AV

By wpstarla45

2.1M 202K 19K

Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang... More

AV. 1
AV. 2
AV. 3
AV. 4
AV. 5
AV. 6
AV. 7
AV. 8
AV. 10
AV. 11
AV. 12
AV. 13
AV. 14
AV. 15
AV. 16
AV. 17
AV. 18
AV. 19
AV. 20
AV. 21
AV. 22
AV. 23
AV. 24
AV. 25
AV. 26
AV. 27
AV. 28
AV. 29
AV. 30
AV. 31
AV. 32
AV. 33

AV. 9

65.2K 6.3K 221
By wpstarla45

Tandain kalo ada typo we

📍

"Jangan sentuh adek gue."

Kacau!

Warung belakang kini benar-benar berantakan, pertarungan hebat di lakukan dua orang penting dalam Geng Darkez.

Di mana ada Galang sang ketua pasti ada si cerdik Kennard. Kedua nya sempurna dalam satu wadah.

Namun kali ini kedua pria gagah itu saling baku hantam.

Visya menghabiskan es susu nya dengan sekali tenggak. Ia menghela nafas melihat pemandangan di depan nya.

Visya benar-benar tidak perduli dengan Galang. Jika kalian menebak ia dendam, ya benar. Kata-kata tak pantas yang dulu Galang lontarkan benar-benar membekas di hati Visya, jujur saja itu sakit.

Ken bukan kah pantas marah jika adik yang selama ini ia jaga di perlakukan seperti gadis hina?

Sedari dulu Ken bukan hanya menjadi Kakak bagi Visya, namun sosok teman yang selalu menjadi pendengar keluh kesah Visya saat masa-masa itu. Ken saat itu marah mendengar cerita adik kesayangannya, ia memaksa Visya untuk memberi tahu siapa nama laki-laki brengsek itu. Namun Visya tak memberi tahu nya.

Bugh!

Visya tersadar dari lamunannya, tidak ada anak Darkez yang berani memisahkan kedua monster itu. Jio dan Gevan seketika berlari ke arah Visya.

"S-sya, gue mohon hetiin mereka."ujar Jio penuh harap.

"Gue tau Galang salah. Dia pantes buat nerima kemarahan dari seorang Kakak, tapi walau bagaimana pun mereka sahabat."imbuh Gevan mencoba tenang, ia memegang bahu Visya. "Plis Sya, pisahin dua monster itu ..."lanjut nya lirih.

Visya menghela nafas. Ia bangkit dan berjalan ke arah dua orang yang asik berkelahi.

Ia menggengam lembut lengan Ken. "Kakak, udah."

Bahu tegang Ken seketika melemas, ia menatap manik bening adik nya. "Sya ..."lirih Ken, ia tak tahan jika mengingat masalalu adik nya.

Visya tersenyum, "Visya ga papa,"ucap nya dengan kekehan kecil. Ia sekarang menoleh ke arah Galang yang tengah menatap nya dengan sedih, Visya tahu jika laki-laki itu menyesal.

Galang tak perduli dengan luka di wajah nya, ia berjalan menuju gadis cantik yang dulu ia sia-sia kan.

"Sya ... Maaf,"lirih Galang menunduk penuh penyesalan.

"Gue paham,"Visya mencoba tenang walau dalam hati ia mengumpati sikap bodoh nya dulu.

Galang yang hampir meraih tangan Visya dengan cepat di tepis oleh Ken. Pemuda itu menatap Galang tajam.

Tak memperdulikan tatapan maut yang Ken layangkan, Galang kembali berujar. "Tolong kasih gue satu kesempatan unt--"

Visya memotong ucapan Galang dengan Gelengan. Gadis mungil itu lantas menarik pelan lengan Ken untuk pergi dari sana.

"Ayo Kak."ajak Visya

"Sya ..."

"Visya!"

"VISYA!"

"ARGHHH!"Galang berteriak frustasi, ia menendang apa saja yang ada di sana. Bahkan Jio dan Gevan kini sudah menjauh karena takut kena imbas nya.

Visya membawa Ken ke rooftop, gadis mungil itu kini tengah fokus mengobati luka Ken. Remaja tampan itu hanya diam.

"Selesai."gumam Visya. Ia membereskan kotak obat, setelah itu duduk di samping Ken.

Kedua nya sama-sama terdiam sesaat, hening. Visya memejamkan mata nya menikmati angin yang berhembus. Ken menoleh menatap wajah tenang adik nya.

"Visya juga salah,"ujar Visya tanpa membuka mata nya. Ken menghela nafas, ia lantas meraih pundak Visya membawa nya ke dalam dekapan.

"Cowo mana yang ga risih di kejar-kejar cewe yang ngaku suka sama dia, mungkin semua cowo yang ada di posisi Galang waktu itu bakal ngelakuin cara yang sama ..."

Ken menggeleng, "Dengan cara bilang kalo kamu itu jalang? Itu ga wajar Visya, cara dia bener-bener brengsek!"jelas Ken kembali menahan emosi namun raut wajah nya tetap datar.

Visya sontak membuka mata, ia mendongak menatap rahang Ken yang mengeras. "Kakak ..."ia mengusap lembut pipi Kakak nya.

"Makasih udah selalu ada buat Visya,"ujar Visya seraya memeluk Ken erat.

Ken menarik ujung bibir nya ke atas, ia mengusap rambut halus adik nya sayang.

"Dulu itu emm... Ya maklum lah ya, namanya juga masih smp, mungkin bener kata Papa kalo Visya itu cuma cinta monyet."jelas Visya yang tak mau terlihat bodoh di mata Kakak nya.

Sontak perkataan Andrew beberapa tahun yang lalu terlintas di otak Visya.

"Kamu itu cuma cinta monyet Visya, dan kamu ibarat monyet yang selalu ngejar-ngejar orang yang dia incar,"

Visya meringis mengingat nya, setelah Papa nya mengatakan itu, Visya langsung marah pada Andrew, ia tidak terima di samakan dengan monyet, jadilah tiga hari lama nya mereka tidak bertegur sapa alias diam-diaman.

Ken terkekeh kecil, ia menepuk-nepuk punggung Visya pelan. "Ya, Papa benar."

📍

Tak terasa waktu begitu cepat, matahari kini sudah berganti dengan bulan.

Di sebuah mansion megah terdapat pemuda yang memiliki sepasang mata tajam tengah berjalan santai keluar dari lift. Ia menunduk menatap jam di pergelangan tangan nya yang menunjukan pukul tengah malam.

Tatapan datar sedingin es itu mengintai setiap sudut mansion. Satu alis nya terangkat, ia berjalan ke arah ruang tv.

Di sana ternyata ada sang Mommy yang tengah tertidur pulas dengan tv menyala.

Asgara berdecak. "Pasti karena pria jelek itu."

Dia berjalan ke arah Mommy nya, Aya benar-benar tertidur pulas di atas sofa. Asgara kini duduk di bawah seraya mengusap surai halus Aya.

Jika sudah begini Asgara tak akan tega keluar meninggalkan Mommy nya sendiri, ya walaupun ada beberapa maid dan bodyguard.

Tak berselang lama pintu mansion terbuka, terlihat pria paruh baya yang masih nampak gagah masuk dengan jas di tangan kanan nya.

Asgara segera berdiri, ia memasukan kedua tangan nya ke saku celana dan berjalan santai berniat ke luar mansion.

Dewa mengangkat satu alis nya."Kemana?"tanya nya datar.

"Cari angin."jawab Asgara tak kalah datar. Dewa yang mendengar sontak tersenyum miring.

"Balapan?"Dewa sangat paham definisi 'cari angin' yang di katakan anak nya.

Asgara berdehem singkat, setelah itu melirik ke sofa ruang tv. "Jangan membuat Mommy ku menunggu lama."tatapan tajam ia layang kan pada Daddy nya.

Dewa terkekeh kecil. Asgara tetap lah Asgara, seorang anak laki-laki yang sedari dulu menjadi tameng Mommy nya. Bahkan saat Asgara baru menginjak umur 5 tahun, ia dengan lantang nya mengancam untuk memenggal kepala Dewa jika sampai membuat Mommy nya menangis.

"Hm,"dehem Dewa seraya berjalan ke arah ruang tv, namun sebelum itu ia kembali berbalik menatap punggung kokoh anak nya.

"Jangan luka."walupun terdengar datar, namun ucapan itu tulus keluar dari mulut seorang Ayah.

Dewa akui anak nya benar-benar menuruni semua sifat nya, bahkan bisa di bilang kemampuan Asgara melebihi Dewa. Sedari dulu Asgara jarang sakit apalagi hingga masuk rumah sakit, dia itu keras kepala, berani dan juga tidak takut mati.

Tapi tetap saja Dia sebagai Ayah paling benci melihat Asgara terluka.

Ujung bibir Asgara berkedut, ia menutup pintu mansion setelah berdehem menjawab ucapan Daddy nya.

Ini yang ia suka dari Dewa, tidak mengekang namun tetap perhatian.

Di sisi lain, sirkuit malam ini kembali ramai, balapan resmi beberapa menit lagi akan segera di lakukan.

Beberapa penonton kini mulai berbisik-bisik mengenai pria misterius yang memenangkan balapan sebelum nya. Dengan skil yang membuat mereka terperangah, kini penonton yakin laki-laki itu yang akan kembali memenangkan balapan.

Sedikit ke sudut tribun penonton bagian barat, anggota Darkez kini tengah mempersiapkan motor yang akan Galang gunakan untuk balapan.

Jio dan Gevan tak henti-henti nya mengoceh untuk selalu waspada akan pria misterius yang kemarin memenangkan lomba. Beda dengan Galang yang kini tengah diam dengan tatapan dingin, beberapa luka yang ia dapatkan dari Ken kini mulai membiru, namun seakan tak perduli ia membiarkan nya.

"Ken ga dateng?"bisik Jio. Gevan menggeleng tak tahu. Ia menggaruk tengkuknya, jika ada Arta pasti laki-laki itu yang akan turun tangan untuk menengahi permasalahan kali ini.

Gevan hanya bisa tersenyum miris melihat betapa kacau nya pertemanan mereka.

Saat mereka tengah sibuk dengan pikiran masing-masing. Jio sedikit terlonjak kaget saat bahu nya di tepuk seseorang.

Ia berbalik dan seketika membulatkan mata menatap Kennard yang gabung dengan mereka.

"Kennard ..."ujar Jio dramatis.

Ken sontak mendengus. "Alay."datar nya membuat Jio menghela nafas. Tahan mental!

Gevan tak kalah terkejutnya dengan Jio, ia dengan semangat menepuk pundak Ken.

"Gue kira lo ga dateng bro?"seru nya.

Galang menoleh, tatapan kedua nya bertemu. Perang dingin mereka lakukan. Bahkan Jio dan Gevan bergidik ngeri.

Ken dengan cepat memutuskan tatapan nya ketika merasa ada seseorang yang berjalan dari arah belakang nya.

"Kakak."panggil Visya. Ia berjalan menghampiri Ken mengabaikan para anggota Darkez yang tengah memekik gemas.

Bagimana tidak, gadis itu datang dengan menggunakan jaket bulu berwarna soft pink, dengan rambut tergerai, kaca mata bulat tak lupa tudung jaket yang ia pakai guna menutupi kepala nya.

Benar-benar menggemaskan.

Di saat para gadis-gadis di sini tengah mempertontonkan lekuk tubuh mereka, beda dengan Visya yang tampil seperti bayi beruang.

Galang melengos, menggigit pipi bagian dalam nya seraya mengepal kan tangan. Sial! Gadis itu membuat nya gila!

"Udah?"tanya Ken di angguki Visya.

"Udah nih,"jawab Visya seraya menenteng sesuatu.

"Dari mana Sya?"celetuk Jio

"Beli cireng, tuh di sana."tunjuk Visya pada gerobak sederhana di pinggir jalan.

Panitia tiba-tiba berseru dari mikrofon, bahwa balapan akan segera di mulai. Semua peserta sontak bersiap-siap, termasuk Galang yang kini sudah membawa motor nya masuk ke dalam sirkuit. Semua penonton bersorak menyemangati.

Ken kini menggenggam lembut jari mungil Visya. Ia membawa adik nya itu menuju salah satu tempat penonton.

Beberapa tatapan laki-laki begitu terang-terangan memandang Visya. Ken benar-benar ingin mencolok mata itu dengan kedua jari nya.

Jika saja Visya tidak memaksa ia tak akan mengajak gadis itu, dan sekarang lihat lah yang terjadi, adik nya malah menjadi pusat perhatian para kaum lelaki.

"Duduk di sini."

"Oke,"gadis itu mengedarkan pandangannya ke arah sirkuit, sesekali memasukan cireng ke dalam mulut mungil nya.

"Cowo itu mana ya Kak?"

Ken mengedikan bahu, setelah itu mengusap puncak kepala Visya. "Kamu beneran nge fans?"

Visya mengangguk semangat, Ken menghela nafas.

Visya kembali fokus, dan tepat beberapa detik sebelum start di mulai, deruman motor terdengar.

Pria misterius yang mendaftar kan nama 'As' itu kembali mencuri perhatian.

"Kali ini harus berhasil."gumam Visya yakin, setelah itu ia berdiri dan mulai berteriak mendukung idola nya.

Tbc

Mau ngeluh lagi nih, kalian pernah ga si mata nya kaya ada benjolan gitu, kalo kata Abang gue si akibat ngintip orang mandi. Gue kira kebanyakan mantengin hp anjir, ngeri gua.


See you next part 🙌

Senin, 1 Agustus 22
/Starla.

Continue Reading

You'll Also Like

986K 30.7K 43
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
716K 53.1K 59
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
1.2M 87.7K 55
BOOK 1 > Remake. 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘱𝘢𝘬⚠️ ⚠️𝘥𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘮𝘰𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘤 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵...
741K 20.8K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...