SUPPORT
HAPPY READING~
.
.
.
.
.
Anggota geng motor FdM baru saja sampai di Panti Asuhan Kasih Sayang. Natan memperintahkan untuk mengeluarkan barang-barang yang akan mereka berikan.
Termasuk Aramoana juga cewe-cewe anak FdM lainnya ikut membantu. Raraa beberapa kali mengusap dahinya, panas menyeruak diarea sekitar wajah Raraa.
"Ngak bawa jedai Raa?" ,tanya Natcwa.
"Bawa tapi tinggal didalam totebag gue." ,ucap Raraa.
Setelah membantu-bantu sebentar, Raraa memilih duduk di pekarangan belakang panti untuk berangin-angin. Raraa menyatukan dan sedikit mengangkat rambutnya agar angin dapat menyapa leher belakang Raraa.
Sibuk berangin-angin, Raraa terkejut saat Angkasa datang dan langsung menggulung rambut Raraa jadi satu dengan jedai. Angkasa memberikan Raraa kipas portable, setelahnya Angkasa ikut duduk disebelah Raraa.
"Kaget dateng-dateng ada yang megang leher gue Saa." ,ucap Raraa.
"Hehee, gue cuma bantuin lo aja Raa. Maaf ya gue baru bisa merhatiin lo." ,ucap Angkasa.
"Gapapa, tadi memang semua agak ribet dan sibuk." ,balas Raraa.
Raraa mengarahkan kipas ke tengah antara Raraa dan Angkasa. Dengan cepat Angkasa merangkul Raraa.
"Biar anginnya ngak lewat gitu aja." ,ucap Angkasa saat Raraa menatap penuh tanya.
Raraa terkekeh, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Angkasa. Mereka sama-sama diam untuk beberapa saat.
"Saa, orang baru atau orang lama?" ,tanya Raraa.
Angkasa memegang bahu Raraa, menatap netra coklat Raraa.
"Orang gue maunya lo Raa." ,jawab Angkasa.
Pipi Raraa merah seketika. Sial! Mengapa malah berbalik ke Raraa?
"Ish! Bukan itu!" ,tukas Raraa.
"Yaa itu Raa. Kenapa? Pertanyaan random berbalik ke lo kah?" ,goda Angkasa.
"Angkasaa!!" ,kesal Raraa.
"Apa sayang?" ,kekeh Angkasa.
"Auah.!" ,Raraa hendak pergi meninggalkan Angkasa.
Namun, Angkasa lebih dulu menahan langkah Raraa.
"Eitss! Tungguin dong sayang." ,goda Angkasa.
"Ngak manggil sayang bisa?" ,tanya Raraa.
"Kenapa? Ngak sehat untuk jantung lo?" ,tanya balik Angkasa.
"Iyaa, ehh!" ,Raraa merutuki mulutnya bisa-bisanya Raraa keceplosan. Mana didepan Angkasa lagi.
"Oh yaa, wo- aaauuuu!!!" ,Angkasa terpekik Raraa mencubit pinggangnya keras.
"Shutt!!" ,ucap Raraa menutup mulut Angkasa.
Raraa melepaskan cubitan tersebut dengan santai. Angkasa mengusap bekas cubitan tersebut, Angkasa lupa jika gadisnya ini ajaib.
"Sakitt Raa. Segitunya lo salting, sampai brutal amat." ,keluh Angkasa.
"Tambah?" ,tawar Raraa.
"Ngak sayang, yukk masukk." ,alih Angkasa sembari menggandeng Raraa masuk kedalam panti.
Saat Raraa dan Angkasa masuk, mereka melihat banyak dari anak FdM yang bermain bersama dengan anak-anak panti.
"Vanara sinii.." ,panggil Ryan.
Raraa dan Angkasa berjalan menghampiri Ryan, yang tengah bermain sama anak panti. Juga ada Natan, Natcwa, Amora, dan yang lainnya.
"Darimana kalian berdua?" ,tanya Natan.
"Raraa sayangku kok kamu berdua-duaan dengan Angkasa?" ,goda Kenzy yang duduk disebelah Ryan.
Brukkk
Angkasa melemparkan botol air mineral yang ada didekatnya pada Kenzy. Dan botol itu tepat mengenai wajah Kenzy.
"Sayang-sayang Raraa pacar gue. Tuh Amora ngeliatin terus." ,tunjuk Angkasa pada Amora.
Amora yang tertangkap melihat Kenzy, seketika menjadi pusat perhatian termasuk oleh anak-anak panti.
"Lo cemburu Mor?" ,tanya Natcwa mewakili semua pertanyaan yang ada.
"Sorry bikin lo cemburu." ,ucap Raraa.
"Apa sih Raa? Rin? Gajelas tau ngak." ,kesal Amora memilih keluar.
"Ehh, Amoraa!!" ,Kenzy keluar mengejar Amora.
Raraa dan Natcwa menatap sesaat sebelum akhirnya terkekeh ringan.
"Telepati ya Raa." ,tebak Angkasa.
"Iyaa." ,angguk Raraa.
Acara dipanti berlanjut1 mulai dari penyerahan barang-barang kebutuhan, bermain bersama anak-anak panti. Juga makan bersama.
GROOOOOOAAAAARRR
"Aaaa!!" ,suara guruh membuat semua terkejut.
Angkasa langsung menarik Raraa kedalam pelukannya saat mendengar teriakan Raraa, bisa Angkasa rasakan tubuh Raraa sedikit bergetar karna terkejut.
"It's okay Raa." ,tenang Angkasa.
"Kaget gue." ,balas Raraa.
"Tan, kita ngak mungkin kemah dengan cuaca gini." ,ucap Alvaro.
"Apalagi kita berada di tempat terbuka bahaya." ,timpal Angkasa.
"Yaudah hilangin acara kemahnya." ,ucap Natan.
"Terus? Kita balik ke Jakarta?" ,tanya Natcwa.
"Enggak, kita bakal pakai rumah keluarga gue dan keluarga Arandes yang ada didaerah puncak. Rumahnya sebelahan, taman belakangnya disatuin jadi cukuplah. Gimana?" ,usul Natan.
"Kalo setuju gue hubungin yang jaga-jaga disana." ,ucap Arandes.
"Gimana Raa? Tapi lo yang izin sama ayah ya." ,ucap Natan pada Raraa.
"Yadehh." ,balas Raraa.
*****
Angkasa beberapa kali mengusap tangan Raraa memberi kehangatan, seperti dugaan hujan turun dengan lebat disertai kilat dan guruh membuat udara bertambah dingin.
Untung saja mereka cepat mendapat respon dari Bagaskara untuk mengizinkan mereka memakai rumah keluarga Artharin.
"Udah didalam ruangan masih aja dingin." ,ucap Raraa.
"Cuaca disini agak rada-rada bagi kita." ,balas Angkasa.
Ryan datang dari arah dapur. Membawa nampan berisi beberapa minuman coklat panas.
"Gihh, diambil Vanara." ,ucap Ryan.
"Suka bad lo nyatuin nama kita." ,ucap Angkasa.
"Biar kalian bersatu terus." ,balas Ryan.
"Yang lain pada kemana bang?" ,tanya Raraa.
"Dibelakang pada main billiard termasuk Natan. Kalo lo bisa main billiard Raa?" ,tanya Ryan.
"Dikit." ,balas Raraa.
Raraa mengangkat cangkir coklat panas.
"Hati-hati panas. Jangan ditiup dikipas aja." ,peringat Angkasa.
"Awww sosweetnya, gue tinggal kebelakang dulu. Inget jangan macam-macam." ,peringat Ryan.
"Satu macam aja." ,balas Raraa.
Serempak Angkasa dan Ryan melihat kearah Raraa, setelahnya Angkasa dan Ryan menatap sesaat lalu mengangguk secara bersamaan.
"Kalian telepati?" ,tanya Raraa.
"Ngak, Raa kita akting aja." ,jawab Angkasa yang digelak tawai oleh Ryan.
Ryan berlalu kebelakang meninggalkan Angkasa dan Raraa.
"Gue kira kalian beneran telepati." ,gerutu Raraa.
"Gini, tadi lo bilangkan satu macam. Jadi otak kita mikir kemana-mana, Ryan sih lebih ke yang enggak-enggak makanya waktu gue bilang akting Ryan ketawa. Paham sayang?" ,jelas Angkasa.
"Paham sayang." ,balas Raraa.
"Bagus sekarang ayo kita nyanyi." ,Angkasa mengambil gitar yang ada disudut ruangan.
"Nyanyi apa?" ,tanya Raraa
"Takkan Terganti- Marcel Siahaan." ,ucap Angkasa.
Raraa ber oh ria, Raraa tau lagu itu. Angkasa mulai memetik gitar.
Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi
Tak pernah kukira
Bahwa akhirnya
Tiada dirimu
Disisiku
Meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada direlungku
Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau takkan terganti
Angkasa menatap Raraa dengan senyuman indah.
"Selain pemenang lo juga takkan terganti Raa." ,ucap Angkasa sembari memeluk Raraa
Raraa terkekeh membalas pelukan Angkasa.
"Terimakasih sudah hadir Angkasa" ,batin Raraa.
*****
See you ANGKASA to next
Vote Koment Share
987 word