Diamku Di Atas Dustamu

By ryanimuhammad

215K 28.7K 2K

cerita ini hanya ada di KBMapp dan Wattpad pura-pura tidak tahu dan dituntut diam, Ria melakukannya. ini buka... More

Prolog
-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
-10-
11
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-20-
-21-
Debaran rasa 1
Debaran rasa -2
Debaran rasa-3
Debaran rasa-4
Debaran rasa -5
Debaran rasa 6
Debaran rasa 7
Debaran rasa 8
Debaran rasa 9
Debaran rasa 10
Debaran rasa 11
Debaran rasa 12
Debaran rasa 13
Debaran rasa 14
Debaran rasa 15
Debaran rasa 16
Cakra - 2
Cakra - 3
Cakra - 4
Cakra- 5
Cakra - 6
Cakra - 7
Cakra - 8
Cakra - 9
Cakra - 10
Cakra 11
Cakra 12
Cakra 13
Cakra 14

Cakra -1

3.5K 379 37
By ryanimuhammad

Dear...
Ini cerita tentang Cakra, tentang hidup dan perjuangannya.

Selamat membaca
😁

Cakra baru selesai makan siang dengan Marvel dia tidak kembali ke hotel karena sudah berjanji dengan beberapa temannya. Waktu dua jam sebelum meeting lanjutan digunakannya dengan baik dan mengatakan pada Marvel akan datang ke tempat meeting tepat waktu.

Bukan tidak pernah membayangkan apalagi dia bergelut di bisnis yang mengharuskan dirinya suatu saat nanti akan bolak-balik pergi ke luar negeri, Cakra akan menikmatinya karena tidak begitu sulit.

Grind Soho sebuah kedai kopi yang terletak di jantung kota menjadi tempat pertemuan Cakra dengan teman-temannya, salah satu cafe yang menyediakan kopi terenak dan tempat ternyaman untuk beristirahat bagi warga di sana atau wisatawan yang berkunjung ke kota itu.

Dengan Sam ia pernah sekali datang ke cafe ini tapi kakaknya tidak sempat menikmati hidangan karena waktu, pancake dan bubur di cafe ini cukup enak dibandingkan beberapa cafe yang ada di pinggiran kota lainnya. Suatu hari nanti jika berkenan dia akan mengajak Sam dan Nuha ke cafe ini.

Jam 02.00 siang waktu setempat lima pemuda yang berjanji bertemu di Grind Soho sedang menikmati kopi dengan aroma khas, sejak pulang ke tanah air ini pertama kalinya Cakra bertemu dengan teman-temannya mereka tidak datang semua ada yang sibuk dengan pekerjaannya dan keluarga ada juga yang kembali ke tanah air.

"Tinggal kita berlima." Hardi menatap ke-empat temannya. "Diantara kita nanti siapa yang akan duluan menikah?"

"Sudah pasti aku kandidat terakhir." Cakra terkekeh.

"Belum ada yang nyangkut atau gimana?" tanya Agung, pemilik rambut kribo sepanjang masa. "Atau kamu yang nggak mau nyangkut?"

Cakra tertawa lagi. "Lagi bahas jemuran?"

Lalu mereka tertawa bersama, tepatnya menertawakan diri sendiri yang sampai saat ini masih jomblo.

"Kakakmu sudah menikah kan?" Freddy, salah satu teman Cakra yang pernah mengobrol dengan Sam.

"Sudah, sekarang sedang menunggu istrinya melahirkan."

"Mas Sam mau jadi ayah, kira-kira berapa lama lagi kita akan mengucapkan selamat pada orang yang berbahagia?" Hanung yang sekarang merintis karir di model ikut meratapi kesendiriannya. "Aku takut gairahku melenceng."

Cakra menepuk bahu rekannya, kali ini tertawa cukup keras bersama yang lain.

"Entah apa yang dilihat wanita dari kita, atau sebenarnya mereka tidak lagi tertarik pada kaum kita?"

Bahasan konyol jika sudah berkumpul, saking lamanya menjomblo pikiran mulai aneh-aneh.

Saat pintu kaca dibuka tak sengaja Cakra melihat seorang wanita masuk dengan seorang pria, ia tampak tertegun.

Mba Jinan?

Tapi wanita itu tidak melihatnya dan melewati meja Cakra. Mungkin suaminya, batin Cakra.

Sejak bercerai dengan kakaknya Jinan tidak pernah lagi berkunjung, walaupun berpisah secara baik-baik nyatanya silaturahmi mereka benar-benar putus.

"Kamu mengenalnya?"

"Mungkin." Cakra tidak ingin memberitahu siapa wanita yang baru saja melewati mereka.

Itu masa lalu sang kakak dan sekarang Sam sudah bahagia dengan Nuha.

******

Usai pertemuan kelima pria itu bubar mereka akan melanjutkan obrolan di grup, sebelum keluar Cakra pergi ke toilet yang ada di lantai tiga sambil bertemu salah satu pelayan yang dikenalnya.

"Harusnya kamu melakukan kencan buta ini dengan seorang gadis."

Langkah Cakra terhenti saat mendengar suara Jinan.

"Sedang aku janda."

Cakra terpaksa memilih tempat duduk tepat sebelum meja Jinan dengan pria yang tadinya disangka suami.

"Kamu tidak akan mendengar kenyataan ini dari orang tuaku, tapi aku perlu memberitahu bahwa pernikahanku dulu tidak baik-baik saja hingga kami bercerai. Alasannya adalah, aku tidak bisa menerima orang tuanya. Jadi bagaimana, kamu siap mengasingkan orang tuamu setelah menikah denganku?"

Cakra tidak terkejut dengan fakta yang dibeberkan oleh mantan kakak iparnya tapi dia kaget Jinan menggunakan alasan itu untuk menolak pria tersebut.

"Aku tidak memiliki standar tinggi untuk seorang pria, cukup jangan melibatkan siapapun dalam rumah tangga."

"Maaf aku tidak bisa." suara pria itu terdengar emosi. "Bagiku menikah adalah menyatukan dua kepribadian yang berbeda dan pernikahan harus melibatkan dua keluarga tanpa pandang bulu."

"Kalau begitu berhenti, bukan aku wanita yang kamu cari."

Cakra masih di tempat ketika mendengar suara gesekan bangku di lantai hingga derap langkah si pria melewati posisinya.

Seperti sadar Cakra bertanya pada diri sendiri alasan keberadaannya di sini, tadinya dia mau ke toilet dan bertemu seseorang yang dikenalinya tapi kenapa malah menjadi seperti seorang penguntit?

Ia tidak ingin Jinan menyadari apalagi curiga akan keberadaannya jadi Cakra membatalkan rencananya ke toilet dan bergegas turun lalu keluar dari kafe tersebut.

Dalam perjalanan pulang ke hotel Cakra meyakinkan dirinya bahwa dia tidak penasaran pada mantan kakak iparnya, hanya saja kebetulan tidak sengaja bertemu dan tapi yang dibahas berkaitan dengan rumah tangga wanita itu dulu dengan kakaknya.

******

Lalu kebetulan apa lagi ini?

"Maaf." Cakra terpaksa menyapa saat tak sengaja malam itu bertemu lagi dengan Jinan.

Bisakah dikatakan kebetulan? Mereka tinggal di hotel yang sama di kamar yang berdampingan.

"Kamu?" Jinan tampak terkejut saat menyadari keberadaan mantan adik iparnya lalu ia melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan orang lain. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Cakra tersenyum sepertinya memang kebetulan, ia melihat raut kaget Jinan.

"Ini kamarku dan aku sedang melakukan perjalanan bisnis."

"Ouh."

Itu saja tidak ada kalimat lain sekadar memberitahu bahwa wanita itu juga menginap di hotel tersebut.

"Mba dalam rangka bisnis juga?"

"Bukan." wanita itu menjawab tanpa melihat Cakra, ia sedang membuka pintu kamar dan langsung masuk tanpa bicara lagi.

Sikap itu menghadirkan satu kata dari Cakra. "Wow!"

Masih seperti dulu dingin dan sedikit bicara. Oke, setidaknya Cakra sudah bersikap ramah untuk seseorang yang sudah menjadi masa lalu kakaknya.

Tidak apa-apa aku tidak diberitahu, aku juga tidak minta dibawakan buah tangan tapi pulanglah dengan selamat.

Cakra tersenyum membaca pesan dari Zuby yang tak lain adalah sepupu Nuha. Dari Nuha ia tahu kalau gadis itu menyukainya dan dia juga tertarik pada Zuby, tapi hanya sekedar tertarik karena tidak ada keinginannya untuk menjalin hubungan.

Terimakasih. balas Cakra dengan emot senyum.

Kenapa tidak memberitahu gadis itu bahwa dia sedang melakukan perjalanan bisnis karena memang tidak ada hubungan apa-apa diantara keduanya.

******

Cakra hanya membawa oleh-oleh dari perjalanan bisnis pertamanya ini untuk kedua orang tuanya, kakaknya dan kakak ipar.

"Banyak sekali, kamu menghabiskan semua gajimu?" Ria membuka koper yang sama berisi oleh-oleh dari anak bungsunya.

"Tidak seberapa, perjalanan bisnis ini cukup seru. Aku diberikan waktu tiga hari untuk healing."

"Benarkah?" Ria ikut bahagia mendengarnya. "Sampai lupa, kita ada tamu."

Lalu Cakra melihat tamu yang dimaksud oleh mama keluar dari ruang makan. "Makan siang sudah siap."

"Zuby?" Cakra tersenyum melihat gadis itu.

Zuby mengangguk. "Maaf datang tidak memberitahumu."

"Jangan sungkan, lagian di sini ada mba Nuha." Cakra terkekeh.

"Dulu Nuha, sekarang ada Zuby. Mama senang sekali."

Cakra tidak menangkap maksud apa-apa dari kalimat mama tapi dia pernah melihat raut bahagia itu ketika pertama kali mamanya bertemu Nuha.

"Terimakasih Tante."

Iya, Zuby juga sama baiknya dengan Nuha gadis itu juga ceria tapi masih malu-malu karena ini pertama kalinya dia datang secara resmi.

"Apa yang kamu masak, rasanya aku tidak sabar ingin mencicipi masakanmu."

Wajah Zuby bersemu, dia pernah mendengar perkataan orang tua bahwa laki-laki bisa jatuh cinta ketika mereka mencicipi masakan seorang wanita.

Karyakarsa 💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 93.1K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
162K 18.2K 43
Ada banyak Rahasia yang disimpan oleh seorang Lima Ayudia. Rahasia yang membuat dirinya menjadi wanita yang paling dibenci. Bertahan sampai akhir ada...
13.6K 854 22
"Taeyeong ~ah, appa ingin menjodohkan mu dengan putra tuan jung, kau mau ya?" ucap tuan lee membujuk sang putra pertamanya. "shirro appa, biarkan aku...
8.6K 494 180
Sinopsis Ada Di Dalam (^_^) Happy Reading~~~~