TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TE...

By Chatweetz18

10M 1.2M 68.1K

"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalam... More

PROLOG
1. Beda Raga
2. Welcome To Dunia Fiksi
3. Alaskar Galendra
4. Alas Tikar
5. Serangan Centong Sayur
6. Yollanda Amelia
7. Drama Pagi Hari
8. Keputusan Araya
9. Bertemu Tokoh Lain
10. Araya Kissing?
11. Ravloska Is The Kings
12. Araya Diculik?
13. Pertemuan Kedua
14. Levator
15. Permintaan Araya
16. Amarah Macan Betina
17. Queen Ravloska
18. Balapan
19. Terciduk
20. Apakah Ini Benar, Atau Salah?
21. Nomor Palsu
22. Good Girl
23. Sasaran Utama
24. Mengundurkan Diri
25. Balapan, lagi?
26. Kasih Bunda
27. Bekerja Sama?
28. Tetap Dia Pemenangnya
30. Lambe Turah
31. Pengeroyokan
32. Mencari Si Impostor
33. Petunjuk Pertama
34. Darren dan Kiran?
35. Parasit
36. Terbongkar?
37. Fakta Baru?
38. Unfriend
39. Temen Rasa Pacar?
40. Pamit
41. Bersenang-senang
42. Let's Get Started
43. Dia Impostornya
44. Penjelasan
45. Klarifikasi
46. Playing Victim
47. Freak
48. Minimal Pacaran, lah.
49. Demi Levator
50. Lelah
51. AYANG!!
52. Cari Kesempatan
53. Nathan Mabuk?
54. Apa Bedanya?
55. Kenapa harus Levator?
56. ARAYA KEMBALI!!
57. Lo Nyalahin Gue?
58. I Just Wanna Be Yours
59. Kencan Pertama
VOTE COVER + GIVEAWAY

29. Toilet Sekolah

154K 20.3K 982
By Chatweetz18

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Araya menghentak-hentakan kakinya dengan raut wajah tidak bersahabat. Kakinya terasa kebas, ditambah panas matahari yang sangat terik padahal masih pagi.

Sudah lebih dari sepuluh menit, kepala sekolah masih memberikan amanat yang isinya itu-itu saja. Tidak jauh dari permasalahan tata tertib, kebersihan, dan juga kedisiplinan.

"Masih lama gak, sih? Kaki gue kebas," bisik Araya kepada Elita yang berdiri di sampingnya.

"Mana gue tau," jawab Elita.

Araya mendesah pelan. Dia sangat tidak suka dengan yang namanya upacara. Selain panas, upacara juga sangat lama saat menyampaikan amanat pembina upacara.

"Ray, liat deh anak-anak Ravloska," bisik Elita.

Araya langsung melihat ke depan. Dia bisa melihat anggota Ravloska berbaris dengan menghadap ke mereka.

"Mereka masih ada rasa peduli juga sama lo. Rela-relain dihukum demi lo."

"Pesona gue emang gak bisa diragukan lagi," ujar Araya dengan suara sepelan mungkin.

Elita memutar bola matanya malas. "Kalo mereka kembali kayak dulu, lo mau jadi bagian mereka lagi?"

"Najis!" saut Araya cukup keras membuat orang-orang di sekitar mereka menoleh.

Elita memukul lengan Araya pelan. "Jangan keras-keras kampret, nanti ketauan Pak Alam."

"Ehem!"

Suara deheman bapak-bapak membuat tubuh kedua gadis itu menegang. Baik Araya maupun Elita tidak berani menoleh.

Akan tetapi mereka berdua mencoba memberanikan diri untuk menoleh. Pertama kali yang mereka lihat adalah wajah Pak Alam yang sangat tidak bersahabat bahkan bisa dibilang menyeramkan.

"Eh Bapak, umur panjang juga .... " ujar Araya seraya menyengir.

"Panjang umur, bukan umur panjang," bisik Elita di telinga Araya.

Pak Alam memandang mereka dengan garang, kedua tangannya berkacak pinggang.

"Kalian berdua, baris di depan bersama mereka!" perintah Pak Alam dengan marah.

"Tapi Pak—"

"Sekarang!"

Araya menghela napas pasrah. Dia dan Elita mau tidak mau harus bergabung berbaris di depan bersama Ravloska.

"Makanya kalo upacara jangan ngegosip," sindir Yolla tersenyum sinis.

"Kamu juga baris di depan!" ucap Pak Alam kepada Yolla.

Yolla terbelalak. "Loh, kok saya juga kena Pak? Yang berisik kan mereka berdua."

"Sekarang!"

Yolla menatap gurunya tidak percaya. Sedangkan Araya dan Elita tersenyum penuh kemenangan.

"Mampus, kena juga kan lo," ucap Elita, sedangkan Yolla menatap mereka berdua kesal.

Mereka bertiga langsung pergi sesuai perintah Pak Alam. Kepala Elita dan Yolla menunduk karena malu saat berbaris di depan, tapi tidak dengan Araya.

Ravloska heran melihat mereka bertiga yang tiba-tiba bergabung bersama mereka.

"Kenapa lo ke sini?" tanya Alaskar pelan kepada Araya, karena gadis itu berdiri tepat di sampingnya.

"Tebar pesona," jawab Araya sembari pandangannya lurus ke depan, seperti tidak merasakan malu sama sekali.

Alaskar melongo tidak percaya. Dia bela-belain memberikan topinya ke gadis itu dan membiarkan dirinya akan mendapatkan hukuman. Tapi bisa-bisanya Araya sekarang ikut berbaris dengan mereka di depan.

Alaskar hanya menghela napasnya. Semua mata murid-murid melihat ke arah mereka. Salah satunya adalah Kiran yang melihat mereka dengan pandangan yang sulit di artikan.

***

Saat upacara selesai, mereka yang tadi berbaris di depan tidak langsung masuk ke kelas masing-masing. Melainkan mereka semua harus melaksanakan hukuman terlebih dahulu.

Anggota Ravloska, dan ketiga gadis tadi mendapatkan hukuman untuk membersihkan halaman belakang sekolah yang sangat tidak terurus. Banyak dedaunan yang harus mereka sapukan, dan juga rumput-rumput.

"Sekolah rasa kerja rodi," celetuk Elita sembari mencabut rumput.

"Kenapa lo bertiga bisa kena hukum?" tanya Zeyn.

"Ini semua gara-gara mereka berdua. Mereka yang salah, gue malah ikutan kena," saut Yolla.

"Salah lo bego! Pake nyalahin kita berdua, lagi." Elita tidak terima dituduh oleh gadis itu.

"Kok gue? Yang berisik itu kalian. Upacara malah ngegosip."

Elita memandang Yolla geram. Gadis itu mencabut rumput dengan emosi sampai tanahnya ikut terbawa. Ia lemparkan rumput itu ke wajah Yolla, membuat mereka semua melongo.

"Itu balasan buat cewek yang suka playing victim kek lo!" desis Elita.

"Lo!" gertak Yolla marah.

"Udah, Yoll. Lo diem," tegur Zayn.

"Gak bisa, Zay. Dia udah keterlaluan sama gue."

"Yang ada itu lo yang udah keterlaluan, najis!" ujar Elita tidak mau kalah.

"Kok jadi gue? Ya lo, lah!"

"Lo Yollanjing!"

"Lo."

"Jelas, lo!"

Araya yang sedari awal hanya selonjoran di tanah memandang mereka semua dengan malas. Alaskar menoleh ke arah Araya, dia berjalan menghampiri gadis itu.

"Kalo lo cape istirahat aja. Biar gue sama mereka yang bersihin semuanya."

Araya melirik Alaskar tanpa minat. "Gue lebih cape liat wajah lo. Cape nahan diri biar gak nonjok wajah jelek lo."

Araya membenarkan posisinya menjadi berdiri. Dia melepas topi yang dikenakannya. Melemparkannya kepada Alaskar.

"Topi lo gak berguna."

Setelah mengeluarkan empat kata barusan, Araya langsung berlalu pergi meninggalkan mereka tanpa sepengetahuan yang lainnya kecuali Alaskar. Karena yang lain masih fokus kepada Elita dan Yolla yang masih berdebat.

'Gue yakin lo cuma pura-pura. Perasaan lo ke gue gak akan hilang gitu aja.'

***

Araya pergi ke toilet untuk mencuci wajahnya. Ini masih pagi, tetapi moodnya sangat berantakan. Mungkin karena dia sedang kedatangan tamu bulanannya, membuat suasana hatinya sedang tidak baik.

"GUE MUAK LIAT WAJAH LO YANG SO' TERSAKITI!"

Araya mengernyitkan dahinya saat mendengar teriakan dari salah satu bilik toilet. Suaranya berasal dari toilet paling ujung. Karena penasaran, Araya berjalan mendekat ke arah suara.

Plak!

Suara tamparan disertai tangisan terdengar jelas di telinganya. Araya melipat kedua tangannya saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang.

"Cewek jalang kek lo bagusnya mati!" ucap gadis yang melayangkan tamparannya barusan.

Di depan Araya saat ini ada lima gadis. Empat orang yang membuli, dan satunya lagi si korban buli.

"Wajah lo itu gak cantik-cantik banget. Lo cuma punya wajah polos tapi nyatanya bangsat!"

Gadis pembuli itu mengguyur tubuh si korban dengan air, membuatnya menjadi basah kuyup.

"Jauhi Darren kalo lo masih mau sekolah dengan tenang," ancam gadis tersebut.

Araya menepuk tangannya dengan keras, membuat kelima gadis itu terlonjak kaget. Wajah mereka seketika berubah, apalagi wajah gadis yang menjadi korban buli.

"A-Araya?" ucap mereka gugup.

"Hebat ... hebat." Araya bertepuk tangan dengan seringaian di wajahnya.

"Jadi ... alasan terjadinya pembulian ini adalah abang gue?"

Gadis yang tadi melayangkan tamparannya terkekeh pelan.

"Iya, alasannya adalah abang lo. Gue muak liat dia yang kegatelan sama abang lo," jelasnya.

Araya hanya manggut-manggut saja, sembari memperhatikan gadis yang badannya basah kuyup.

"Lo ada di pihak gue kan, Ray? Secara lo juga benci sama si polos Kiran ini, karena dia udah rebut Alaskar dari lo."

Araya mengangguk. "Ya, gue benci sama dia. Benci ... banget."

Kiran menundukkan kepalanya. Keempat gadis itu hanya tersenyum sinis melihat Araya berada di pihak mereka.

"Kalian kakak kelas gue, kan?" tanya Araya.

"Ya, gue Dera sekelas sama abang lo," jawab Dera yang merupakan dalang dari pembulian barusan.

"Lo semua balik ke kelas, biar nih cewek jadi urusan gue."

"Tapi Ray .... "

"Balik atau gue gak restuin lo sama abang gue?"

Dera menghela napas. Mau tidak mau dia dan ketiga temannya pergi dari sana. Sehingga hanya ada Araya dan juga Kiran.

Araya memandang gadis di depannya dari atas sampai bawah. Sedangkan Kiran sedari tadi terus menundukkan kepalanya.

"Kirania Adeline," kata Araya membaca papan nama gadis di depannya.

"Gue kasihan sama lo. Hidup jadi lo kayaknya gak pernah merasa tenang."

"Lo gak cape jadi bahan bulian orang dan cuma bisa berlindung di belakang Ravloska?"

Araya memperdekat jarak di antara mereka. "Cuma ngandelin Ravloska gak akan bikin hidup lo tenang, Ran. Buktinya sekarang mereka gak nolongin lo."

"Lo terlalu kek jeli, lembek. Ditatap sama gue aja langsung nunduk, pantesan orang-orang suka banget buli lo, termasuk gue."

Merasa tidak mendapatkan respon apapun dari Kiran. Araya menghela napasnya. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu.

"Gue tau siapa lo sebenarnya, Kirania Adeline," bisik Araya membuat tubuh gadis itu seketika menegang.

________________
batas suci

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 673 35
Menjadi korban kekejaman keluarga sendiri? Ya, itu yang dialami oleh seorang gadis cantik bernama Greyna Artshela Dalco. Kekejaman keluarganya membua...
241K 11.9K 44
(mengandung gore) Gadis lugu yang mempunyai kepribadian ganda. Dasha dan Nattasha Ditulis tanggal 2 Januari 2019 Selesai tanggai 24 Februari...
998K 59.5K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
5.9K 296 24
END~ Nathalia Dirgantara. Sebuah nama sosok gadis cantik bersifat dingin nan cuek. Ia punya segalanya. Uang, keluarga, sahabat, peringkat satu di kel...