Alisha mengeratkan jas Dareen yang tersampir di pundaknya. Yah, beberapa detik ketika Alisha memasuki ruangan pesta itu, Dareen langsung memberikan jas yang digunakannya untuk menutupi pundak Alisha yang terbuka
Dareen terlalu posesif
Alisha bergerak sedikit tidak nyaman dengan renguhkan erat tangan Dareen di pinggangnya.
Dareen benar-benar tidak akan membiarkan Alisha pergi dari sisinya.
Semua pria disini melihat Alisha dengan tatapan memuja dan Dareen benci itu.
Jika saja mereka berada diwilayah kekuasaan werewolf, sudah Dareen pastikan kepala para pria itu akan jatuh mengelinding di penjarah bawah tanah miliknya
Dengan berat hati, Dareen menyapa para kolega satu persatu dengan tangan yang tak lepas dari pinggang ramping matenya.
Untung saja Alisha adalah orang yang genius, jadi dirinya sedikit bisa mengimbangi arah pembicaraan para membisnis ini. Alhasil, Alisha merasa tidak terlalu memalukan berdiri di samping Dareen
"Dareen, bisakah kita duduk?" Tanya Alisha ketika selama dua jam lebih berkeliling untuk bertemu dengan para membisnis yang tak terhitung jumlahnya ini, kakinya sudah sangat pegal, apalagi di tambah dengan heels yang Alisha pakai. Rasa pegal dan sakit berkumpul menjadi satu
Dareen mengangguk sebagai jawaban, dengan lembut dirinya menuntun Alisha untuk duduk di kursi yang sudah disediakan untuk mereka
"Apa kau lelah" seru Dareen ketika mereka sudah terduduk manis di sebuah kursi
Alisha menggeleng "kaki ku hanya sedikit pegal karena tidak terbiasa menggunakan heels"
Tanpa aba-aba, tangan kekar Dareen menarik kursi yang diduduki Alisha agar lebih mendekat ketubuhnya
"Kenapa?" Tanya Alisha bingung dengan tingkah pria disampingnya ini
"Semua pria disini memandangimu, aku tidak suka"
Alisha kemudian melirik ke arah sekitar. Dareen benar, ada beberapa lelaki yang memandangi dirinya, tatapan yang benar-benar membuat Alisha risih
"Aku sangat ingin mencongkel mata mereka" Dareen merengkuh pinggang Alisha agar menempel pada tubuh kekarnya
"Dareen!!!" Alisha memekik terkejut, jarak mereka terlalu dekat.
Tangan Dareen merapikan jasnya yang berada di tubuh Alisha agar pundak mulus matenya tertutup. Dasar dress sialan, awas kau Leonor! "Kau terlalu cantik, honey. Aku tidak suka membagimu dengan siapapun"
"Aku ingin ke toilet, kau tau tempatnya dimana?" Ujar Alisha berusaha mengalihkan pikirannya dari pujian Dareen barusan
Alisha sudah sering dipuji, tapi entah kenapa rasanya berbeda jika Dareen yang memujinya. Pujian itu membuat Alisha salah tingkah
"Aku akan mengantarmu"
Alisha menggeleng "Beri tau aku saja dimana toiletnya"
Dareen menatap matenya dengan tatapan ragu "Bagaimana jika para pria sialan itu menganggumu"
"Maka aku akan menghajarnya. Ayolah, dimana letak toiletnya?" Alisha berusaha memohon sebaik mungkin agar Dareen mengijinkannya
Dareen terkekeh ringan "baiklah, tapi jika seseorang menganggumu, bilang kepadaku, mengerti?"
Alisha mengangguk yakin, setelah ia mengetahui letak toiletnya. Alisha pun langsung pergi meninggalkan Dareen
"Richard, awasi mateku" Perintah Dareen
•••
Alisha terduduk di salah satu bilik toilet. Sebagai seorang yang tidak menyukai keramaian, tadi itu sungguh menguras mentalnya. Alisha heran kepada Dareen bisa betah dengan acara seperti ini.
Alisha mengempuskan nafas berat, entah kenapa tiba-tiba saja ia rindu rumah. Dirinya sudah berhari-hari berada di sini. Tapi tetap saja, Alisha belum terbiasa dengan lingkungan barunya
Atau lebih tepatnya. Alisha tidak nyaman
Dunia yang berada di sekitar Dareen terasa baru untuknya, ditambah dengan pesta seperti ini. Lingkungan mewah Dareen sangat tidak cocok untuk dirinya
Ahh, ngomong-ngomong soal pesta, Alisha jadi rindu kepada sahabat-sahabatnya
Alisha baru ingat jika pada waktu libur kenaikan kelas, mereka sudah berencana untuk jalan-jalan ber-lima ke Jogja selama beberapa hari. Tapi sepertinya rencananya gagal atau mungkin mereka akan pergi tanpa dirinya
Mereka pada nyariin gue gak ya?
Alisha yakin, ponselnya sekarang yang entah berada di mana itu full dengan panggilan tidak terjawab dari para sahabatnya. Apalagi Rion
Sudut bibir Alisha tertarik ketika mengingat sahabatnya yang satu itu. Jika saja Dareen memberikannya alat komunikasi, mungkin Rion adalah orang pertama yang akan ia hubungi.
Alisha terdiam sambil menatap lampu yang mengintip dibalik bilik toliet yang Alisha tempati
Cukup lama
Mungkin lebih dari 10 menit. Menit-menit yang Alisha habiskan hanya untuk termenung saja.
Setelah merasa cukup dengan pikirannya, Alisha mulai berdiri lalu keluar dari bilik toilet tersebut
Masih sepi
Alisha yakin dirinya cukup lama di toilet, tapi kenapa dari tadi dirinya tidak mendengar satu suara sekalipum
Alisha mengangkat bahunya cuek, itu bukan urusannya.
Mata Alisha melirik ke arah cermin di toilet tersebut. Meneliti apakah dandananya berantakan atau tidak. Alisha melepas jas mewah yang sedari tadi tersampir dipundaknya, agak sayang jika bentuk dress ini tertutup oleh jas milik Dareen.
Setelah merasa penampilannya sudah perfect, Alisha mulai berjalan keluar dari toilet tersebut
"Richard? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Alisha ketika melihat pria itu berdiri seperti seorang bodyguard di samping pintu kamar mandi wanita
"Boss menyuruh saya untuk mengawasi anda Nona"
"Aku sudah selesai, lebih baik kau menikamti pestanya" Richard mengangangguk
Alisha yang melihat itu langsung pergi meninggalkan pria itu di belakangnya.
Hal pertama yang dilihat Alisha ketika memasuki ruangan pesta adalah Dareen yang sedang dikelilingi oleh 5 orang wanita dengan pakaian super minim, bahkan 2 diantaranya bergelanyut manja sambil menempelkan dada mereka di lengan Dareen
Alisha heran kepada para wanita itu, kenapa acara seformal ini mereka malah memakai dress yang kurang bahan seperti itu
Bibir Alisha kemudian tersenyum ketika melihat wajah Dareen yang terlihat sangat muak dengan keberadaan para wanita.
Tak ingin menganggu momen menarik di hadapannya. Alisha menyandarkan tubuhnya di tembok dengan jas Dareen tersampir dilengannya
Alisha mungkin terkena culture shock, dirinya sangat kaget melihat bagaimana para wanita itu mengoda Dareen dengan terus terang bahkan terlihat sangat intim. Orang-orang disini juga terkesan tidak peduli dengan itu
Budaya barat memang beda, batin Alisha
Alisha kemudian mengedarkan matanya ke seluruh ruangan, dirinya dapat melihat berbagai macam pembisnis terkenal yang menikmati tengah pesta ini
Beberapa orang bahkan Alisha tau namanya, karena sering muncul dalam berita
Mata coklat itu masih memantau keadaan sekitar hingga ada satu orang yang menarik perhatiannya
Alis Alisha kemudian mengerut tajam, walaupun terlihat samar karena posisi mereka yang sangat jauh. Tapi Alisha kenal dengan orang itu
Athair
Tuh orang ngapain disini?, Alisha membatin keheranan
Ketika dirinya ingin melangkahkan kakinya, sebuah suara menginterupsi pendengaran Alisha
"Permisi"
Alisha melirik ke arah sumber suara. Ada satu pria yang sepertinya seumuran kakaknya. Pria itu terlihat tampan, tapi tidak setampan Dareen
Mata Alisha kemudian kembali melirik ke arah dimana Athair berada. Tapi sayang, laki-laki itu sudah menghilang dari tempatnya semula
Ah sial, bodo amatlah. Ngapain juga gue ngurusin tuh orang
"Namaku John, senang berkenalan dengan mu" ujar John sambil mengulurkan tangannya
Karena ingin mengalihkan pikirannya tentang Athair. Dengan senang hati Alisha membalas uluran tangan itu "Aku Alisha"
"Alisha? Nama yang cantik"
"Thanks"
"Bye the way, aku sedari tadi mengawasimu, kau terlihat sangat cantik bahkan mungkin paling cantik disini. Tapi sangat susah sekali untuk mendekatimu karena kau selalu bersama dengan pasangan mu"
"Pasangan?" Alisha menaikan satu alisnya bingung
John mengangguk "aku ingin tau apa hubungan mu dengan Tuan Dareen, jika kau tidak menjalin hubungan apa-apa. Bolehkah aku mendaftar" John tersenyum kikuk di akhir kalimatnya
Alisha tertawa renyah, sebuah ide lucu terlintas di kepalanya "kami hanya sebatas rek--"
"Dia calon istriku!!! Jangan berani-berani kau mendekatinya atau aku membunuhmu!!" Potong Dareen sambil menarik Alisha menjauh dari pesta itu
Alisha kira jika Dareen akan menarik tangannya dengan kasar, tapi tebakannya salah. Dareen menarik tangannya dengan lembut, bahkan pria ini berjalan pelan, seakan mengerti jika Alisha kesulitan berjalan dengan heels serta dress yang panjang ini
"Dareen! Lepas!"
Dareen seakan tuli, tangan kekar itu terus menarik Alisha menuju ke sebuah ruangan yang sepi
Dareen menutup pintu lalu mengurung Alisha di antara kedua tangannya
"Mine! Tidak ada yang boleh mendekatimu selain aku!" Desis Dareen sambil menengelamkan wajahnya di leher mulus Alisha
Alisha tidak bisa bergerak. Dengan punggung yang menempel pada pintu serta Dareen yang tidak memberinya ruang untuk bergerak. Ini terasa sesak dan nyaman?
"Dareen?" Panggil Alisha pelan
"Kenapa kau tidak memakai jas ku? Pria sialan itu bisa melihat bahumu" Alisha bisa merasakan nafas Dareen yang memburu dilehernya. Apakah pria itu marah?
"Kau marah?"
"Tentu saja! Aku tidak suka melihat tubuhmu dipandang orang lain. Kau milikku!!"
"Jadi, itu alasannya kau bilang bahwa aku calon istrimu? Kenapa kau begitu yakin jika aku akan menjadi istrimu?"
Perkataan Alisha berhasil membuat Dareen menjauhkan wajah tampan itu dari lehernya. Kini mata biru laut itu menatap dalam ke manik coklat Alisha
"Apa?" Tanya Alisha ketika Dareen hanya menatapnya dalam diam
"Akan ku pastikan itu!! Akan ku pastikan jika kau akan bersama dengan ku SELAMANYA!!" Tekan Dareen
"Kenapa kau sangat yakin jika aku akan bersama denganmu selamanya? Bagaimana kau bisa yakin bahwa aku tidak akan meninggalkanmu?"
"Kau tidak akan meninggalkan ku!" Tangan Dareen kini mencengkram bahu Alisha yang terbuka
Alisha meringis kecil mencoba mendorong tubuh Dareen. Tapi gagal
"Masa depan tidak ada yang tau"
Dareen mengeram marah, apa baru saja matenya menolaknya secara halus?
Manik biru laut itu terpejam sebentar, mencoba untuk menekan amarahnya, sudut bibir Dareen tertarik menampilkan senyuman licik miliknya
Alisha merinding, apalagi ketika mata Dareen terbuka sambil menatapnya dengan tajam
"Mine" Desis Dareen pelan kemudian mulai mencium bibir matenya dengan brutal
Alisha terdiam, entah kenapa pikirannya blank ketika benda kenyal itu menempel pada bibirnya
"Balas ciumanku, honey" tangan kekar Dareen memeluk pinggang Alisha agar lebih menempel padanya dan satu tangan lagi Dareen gunakan untuk menekan tengkuk leher Alisha agar ciuman itu semakin dalam
Alisha masih terdiam, dirinya tidak menolak ataupun membalas ciuman itu, bahkan ketika bibir bawahnya digigit dan sebuah lidah masuk ke mulutnya. Alisha tetap terdiam
Tindakam Dareen benar-benar membuat perasaan Alisha menjadi bimbang
"Kau seharusnya membalas ciumanku" jari Dareen mengusap bibir Alisha yang membengkak "ahh lipstik mu jadi hilang" seru Dareen sambil tersenyum kecil seakan puas dengan tindakannya.
Walaupun Alisha tidak membalas ciumannya tapi Dareen bahagia karena matenya tidak menolak ciuman itu
Bukankah Dareen selangkah lebih maju? Karena selama Dareen mencoba mencium matenya, pasti Alisha langsung memberontak. Bahkan Jay juga sangat bahagia di dalam sana.
Jari Dareen masih mengusap bibir Alisha secara sensual. Jarak mereka sangat dekat. Melihat kesempatan, Dareen mendekatkan dahinya agar menempel ke dahi Alisha ditambah dengan tangannya kembali merenguh pinggang Alisha agar bertambah dekat dengan dirinya
Dan sekarang mereka benar-benar menempel satu sama lain
"Kau milikku!!" Bisik Dareen
Akhirnya Alisha menatap wajah Dareen setelah sekian lama beradu dengan pikirannya sendiri
"Kau milikku Alisha, sampai kapanpun kau tetap milik ku!!"
Dareen kembali memajukan wajahnya, mata manik biru laut itu melirik ke arah bibir Alisha yang sedikit terbuka. Walaupun lipstiknya sudah hilang karena ulahnya tadi, tapi bibir Alisha tetap bewarna merah. Dareen suka itu
Dareen mengusap bibir merah itu sebelum kembali mencium Alisha. Tapi kali ini lebih lembut, seakan-akan Dareen ingin mengutarkan perasaanya lewat ciuman itu
Tapi ciuman itu semakin dalam ketika Alisha mengalungkan tangan mungilnya itu ke leher Dareen dan membalas ciumannya
Matenya membalas ciumannya!!
Jay melompat-lompat bahagia di dalam sana, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang batu saja terjadi.
Dareen kembali mengigit bibir bawah Alisha, memasukan lidahnya untuk mengabsen setiap inci mulut Alisha. Dan sekali lagi, matenya membalas tautan lidahnya itu
Dareen tersenyum disela ciumannya dan sedikit mencoba untuk menahan Jay agar tidak mengambil alih tubuhnya. Tentu saja Dareen tidak membiarkannya. Ini kesempatan langkah bagi Dareen, dan ia tidak akan memberikannya kepada siapapun! Bahkan serigalanya sendiri
Dareen lalu menghentikan ciuman itu karena merasa Alisha akan kehabisan nafas.
Sedangkan tangan Alisha mencengkram kerah kemeja Dareen sambil mengatur nafas, he's really a good kisser. Alisha dibuat kualahan dengan permainan pria ini. Dareen benar-benar menciumnya seakan tidak ada hari esok
"I'm sorry honey, but I can't stop" Guman Dareen pelan yang entah kenapa suaranya begitu begitu dalam di telinga Alisha, seakan-akan Dareen sedang menahan sesuatau di dalam sana
"Dar... een.. wait!! Sto... emmphh" Dareen kembali menciumnya, dengan sangat brutal dan menuntut.
Permainan gila Dareen benar-benar membuat Alisha lemas, pria itu terlalu mendominasi dirinya. Jika saja tangan kekar itu tidak merenguh pinggangnya, mungkin saja Alisha sudah jatuh kelantai
Mereka berciuman cukup lama. Dareen sesekali menghentikan ciuman itu ketika merasa Alisha mulai kehabisan nafas. Namun hanya sebentar, karena setelah itu Dareen kembali mencium Alisha. Mengisi ruangan sunyi itu dengan suara ciuman mereka. Terdengar sangat panas dan intim
Dareen mencium Alisha seakan-akan tidak ada hari esok. Tapi benar, ini kesempatan yang langka. Jadi, Dareen akan mencium matenya sampai dirinya puas, hanya dirinya. Dareen bahkan tidak peduli dengan serigalanya yang marah-marah di dalam sana
Setelah sekian lama mereka berciuman, akhirnya Dareen menyudahi ciuman itu. Dareen tersenyum lembut ketika melihat bibir merah Alisha yang membengkak
"I love you, Alisha" Seru Dareen sebelum membawa Alisha kepelukannya
🐋
Hai guys 👋👋
I am back!!! Again.
Semoga kalian suka sama part ini ୧⍤⃝🌹
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love, Ryn