yang terlahir miskin dan harus terus bekerja demi keluarga.

Beban itu kini berada di punggungnya. Ia tak mungkin memikirkan perasaannya sendiri dan menanggung resiko jika harus di berhentikan dari pekerjaannya yang sekarang.

Masih di tempat yang sama, Jodi hanya menatap nanar kepergian Indah, hingga gadis itu hilang di perempatan jalan.

Tanpa sadar, bulir bening memenuhi matanya dan bersiap tumpah. Betapa Ia ingin gadis sederhana yang rajin bekerja itu untuk jadi istrinya.

Mengingat umurnya yang bukan lagi remaja, Ia sangat ingin segera menikah dan berumah tangga.

Ia sangat terpikat pada gadis itu, bukan hanya karena parasnya, tapi tutur kata dan kasih sayangnya pada keluarga.

Namun, Jodi tak kuasa memaksa perasaannya. Bagaimana pun Indah punya hak untuk menolaknya.

Pemuda yang memiliki hidung mancung itu akhirnya pasrah dan melangkah gontai menuju motornya,  memacu kendaraan roda dua itu dengan pelan.

***

Di Toko, Sudiro sudah duduk di bangku kasir dan matanya sibuk mengawasi ruangan. Mulutnya berdecak kesal karena Indah belum juga sampai.

Hari sebenarnya belum terlalu siang, masih menunjukkan pukul delapan dan pelangganpun belum berdatangan.

Namun, karena Sudiro memang membenci Indah, apa pun yang Indah lakukan selalu salah.

Gadis itu seolah menjadi samsak kekesalannya. Terlebih Indah yang tak pernah membantah dan selalu menurut pada perkataannya.

Mendapati gadis itu datang, Sudiro langsung bangkit dan kedua tangannya bertumpu di pinggang.

Matanya mendelik dan menatap gadis itu tajam. Indah yang sudah biasa dengan perlakuan Sudiro memilih pasrah dan terdiam.

"Kurang siang datangnya, kenapa gak libur sekalian?" sindirnya.

Telinga Indah seketika memanas nak di tempeli bara api.

"Ma--maaf, Pak. Saya tadi ada ada perlu," sahutnya pelan.

"Kamu kira ini toko punya bapakmu, hah? seenak jidatmu datang untuk bekerja. Kami membayar mahal untuk tenagamu yang tak seberapa itu!"

"Sadar diri, dong! kamu itu di bayar! jadi jangan seenak jidat!" hardiknya. Kata-kata pedas itu terlontar jelas dari mulut yang diatasnya ditutupi kumis tebal.

Indah menunduk seraya meremas ujung bajunya. Hatinya benar-benar sakit. Sekuat tenaga menahan air mata yang ingin menerobos keluar saat itu juga.

"Oh ... jadi ini perlakuan Bapak saja Indah selama ini?"

"Pantaslah, Indah tak pernah tersenyum selama bekerja disini,"

Suara seseorang tepat di belakang Indah membuat Sudiro terdiam dan menoleh saat itu juga.

Indah pun tak kalah kaget dan segera memutar tubuhnya.

Mata Indah dan Sudiro mendelik saat melihat Jodi dengan gagahnya melangkah mendekat.

Tap!

Kedua tangannya mencengkeram bahu Indah dan memutar tubuh Indah kembali berhadapan dengan Sudiro.

Sudiro yang melihat tingkah anaknya kembali terbakar emosi.

"Jodi! apa-apaan, Kamu!" bentaknya, tapi Jodi bergeming.

"Bapak jangan berani-berani mengganggu Indah lagi, kalau tidak... Jodi pastikan Bapak ga akan lihat Jodi lagi,"

Sudiro semakin mendelik. Bisa-bisanya anak itu mengancam. Ingin rasanya Sudiro berkata kasar, tapi jika itu Ia lakukan, pasti ... pasti anak semata wayangnya itu pergi. Ia tak ingin itu terjadi.

"Ya sudah, kerja sana!" pekiknya seraya mengalihkan pandangan ke tempat lain. Kedua tangannya kini naik dan bersidekap di dada.

Indah hanya mengangguk, sementara Jodi mendorong pelan tubuh gadis yang Ia suka. Meski hatinya hancur saat ini, Ia tetap tak rela jika Indah mendapat perlakuan kasar.

Indah menoleh sekilas ke arah Jodi. Senyum getir terulas di wajah tampannya. Meski begitu, Indah tau, ada kekecewaan yang terpancar dari mata coklatnya.

Indah hanya mengangguk, sebelum Ia masuk ke dalam toko, sedangkan Jodi langsung berbalik, naik kembali ke atas motor dan melesat begitu saja dengan kecepatan tinggi.

Hati indah mencelos saat mendengar deru kendaraan perlahan menjauhinya.

Titik air mata itu hampir jatuh, tapi sebelum bening itu luruh, jemari lentik itu dengan gesit menghapusnya.

Indah menarik napasnya perlahan dan menyibukkan dirinya pada pekerjaan yang kini menunggunya.

***

Dongkol, itulah yang dirasakan Sudiro, lelaki paruh baya yang kini menatap Indah dengan tatapan kesal.

Brakkk!

Di saat yang bersamaan, terdengar bunyi benda jatuh di dalam gudang. Sudiro yang sejak tadi memperhatikan tingkah Indah langsung tersentak karena kaget.

Pandangannya langsung beralih ke arah gudang. Bunyi yang tak biasa itu kemungkinan berasal dari tumpukan kardus susu atau tepung kemasan yang Ia simpan di sana.

"Biar Aku saja!" sentaknya saat melihat Indah hendak berlari ke arah gudang.

Indah seketika mematung. Gadis itu mengelus dadanya perlahan. Dalam hati terus berdoa, untuk di berikan kesabaran yang seluas-luasnya. Ini bukan akhir dari segalanya.

Ia harus menjadi gadis yang kuat. Demi Ibu, dan kedua adiknya.

"Huekkk!"

Indah tersadar saat mendengar suara
Sudiro. Ia bergegas mendekati bosnya.

Belum lagi sempat masuk ke gudang, Indah memilih mundur beberapa langkah saat indra penciumannya menangkap bau bangkai yang begitu menyengat.

Kedua tangannya begitu saja menutup hidungnya karena bau itu begitu menyiksa. Tak lana, Sudiro berlarian dari dalam gudang terhuyung-huyung dengan ceceran muntahan yang keluar dari mulutnya.

Brukkk!

Tubuh Sudiro seketika ambruk tepat di kaki Indah, yang membuat Indah panik dan berlarian mencari bantuan.

"Tolong ... tolong!" teriaknya, berlarian ke luar toko, tak lagi perduli pada keadaan toko yang kosong tanpa penjagaan.

Beberapa orang yang mendengar teriakan Indah berlarian dari sembarang arah.

"Ada apa?" tanya seorang warga yang saat itu mendapati Indah sedang berlari  terengah-engah.

"Tolong, Pak, Bos Saya pingsan di Toko," ujarnya terbata. Kekhawatiran terekam jelas di wajahnya.

Beberapa orang mendekat dan berkumpul hanya ingin mengetahui apa yang membuat Indah berteriak begitu kencang.

Setelah tau alasannya, mereka berbondong-bondong mengikuti Indah menuju ke Toko.

Sesampainya di sana, mereka segera membawa Sudiro yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri.

Tubuhnya berbau busuk penuh muntahan, sehingga beberapa orang yang ada di tempat enggan untuk mendekat.

"Panggil ambulance, di sini yang punya mobil jauh dari Toko," suruh seseorang warga.

Indah mendekati telpon yang berada di dekat meja kasir. Menekan beberapa tombol dan mengangkat gagang telpon mendekat di telinganya.

Terdengar suara di ujung sana. Indah menyampaikan maksud dan tujuan. Seseorang di ujung sana mengiyakan.

Setelah selesai menelpon, warga memanggil Indah secara bergantian. Saat Indah baru saja mendekat...

"Huekkk!"

Beberapa orang berlarian melewatinya sembari muntah-muntah, sama persis seperti Sudiro.

"Ada apa dengan mereka?"

***

Continue Reading

You'll Also Like

17.6K 2.2K 14
Ketika dua orang asing dipaksa untuk bersatu,hanya karna kesalah pahaman konyol yang sudah direncanakan Started : 4 januari 2020 End : ? ©Kuachirix
141K 6.8K 73
Mungkin ada beberapa orang yang sudah mendengar nama Santet Pring sedapur , dimana santet ini terkenal sangat mematikan dan tidak akan pernah berakhi...
104K 15.8K 20
"Anak tucing meong meong.." Lili si bocah ajaib yang tidak mempunyai kekuatan. Plagiat menjauh cok! start : 05/03/23 end : 25/03/23 hanya halu ga...