Journey of Terror -||√ #NUPA

By Yatihasyim

1.6K 802 2K

5 tahun bukanlah waktu yg sebentar buat Deska melupakan semua kejadian dimasa lampau di usianya yg msih terbi... More

Prakata ~ Journey of Terror
Prolog ~ Journey of Terror
Part 2 - Principal ~ Journey of terror
Part 3 - Naluriah ~ Journey of Terror
Part 4 - What's is Happened ~ Journey of Terror
Part 5 - Sad or Bad? ~ Journey of Terror
Part 6 - Disturbed ~ Journey of Terror
Part 7 - Disproof ~ Journey of Terror
Part 8 - Fighting ~ Journey of Terror
Part 9 - Rumah sakit ~ Journey of Terror
Part 10 - Pulang dari rumah sakit ~ Journey of Terror
Part 11 - Sleepwalking ~ Journey of Terror
Part 12 - Don't be curious ~ Journey of terror
Part 13 - Lintasan suara ~ Journey of terror
Part 14 - Kegaduhan ~ Journey of terror
Part 15 - Improve ~ Journey of terror
Part 16 - Musuh yang tak diundang ~ Journey of terror
Part 17 - Meminta Kepercayaan ~ Journey Of Terror
Part 18 - Stalker ~ Journey of terror
Part 19 - Kalut ~ Journey of terror
Part 20 - Sam Empaty? ~ Journey of terror
Part 21 - Menakjubkan ~ Journey of terror

Part 1 - Terlambat ~ Journey of Terror

101 53 104
By Yatihasyim

Terkadang apa yang di dengar dan apa yang di lihat seseorang adalah dua kemungkinan nyata yang berbeda kepercayaan, dan saat itu hanya ada 1 jawaban, yaitu beropini dan berperspektif, itu hanyalah pendapat, dan bukanlah suatu kebenaran yang mungkin terjadi

~Zukhruffa Dayrana Qudhwa~

Disebuah bangunan apartemen yang begitu megah. Tepatnya, terletak di pertengahan kota yang dikelilingi oleh sederet bangunan lain yang menjulang tinggi menjalar hingga disudut perbatasan jalan,

Pada salah satu rumah dalam apartemen tersebut, terlihat seorang anak laki-laki mengenakan baju putih abu-abu, namun baju putihnya di lapisi dengan jaket jeans Levis denim sandwash dengan warna biru-putih, yang berkulit tebal, nampak sedang berlarian menuruni anak tangga dengan langkah cepat. Saat itu lift yang tersedia masih dalam keadaan perbaikan, lantas laki-laki itu harus melewati anak tangga sebanyak 4 lantai.

_oo0oo_


Tiba disebuah sekolah yang bertuliskan SMA KANISIUS, sekolah yang merupakan 2 dari sekolah elit terbaik, famous akan ketenarannya. Laki-laki itu sudah berada di depan gerbang sekolah tersebut, namun sayangnya dia sudah terkunci,

"Sial"

Laki-laki yang baru saja mengumpat itu bernama Adnan Deska Baihaqhi, orang lain biasa memanggilnya, "Deska"

Dia merupakan anak satu-satunya dari dua insan yang di pertemukan oleh pekerjaan. Rumah sakit, disanalah tempat pertama yang menjadi awal pertemuan kedua orang tuanya. Hal yang sangat lazim, karena salah satu dari mereka berprofesi sebagai seorang dokter, dan yang satunya lagi adalah seorang abdi negara, orang lain menyebutnya sebagai komandan yang sangat berkompeten.

Hal itu sedikit membuatnya sulit untuk memahami hanya dengan berbekal kepercayaan dari salah seorang teman mereka di masa lampau yang mendatangi kehidupannya.

Bagaimana bisa mereka saling mencintai? Sedangkan mereka saja sangat jarang untuk bertemu. Jelas, karena pekerjaan yang dimiliki masing-masing oleh mereka berbeda, dan saling menyibukkan. Tapi bagaimana bisa mereka memulai jatuh cinta?

Bukan hanya itu, hal yang paling Deska tidak bisa percayai adalah, pertemuan mereka saat pertama kali, ya! Hutan. Tempat itulah yang sudah menjadikan kedua orang tuanya saling di pertemukan, layaknya pertemuan sakral seperti kebetulan.

Mirisnya, lelaki itu bahkan tidak tahu-menahu, kabar yang mengatakan bahwa mereka telah tiada, omong kosong! Deska sangat tidak mempercayai itu. Hal yang paling ia yakini itu semua adalah cerita bohong! Sampai kapan pun ia tidak akan pernah bisa mempercayai hal itu.

Sekarang ini kehidupan Deska ditangguhkan oleh seseorang yang mengaku sebagai teman baik ayahnya dulu.

Deska duduk bersandar pada gerbang, menunggu siapapun yang mau membukakan gerbang untuknya. Ia tak peduli seragamnya kotor. Yang jelas saat ini ia seperti tidak punya tenaga dan benar-benar capek setelah berlari beberapa kilo untuk sampai kesini.

Dulu, saat Deska masih menduduki bangku SMP. Bukan, lebih tepatnya saat itu ia masih di bangku SD. Muncul seseorang yang memasuki kehidupannya, dia merupakan satu dari antara teman lama dari kedua orang tuanya, namanya adalah "Ghear. Ghearga Alaskan Tamzart". Pria itu mengaku sebagai sohib ayahnya dulu, dan akan mempertanggung jawabkan kehidupan Deska, jadi Deska memanggil pria itu, dengan sebutan paman. Kehidupannya akan di mulai setelah itu.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba seorang satpam menghampiri gerbang dan menyentuh pundak Deska dari belakang melalui celah di balik gerbang yang masih tertutup rapat, lantas hal itu membuat Deska terbangun yang semula dalam posisinya itu.

"Bocah, sedang apa kamu di luar sana?"

"Pak, tolong buka pintu gerbangnya" seru Deska kepada satpam itu.

"Loh, nak Deska? Kamu kenapa bisa terlambat lagi?

Deska tidak menjawab, ia hanya memasang raut wajah menyesal.

"Kalau saya ketahuan kepala sekolah bukain gerbang seperti pada hari sebelumnya, berabe saya" lontar satpam itu lagi yang kemudian merasa agak bimbang untuk berniat sekali lagi membantu Deska saat ini, tapi ia juga harus menjalankan tugasnya

"Tolong pak, saya jamin hari ini tidak akan ketahuan, kasi saya masuk, tolong" pinta Deska memohon agar satpam itu mau mengerti tentang keadaannya. Ia tidak ingin namanya sampai di black list, mengingat ketidakpatuhannya yang kesekian kalinya ini terhadap aturan sekolah. Dengan kata lain, Deska sudah melakukan pelanggaran yang sebenarnya itu bukan harapan yang ia terima, dan itu juga bukanlah keinginan yang dia lakukan, misalnya seperti keterlambatannya yang saat ini. Ada beberapa alasan yang menjadikan dirinya terlambat.

Melihat mimik wajah Deska, satpam itu terluluh dan merasa kasihan kepadanya, lalu dengan sedikit awas, satpam itu menengok kesisi lapangan yang menjadi tujuan arah pandangnya, Deska juga sempat mengikuti arah pandang satpam itu, ia mengerti, kantor kepala sekolah, memang berada lurus di ujung lapangan itu. Dengan insting yang sedikit yakin, satpam itu menggangguk menyetujuinya. Ini semua akan baik-baik saja.

"Ya..yasudah, cepet cepet...."

Satpam itu segera membuka kunci gemboknya, kemudian menarik gerbangnya pelan setelah kemudian bergegas menyuruh Deska untuk masuk.

"Terimakasih banyak pak"

"Iya, tapi jangan terlambat lagi ya. Karena saya tidak menjamin akan lakukan seperti ini lagi, lama-lama saya ketahuan lagi, kalau benaran itu terjadi akan sangat gawat" peringatnya kepada Deska.

"Siap. Sampai jumpa pak"

Deska berlari sampai di area koridor, saat di area itu, langkahnya perlahan di pelankan, sampai menuju lantai atas yang menjadi tempat arah tujuannya. Ia berjalan menyusuri koridor lagi, meski saat itu suasana di luar koridor telah sepi, karena para murid sudah memulai pelajaran mereka masing-masing disetiap kelas yang diberikan oleh sang guru.

Tahu, bahwa dirinya sudah tertinggal 1 mata pelajaran, tak membuat langkahnya untuk dipercepat supaya sampai ke kelasnya. Mengapa juga ia harus mempercepat langkahnya? Toh, dirinya juga sudah tertinggal, kan.

Deska tak ingin lagi memikirkan itu, hal yang sudah berlalu, biarlah,, bahkan jam kedua sudah hampir di mulai.

Kini Deska sudah sampai pada lantai ke-3, area yang menjadi letak keberadaan kelasnya. Yaitu, X1 IPA2.

Terlihat dari jauh, terdapat dua gadis yang berjalan beriringan dengan membawa tumpukan buku, berpapasan dengan Deska yang akan berjalan menuju kelasnya, langkah mereka bertemu....

Kedua gadis itu menatap Deska dengan pandangan intens,, Deska tidak membalas pandangan mereka. Tentu, lelaki itu hanya menatap jalan di depannya....

Sesaat setelah Deska melewati kedua gadis itu, langkah keduanya mendadak berhenti, dengan kedua mata mereka yang terus memandanginya mengikuti punggung Deska hingga menghilang dari balik pintu, lelaki itu sudah memasuki kelasnya. Tapi salah satunya masih memperhatikan cukup lama, entah apa yang membuatnya penasaran,, seperti melihat ada makhluk lain yang mengikuti lelaki itu di belakangnya, tapi siapa....

Meski sempat membuatnya sedikit bergidik, tapi pertanyaan itu, masih terus berkelebat di seputar otaknya. Ah, mengapa ia harus peduli dengan itu, sehingga membuatnya cukup dalam untuk di penasarankan?

Bersamaan dengan itu, teman di sebelahnya yang juga sudah tersadar beberapa detik lebih cepat setelahnya telah menyadari atas ketertarikan temannya tersebut. Gadis itu terus memperhatikan teman di sebelahnya yang masih memperhatikan seseorang yang sudah menghilang dari pandangan.

"Rana" panggilan itu membuat si gadis yang bernama Dayrana tersebut segera tersadar dan menoleh.

"Eh, iya? Kenapa?" Rana jelas tergegau saat merespon panggilan dari temannya itu

"Lo yang kenapa"

Gadis yang bernama Lia itu malah membalas Rana dengan respon mempertegasnya membuat gadis yang bernama Rana harus berkerut ingin memahami,

"Ngapain ngeliatin dia terus? Terpesona?" gasnya lagi.

Yang di ajak bicara hanya tergeleng kecil,

"Udahlah,, gue tahu kok" yakinnya dengan kepercayaan diri tanpa tahu situasi yang sesungguhnya. Tapi Rana lebih penasaran dengan latar belakang pemuda tadi.

"Cowok tadi namanya siapa?" Rana bertanya asal tanpa memperdulikan kesalahpahaman temannya ini. Tapi mendengar itu, Lia tentu menyengir kagum, mengira dugaannya benar dan memang benar begitu.

Tapi sebagai teman yang baik, Lia tentu memberi penjelasan sedikit.

Sambil mengarah pada jejak Deska yang tadi sudah menghilang dibalik pintu kelas Lia berkata, "Dia salah satunya. deretan paling populer di kalangan 11, 12. Cowok yang sebelumnya pernah gue ceritain ke Elo. Namanya Deska. Dari XI IPA 2. Pemain basket berbakat, juga waketos yang berkompeten. Selain itu,, ah lupakan. Semua orang juga tahu tentangnya. Ya meskipun begitu, dia agak.. sedikit punya temperamen buruk. ck,, ck,, ck" terangnya sambil sesekali mengarah pada jejak Deska dan kembali lagi menatap Rana. Penyampaiannya yang panjang memberi kesan seperti memperkenalkan lagi?

Lia kembali beralih pada Rana lagi.

"Gue gak peduli apa yang membuat Lo penasaran. Tapi yang jelas, dia paling terbaik dari yang terbaik"

Rana mengangkat sebelah alisnya dengan mata terpicing.

"Tidak heran ya. Kebanyakan orang selalu memandang dari tampangnya doang. Apa menurut Lo, murid yang tidak disiplin seperti dia, adalah yang terbaik? Jangan bercanda"

Rana melanjutkan langkahnya mendahului Lia.

"Bukan seperti yang Lo pikirkan Rann!" Lia yang sedikit tidak terima oleh pemikiran Rana itu jadi membuatnya tak sengaja mengeraskan suaranya, hampir terdengar di sudut kelasnya. Lia segera menyusul Rana dibelakangnya. "Semua orang yang baru mengenalnya juga selalu berpikir begitu. Lo jangan memandang dari keburukan dia saja"

"Apasih gue gak ngerti maksud Lo" Rana seperti tidak ingin peduli lagi penuturan Lia karena menurutnya, hal yang sudah dia lihat tidaklah sesuai dengan yang di bayangkannya seperti yang barusaja Lia tuturkan padanya. Rana berpikir Lia sedikit mengunggulkan seorang pemuda yang bernama Deska itu.

"Jelas-jelas Lo tadi mempenasarankannya"

"Gue penasaran tapi bukan berarti gue kagum seperti orang lain. Lo juga tahu istilah itu"

"Lalu sebenernya apa yang membuat Lo penasaran? Lo tidak berpikir menyukainya kan?"

Rana tidak menjawab, tapi langkahnya terus berjalan. Lia berusaha menyamai langkah Rana sambil terus memberi komentar. Rana tidak peduli. Dia pada awalnya memang tidak berniat memberitahu apa yang sebenarnya dirinya lihat. Teman satunya ini tidak akan pernah bisa percaya, seperti yang sudah pernah dialami pada kejadian-kejadian sebelumnya.

Tiba ditujuan mereka, Rana berhenti sejenak,

"Terserah apa kata Lo aja deh" setelah berkata demikian, Rana langsung membuka pintu ruang guru mendahului Lia masuk

"Yaelah. Tuh anak emang,, huh"

Lia tidak mengerti jalan pemikiran temannya itu, atau mungkin saja dirinyalah yang tidak memahami apa yang Rana pikirkan. Daripada tenggelam dalam pikiran Lia berpikir untuk emnyudahinya. Segera setelah itu ia menyusul Rana masuk keruang guru juga.





~To Be Continued~


Hai readers, terimakasih sudah mampir di cerita ini, dukung terus author dengan vote dan komen kalian ya,

Tunggu bagian cerita yang menarik selanjutnya, see you in the next part

Love you❤️

Continue Reading

You'll Also Like

18.6K 12.1K 74
Naura Dirandra (Kim Dayeon) merupakan seorang murid kelas 12 IPA 2 di SMA 15 Jakarta, dikenal sebagai murid yang jenius terlebih lagi kedua orangtuan...
22.8K 2.3K 29
Semalam yang membekas di ingatan😋 #POOHPAVEL ONLY OKE💋
8.3K 6.2K 27
Terimakasih telah datang menjadi bagian dari perjalanan ku Terimakasih untuk semua harapan dan goresan luka yang kau berikan Yuk langsung baca aja🤗 ...
4K 2.2K 27
"Lihat saja, aku pasti bakal rebut peringkat ku kembali! Dan, ingat! Aku itu bukan pacarmu!" _Fayra licia to Firo amamiya_ "Hah! Kenapa mereka sampa...