AV

By wpstarla45

2M 197K 18.8K

Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang... More

AV. 1
AV. 2
AV. 3
AV. 4
AV. 5
AV. 6
AV. 7
AV. 9
AV. 10
AV. 11
AV. 12
AV. 13
AV. 14
AV. 15
AV. 16
AV. 17
AV. 18
AV. 19
AV. 20
AV. 21
AV. 22
AV. 23
AV. 24
AV. 25
AV. 26
AV. 27
AV. 28
AV. 29
AV. 30
AV. 31
AV. 32
AV. 33

AV. 8

61.8K 6.3K 236
By wpstarla45

Kalo ada typo tandain ya we

📍

Visya pagi ini terlihat berbeda, tidak seceria biasanya. Mungkin karena efek mengantuk.
Di koridor Visya berjalan sendirian, sebenarnya tadi ia ingin meminta Ken untuk mengantar nya sampai kelas, mengingat Visya yang merasa terancam akan sosok teman sebangku nya.

Tapi pikiran nya tiba-tiba mendorong Visya untuk mencoba mengatasi nya sendiri. Jika yang di katakan Naira memang benar, berarti sedari awal Visya lah yang salah. Maka dari itu ia akan mencoba menghadapi nya, ya walaupun dengan seperempat keberanian.

"Sya, woi tunggu!"itu teriakan Naira, gadis itu sedikit berlari mencoba menyamakan langkah nya dengan Visya.

"Lemes banget lo, ga sarapan?"tanya Naira di balas gelengan malas oleh Visya.

"Ngantuk,"

"Tidur jam berapa semalem?"

Visya berkedip,"Jam dua belas, mungkin lebih."

"Insom?"

Gadis mungil itu mengedikan bahu acuh, "Ga bisa tidur aja."

Naira manggut-manggut. Setelah itu ia menghela nafas melihat tumpukan berkas di tangan nya.

Visya mengangkat satu alisnya."Kenapa?"

"Nanti ada rapat lagi, mungkin dari jam pertama sampe istirahat gue bakal izin lagi."ujar Naira dengan wajah mengeluh.

"Ribet banget dari kemaren?" Visya memang memperhatikan sahabat nya itu yang sibuk bulak-balik mengurus kerjaan osis yang entah ia tak tahu.

"Ya gini lah kalo ketos nya ga masuk,"ujar Naira, "Dia koma ..."lanjut nya seraya menghela nafas.

Visya sedikit terkejut mendengar nya. "Kok bisa?"

Naira berdehem. "Dia salah satu inti anggota Darkez, katanya beberapa hari yang lalu dia di keroyok musuh geng nya. Gue heran, padahal Arta orang nya baik, tapi kenapa mereka tega berbuat hal sekeji itu."

"Namanya juga musuh,"sahut Visya, namun sedetik kemudian ia mengernyit kan alisnya."Eh, Arta?"

"Iya, Lo kenal?"

"Mungkin."gumam Visya membuat Naira menatap nya.

"Lo suka dia?"

Naira gelagapan mendengar pertanyaan Visya."E-engga!"bantah Naira membuat Visya tertawa.

"Mata lo ga bisa bohong."celetuk Visya membuat rona merah mendadak muncul di area pipi Naira. Hal itu semakin membuat tawa Visya pecah.

"Iss Visya!"kesal Naira seraya mengerucutkan bibirnya, namun sedetik kemudian badan nya menegang. Ia sedikit membuka mulutnya menatap apa yang baru saja ia lihat.

Visya yang penasaran lantas mengikuti arah pandang sahabat nya itu.

Di sana hanya ada Asgara yang baru saja masuk ke dalam kelas mereka. Mengapa reaksi Naira begitu berlebihan, bukan kah Visya yang harus nya waspada?

"A-aneh ..."gumam Naira lirih, ia menatap Visya dalam. "Ini bener-bener aneh Sya,"

"Maksud Lo?"tanya Visya penasaran.

Naira terlihat menghela nafas. "Lo inget cerita gue kemaren, tentang Asgara yang jarang masuk sekolah, temen sekelas bahkan satu sekolah pun tau Asgara paling banyak dua kali masuk dalam satu Minggu,"jelas Naira membuat Visya mengerutkan alis dalam.

"Terus?"tanya Visya yang masih belum paham.

"Dalam minggu ini Asgara udah masuk dua kali, dan hari ini yang ketiga. Itu artinya ..."

"Dia dapet hidayah."potong Visya seraya tertawa sumbang. Ia menggigit jari jari mungil nya.

"Tapi menurut gue ada yang beda sama As--"

"Sttttt, bel udah bunyi. Masuk ih buruan!"seru Visya seraya menyeret pelan lengan sahabat nya untuk cepat masuk kelas.

📍

Visya menatap bangku milik Naira yang sudah kosong, beberapa menit yang lalu gadis cantik itu izin untuk kegiatan osis nya.

Di depan, guru bahasa Indonesia tengah menerangkan materi.

Visya berdecak, kantuk nya kembali lagi. Tak tahan dengan situasi, ia menjatuhkan kepala nya di lipatan tangan.

Ia menguap lebar sesekali melirik Asgara yang seperti biasa menunduk dengan tudung kupluk besar Hoodie guna menutupi wajah nya.

Dari awal masuk laki-laki itu belum mengeluarkan suara sekalipun, kecuali berdecak saat Visya tak sengaja merobek buku nya kemarin.

Visya tetap waspada, bila perlu dirinya harus menjaga jarak dengan Asgara. Entah mengapa ia merasa laki-laki itu berbahaya.

Kalian tahu, aura Asgara benar-benar kuat. Visya baru kali ini merasakan aura yang begitu kuat bahkan mengalah kan Papa nya yang tengah mengamuk serta pria paruh baya yang sempat ia tolong waktu itu.

Visya menggeleng berusaha tak perduli, lagi pula Asgara tidak melakukan apa pun. Siapa tahu dia benar-benar dapat hidayah.

"Ngantuk banget astaga ..."lirih Visya pelan. Mata nya kini berkaca-kaca dan merah. Tak membutuhkan waktu lama, mata bulat itu mulai meredup.

Visya benar-benar tenggelam dalam rasa kantuknya, bahkan ia tak perduli dengan suasana kelas. Dengkuran halus terdengar, benar-benar halus hingga hanya Asgara yang dapat mendengar nya.

Tanpa di sadari kepala Asgara mendongak, wajah mungil Visya yang tepat menghadap dirinya membuat remaja itu menatap nya datar.

Mata tajam nya kini menyusuri setiap jengkal wajah Visya. Semua bagian wajah gadis itu benar-benar kecil, mungkin hanya mata nya saja yang bulat terlihat besar dan juga pipi. Alisnya rapi, bulu mata lentik, hidung nya mancung tapi kecil, pipi nya berisi, dan juga bibir mungil.

Asgara menajamkan pandangan nya, di sudut bibir gadis itu terlihat berwarna ungu. Jari besar nya hampir saja memegang bagian tersebut, namun urung ketika Visya tiba-tiba melenguh.

"Eughh ..."

Asgara kembali menunduk, ia sedikit melihat pergerakan Visya. Gadis itu tanpa di sangka menjatuhkan kepala nya ke lengan kokoh Asgara. Laki-laki tampan itu sedikit menegang sebelum kembali mengepalkan tangan nya.

📍

Visya menatap kosong ke depan, ia meremas ujung rok nya. Saat terbangun ia baru sadar jika tertidur di atas lengan Asgara.

Benar-benar memalukan dan mengerikan!

Aura laki-laki itu semakin dingin. Bahkan dirinya tertekan, ingin berbicara pun mulut nya seakan terkunci.

Visya menutup kedua mata nya, sungguh ingin menangis rasanya!

"Visya, coba jelaskan apa yang tadi saya terangkan!"

Visya menegang. Astaga, ia baru sadar jika guru bahasa Indonesia itu masih ada di dalam kelas.

Semua teman sekelasnya geleng-geleng kepala melihat wajah bantal Visya, terlihat menggemaskan namun salah situasi.

"I-itu---"Visya menggaruk tengkuknya tak tahu harus menjelaskan apa.

"Saya tahu kamu tertidur lelap sedari saya masuk, jadi kamu tahu kan apa yang akan kamu dapatkan?"

Bahu Visya melemas, iya mengangguk pasrah.

"Silahkan berdiri di lapangan hingga bel istirahat berbunyi."

"Iya Bu, saya permisi."pasrah Visya seraya bangkit keluar kelas.

Di luar Visya menghela nafas lega. "Lebih baik di hukum daripada ngerasain tekanan nya si Asgara. Kena mental gue lama-lama."gerutu Visya seraya melangkah menuju lapangan.

"Lagian lo bodoh banget si Visya iss bodoh! bodoh! bodoh!"kesal nya seraya menghentakan kaki.

📍

"Visya!"

Gadis mungil itu menoleh dengan pandangan menyipit, oh ternyata Ken yang memanggil nya.

"Kakak?"

"Kenapa di sini?"tanya Ken dengan nada cemas. Bagaimana tidak, wajah adik nya memerah dengan peluh yang membanjiri pelipisnya hingga ke leher.

"Di hukum."cengir Visya

Tak berapa lama Jio, Gevan dan Galang menghampiri adik dan Kakak itu.

"Neng Visya di hukum. Kok bisa!?"seru Jio tiba-tiba.

"Ketiduran Kak,"sahut Visya seraya menggaruk leher nya yang gatal akibat keringat.

Ken berdecak setelah itu menarik lengan Visya. "Ikut Kakak!"

"Tapi Kak Ken belom bel-"

Tepat saat itu bel istirahat berbunyi membuat Visya menghela nafas lega.

"Visya mau di bawa kemana Kak, Visya panas, Visya haus!"rengek Visya melihat Kakak nya malah mengajak ke belakang sekolah. Ia menengok ke belakang, teman-teman Kakak nya juga mengikuti mereka.

"Sabar ya."ujar Ken lembut, setelah itu ia membuka pintu besi yang sudah berkarat.

Di belakang sana terdapat sebuah warung sederhana, namun terlihat ramai. Visya tebak mereka anggota Darkez, karena wajah nya sudah tak asing lagi bagi Visya.

Mereka yang sadar mendadak heboh, tapi Ken tak memperdulikan bualan yang anak-anak lemparkan.

Ia fokus pada adik nya. Ken menerobos masuk ke dalam warung, ternyata di sana ada sebuah ruangan cukup luas.

Ken menarik Visya menuju sofa panjang yang biasa Galang tempati, namun sungguh Ken tak perduli.

"Kakak pesenin minum bentar,"

"Makasih,"ujar Visya tersenyum tulus. Ken mengusap puncak kepala adik nya, setelah itu ia bangkit dan menyempatkan menekan tombol kipas angin yang memang ada di sana.

Visya menidurkan badan nya di sofa, kaki nya benar-benar pegal. Ia memejamkan mata menikmati semilir angin dari kipas yang berputar di depan nya.

"Hahh,,"gumam Visya rileks. Benar-benar segar.

"Visya."

Gadis itu sontak membuka mata, tatapan nya kini bertemu dengan mata tajam Galang yang tengah menunduk memandang nya.

Visya yang sadar langsung memutuskan pandangan nya dan segera duduk. Galang yang mengetahui itu entah mengapa merasa sedih.

"Bersihin keringet lo,"ujar Galang seraya menyodorkan tisu ke arah gadis mungil itu.

Gevan dan Jio yang kini tengah duduk di karpet hanya bisa saling pandang, menatap perlakukan Galang pada Visya.

"O-oh makasih."kikuk Visya seraya menerima tisu itu.

Galang tersenyum samar, ia kini duduk tepat di samping Visya. Gadis itu sepertinya sudah berubah, tak ada lagi cinta buat Galang, apakah laki-laki itu boleh berharap untuk perasaan Visya kembali seperti dulu yang mencintai nya?

Visya fokus membersihkan keringat nya, tak berselang lama Ken datang dengan segelas es susu.

Gadis itu menatap gelas yang di pegang Ken dengan berbinar, ia menelan ludah.

"Kakak yang terbaik!"seru Visya seraya meraih gelas es itu.

Ken tersenyum kecil.

"Silau! silau!"ledek Jio membuat Ken mendengus.

"Pelan-pelan Visya."tegur Ken saat melihat cara minum adik nya. Visya yang mendengar hanya cengengesan.

"Kok bisa ketiduran Sya, lo semalam begadang?"celetuk Gevan dengan mata yang fokus pada game nya.

Visya mendongak."Ga bisa tidur."

Mereka kembali fokus pada kegiatan masing-masing, kecuali Ken yang menatap tajam Galang, ketua Darkez itu sejak tadi menatap Visya lekat.

Tiba-tiba seorang remaja datang seraya membawa nampan makanan. "Pesanan lo bang!"seru nya seraya menaruh nampan berisi 5 mangkuk bakso di atas meja.

"Thanks bro!"seru Jio. Remaja yang hendak pergi itu mengurungkan niat nya.

"Visya?"

Visya mendongak. Ia menaikan sebelah alis nya. "Aksen?"ujar Visya.

Kini semua menatap mereka seksama. Aksen adalah teman seangkatan Visya saat SMP. Ia tak menyangka remaja itu ikut gabung dengan Darkez.

"Lo mantan nya Galang kan?"

Sial. Tatapan Aksen menggoda nya, satu sekolah juga tahu bahwa Visya lah yang mengejar-ngejar Galang. Ah dulu dia gila!

"Gue di tolak,"ujar Visya acuh. Jio dan Gevan hampir saja tersedak bakso mereka.

"Lo satu smp sama Galang Sya?"tanya Jio kepo

"Iya,"

"D-dan lo di tolak Galang saat itu?"

"Iya,"jujur Visya seraya menyuapkan satu bakso ke dalam mulut nya.

Jio dan Gevan menganga tak percaya, pantas sejak awal kedua nya terlihat aneh. Tidak! Lebih tepat nya bos mereka.

"Kenapa?"kini Ken mulai buka suara. Kecurigaan Ken seperti nya benar, Visya memang bercerita masalah itu, namun ia tak pernah menyebut kan nama.

"Kenapa?"beo Visya, ia kini menatap polos ke arah Galang. "Kata Galang Visya bego ..."

Dan detik itu juga, seakan berada di kutub Utara, suasana mendadak dingin.

Tbc

Sorry telat up, gigi gua sakit ga enak banget.

Jum'at, 29 Juli 22
/Starla

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 214K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
843K 11.9K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.4M 99.7K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
2.6M 139K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...