Jihyo Oneshot

By prjh97

13.1K 1K 151

cerpen yang updatenya kalo aku lagi selo More

Koor-Sub Koor (Nahyo)
Social Butterfly (Mihyo)
Festival Akhir Tahun (Jitzu)
Random chat with bestie (Jeonghyo)
Liar (Sahyo)
Thirdwheel (Mihyo)
Keinginan Tzuyu (Jitzu)
Cewek barbie (Sahyo)
Gibbon Camp (Jitzu)
Gibbon Camp 2 (Jitzu)
Gibbon Camp 3 (Jitzu)
Gibbon Camp 4 (Jitzu)
They're in Love (Jitzu)
Cewek Barbie 2 (Sahyo)
As time goes by (Sahyo)
Soulmate (Jitzu)
Sleepy girl (Sahyo and a lil bit of Jeonghyo)

News Castle (Sana Jihyo Tzuyu ft Jeongyeon Dahyun)

401 40 11
By prjh97

Jihyo, cewe Bio yang sering nyasar main ke FIB

Sana, Cewe FIB, prodi antropologi

Tzuyu, cowo FIB prodi sastra inggris

Jeongyeon, cowo FIB prodi Antropologi yang banyak gaul sama anak teknik mesin (Makanya jadi ikutan gondrong)

Dahyun, cowok FEB prodi akutansi. Salah gaul ke FIB gara-gara ngapelin pacarnya (sekarang mantan).





****


Gurat oranye terlihat jelas dari rooftop gedung C Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Memanjakan mata manusia yang melihatnya. Hanya ada seorang laki-laki yang berdiri di sana seraya menatap kepergian sang surya. Tzuyu namanya -cowok jangkung berjaket levis- sedang berdiri sendirian sambil menghirup napas dalam ketika merasakan sesak dalam dirinya. Bukan karena vape rasa buah yang sedang ia pakai, sama sekali bukan. Hanya saja ini semua karena ia baru saja melihat Sana, vokalis band News Castle yang selalu ia idam-idamkan sedang dicumbu oleh Dahyun -sang keyboardist- di dalam studio musik FIB tempat mereka biasa latihan.

Tzuyu geleng-geleng kepala sendiri. Kurang apa dirinya ini? Tampan sudah, kaya sudah, pintar sudah, gitaris band kampus, sholat lima waktu tidak tinggal, puasa ramadhan tidak pernah bolong, sholawat tiap hari selalu ia lakukan, tapi mengapa ia tidak pernah bisa merebut hati Sana begitu saja. Padahal doanya sudah kencang. Sangat kencang hingga ia hapal betul ketika harus merapalkan nama lengkap Sana kemudian diikuti Al-Fatihah. Ada kendala apa sebenarnya? Apa karena Sana beragama Katolik jadi doanya tidak manjur? Tzuyu gereget sendiri.

Lagi, cowok jangkung itu menyesap dengan nikmat vape yang ia kalungkan menggunakan lanyard yang pernah dipilihkan oleh Sana ketika membelinya. Mencoba menenangkan pikirannya menggunakan nikotin 6mg ini. Mencoba menerima fakta bahwa ia baru saja tertinggal jauh oleh Dahyun, cowok oriental humoris dan rajin ibadah di gereja. Atau mungkin sebenarnya secara tidak sadar Tzuyu sudah kalah telak? Entahlah, semakin dipikirkan semakin jelas kebenaran pahit terasa.

"Lu dicariin taunya di sini" Suara berat seorang perempuan mendadak terdengar. Bukan suara Sana. Suara Sana lebih cempreng dan lebih menyenangkan untuk didengar dibandingkan dengan cewek yang sedang menghampirinya ini, manajer band News Castle yang amat disiplin dan suka mengatur. Selalu bertengkar dengan drumer band New Castle, Yoo Jeongyeon, dan selalu baik terhadap dirinya. Desas-desusnya gadis ini aslinya memang menyebalkan, namun hanya baik ke Tzuyu karena ia naksir. Tapi Tzuyu sedikit nggak percaya akan hal itu. Lagi pula yang ia mau Sana, bukan sang manajer.

"Katanya sholat" Dumal sang manajer.

"Ya emang sholat tadi" Terang Tzuyu secara singkat.

"Terus ke sini?"

"Iya"

"Oh..." Cewek itu tutup mulut. Tzuyu bersyukur akan hal itu. Namun rasa bersyukurnya hilang dalam 10 detik karena Jihyo lagi-lagi membuka mulutnya. "Kok nggak balik ke studio kenapa Tzu?"

"Butuh ketenangan"

"Gue dateng gini ganggu ga?"

"Lumayan" Ujar Tzuyu singkat, membuat nyali sang cewek ciut seketika.

"Oke deh gue turun lagi aja, tadi nyari lo cuma mau ngasih info, jam 8 kumpul di studio ya, gue mau maparin schedule latian yang baru di semester ini"

"Oke..."

"Sip" Cewek itu mengacungkan jempolnya kemudian balik badan perlahan, hendak pergi dari sana meski tidak rela.

Kebetulan suara Tzuyu malah menahannya. "Gue boleh ngomong ngga!"

Secepat kilat gadis itu balik badan dan berkata "Apa?"

Si jangkung tersenyum. Agaknya kecurgiaan orang-orang tentang sang manajer menyukai dirinya ada benarnya. Buktinya baru dipanggil begitu langsung menoleh tanpa jeda.

"Gue galau" Adu Tzuyu tanpa konteks, jika lawan bicaranya ini bukan Jihyo pasti sudah dicap sebagai cowok aneh bin freak. Tiba-tiba mengadu kalau sedang galau. Sangat aneh.

"Kenapa?" Tanya sang manajer pura-pura tidak tahu. Padahal ia lihat dengan jelas bagaimana Tzuyu langsung ngacir ke rooftop saat Dahyun dan Sana bercumbu di dalam studio.

"Orang yang gue suka mesra-mesraan sama orang lain"

"Oalah... sabar ya"

"Dih udah gitu doang respon lo Ji?"

"Lah ya maap gue bingung harus respon gimana"

"Ya apa kek"

"Bingung hehe"

"Lo pernah nggak sih galau gini?"

Sekarang! Ujar Jihyo dalam hati.

"Pernah sih, sering"

"Terus gimana biar pulihnya"

"Dengerin lagu"

"Bukannya makin galau yang ada?"

"Ya nggak papa abistu kan udah nggak galau lagi"

"Selamanya?"

"Ya enggak selamanya lah, itu durasinya bentar, seenggaknya buat hari itu aja"

"Oh.. Lagu apa yang sering lo denger"

"Hey Jude"

"Aneh banget selera lo"

"Nggak aneh ah"

"Tua, ga jelas"

"Nggak ah"

"Ga jelas."

"Jelas kok"

"Dih nggak jelas, Ji"

"Jelas ya..."

Tzuyu menyerah. Menghela napas panjang kemudian membiarkan keheningan menyelimuti mereka sejenak. Berdebat dengan Jihyo agak sulit rupanya. Pantas Jeongyeon selalu kesal sendiri. Ternyata begini rasanya. Biar begitu setidaknya Tzuyu diam-diam mengakui bahwa selera musik Jihyo ternyata boleh juga.

"Di sini aja Ji, sampe jam 8 nanti, sama gue"

"Okay"

Dan Jihyo membiarkan dirinya menikmati senja yang sendu bersama dengan Tzuyu, orang yang menarik perhatiannya.

****

ChouTzuyu is following you!

Jihyo tersenyum getir. Padahal tadi di kampus Tzuyu baru saja mematahkan hatinya dengan mengatai selera musiknya tua dan ga jelas, tapi sekarang ketika ia hendak tidur Tzuyu malah mengikuti akun Spotify nya. Aneh. Omongannya kontradiktif. Kontradiktif yang membuat senang.

Drt... Lagi-lagi notifikasi baru muncul di ponselnya. Kali ini pesan WhatsApp dengan pengirim yang sama seperti yang baru saja mengikuti akun Spotifynya.

Tzuyu : Playlist lo lumayan juga, numpang dengerin.

Jihyo : wkwk katanya selera gue tua, nggak jelas lo

Tzuyu : Tapi sebenernya boleh juga setelah dipikir-pikir

Jihyo : yeuuu... iya dengerin aja.

Tzuyu : gue boleh nambahin lagu ke sini nggak?

Jihyo : boleh, bentar gue tambahin akun lo ke playlist gue dulu

Jihyo : udah

Tzuyu : oke udah gue tambahin.

Jihyo langsung membuka playlist musik yang ia buat lalu menggesernya ke bawah, ke tempat lagu baru yang ditambahkan Tzuyu. The Way You Look at Me dari Christian Bautista telah ditambahkan. Jihyo langsung memainkannya. Ia sudah pernah mendengar lagu ini. Nikmat dan ia suka. Lumayan untuk menemani tidurnya malam ini. Malam yang menenangkan.

No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word


'Cause there's somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You make me believe that there's nothing in this world I can't be
I never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me


****

Tzuyu membuka ruang studio FIB dengan hati-hati. Belum ada orang di sana. Ia memang lebih cepat 30 menit daripada jadwal yang dibuat oleh Jihyo. Berhubung kelasnya memang bubar cepat jadi ia memilih ke sini duluan daripada luntang lantung tidak jelas di fakultas. Sampai di tempat, cowok jangkung itu langsung mendekati gitar listriknya kemudian menyeting untuk dimainkan.

Saat sedang sibuk menyeting gitar, pintu studio terbuka. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jihyo yang terkenal selalu tepat waktu. Oh tidak, Jihyo lebih dari sekedar tepat waktu, Jihyo datang puluhan menit sebelum jadwal perjanjian yang telah dibuat. Dan rutin selalu begitu. Fakta yang selama ini Tzuyu abaikan dan baru ia sadari sekarang.

"Eh Tzuyu udah dateng" Gumam Jihyo seraya tersenyum kemudian memilih untuk mendekati sofa dan mengeluarkan tablet untuk ia corat-coret.

"Iya udah. Ngerjain apa Ji?"

"Ngerapihin catatan di kelas tadi"

"Rajin juga lo"

"Enggak sih, cuma ya daripada nggak kebaca, kan sayang udah nyatet"

"Gue aja nggak pernah nyatet kalo kuliah"

"Eum... ga heran sih gue kalo itu"

"Ya elah jahat banget lo responnya"

"Ya kan fakta?"

"Ya tetep aja respon lo jahat, minimal bohong dikit buat ngehibur gue"

"Lo selalu mempermasalahkan respon gue, emang sebenernya respon seperti apa sih yang lo harapkan?"

"Ya apa kek yang semangat gitu. Perasaan lo kalau sama Bang Jeongyeon lancar banget ributnya, kenapa sama gue ngadet-ngadet?"

Ingin sekali Jihyo bilang 'Ya beda lah, kalo sama lo gue jaim' tapi kata-kata itu tidak terucap dari bibirnya. Ia hanya terkekeh dan membiarkan Tzuyu larut dalam pikirannya sendiri. Tzuyu pun tidak mengerti apa yang sedang ia pikirkan tetapi rasanya hari ini jauh lebih menyenangkan dari biasanya.

"Jihyo, gue udah nggak galau" Adu Tzuyu tanpa konteks (lagi). Jihyo mengernyit. Semakin yakin bahwa ia telah salah pilih orang untuk dikagumi karena ternyata orang ini sangat freak.

"Oh iya? Ikut seneng gue"

"Kalau lo gimana? Masih sering galau nggak?"

"Nggak terlalu sering"

"Emang lo galauin siapa sih Ji sebenernya?"

Elo!

"Ya ada lah"

"Rahasia-rahasian lo. Btw kok lo nggak nanya balik sih gue galauin siapa?"

"Sana kan?" Tanya Jihyo tepat sasaran.

"Kok tau?"

"Tau lah"

"Keliatan banget ya?"

"Lumayan" Jihyo berdehem sedikit, kemudian membenarkan posisi duduknya "Btw kayaknya lo bakal tetep menang sih, biar gimana pun juga mereka beda agama" katanya merujuk pada Dahyun dan Sana. Sana katolik dan Dahyun kristen protestan.

"Gue sama Sana juga beda agama Ji kalo lo lupa. Lebih beda malah" Balas Tzuyu semakin merengut.

"Oh iya lupa"

"Tapi lo sama gue sama" Timpal cowok jangkung itu. Bohong kalau kata-kata itu tidak berefek sama sekali untuk Jihyo. Jantungnya berdegup kencang. Secercah harapan muncul. Padahal sudah ia buang jauh-jauh selama ini.

"Terus?" Jawab Jihyo tengil. Tzuyu mendengus. Lagi-lagi respon yang tidak asik. Jihyopun melanjutkan ketengilannya. "Gue sama Jeongyeon juga sama"

Lalu Tzuyu terdiam, pikirannya mendadak menyimpulkan sesuatu. Sepertinya orang-orang termasuk dirinya sendiri salah mengartikan. Sepertinya Jihyo tidak sesuka itu pada dirinya. Sepertinya Jeongyeon lah orang yang mereka maksud.

"Oh jadi gitu...." ejek Tzuyu, dan sialnya respon Jihyo hanya terkekeh. Tzuyu greget. Masa iya selama ini dia cuma geer? Masa iya dugaan orang-orang selama ini salah?

Tapi kok memang sepertinya salah ya? Kayaknya Jihyo memang sukanya Jeongyeon, bukan dirinya. Sial, harga diri Tzuyu sedikit terluka sekarang.

****

Personil band News Castle sedang sibuk merapikan alat band yang selesai mereka gunakan. Jihyo ikut membantu membereskan kabel bersama Sana.

"Pulang sama siapa Ji?" Tanya Sana.

"Sendiri, mau bareng?" Balas Jihyo. Sana mengangguk. Semua itu tak luput dari tatapan tajam Tzuyu yang sedang asik melepaskan kabel dari gitarnya. Mungkin Tzuyu kecewa dan berpikir 'Kenapa Sana nggak minta nebeng gue aja?'. Setidaknya itu yang Jihyo simpulkan.

Setelah studio rapi dan Jihyo selesai memberikan briefing kepada News Castle, akhirnya latihan malam itu resmi bubar. Mereka langsung berjalan beriringan menuju parkiran.

"Hati hati lu bawa anak orang!" Ujar Jeongyeon seraya menyenggol bahu Jihyo. Gadis bermata bulat itu menggerutu dan balas menyenggol bahu Jeongyeon.

"Yeu gue juga tau kali!"

"Sana, pokoknya kalo Jihyo ugal-ugalan langsung di toyor aja kepalanya!" Seru Jeongyeon yang masih belum menyerah memancing emosi Jihyo.

"Palalo yang gue toyor adanya" Balas Jihyo. Sana terkekeh. Dahyun juga. Tzuyu hanya diam menyimak.

"Kalo ugal-ugalan gue peluk aja ga si bang?" Tanya Sana pada Jeongyeon. Jeongyeon mengangguk dengan senyum mengejek. Kemudian alisnya dinaik turunkan pada Sana. Sana sontak tertawa lebih keras. Tidak ada yang mengerti selain mereka berdua. Entahlah, jokes internal. Jihyo memilih untuk memundurkan motornya supaya cepat pergi dan rebahan di kamar kos. Badannya sudah hampir remuk.

"Duluan ya semuanya" Ujar Jihyo ketika Sana sudah naik ke boncengannya. Motor hitam 160 cc itu langsung melaju kencang membelah dinginnya malam. Membonceng Sana adalah pengalaman baru yang cukup mengagumkan bagi Jihyo. Sana wangi bunga lily yang membuat nyaman indra penciumannya. Sana tipikal orang yang tidak ragu bersentuhan dengan orang lain sehingga ia tanpa permisi memeluk pinggang ramping Jihyo dari belakang. Sana juga tidak terlalu berat, membuat Jihyo tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk memboncengnya. Cewek di belakangnya ini membuat Jihyo jadi memaklumi mengapa Tzuyu dan Dahyun sesuka itu kepadanya. Ya, Sana memang cewek sempurna. Mulai detik ini sepertinya Jihyo jadi rela mengalah dalam hal apapun kalau itu menyangkut tentang Sana. Jihyo nggak akan sungkan memberikan saran pada Tzuyu, orang yang ia harapkan, untuk tetap terus menyukai Sana karena gadis blasteran Jepang ini memang menyenangkan dari sisi manapun. Tzuyu pasti akan bahagia jika bersama Sana.

"Jihyo... Gue boleh nginep di kos lo nggak?" Tanya Sana menghancurkan seluruh imajinasi Jihyo "Ada yang mau gue omongin soalnya..." Lanjut Sana. Jihyo yang mendengar hal itu jadi semakin bingung. Sana mau menginap di kosnya saja sudah aneh, apalagi ada hal yang mau dibicarakan dengannya.

Biarpun begitu Jihyo tetap menjawab "Boleh banget dong" seraya melirik kaca spion yang juga menampilkan Sana di dalamnya.

"Beli makan dulu ya, bawa pulang aja ke kos lo, gue yang traktir" Ucap Sana. Gadis bermata bulat yang menyetir motor di depannya pun mengangguk senang dengan rezeki nomplok yang mendatanginya. Lumayan kan ditraktir Sana, Tzuyu ataupun Dahyun belum tentu pernah ditraktir.

****

Setelah makan sate yang dibeli pakai uang Sana, Jihyo membereskan bekas makan keduanya. Tentu saja Sana menawarkan bantuan namun ditolak oleh Jihyo. Jihyo memberikan instruksi agar Sana membersihkan diri saja.

"Mending lo mandi atau lap-lap deh, ntar gantian sama gue" Jihyo berkata demikian sembari jari lentiknya mengeluarkan kaos dan celana pendek dari lemari "Pake baju gue dulu aja" Sana yang akhirnya menyetujui pun masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah beres barulah Jihyo gantian membersihkan dirinya.

Sana memainkan ponsel ketika menunggu Jihyo. Saat selesai, baru Sana meletakan ponsel ke nakas dan merebahkan diri di kasur sang empunya.

"Gue mau ngomong tapi sambil tiduran, pillow talk gitu" Ujar Sana

"Okay... Lo suka lampu mati atau hidup?" Balas Jihyo

"Mati"

"Okay gue juga"

Jihyo dengan cekatan langsung mematikan lampu dan mengambil tempat di sebelah Sana. Keduanya menatap langit-langit kamar Jihyo yang remang-remang minim pencahayaan. Suasana yang sangat nyaman karena akhirnya tubuh itu bisa merasakan empuknya kasur setelah seharian beraktivitas di luar. Wangi sabun mandi dan shampoo Jihyo yang beraroma madu menambah tenang suasana.

"Kamar lo enak ya Ji, adem, bikin nyaman..."

"Iya, makanya gue betah dari maba nggak pindah-pindah"

"Iya sih sayang kalo pindah belum tentu dapet tempat senyaman ini"

"Iyaa"

"Kapan-kapan main ke kosan gue Ji, biar gantian"

"Iyaa San.." Gumam Jihyo, diikuti keheningan yang menyelimuti. Jihyo bertanya-tanya sebenarnya Sana mau bicara apa, tapi ia tidak mau menanyakannya sampai Sana yang bicara sendiri.

"Ji.." Panjang umur, sepertinya Sana mau bicara.

"Hm..?"

"Jihyo..?"

"Iya Sana, ada apa?"

"Gue tau mungkin ini bikin lo bingung ya, tapi gue udah lama suka sama lo Ji." Ujar Sana yang membuat Jihyo melotot di tempat. Bohong kalau Jihyo tidak kaget. Ini adalah informasi yang tidak terduga sama sekali. Variabel di luar kendali. Sana seorang perempuan sempurna menyukai Jihyo yang seadanya dan sama-sama perempuan seperti dirinya. Bukahkah aneh?

"Gue tau lo kaget. Gue tau lo bingung. Gue tau mungkin juga... bisa aja lo illfeel. Tapi Ji, selama ini gue selalu merhatiin lo. Merhatiin gimana cara lo ngatur waktu hidup lo sendiri dan ngatur band kita, gimana cara lo ngatasin masalah kalo ada problem saat kita manggung ataupun problem di kehidupan lo, gimana cara lo ngomong ke gue, ke Tzuyu, ke Dahyun, ke Bang Jeongyeon, ke semuanya yang penuh pengertian. Gue selalu kagum sama lo. Lo pinter dan berbakat. Lo bisa banyak hal. Gue bahkan selalu dengerin lagu-lagu yang lo ciptain Ji, yang mungkin nggak pernah lo tunjukin ke orang lain selain diri lo sendiri."

Jihyo termangu dibuatnya. Selama ini memang Jihyo selalu menulis lagu tetapi tidak pernah mempublikasikannya ke khalayak umum. Jihyo tidak percaya diri dengan apa yang ia kerjakan, makanya ia hanya memposting lagu-lagu yang ia tulis di platform bernama soundcloud dimana tidak terlalu banyak orang di lingkungannya yang menggunakan platform tersebut.

"The stars shine brigther cause they know how to change dust become lighter" Sana bersenandung menyanyikan salah satu baris di lagu yang Jihyo ciptakan. Jihyo merinding dibuatnya. Ia tidak menyangka ada insan lain di dunia ini yang juga mendengarkan lagunya. To the Light. Lagu pertamanya.

"But when I miss you I wanna die so please stay with me and kill the distance" Lagu Jihyo yang lain. Anthem of Losing You. Sana menyanyikannya. Jihyo semakin terpaku dibuatnya.

"Even lagu terakhir yang baru-baru ini lo upload, gue juga udah denger itu Jihyo. Gue dengerin semua lagu lo. Gue mantau lo. Gue sesuka itu sama lo"

Jihyo bingung dengan semua ucapan yang Sana lontarkan. Bukan karena tidak percaya, hanya saja semuanya terlalu tiba-tiba dan tidak masuk akal.

"Gue selalu cemburu kalo lo berdebat sama Bang Jeongyeon, gue selalu ga terima lo deket sama Bang Jeongyeon, mungkin itu juga yang bikin gue akhirnya memberanikan diri untuk minta tolong Bang Jeongyeon supaya comblangin gue sama lo, tapi dia nggak pernah mau katanya gue harus bergerak sendiri. And here I am. Gue udah nggak kuat nahan rasa ini, Ji. I admire you. I love you"

Jihyo masih diam. Mencerna semuanya satu persatu. Sekarang ia dapat memahami mengapa tadi di parkiran Jeongyeon dan Sana memiliki jokes internal yang tidak dimengerti siapapun. Ternyata ini latar belakangnya.

"Gue tau ini kecepetan dan grasa grusu. Tapi gue boleh tau nggak apa yang lo rasain setelah dengerin semua yang gue bilang?" Tanya Sana akhirnya setelah celoteh panjang yang cukup mengejutkan. Jihyo berpikir sejenak kemudian berdehem untuk membuka suara. Tenggorokannya memang mendadak tercekat sebelumnya.

"Hm.. Sorry, gue merasa ini nggak make sense. Lo kan sama Dahyun, Sana?" Tanya Jihyo.

Tanpa ragu, Sana pun menjawab "Dahyun yang suka gue. Gue nggak suka Dahyun."

"Tapi lo ciuman-"

"Yang di studio? Itu nggak pake consent. Dia main nyosor"

"Shit!"

"Makanya, I will never look him the same way anymore"

"Valid" balas Jihyo yang disusul keheningan sejenak.

"Thanks for your confession, Sana." Sana mengangguk di sebelah Jihyo, gadis bermata bulat itu melanjutkan kata-katanya "But, I'm admiring another person right now"

"It's Tzuyu. I know it"

"Yaa, too obvious. But he loves you, Sana"

"Yaa, I know, but I don't have the sam feelings...cause... I love you Jihyo"

"Oh God, it's confusing"

"Yeah, but let me be the one who steal your heart from Tzuyu"

"But he loves you, he's the one who's gonna steal your heart"

"Then let me be yours, so my heart will always gonna be yours and yours only. No one gonna steal it"

"I can't think properly right now." Jihyo memutuskan untuk menyudahi percakapan panjang itu. Badannya terlalu lelah dan sudah tidak sanggup berpikir "Let's just sleep Sana"

"Cmon Jihyo" dan Sana masih belum puas

"Let's sleep and talk again later" Tapi Jihyo tetaplah Jihyo

"Ok then.... I love you Jihyo, but you love Tzuyu and Tzuyu love me. But I love you and I do"

"Sanaa"

"Okay sorry, goodnight Jihyo"

"Goodnight Sana"

Ini gila. Kalau bisa, Jihyo mau melarikan diri saja dari hidupnya sendiri.


****


Siang hari yang terik, Jihyo memasuki ruangan studio yang masih sepi. Ruangan itu gelap dan dingin, tempat yang nyaman untuk melarikan diri dari kejamnya matahari pukul 1 siang. Gadis bermata bulat itu baru saja menyelesaikan kelas terakhirnya di hari ini dan memilih untuk datang ke studio daripada pulang ke kamar kosnya. Tanggung, sudah jam satu sedangkan latihan mulai jam 3, jadi lebih baik Jihyo istirahat di studio saja. Lagipula sofa studio juga empuk dan nyaman, lumayan untuk rebahan.

Saat Jihyo hendak memejamkan mata, mendadak ia teringat kejadian semalam dimana Sana menyatakan perasaan pada dirinya. Bukankah mengejutkan? Tentu saja. Tadi pagi mereka harus berpisah karena jadwal kelas Jihyo yang terlalu pagi sehingga tidak ada lagi obrolan yang mengarah ke sana. Intinya sekarang dirinya diambang kebingungan. Terlibat di dalam cinta segitiga begini benar-benar membuat fokusnya teralihkan.

Belum juga pikirannya tenang, tiba-tiba terdengar suara familiar dari luar studio. Dapat dengan jelas Jihyo dengar percakapan yang terjadi di luar karena suara itu semakin mendekat ke arahnya.

"Tinggal balik ke gue apa susahnya si?"

"Bang, gue nggak bisa. Lo tau kan kita ini nggak bisa?"

"Ya tapi daripada lo membohongi diri sendiri gini. Dia juga nggak suka kan sama lo?"

"Gue lagi ngusahain bang"

"Dengan cara nyosor anak orang sembarangan?"

"Kalo iya kenapa?"

"Sakit lo!"

"Itu juga yang sering lo lakuin ke gue kan? Nyosor sembarangan"

"Gue nggak sembarangan karena ada consent antara lo dan gue. Kita sama-sama suka. Udahlah akui aja lo masih suka gue"

Krettt...

Pintu terbuka.

Cklek.

Lampu dihidupkan.

Dan tampaklah Jeongyeon bersama Dahyun di depan pintu.

Percakapan yang Jihyo dengar sedari tadi adalah percakapan antara Jeongyeon dan Dahyun. Ini semakin gila. Kepala Jihyo semakin mau meledak sekarang. Jadi Jeongyeon dan Dahyun adalah mantan?

"Jihyo...?"

"Ng.....Hai Ji... Gue bisa jelasin"

Kalau bisa Jihyo kabur, lebih baik Jihyo kabur saja daripada mendengarkan penjelasan dari Jeongyeon ataupun Dahyun.

****

Keputusan final:


Kadang lari dari masalah itu bukan pilihan yang buruk

-Jihyo 2023

__________
14-09-2023

GUE NULIS APA SIH?

Continue Reading

You'll Also Like

47.7K 6.5K 30
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
204K 21.9K 41
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
206K 4.8K 19
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
95.3K 12K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...