Chapter 2: 歡迎 (Selamat Datang)

6K 444 19
                                    

Yin Lianhua menatap perkamen didepannya dengan terbengong-bengong. Apa dia salah baca atau semacamnya? Lianhua menggelengkan kepalanya cepat, lalu meraih perkamen itu dan membaca lagi, lagi dan lagi, berharap isinya akan berubah. Tapi nihil! Isinya tidak berubah. Tetap tulisan cina yang ditulis dengan tinta emas dan tertata rapi. Lianhua menghela nafas dan meletakkan perkamen itu kembali ke meja bambu dihadapannya. Perkamen itu berisi permohonan secara langsung dari gurunya agar dia mau pergi ke Istana kaisar. Yin Lianhua telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa selamanya dia tidak akan pernah melawan keinginan gurunya, dan dia selalu menepatinya sampai sekarang. Tapi kali ini... dia tidak yakin dia bisa menuruti permintaan gurunya atau tidak. Pemuda itu bangkit dari duduknya dan menggeser pintu putih bermotif bambu yang menjadi pintu kamarnya dengan kasar. Dia melangkah menyusuri koridor yang hanya diterangi beberapa obor. Dia ingin menenangkan dirinya dulu.

"Kau mau kemana?" Sebuah suara tiba-tiba menggetkan Lianhua. Pemuda itu menoleh cepat kearah asal suara. Yoshiro, pemuda Jepang yang ditemuinya di acara pesta kemarin berdiri dibelakang Lianhua dengan senyuman lebar. Lianhua membalas senyuman pemuda itu, "Saya hanya ingin pergi berjalan-jalan disekitar sini." Ujar Lianhua. Yoshiro mengangguk mengerti lalu berjalan mendekati Lianhua dan dengan cepat menggandeng tangan pemuda itu. Lianhua menaikkan sebelah alisnya, "Maaf, kenapa anda menggandeng tangan saya?" Tanyanya bingung. Yoshiro menyeringai lebar, "Hehehe... Tidak apa-apa sih. Aku hanya ingin menggengam tanganmu. Boleh kan?" Lianhua mengendikkan bahunya tidak peduli. Dia tidak merasa dirugikan hanya karena Yoshiro menggenggam tangannya. Jadi dia memutuskan terus berjalan  dan membiarkan Yoshiro menggandeng tangannya.

Yoshiro bersorak senang dalam hati. Akhirnya dia bisa menggenggam tangan pemuda yang telah menjadi incarannya sejak semalam. Yin Lianhua memang pemuda luar biasa. Dia memiliki kecantikan dan keangguanan sekaligus aura yang kuat. Wajahnya yang cantik sekaligus tampan, bulu matanya yang panjang, warna matanya yang  indah, dan bibirnya yang semerah delima langsung bisa menarik Yoshiro dalam beberapa detik saja. Memang lelaki 'cantik' seperti Lianhua dapat dengan mudah ditemukan dinegara Yoshiro,  Jepang. Disana pemuda cantik disebut Bishounen dan beberapa dari mereka bisa ditemui ditempat pelacuran. Tapi Lianhua berbeda. Dia lebih unik dan menarik. Dan tentu saja dia bukan pemuda murahan seperti para pelacur itu.

"Tuan Yoshiro?" Lianhua berguman. Dia mulai tidak nyaman dengan kegiatan bergandengan tangan  ini. Yoshiro terkesiap lalu dengan cepat melepaskan genggaman tangannya dengan wajah memerah malu. Liamhua hanya tersenyum tipis. "Jadi... Apa kau biasa pergi kesini?" Tanya Yoshiro berusaha mencairkan suasana. Dia menatap kesekeliling. Hamparan rumput hijau dan bunga peony berbagai warna yang memenuhi tanaman . "Ya. Terima kasih sudah mau menemaniku kesini." Ujar Lianhua seraya memetik salah satu bunga dan menyelipkannya ditelinganya sendiri. Yoshiro memandangi pemuda itu dengan senyuman lebar mengembang dibibirnya.

"Ehm..." Suara deheman keras mengagetkan mereka berdua. Sang kaisar berdiri dengan arogannya didepan mereka. Hanfu emas bercorak naga hijaunya menyapu rerumputan ketika dia berjalan mendekati Lianhua dan Yoshiro. Yoshiro segera membungkuk dengan hormat. Sedangkan Lianhua masih tetap berdiri diposisinya semula. Dia mendongkrak menatap kaisar yang lebih tinggi darinya. Dia lupa, sang kaisar menginap disini sebelum kembali ke Istana keesokan harinya. "Malam yang dingin. Bukankah begitu Yoshiro?" Sang Kaisar berujar dengan arogan. Yoshiro mengangguk cepat, "Benar sekali Yang Mulia." Sang kaisar tersenyum sinis, "Bisakah kau meninggalkan aku dan Lianhua berdua saja?" Yoshiro melirik Lianhua. Lianhua  mengangguk. Yoshiro menghela nafas lalu berjalan meninggalkan Kaisar Jinhu dan Lianhua.

Jinhu menatap Lianhua. Senyuman tipis terbentuk dibibirnya. "Kau terlihat sangat akrab dengan pemuda itu." Lianhua memiringkan kepalanya bingung, "Maksud anda Tuan Yoshiro? Kami tidak sedekat itu." Ujar Lianhu. Jinhu berjalan mendekati pemuda itu dan menariknya agar duduk disebuah bangku kayu ditengah taman bunga peony itu. "Aneh sekali, kalian tidak begitu dekat tapi kau sudah membiarkannya menggandeng tanganmu." Jinhu berujar sinis. Lianhua terkekeh, "Anda berkata-kata seolah anda sedang cemburu pada Tuan Yoshiro." Mata Jinhu memicing. Dia menatap Lianhua dengan  tajam. Lianhua segera menundukkan kepalanya, "Maaf..." gumannya. Jinhu tidak menjawab. Dia hanya meraih bunga peony ditelinga Lianhua dan membetulkan letaknya.

THE LOTUS (boyxboy)Where stories live. Discover now