THE LOTUS (boyxboy)

By Natashila15

29.9K 1.7K 144

567 SM, Kerajaan ZingYi, China Daratan Warning: BoyxBoy Yin Lianhua adalah anak seorang tuan tanah kaya yang... More

Chapter 1: The Emperor
Chapter 3: Accident
CHAPTER 4

Chapter 2: 歡迎 (Selamat Datang)

6K 444 19
By Natashila15

Yin Lianhua menatap perkamen didepannya dengan terbengong-bengong. Apa dia salah baca atau semacamnya? Lianhua menggelengkan kepalanya cepat, lalu meraih perkamen itu dan membaca lagi, lagi dan lagi, berharap isinya akan berubah. Tapi nihil! Isinya tidak berubah. Tetap tulisan cina yang ditulis dengan tinta emas dan tertata rapi. Lianhua menghela nafas dan meletakkan perkamen itu kembali ke meja bambu dihadapannya. Perkamen itu berisi permohonan secara langsung dari gurunya agar dia mau pergi ke Istana kaisar. Yin Lianhua telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa selamanya dia tidak akan pernah melawan keinginan gurunya, dan dia selalu menepatinya sampai sekarang. Tapi kali ini... dia tidak yakin dia bisa menuruti permintaan gurunya atau tidak. Pemuda itu bangkit dari duduknya dan menggeser pintu putih bermotif bambu yang menjadi pintu kamarnya dengan kasar. Dia melangkah menyusuri koridor yang hanya diterangi beberapa obor. Dia ingin menenangkan dirinya dulu.

"Kau mau kemana?" Sebuah suara tiba-tiba menggetkan Lianhua. Pemuda itu menoleh cepat kearah asal suara. Yoshiro, pemuda Jepang yang ditemuinya di acara pesta kemarin berdiri dibelakang Lianhua dengan senyuman lebar. Lianhua membalas senyuman pemuda itu, "Saya hanya ingin pergi berjalan-jalan disekitar sini." Ujar Lianhua. Yoshiro mengangguk mengerti lalu berjalan mendekati Lianhua dan dengan cepat menggandeng tangan pemuda itu. Lianhua menaikkan sebelah alisnya, "Maaf, kenapa anda menggandeng tangan saya?" Tanyanya bingung. Yoshiro menyeringai lebar, "Hehehe... Tidak apa-apa sih. Aku hanya ingin menggengam tanganmu. Boleh kan?" Lianhua mengendikkan bahunya tidak peduli. Dia tidak merasa dirugikan hanya karena Yoshiro menggenggam tangannya. Jadi dia memutuskan terus berjalan  dan membiarkan Yoshiro menggandeng tangannya.

Yoshiro bersorak senang dalam hati. Akhirnya dia bisa menggenggam tangan pemuda yang telah menjadi incarannya sejak semalam. Yin Lianhua memang pemuda luar biasa. Dia memiliki kecantikan dan keangguanan sekaligus aura yang kuat. Wajahnya yang cantik sekaligus tampan, bulu matanya yang panjang, warna matanya yang  indah, dan bibirnya yang semerah delima langsung bisa menarik Yoshiro dalam beberapa detik saja. Memang lelaki 'cantik' seperti Lianhua dapat dengan mudah ditemukan dinegara Yoshiro,  Jepang. Disana pemuda cantik disebut Bishounen dan beberapa dari mereka bisa ditemui ditempat pelacuran. Tapi Lianhua berbeda. Dia lebih unik dan menarik. Dan tentu saja dia bukan pemuda murahan seperti para pelacur itu.

"Tuan Yoshiro?" Lianhua berguman. Dia mulai tidak nyaman dengan kegiatan bergandengan tangan  ini. Yoshiro terkesiap lalu dengan cepat melepaskan genggaman tangannya dengan wajah memerah malu. Liamhua hanya tersenyum tipis. "Jadi... Apa kau biasa pergi kesini?" Tanya Yoshiro berusaha mencairkan suasana. Dia menatap kesekeliling. Hamparan rumput hijau dan bunga peony berbagai warna yang memenuhi tanaman . "Ya. Terima kasih sudah mau menemaniku kesini." Ujar Lianhua seraya memetik salah satu bunga dan menyelipkannya ditelinganya sendiri. Yoshiro memandangi pemuda itu dengan senyuman lebar mengembang dibibirnya.

"Ehm..." Suara deheman keras mengagetkan mereka berdua. Sang kaisar berdiri dengan arogannya didepan mereka. Hanfu emas bercorak naga hijaunya menyapu rerumputan ketika dia berjalan mendekati Lianhua dan Yoshiro. Yoshiro segera membungkuk dengan hormat. Sedangkan Lianhua masih tetap berdiri diposisinya semula. Dia mendongkrak menatap kaisar yang lebih tinggi darinya. Dia lupa, sang kaisar menginap disini sebelum kembali ke Istana keesokan harinya. "Malam yang dingin. Bukankah begitu Yoshiro?" Sang Kaisar berujar dengan arogan. Yoshiro mengangguk cepat, "Benar sekali Yang Mulia." Sang kaisar tersenyum sinis, "Bisakah kau meninggalkan aku dan Lianhua berdua saja?" Yoshiro melirik Lianhua. Lianhua  mengangguk. Yoshiro menghela nafas lalu berjalan meninggalkan Kaisar Jinhu dan Lianhua.

Jinhu menatap Lianhua. Senyuman tipis terbentuk dibibirnya. "Kau terlihat sangat akrab dengan pemuda itu." Lianhua memiringkan kepalanya bingung, "Maksud anda Tuan Yoshiro? Kami tidak sedekat itu." Ujar Lianhu. Jinhu berjalan mendekati pemuda itu dan menariknya agar duduk disebuah bangku kayu ditengah taman bunga peony itu. "Aneh sekali, kalian tidak begitu dekat tapi kau sudah membiarkannya menggandeng tanganmu." Jinhu berujar sinis. Lianhua terkekeh, "Anda berkata-kata seolah anda sedang cemburu pada Tuan Yoshiro." Mata Jinhu memicing. Dia menatap Lianhua dengan  tajam. Lianhua segera menundukkan kepalanya, "Maaf..." gumannya. Jinhu tidak menjawab. Dia hanya meraih bunga peony ditelinga Lianhua dan membetulkan letaknya.

"Kau sudah memikirkan perkataanku kemarin?" Tanya Jinhu tiba-tiba. Lianhua tertegun, dia menatap Jinhu panik. "Saya..." "Aku tidak menerima penolakan." Ujar Jinhu tajam. Lianhua membeku, matanya terasa berkunang-kunang. Wajahnya memucat dengan cepat. Jinhu menghela nafas. Dia menarik Lianhua agar lebih dekat dengannya. "Aku tidak akan melakukan apa pun padamu." Ujarnya kemudain. "Eh?" Lianhua mengerutkan dahinya. Jinhu menatap mata Lianhua dengan lembut, "Percayalah. Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Yang perlu kau lakukan hanyalah bekerja dibagian kas Negara dan muncul untuk bertemu denganku setidaknya dua hari sekali. Dan aku berjanji, jika kau melakukan hal itu. Aku jamin Mao akan hidup bahagia." Lianhua menatap Jinhu dengan wajah tidak percaya, "Sungguh? Hanya itu yang perlu kulakukan?" Jinhu mengangguk, "Ya" Lianhua tersenyum lebar, "Baiklah. Aku akan ikut denganmu ke Istana."

____——-THE LOTUS——-____

Maohua menatap tandu yang akan membawa kakaknya jauh darinya dengan tatapan sedih. Kemarin secara mengejutkan sang Kaisar mengumumkan bahwa Lianhua akan pergi bersamanya ke Istana. Mao tahu, tidak ada yang bisa dilakukannya selain merelakan kakaknya pergi. Toh sebulan lagi, saat umurnya genap 15 tahun, dia akan menyusul Lianhua ke Istana dan menjadi selir sang Kaisar. Mengingat kenyataan itu, entah mengapa Mao bergidik ngeri. Kaisar Jinhu memang tampan, tinggi, kuat dan tentu saja, seorang raja yang disegani penduduk ZingYi. Tapi hal itu tidak bisa menutupi kenyataan bahwa dia adalah pria berumur 25 tahun yang memiliki banyak selir. Mao tidak bisa membayangkan dia akan menjadi salah satu dari selir-selir itu.

Lianhua melongokkan kepalanya keluar dari selambu tandu. Dia tersenyum sedih ketika melihat adiknya Mao tengah berdiri dengar air mata menggenang dipelupuk matanya. "Mao..." panggil Lianhua. Mao terkesiap lalu berlari kecil mendekati tandu kakaknya, "Iya kak?" tanyanya manis. Lianhua menjulurkan tangannya dan mengelus pipi adiknya itu sayang, "Kau sedih?" Mao menggeleng lemah dan tersenyum, "Tidak kak. Mao tidak sedih." Lianhua menghela nafas. Dia meraih pita biru yang mengikat rambutnya lalu menariknya lepas. Dia  memberikan pita itu pada Mao, "Simpan ini. Agar kau  tidak melupakanku." Mao hanya menggauk kecil, "Akan kujaga baik-baik." "Kalau begitu, aku pergi dulu Mao."  Lianhua berujar pelan. Dia mengecup dahi adiknya lalu memasukkan kepalanya kembali kedalam tandu. Tandu yang ditempati Lianhua bergerak pelan meninggalkan kediaman Ying.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Jinhu yang terduduk disebelah Lianhua. Lianhua mengangguk lalu menghela nafas, "Saya hanya merasa berat meninggalkan Mao." "Tenang saja. Aku sudah menyuruh dayang terbaikku untuk menjaganya." Jinhu berujar. Lianhua  tersenyum tipis, "Anda orang yang baik." Ujarnya. Jinhu terkekeh, "Benarkah. Kau satu-satunya orang yang pernah berkata seperti itu. Orang lain biasa menyebutku pembunuh, arogan, sombong, dan sebutan buruk lainnya." "Tapi saya yakin, saya bukanlah satu-satunya orang yang merasa begitu." Ujar Lianhua. Jinhu menatap pemuda itu dengan tertegun. Tangannya tanpa sadar menggenggam tangan Lianhua erat, "Terima kasih." Gumannya. Lianhua merasakan pipinya menghangat. Entah kenapa sensasi yang dirasakannya saat tangan mereka bersentuhan terasa berbeda dengan sensasi saat Yoshiro yang menyentuh tangannya. Lianhua menepis tangan Jinhu kasar, dia lalu mengalihkan pandangannya keluar tandu.

Jinhu menaikkan sebelah alisnya tidak senang, "Kau tidak suka kesentuh?" tanyanya sinis. Lianhua tidak menjawab, dia tetap memandang keluar tandu.  Jinhu mengeram marah, dia segera menarik Lianhua kepangkuannya. Lianhua meronta-ronta kesal. Tapi percuma, Jinhu yang memang lebih kuat darinya tidak bergeming sama sekali. Jinhu mengunci tangan Lianhua dibelakang tubuh pemuda itu. "Bagaimana mungkin kau tidak suka aku menyentuhmu, sementara kau membiarkan pria Jepang itu menggandeng tanganmu secara cuma-cuma?"  Lianhua terus meronta, "Itu bukan urusan anda sama sekali!" Dia berteriak kesal. Jinhu tertawa keras, "Kau salah! Itu urusanku. Ketika kau setuju untuk ikut denganku ke Istana, saat itu juga kau menjadi milikku, milik kerajaan ZingYi!" "ARRRRGH! Jangan bodoh! Aku bukan milik siapa pun!" Lianhua berujar murka. Dia masih terus meronta dan meronta. Kesabaran Jinhu menipis. Dia memeluk pinggang Lianhua erat, mencegah pemuda itu meronta lagi, "BERHENTILAH MERONTA SIALAN! AKU HANYA INGIN MEMELUKMU!" Mata Lianhua membulat kaget.       Dia membeku dan berhenti meronta. Dia bisa merasakan nafas Jinhu dilehernya. "Ya... begitu... berhentilah meronta." Jinhu berujar lembut. Dia melingkarkan tangannya dengan lembut kepinggang Lianhua. Lianhua hanya bisa terdiam dengan pipi merona malu, sentuhan Jinhu kali ini terasa berbeda, terasa lebih lembut dan hangat. Lianhua memejamkan matanya, membiarkan kehangatan itu menjalar keseluruh tubuhnya.

____——-THE LOTUS——-____

Hari sudah mulai gelap saat Lianhua dan sang Kaisar sampai di Lotus Palace, Istana kerajaan ZingYi yang terletak ditengah-tengah ibu kota. Lianhua melangkah turun dari tandu. Dia menatap Istana didepannya dengan takjub, istana ini seratus kali lebih besar dari rumanya sendiri. Banyak tanaman hijau yang menghiasi sekelilingnya. Jinhu menarik Lianhua tanpa kata kedalam Istana. "KAISAR!" Seorang wanita cantik berlari mendekati Jinhu dan langsung memeluknya erat. "Xiaoyu..." Jinhu berguman pelan. Dia melingkarkan tangannya kepinggang wanita itu. Lianhua terdiam dan memperhatikan wanita itu dengan seksama. Setaunya Xiaoyu adalah nama permaisuri istana ini. Yang berarti, dia adalah istri kaisar. Lianhua melirik wanita itu diam-diam. Dia sangat cantik dan mempesona. Senyumnya juga sangat manis. Rambut coklatnya disanggul dengan rapi dipadukan dengan beberapa hiasan kepala berwarna emas. Lianhua tersenyum tipis, Dia menyadari, wanita ini adalah wanita tercantik yang pernah ditemuinya.

Jinhu melirik Lianhua yang sedang tersenyum tipis. Dia tahu, pemuda itu sedang terpesona menatap Xiaoyu. Dan entah mengapa dia tidak suka melihatnya. Dia mendorong Xiaoyu lembut agar menjauh darinya. Dia menatap wanita itu lembut, "Xiaoyu, ini Yin Lianhua." Ujarnya memperkenalkan Lianhua pada Xiaoyu. Lianhua membungkukkan tubuhnya hormat, "Senang bertemu dengan anda Permaisuri Xiao."  Xiaoyu tersenyum lebar, dia terlihat tertarik pada Lianhua. Xiaoyu berjalan mendekati Lianhua dan menangkupkan tangannya dipipi pemuda itu, "Kau pemuda tercantik yang penah kulihat. Siapa namamu?" Tanyanya. Pipi Lianhua memerah malu, "Lianhua Yang Mulia." Ujarnya. Xiaoyu memiringkan kepalanya, "Lianhua... Bukankah artinya adalah teratai?" Lianhua mengangguk. "Nama yang cocok untukmu." Jinhu berdehem, "Yin Lianhua, ikuti aku, akan kutunjukkan kamarmu." Lianhua mengangguk lagi, lalu berjalan mengikuti Jinhu. "Sampai nanti Lianhua, " Xiaoyu melambaikan tangannya. Lianhua hanya tersenyum sopan.

Jinhu dan Lianhua berjalan menyusuri koridor menuju kamar Lianhua yang berada disayap kiri Istana. Beberapa pelayan wanita dan seorang kasim berjalan dibelakang mereka sembari membawa barang-barang kebutuhan Lianhua.  Lianhua mengedarkan pandangannya kesekitar, mencoba menghapalkan rute kekamarnya sendiri agar dia tidak tersesat. "Sudah sampai." Jinhu berujar. Lianhua mengangguk lalu melangkah memasuki kamarnya. Kamar ini tidak terlalu berbeda dengan kamarnya yang dulu, bedanya ini dua kali lebih besar. Ada sebuah ranjang ditengah-tengah ruangan, meja bambu dan lemari disebelahnya. Dan beberapa lukisan kuno. Lianhua melirik Jinhu yang menyenderkan tubuhnya kepintu.  "Jadi... kapan saya mulai bekerja?" Tanya Lianhua berusaha mencairkan suasana. Jinhu menatap pemuda itu, "Besok pagi, kasim Gong akan menjemputmu." Jinhu berujar seraya membalikkan tubuhnya meninggalkan Lianhua, "Pastikan kau tidak terlambat dihari pertamamu bekerja." "Tentu saja Kaisar. Selamat malam." Lianhua tersenyum seraya menutup pintu kamarnya. Jinhu dengan segera menahan pintu itu, dia membuka pintu kamar Lianhua dengan paksa, "Tunggu dulu." Lianhua memandang sang kaisar bingung, "Ada lagi yang bisa saya bantu?" Jinhu tidak menjawab. Dia hanya mengecup dahi Lianhua dengan lembut, "Selamat malam." Ujarnya seraya berbalik pergi. Lianhua membeku, "Apa itu tadi?"

Continue Reading

You'll Also Like

766K 49.7K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
357K 19.1K 27
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
1M 103K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...