SAMUDRA ✓

janiandme

687K 72.1K 2.2K

[MINIMAL VOTE LAH KALO BACA] Samudera Gaisendra, pemuda yang sangat mengharapkan kasih sayang kedua kakak kem... Еще

DUA
TIGA
CAST
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS 1
TUJUH BELAS 2
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN

SATU

59K 3.6K 28
janiandme

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Samudra Gaisendra, pemuda enam belas tahun yang diabaikan oleh kedua kakaknya. Kini Sam sedang menatap penampilannya di cermin, perfect.

"Semangat untuk hari ini, Sam!" Ucapnya pada pantulan dirinya.

Sudah dengan seragam lengkap beserta tetek bengeknya, Sam keluar kamar dengan senyum cerah. Ia menuju ruang makan, untuk sarapan pagi sebelum sekolah.

"Pagi ayah, bunda, kakak," sapa Sam ceria.

"Pagi baby/pagi sayang/pagi/pagi."

Walaupun Sam tau kedua kakaknya membalas sapaannya hanya karena ada orangtuanya, namun Sam sudah sangat senang.

"Mau sama apa sayang?" Tanya Roseane, pada putra bungsunya.

"Sayur dan ayam goreng Bun," Rose langsung mengambil apa yang bungsunya mau.

Semua orang sudah mendapatkan makanannya masing-masing, sarapan berjalan dengan khidmat tanpa suara.

"Sam selesai, berangkat dulu ya," ucapnya setelah menandaskan segelas susu strawberry kesukaannya.

"Mau ayah antar? Atau sama kakakmu?" Mendengar kata kakak, Sam langsung menatap kedua kakaknya yang menatapnya tajam.

"Ah ngga usah yah, Sam mau naik bis aja. Sam suka suasana kota dipagi hari, walaupun Sam juga mau berangkat sama kakak," lanjutnya dalam hati.

"Sama ayah aja ya? Nanti kalau terlambat gimana?" Khawatir Danuarta.

"Ngga usah ayah, tujuan kita beda. Sam mau naik bus aja, uang saku?" Pinta Sam dengan tangan mengadah dengan semangat.

"Huft, baiklah. Ini, jangan jajan makanan yang ngga sehat," Arta memberikan uang merah sebanyak dua lembar pada si bungsu.

"Yang biru aja yah! Satu aja, ini kebanyakan," tolak Sam.

"Ngga-"

"Yaudah Sam ngga jadi deh minta uang," ucap Sam sembari menyalimi tangan Arta.

"Yaudah ini satu aja, Ayah kasih seratusribu untuk sekarang dan besok, gimana?"

"Okey ayah, terimakasih."

Cup!

Setelah mengecup pipi sang ayah, Sam langsung menyalimi ibunya, dan kedua kakaknya.

"Papay, Sam berangkat dulu~"

|SAMUDRA|

Karena tadi istirahat pertama Sam ketiduran, dan tidak makan apapun, alhasil istirahat kedua dirinya buru-buru ke kantin karena perutnya sudah mulai bergejolak minta diisi.

Biasanya akan sangat ramai di istirahat kedua, makanya Sam sebisa mungkin buru-buru agar mendapatkan antrian depan dan tempat duduk.

Sedikit menahan nafas ketika melihat bagaimana ramainya kantin, sebenarnya di sekolah ini ada dua kantin. Yang dimana ada di setiap lantai untuk kelas 10, dan 11. (Lantai satu dan dua)

Namun, entah kenapa ia merasa kantin kelas sepuluh selalu ramai dan selalu dipadati oleh kelas dua belas.

Hanya orang bernyali besar yang berani ke kantin kelas sepuluh, karena kantin bawah ini sudah seperti wilayah kelas dua belas.

Setelah beberapa saat berjuang mendapatkan baso aci idamannya, Sam berjalan dengan hati-hati untuk membawa mangkuk berkuah panas itu.

Namun, karena tidak terlalu awas seseorang dengan sengaja memasang kakinya agar ketika Sam lewat, Sam akan terjatuh.

Prang!

Parah! Mangkuk yang Sam bawa tumpah dan pecah dan yang mengerikan adalah mangkuk tersebut tumpah di badan kakak keduanya, Keano.

"SIALAN LO! MAKSUD LO APA, HAH?!" Keano merasakan panas di bagian dada hingga perutnya, kuah baso yang dibawa Sam benar-benar masih panas dan mengepul.

"Tama, bawa Kean ke UKS obati dia, gue akan mengurus anak sialan itu!" Tunjuk Reano pada Sam ketika menyebut 'sialan'.

Setelah kepergian Keano dan Tama, Reano langsung mencekik leher Sam tanpa tanggung tanggung, dan membanting tubuh Sam pada meja kantin.

"LO EMANG ANAK SIALAN! SEKARANG LO BALAS DENDAM HEH?!"

"Khakkh lepashh sshhakithh.."

"JAWAB PERTANYAAN GUE SIALAN!"

Semua yang ada di kantin tak berani menghentikan Reano, mereka masih sayang nyawa dan hanya bisa menjadi penonton saja.

"Mmaaf, Samhh ngga senghajah le-lepashhinh kakhh.."

Reano melepaskan cekikannya, Sam langsung saja mengambil nafas dalam dalam dengan tersengal-sengal.

Lehernya sangat sakit, rasanya seperti patah.

"JAWAB SEKARANG! NGGA USAH BERLAGAK LEMAH LO!" Teriak Reano pada Sam yang masih sedikit kesusahan bernafas.

"Kakak kenapa sih ngga bisa dengerin penjelasan Sam dulu! Aku ini adik kakak!"

Sudah menjadi rahasia umum bila Keano dan Reano sangat membenci Sam, namun entah kenapa Arta dan Rose tak tau perihal itu.

"Udah jelas jelas lo sengaja kan?!"

"Ngga! Temen kakak yang sengaja pasang kaki biar aku jatuh!"

Bugh!

Satu bogeman mentah Reano layangkan pada pipi Sam, hingga sudut bibir Sam berdarah.

"Setelah mencelakakan Kean, lo mau nuduh temen gue, Tama?!"

Bruk!

Sam didorong kasar Reano hingga terjerembab dilantai.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Tanpa rasa kasihan sedikit pun Reano menendang Sam tanpa ampun.

"NGGA USAH NGADU LO SAMA BUNDA ATAUPUN AYAH, KALO NGADU! ABIS LO SAMA GUE!" Ucap Reano, setelah itu meninggalkan Sam yang sudah babak belur.

Setelah Reano meninggalkan kantin, orang orang mulai mendekati Sam. Mereka memapah Sam agar bisa berdiri.

"Apakah perlu kerumah sakit, Sam?" Tanya salah satu siswa bernametag, Brian.

"A-ah ngga usah, makasih udah bantu. Aku pergi dulu," Sam berlari keluar kantin.

Tujuannya sekarang adalah pulang, ia lelah. Persetan dengan tas nya yang masih di kelas, ia hanya ingin pulang.

Setelah melakukan perjalanan lumayan melelahkan, dan sangat panas karena cuaca siang ini sedang puncak-puncaknya.

"Shhh," Sam dengan pelan menuruni taksi setelah membayar ongkosnya.

Sam memasuki gerbang mansion, "Tolong jangan sampai ada yang melaporkan hal ini ke ayah maupun bunda!" Ucap Sam pelan namun masih bisa didengar oleh para pekerja mansion.

Sam bersyukur tak ada bundanya di mansion, bundanya itu pasti sedang di butik.

Dengan tertatih-tatih ia mencoba menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, "Tolong bertahan, aku harus ke kamar," gumamnya.

"Saya bantu tuan muda," ucap salah satu penjaga mansion yang terlihat masih muda.

"Ngga us-sah o-om," tolak Sam.

"Tak apa tuan muda," Dery, yang tak tega melihat tuan mudanya langsung saja menggendong tuannya bridal.

Biarkan saja dia dicap lancang, ia benar-benar tak tega melihat bungsu Gaisendra kesakitan.

Sesampainya di kamar, Sam langsung berterimakasih pada Dery. Sepeninggalan Dery, dengan tergesa Sam mencari alat tulis lalu menuliskan beberapa kalimat, entah apa itu.

Menutup buku, Sam lalu mencari keberadaan sesuatu yang pastinya akan membuat ia tak lagi merasakan sakit.

Dengan gegabah, Sam mengambil semua butir obat penenang yang ia punya. Ia langsung menelan semua obatnya tanpa air.

"Maaf ayah bunda, Samudera sayang kalian."




TBC!
Ngga tau pengen aja bikin ini, takut aku kalo up cerita bl.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Nevano nataa

Фанфик

31.1K 2K 7
[FOLLOW SEBUAH MEMBACA!] Bagiku aturan ada untuk di Langgar. -Nevano ~~x~~ "Nevano kamu Nevano kan?? Kakak sangat merindukanmu Vano"ucap seorang pemu...
KayZie [Brothership] xxnkfnazil

Подростковая литература

204K 13.8K 23
Kaylen sangat ingin mempunyai adik, hingga ia meminta adik kepada gurunya. "emm sorry Miss. But, did you sell your child?" "Saya pengen beli anaknya...
nana harem ajel

Разное

530K 9K 18
suka suka saya.
Davendra anggunnn

Разное

2.2M 106K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...