DATING APP (END) โœ”

Von sunairish

23.8K 4.2K 1.3K

[Ih, dasar Om-om nyebelin!] [Hah? Maksud kamu, kamu ngatain saya Om-om nyebelin?] ____ Maura Putri, gadis SMA... Mehr

PROLOG
BAB 1. NGELAKUIN ITU?
BAB 2. JASA MAURA
BAB 3. SAMUEL
BAB 4. MAURA PENGEN PUNYA PACAR
BAB 5. DATING APPS
BAB 6. TRY TO DATING
BAB 7. OM-OM NYEBELIN
BAB 8. DIA YANG MENYIMPAN DENDAM
BAB 9. SEVENARA HOTEL
BAB 10. MASA LALU REY
BAB 11. ALMOST
BAB 12. TERIMA KASIH
BAB 13. UJIAN HIDUP
BAB 14. PECAH
BAB 15. MEN(JADI) DEKAT
BAB 16. TIPE IDAMAN MAURA
BAB 17. RANI
BAB 18. REY LAGI, REY LAGI
BAB 19. GULA AYAH
BAB 20. FITNAH & HOAX
BAB 21. BIANG KELADI
BAB 22. BEBAN DI PUNDAKMU
BAB 23. B RHESUS NEGATIF
BAB 24. FRIENDSHIP
BAB 25. BUKAN APRIL MOP LAGI
BAB 26. WEDDING PARTY
BAB 27. CANTIK
BAB 28. ADIK
BAB 29. NENEK ETTY
BAB 30. INGINKU BUKAN HANYA JADI TEMANMU
BAB 31. ANAK TUNGGAL KESEPIAN
BAB 32. PRAHARA KELUARGA WIJAYA
BAB 33. FLOWER'S BOUQUET
BAB 34. THERE'S AN ORANGE ROSE
BAB 35. TOKO SEPATU
BAB 36. MOMENT OF TRUTH
BAB 37. DADDY VS SON
BAB 38. PELUK SAHABAT
BAB 39. INTERVIEW
BAB 40. OPERASI BYPASS
BAB 41. HARI YANG MENDEBARKAN
BAB 42. MELODRAMA TEMPAT KERJA
BAB 43. PENGAKUAN
BAB 45. BETAPA
BAB 46. DUA ORANG ASING
BAB 47. PERAYAAN PROYEK ERFOLG
BAB 48. DI TOILET
BAB 49. MAURA PINGSAN
BAB 50. TERKUAK
BAB 51. MASA LALU REY (2)
BAB 52. SAKIT-SENANG
EPILOG
BONUS PART

BAB 44. SANG REMBULAN

234 44 13
Von sunairish

Cerita yang bahkan aku sendiri tidak tahu sejak kapan dimulai, akankah segera berakhir? Secepat inikah?

---

"Mas Rey, sayang sama aku?"

"Iya."

"Iya apa?"

"I love you."

Tiga kata yang membuat jantung Maura kembali mencuat tak normal. Maura tersipu.

"Kenapa kamu cinta aku?"

"Karena kamu spesial. Yang spesial, harus disayang."

Maura tak bisa lagi mendengar kata-kata manis dari mulut Rey. Jika terus dilanjutkan, bisa bisa bibirnya sobek karena senyum terlalu lebar.

"Kalo gitu ... aku masuk dulu ya," pamit Maura. "Kabarin kalau udah di rumah.

Rey mengusap pucuk kepala Maura

"Iyaa. Kamu juga, kabarin aku segera kalau ada apa-apa, atau kalau kamu perlu sesuatu bilang sama aku."

Maura mengangguk tersenyum.

...

Itu adalah terakhir kali Maura berbicara bersama Rey, saat ia pulang dari rumahnya kemarin malam. Setelah itu, keesokan harinya tidak ada lagi kabar dari Rey sampai seharian ini. Bahkan pesan dan panggilannya tidak dijawab. Ingin bertanya pada Samuel, tapi Maura merasa canggung jika melakukan hal itu setelah beberapa jam lalu Samuel menyatakan perasaannya. Maura juga harus menghargai perasaan Samuel.

Maura semakin gundah setelah melihat jam yang sudah menunjukkan tepat tengah malam.
"Besok masih hari jumat, Maura ... yuk tidur yuk. Berpikir positif aja, mungkin dia sibuk," ujar Maura pada dirinya sendiri. Mencoba berpikir positif dan menenangkan dirinya agar berhenti berpikir berlebihan.

💨💨💨

Jumat, 2 Juli 2021. Maura heran mengapa hujan turun di awal bulan Juli, di saat seharusnya langit Jakarta berada pada puncak suhu di musim panas ini. Karena disambut hujan di pagi hari, Maura menjadi tidak bersemangat seharian. Apalagi saat ia dengar dari April kalau CEO-nya akan melakukan perjalanan bisnis ke Singapura untuk pengembangan perusahaan, selama setahun. Hari-hari Maura semakin suram.

"Maura, jangan pulang dulu ya, bantu Zahwa revisi beberapa berkas ke dalam bahasa Jerman lagi. Biasa, Erfolg lagi," titah April saat Maura sedang menyiapkan tasnya untuk pulang.

Maura disambut senyuman lebar Zahwa seperti biasa, dengan kantung mata ciri khasnya.

"Gara-gara Erfolg jadi kerja dua kali," Zahwa menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya, "padahal ini akhir pekan, huwaaa, batal sudah rencana ke puncak!" jerit Zahwa.

Zahwa memang berencana ke puncak setelah ia selesai bekerja. Namun tugas yang menumpuk membuat rencana yang sudah ia atur sejak lama itu harus terpaksa ia batalkan.

Maura menghampiri Zahwa dan melihat apa saja yang harus ia kerjakan.

"Ooh, kalau ini aku bisa kok, Mbak. Mbak Zahwa kalau mau pulang, pulang aja," usul Maura. Seketika mata Zahwa yang berkantung itu berbinar. Zahwa meraih tangan Maura.
"Makasih banyak, Maura. Kamu datang di saat yang tepat, bagaikan dewa. Kalau gitu selamat bekerja, fighting!" Zahwa bergegas membereskan barangnya dan pulang dengan perasaan senang. Rencananya tidak jadi batal.

Tersisa Maura sendiri di ruangan, sedangkan April tengah berada di ruangan Account Manager yang terlihat dari tempatnya dengan kaca transparan.

💨💨💨

Tidak Maura sangka butuh waktu hingga selarut ini untuk menyelesaikan pekerjaan yang ia kira hanya sebentar. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Maura berjalan dengan langkah lelah keluar dari ruangannya.

Seperti biasa, Maura turun dengan tangga. Tiba di lantai dasar, ia tak sengaja melihat Rey di dalam lift yang sudah terbuka pintunya.

"Haduh, gimana ini." Maura menghentikan langkahnya dan berbalik. Tak lama setelah itu pintu lift tertutup lagi.
"Kenapa mas Rey gak jadi keluar? Ah bagus deh, gue harus cepet-cepet pulang biar gak papasan."

Maura mempercepat langkahnya. Tepat setelah ia melewati lift, pintunya terbuka lagi. Maura menghentikan langkahnya. Dengan takut ia mengarahkan kepalanya ke lift.

Maura mematung. Ia berharap dirinya sedang bermimpi buruk.

Rey terkesiap melihat Maura ada di depannya. Sedangkan wanita di sebelahnya malah memasang wajah senang.

"M-maura? Kok kamu bisa di sini?" tanya Rey berusaha santai. Tetapi raut paniknya tidak bisa disembunyikan.

Maura sudah ingin menangis sekarang. Keterkejutannya sudah melebihi batas sehingga ia rasa jantungnya akan meledak sekarang.

"Mau ... mau kasih kejutan, tadinya. Tapi ternyata aku yang terkejut, he-he ..." jawab Maura dengan nada bergetar. Wajahnya sudah hampir menangis saking tidak percayanya akan apa yang baru saja ia lihat.

Rey keluar dari lift.
"Maura, ini nggak seperti -"

"Nggak apa-apa, aku harus pulang. Maaf mengganggu kalian. Permisi."

Maura bergegas pergi keluar dari gedung.

Sedangkan Rey merasa sulit bernapas sekarang. Leona yang berada di sebelahnya malah semakin mempererat rangkulannya di lengan Rey.

"Leona lepasin!" Rey melepas kasar lengan.

"Kok mendadak kasar gitu sih?"

"Leona kali ini lo udah keterlaluan!"

"Apa yang keterlaluan? Ciuman kita tadi?" Leona tertawa singkat.

"Ciuman tadi bisa jadi alasan lo buat lepas dari Maura. Lo sendiri yang bilang, Rey, kalau Samuel juga suka sama Maura dan lo harus menjauh dari dia demi menjaga perasaan Samuel. Iya, kan?"

Rey tak bisa menjawab. Ia menjadi menyesal telah bercerita pada Leona tadi. Ia memang ingin melepaskan Maura, tapi tidak dengan cara seperti tadi. Leona menciumnya di depan mata Maura. Pasti Maura merasa sakit sekali sekarang.

"Udah, kalau ciuman gue tadi membebani lo, nggak usah dipikirin. Mending selesaikan urusan kalian dan siap-siap, lo harus ke Singapura besok, kan?" Leona tersenyum lagi.

Rey menghela napas gusar. Ia bergegas keluar dan mengejar Maura.

💨💨💨

Maura berjalan dengan langkah cepat. Gambaran Rey yang berciuman dengan Leona terus berputar di memorinya dan membuat sesak di dadanya semakin terasa.

Tangisnya sudah tak terbendung lagi. Maura menangis terisak sambil berlari.
Ia jadi ingat kalimat Samuel sebelumnya.

Jangan pernah tinggalin Daddy, apapun yang terjadi.

"Kalau nyatanya Daddy lo yang ninggalin gue, gue harus apa, Sam?" ujarnya di sela isak tangisnya. Ia tatap langit malam itu yang tampak cerah dengan bulan sabit yang melengkung indah membentuk senyuman sempurna. Bagaimana bisa langit secerah itu? Padahal tadi pagi hujan cukup lama.

Maura bersiap berlari lagi. Namun tangannya ditahan oleh seseorang.
Maura melihat ke belakang, lalu tubuhnya ditarik ke pelukannya.
Maura tidak melakukan perlawanan. Ia hanya menerima pelukan itu dengan dadanya yang sesak.

"Maura, mau dengar penjelasan aku?" bisik Rey lirih di tengan pelukannya.

"Aku kira hubungan kita spesial, ternyata enggak, ya," ucap Maura.

Pandangan Maura memburam, sebab ia tidak ingin air matanya jatuh di tubuh Rey.
Maura mencoba melepas pelukan Rey, tetapi yang ada justru Rey semakin mempererat dekapannya. Bahkan terlalu erat.

"Lepasin!" jerit Maura sambil meronta mencoba melepas pelukan Rey.

Rey melepas pelukannya. Ia melihat wajah Maura yang sembab. Air mata jatuh menetes di pipi gadis tersebut.

Rey menatap Maura. Tatapan itu, terasa menyakitkan bagi Maura. Sepertinya Maura sudah tahu akhir dari malam ini.

"Tadi itu Leona ...."

"Rey, ayok katanya mau antar gue pulang? Lagi pula, Maura kenapa bisa di sini? Cari Samuel? Secara ... Maura temannya anak lo, Rey," ucap wanita dengan tinggi semampai di belakang Rey.

Leona menghampiri Rey dan meraih tangannya.
Maura memalingkan wajahnya.

"Ayo, kita juga perlu bahas obrolan yang tertunda tadi. Tentang pernikahan."

Pernikahan?!

Maura mengepalkan tangannya erat-erat. Jika diibaratkan, sudah keluar asap dari telinganya. Maura tidak lagi ingin menangis, tetapi ia ingin marah-marah dan berkata kasar.

Rey melihat Maura yang sudah pasti berspekulasi tentang dirinya.

'Rey om om brengsek, bajingan gila, playboy kelas teri, sialan. Bisa bisanya dia selama ini mempermainkan gue? Teman, saudara? Bullshit sialan!' Maura mengumpat dalam batinnya.

Maura sudah bersiap ingin menampar lelaki di hadapannya, tetapi ia sekuat tenaga menahannya.

Suara klakson mobil membuatnya menoleh ke sumber suara.

"Leona, lo balik sama David ya, gue ada urusan," ucap Rey.

Leona pun pergi dengan senyuman miring yang diarahkan pada Maura sebelum masuk mobil.

Kini tersisa Maura bersama Rey.

Maura menunduk.

"Maura ..." panggil Rey.

"Kenapa nggak antar pulang pacarnya?" tanya Maura sinis.

"Aku ..."

"Nggak usah dijelasin lagi. Aku tahu. Kalian ada hubungan yang lebih dari sekadar teman. Kamu nggak perlu menutup-nutupi. Aku paham, kok. Aku cuma ..." Maura menunduk, "temannya anak kamu," lanjutnya. Air mata sialan itu hampir menetes lagi.

Rey terdiam.

Dalam benaknya ia ingin berteriak dan menjelaskan kalau yang Leona ucapkan hanyalah omong kosong. Namun Rey tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain mengangguk.

Melihat Rey menganggukkan kepala, Maura tertegun. Ulu hatinya terasa seperti dicabik kasar. Sakit sekali.

Lantas selama ini apa? Apakah dirinya hanya dianggap mainan?

Maura menanti kata-kata yang keluar dari mulut Rey. Namun yang Maura lihat justru lelaki itu hanya terdiam hingga beberapa menit berlalu.

"Maaf ..." ucap Rey dengan suara berat.

Sebuah kata yang membuat bahu Maura bergetar hebat. Maura berdiri di depan Rey dengan kepala tertunduk. Rey bisa melihat tetesan air yang jatuh di tanah. Rasanya sakit melihat Maura, seseorang yang dicintainya terluka karena sikapnya. Namun Rey merasa inilah yang terbaik. Ia tidak ingin menjadi seseorang yang egois.

Bagaimana bisa dirinya bahagia bersama Maura, sedangkan hal tersebut adalah alasan anaknya sendiri patah hati. Rey tidak bisa membiarkan Samuel sakit hati karenanya. Rey tidak ingin melukai Samuel lagi. Sudah cukup baginya melukai Samuel bahkan sejak anak itu belum terlahir ke dunia. Namun, waktu tidak bisa diputar kembali. Samuel menghabiskan masa kecil tanpa kasih sayang orang tua hingga anak itu berusia enam tahun baru Samuel bisa merasakan kasih sayang seorang ayah, itu pun karena adanya tragedi penculikan. Rey sudah menyakiti Samuel sebegitu dalamnya. Jadi, bagaimana bisa dirinya melukai Samuel lagi kali ini?

Rey mengangkat wajah Maura. Ia tatap manik mata Maura. Tatapan itu terasa berbeda bagi Maura. Namun dadanya sudah terlalu sakit. Ia tidak siap mendengar kalimat selanjutnya dari Rey.

"Kita sudahi sampai di sini, ya," tutur Rey.

Apa yang disudahi? Bukankah kita bahkan belum memulainya sama sekali? Kalimat sayang dan kata cinta yang kemarin itu tidaklah cukup untuk dibilang permulaan.

Maura tidak menanggapi kalimat Rey. Ia berbalik ke belakang. Ia seka wajah sembabnya dan menghapus seluruh air mata yang tersisa.

Maura menarik napas dalam-dalam dan menengadahkan wajahnya ke langit.

"Bulannya terang, ya," ujar Maura.

Maura mengajak Rey melihat sang rembulan. Namun, kalimat itu terdengar menyakitkan. Maura tersenyum, tetapi hatinya menangis.

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

3.8M 298K 87
Pernikahan kontrak dengan CEO sudah biasa, tapi bagaimana kalau pernikahan kontrak di lakukan oleh Tentara dan Dokter? Hazel Pratiscia telah ditipu o...
10.2M 892K 63
MENIKAHI SULTAN KAYA RAYA๐Ÿ’ธ Salah satu cara agar cepat menjadi kaya dengan cara yang instan adalah dengan mendapatkan suami yang kaya. Itulah impian...
1.9M 88.2K 46
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...
541K 35.3K 37
(Follow sebelum baca) Bagaimana jika salah satu sahabat terbaikmu memperkosamu? Apa yang akan kamu lakukan? --- "Jadilah istriku!" "Jangan gila Bran...