RANDOM JIMIN [ KOOKMIN ]

De shibalily

2.5K 356 25

Berisikan tentang keseharian Jungkook dan Jimin, dimana Jungkook harus menanggapi mood, tingkah dan pertanyaa... Mai multe

01. Kerajaan
02. Kue
04. Menjadi orang lain
05. What If
06. Kerajaan Jimin
07. Mabuk
08. Kau mendengarku?
09. Dipermalukan
10. Dipermalukan ( pt.2 )
11. Apa yang kau lakukan?

03. Mimpi

348 34 2
De shibalily

Terdengar dengkuran halus dari dalam kamar rupanya berasal dari mulut sepasang kekasih. Mereka terlelap dengan tubuh berpelukan, saling menyelami mimpi masing - masing.

Jimin yang memiliki tubuh lebih kecil terlihat makin tenggelam dipelukan Jungkook, yang lebih besar. Sebagian tubuh keduanya juga ditutupi selimut cukup tebal, membuat keduanya hangat dibawah suhu pendingin ruangan.

Detik demi detik mereka lalui di alam bawah sadar hingga ketika waktu sudah memasuki dini hari, sekitar jam 3 pagi tiba - tiba salah satu dari mereka terbangun dengan keadaan terkejut. Badannya sedikit banyak dibasahi oleh keringat, jantungnya berpacu dua kali lipat daripada biasanya yang membuat nafasnya tidak beraturan. Matanya terbuka sempurna seakan rasa kantuknya hilang.  Sambil melihat kesegala arah secara acak ia mengeratkan pelukannya secara sadar, membuat seseorang yang terlelap didalam rengkuhannya merasa sedikit terusik.

"Eungh," lenguh yang lebih kecil.

Tubuhnya juga terasa lembab karena hawa dari tubuh lain yang lebih tinggi, matanya mengerjap lucu menghilangkan rasa perih efek terbangun di jam yang bukan seharusnya.

Ia terpaksa harus memeriksa Jungkook ditengah lampu tidur yang temaram, terlihat Jungkook menutupi mata dengan lengan kekarnya. Jungkook juga terlihat terengah - engah, kerutan dikening muncul.

Tidak mungkin Jungkook bermain sendiri saat aku terlelap, Pikirnya.

"Ada apa, Jungkook?"

"Hm?"

Jimin terduduk lalu beranjak keluar dari selimut untuk menyalakan lampu kamar.

Ia bisa melihat keringat di leher Jungkook, dirinya bergerak mengusap pelan pelipis kekasihnya yang ternyata juga berkeringat. Ia meletakan telapak tangannya di dada yang lebih besar.

Deg Deg Deg.

"Mimpi buruk?"

Jungkook mengangguk samar setelah merubah posisinya menjadi duduk bersandar.

Jimin dengan sigap memberikan segelas air minum yang ada di meja nakas kepada Jungkook.

Menunggu Jungkook selesai minum rasanya waktu berjalan lebih lambat, ia merasa kantuknya kembali menyerang.

"Lebih tenang?"

Anggukan kembali diterima. Jimin tersenyum, merasa tenang karena kali ini Jungkook sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya, nafasnya sudah kembali normal dan tidak berkeringat lagi.

Jungkook menepuk sisi sebelahnya, meminta Jimin naik ke ranjang dan duduk bersandar seperti dirinya.

"Mimpi buruk?"

"Iya."

"Mimpi seperti apa?"

"Pembunuhan."

Otak mungil Jimin mulai berpikiran yang tidak - tidak, berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Bagaimana jika Jungkook nanti menjadi psychopath?

Ia dengan cepat menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran yang mulai aneh.

"Kenapa, sayang?"

Tangan Jungkook terangkat, mengusap kepala kekasihnya lembut. Matanya mulai terpejam kembali, mencoba menghilangkan sisa mimpi tadi di balik kelopak matanya.

"Tidak apa, kau bermimpi buruk seperti apa?"

"Pembunuhan."

"Iya, lalu?"

Jimin menatap Jungkook lamat, dirinya memang sangat menyukai jika ada yang berbagi mimpi. Rasanya sangat menyenangkan saat mengetahui mimpi milik orang lain karena entah kenapa mimpi yang selalu lewat di dalam tidurnya sangat aneh.

Jimin pernah bermimpi ada ditengah peperangan, namun ia hanya melihat dirinya sebesar semut yang suka mencuri gula di dapur. Lalu saat ada bom yang dilemparkan ke arahnya, tiba - tiba ia muncul di depan sebuah mall masih dengan pakaian tentara yang ia kenakan saat perang juga membawa senjata laras panjang.

Jimin juga pernah bermimpi dikejar ayam kalkun setinggi pinggulnya, ia berlari menghindari ayam itu sampai ke langit, melompati beberapa awan. Pernah juga ia bermimpi menjadi penyihir yang memiliki hewan peliharaan Naga seperti di Film Raya and The Last Dragon yang pernah ia tonton sebelumnya. Sungguh mengesankan.

Karena mimpinya terlalu abstrak, ia jadi sering bercerita kepada kekasihnya ketika ia bermimpi dan ia bersyukur Jungkook tidak memandang aneh kepadanya, malah Jungkook sering bertanya mimpi apa yang mampir di tidurnya jikalau ia belum bercerita di hari itu.

Cukup lama Jimin menunggu Jungkook yang mencoba mengingat mimpinya, sampai kini keduanya kembali ke posisi sebelumnya; tidur sambil berpelukan.

"Jangan bilang padaku, kau terlelap." ucap Jimin dengan kepala bersandar di dada kekasihnya, karena sejak tadi Jungkook tidak bersuara.

"Tidak,"

"Lalu apa mimpimu, Jungkook?"

Dengan suara sedikit serak Jungkook berucap, "Aku tidak ingat." membuat kesabaran Jimin yang hanya setebal tissue, runtuh.

"Ish!"

Total Jimin dibuat kesal. Ia sudah menunggu bermenit - menit, ia juga rela menunda acara tidurnya hanya untuk menunggu Jungkook bercerita. Tujuan Jimin menunggu cerita Jungkook selain penasaran, Jimin juga ingin Jungkook bisa lebih tenang setelah bercerita.

Tapi kekasihnya malah lupa akan mimpi buruknya itu. Jimin kesal sampai ia tidak sadar kembali terlelap didalam pelukan Jungkook.

Triiiing~

Seperti baru saja terlelap, suara alarm sudah terdengar.

Sebelah tangan yang tidak menjadi bantalan kepala kekasihnya dipakai untuk meraba, mencari jam becker yang terus mengeluarkan suara nyaring, membuat pening dipagi hari.

Dengan gerakan pelan, Jungkook memindahkan kepala Jimin dari lengannya ke bantal lalu menggantikan dirinya dengan guling untuk dipeluk.

Cup!

"Selamat pagi, Jimin."

Suara samar air yang ia yakin berasal dari kamar mandi membuat kesadarannya kembali, ia duduk bersandar sambil membuka mata perlahan guna menyesuaikan cahaya lampu kamar yang menyala.

Melamun setelah bangun tidur merupakan hal yang Jimin sukai.  Ditengah lamunannya ia menguap kecil, hidungnya mengembang lucu dengan tangan menutup mulut.


Klek.

"Sayangku sudah bangun?"

Suara dari kekasihnya masuk dengan sopan kedalam gendang telinganya dan direspon dengan baik oleh otak mungilnya, membuat bibirnya tertarik secara sepontan memunculkan senyum kecil. Ia mengangguk.

Jungkook mengusak rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil, ia berjalan kearah lemari mengambil sepasang baju santai untuk hari ini. Setelah berpakaian didepan kekasih mungilnya dengan tidak tau malu, ia berjalan kembali namun kali ini berjalan kearah Jimin.

Jimin memperhatikan Jungkook dari atas kebawah, lalu mengangguk kecil. Ia bergeser duduknya ke pinggir kasur, membuka kakinya sedikit lebar supaya Jungkook tidak sempit dibawah sana.

Jungkook langsung duduk dilantai memunggungi dirinya setelah memberikan handuk.

Jimin mulai melakukan tugasnya dengan baik, mengusak rambut kekasihnya.

"Jungkook."

"Iya?"

Bibirnya mengerucut sebentar, berpikir haruskah ia bercerita tentang mimpinya?

"Mimpiku,"

"Mimpimu?"

"Sedikit mesum."

Dibalik punggungnya Jungkook mengerutkan kening, sama seperti Jimin semalam. Jungkook juga jadi berpikiran macam - macam, beberapa kemungkinan muncul di benaknya.

Apakah Jimin, kekasih mungilnya baru saja bermimpi hal yang erotis?

TBC.

Continuă lectura

O să-ți placă și

148K 24.3K 45
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
168K 17.2K 68
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
164K 22K 30
start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
37.8K 3.6K 23
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...