TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TE...

By Chatweetz18

10M 1.2M 68K

"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalam... More

PROLOG
1. Beda Raga
2. Welcome To Dunia Fiksi
3. Alaskar Galendra
4. Alas Tikar
5. Serangan Centong Sayur
6. Yollanda Amelia
7. Drama Pagi Hari
8. Keputusan Araya
9. Bertemu Tokoh Lain
10. Araya Kissing?
11. Ravloska Is The Kings
12. Araya Diculik?
13. Pertemuan Kedua
14. Levator
15. Permintaan Araya
16. Amarah Macan Betina
17. Queen Ravloska
18. Balapan
19. Terciduk
20. Apakah Ini Benar, Atau Salah?
21. Nomor Palsu
22. Good Girl
23. Sasaran Utama
25. Balapan, lagi?
26. Kasih Bunda
27. Bekerja Sama?
28. Tetap Dia Pemenangnya
29. Toilet Sekolah
30. Lambe Turah
31. Pengeroyokan
32. Mencari Si Impostor
33. Petunjuk Pertama
34. Darren dan Kiran?
35. Parasit
36. Terbongkar?
37. Fakta Baru?
38. Unfriend
39. Temen Rasa Pacar?
40. Pamit
41. Bersenang-senang
42. Let's Get Started
43. Dia Impostornya
44. Penjelasan
45. Klarifikasi
46. Playing Victim
47. Freak
48. Minimal Pacaran, lah.
49. Demi Levator
50. Lelah
51. AYANG!!
52. Cari Kesempatan
53. Nathan Mabuk?
54. Apa Bedanya?
55. Kenapa harus Levator?
56. ARAYA KEMBALI!!
57. Lo Nyalahin Gue?
58. I Just Wanna Be Yours
59. Kencan Pertama
VOTE COVER + GIVEAWAY

24. Mengundurkan Diri

177K 22.9K 862
By Chatweetz18

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Sesekali Araya menghabiskan waktunya untuk berkumpul bersama kedua orang tuanya, seperti sekarang ini. Jangan lupakan Darren, dia juga bergabung bersama mereka.

Mereka sedang menonton acara televisi yang menayangkan sebuah film pertengkaran rumah tangga.

"Kalo Mama jadi perempuan itu, Mama gak akan maafin Papa," ucap Arumi saat melihat adegan film suaminya yang berselingkuh dengan perempuan lain.

Araya yang sedang bersandar di lengan Papanya mengangguk menyetujui ucapan Mamanya.

"Ceraikan aja, Ma. Ambil semua hartanya," tambah Araya.

"Heh, malah kompor," tegur Papa Araya.

Araya menegakkan tubuhnya. "Gini ya, Pa. Dalam sebuah hubungan, kesalahan bisa dimaafkan, kecuali perselingkuhan."

"Iya kan, Bang?" tanya Araya melirik Darren yang hanya menyimak.

Darren memandang Araya lalu tersenyum yang terkesan sangat dipaksakan.

"Ya, lo bener."

Araya menjentikkan jarinya. "Tuh kan, Bang Darren aja setuju. Yang namanya perselingkuhan itu gak bisa dimaafkan, apalagi selingkuhnya sama orang terdekat. Contohnya sama temen sendiri."

"Benar begitu, Bang Darren?" tanya Araya sembari menyeringai.

Darren menatap adiknya tanpa ekspresi. Dia tau bahwa Araya sedang menyindirnya.

"Good, Mama setuju sama yang kamu ucapkan," ujar Arumi.

"Tumben kamu pinter."

Araya mengibaskan rambutnya ke belakang saat mendengar pujian dari Papanya.

"Papa baru sadar? Aya kan udah pinter sejak dalam kandungan," jawab Araya membuat Irawan memutar bola matanya malas.

Araya teringat akan sesuatu. Dia melihat kedua orang tuanya dengan lekat secara bergantian.

"Kenapa kamu?" tanya Arumi yang menyadari tatapan Araya seperti ada maksud.

"Aya boleh minta sesuatu, gak?"

"Sesuatu?" tanya Papanya.

Araya mengangguk. "Iya, sesuatu."

"Asal jangan minta yang aneh-aneh, akan Papa kabulin."

"Aya mau mobil."

Jawaban Araya nyaris membuat Irawan yang sedang meminum kopinya menyembur. Mereka terkejut dengan permintaan Araya.

"Mobil? Kamu mau mati cepet? Naik sepeda aja gak bisa," saut Arumi.

"Aya bisa, Ma."

"Iya bisa, bisa naik mobilnya."

"Jangan minta yang aneh-aneh, Ay," tambah Darren.

Araya menghela napas kesal. "Aya beneran bisa bawa mobil."

"Mama gak percaya. Lagian kalo kamu bisa, kapan belajar nyetir? Hari-hari kamu aja cuma sekolah, nonton drakor, makan sama tidur."

"Aya belajar nyetir sama Elita setiap pulang sekolah," jawab Araya jujur. Walaupun tidak setiap hari, tapi dia sering belajar nyetir bersama sahabatnya.

"Papa gak percaya sebelum ada bukti," kata Irawan.

"Papa mau bukti? Aya bisa buktiin sekarang."

Papanya menggelengkan kepalanya. "Sekarang udah malem, kalian harus tidur, besok sekolah."

"Tapi Papa janji ya, beliin Aya mobil?" ujar Araya sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

Irawan mengangguk sembari mengaitkan jari kelingkingnya.

"Kalo kamu terbukti bisa nyetir, saat itu juga Papa langsung beli mobil buat kamu."

"DEAL!" teriak Araya sebelum Papanya berubah pikiran.

"Mobil terlalu berbahaya, Ay."

Araya melirik Darren, dia melayangkan tatapannya dengan tajam.

"Jangan merusak mimpi gue."

***

"Males banget harus antri."

Elita memandang seisi kantin dengan raut wajah malas. Dia sudah sangat kelaparan sekarang, tapi setiap penjual di kantin penuh dengan antrian.

"Lo mau pesen apa? Biar gue aja yang antri, lo nyari tempat," ucap Araya.

"Samain aja, soal makanan gue gak ribet."

Araya mengangguk, dia memutuskan untuk membeli siomay saja yang tidak terlalu mengantri.

"Bu, siomaynya dua," ucap Araya dan Kiran secara bersamaan.

"Ini mau siapa dulu?" tanya ibu kantin bingung.

Araya melirik ke arah Kiran yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Kamu duluan aja, Ray," ujar Kiran.

Araya tidak memperdulikan ucapan Kiran. Lagian dia pikir dirinya lebih dulu datang ke sini.

"Satu jangan pake saus ya, Bu. Sekalian air mineralnya dua," pinta Araya.

Araya tidak terlalu suka dengan saus. Entah kenapa kepalanya suka tiba-tiba migrain setelah makan makanan yang ada sausnya.

"Ini pesanannya Neng."

Ibu kantin menyodorkan dua buah piring berisi siomay. Araya segera membayarnya dan langsung berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata kepada Kiran, karena sepertinya sangat tidak penting.

"Nih pesanan lo."

"Lo tau aja gue mau siomay," ucap Elita saat Araya membawa makanan mereka.

"Ray, gue punya gosip terbaru."

Baru juga Araya akan menyuapkan satu sendok siomay, Elita mulai mengajaknya berghibah.

"Gosip apaan?" tanya Araya.

Elita memajukan wajahnya, lalu berbisik. "Si Yollanjing pacaran sama si Zayn."

"Tau dari mana lo?"

Elita mengibaskan rambutnya ke belakang sembari melahap satu buah tahu.

"Apa sih yang Elita gak tau," ujarnya sombong.

Araya memicingkan kedua matanya, menatap Elita penuh selidik.

"Gue jadi curiga, jangan-jangan yang pegang akun lambe turah sekolah kita itu elo."

"Sembarangan! Ya bukan, lah," sanggah Elita.

"Kalo bukan lo, terus kenapa lo tau mereka pacaran?"

Elita menghela napas jengah. "Gue tau dari anak-anak tukang gosip kelas sebelah."

Araya menggelengkan kepalanya. Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran Elita, bisa-bisanya percaya dengan sebuah gosip.

"Ray, cowok yang kemarin siapa?" tanya Elita tiba-tiba.

"Cowok?" Araya terlihat berpikir sebentar. "Oh, itu Pak Sandi, supir pribadi gue."

"Bukan yang itu bego! Yang kemaren pas balik sekolah, di gerbang," jelasnya.

Araya tau siapa yang dimaksud oleh Elita. Namun dia bingung harus berkata sejujurnya atau tidak, kalau cowok itu adalah Nathan.

"Lo gak tau dia siapa?" tanya Araya.

"Ya kagak, lah. Seragamnya aja beda, gimana gue mau tau."

"Dia temen gue."

"Sejak kapan? Kok gue baru tau."

Araya mendaratkan jitakannya di kening Elita. "Makanya hidup lo jangan gosip mulu."

"Apa hubungannya bego?!" tanya Elita tidak terima, yang dibalas oleh Araya dengan mengedikkan bahunya.

Saat Araya sedang asik-asiknya makan dan mengobrol dengan Elita, anggota Ravloska datang ke meja mereka dan langsung duduk di sana.

"Lo pada ngapain duduk di sini? Sana pergi!" usir Elita tidak suka.

"Lo gak liat tempat lain penuh?" saut Garvan.

Elita melihat seisi kantin yang memang benar semua meja terlihat penuh. Sedangkan Araya hanya acuh saja seolah-olah tidak menyadari kedatangan mereka.

"Kita boleh duduk di sini kan, Ay?"

Araya melirik Zayn sekilas, lalu lanjut makan lagi. "Gue bukan kalian yang selalu seenaknya sama gue. Jadi gue gak akan larang, asalkan lo semua gak ganggu ketenangan gue."

"Mendingan kita cari tempat lain," usul Arthur.

"Udahlah di sini aja, Thur. Si Aya aja gak keberatan," saut Garvan.

Mereka mulai memesan makanan dan segera memakannya saat pesanannya datang. Tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka.

"Ay, kok lo gak pernah bareng kita lagi?" tanya Zeyn memecahkan keheningan.

"Gue sibuk," jawab Araya.

"Sibuk apaan lo? Mentok-mentok juga paling sibuk rebahan." Garvan menimpali.

"Sibuk ngabisin duit bokap, kenapa? Mau bantuin?"

"Enggak, deh. Duit bokap gue juga banyak."

"Idih ... duit bokap aja bangga," saut Zeyn menimpali ucapan Garvan barusan.

Kedua mata Alaskar terus memandang ke arah Araya yang sibuk makan seraya bermain ponsel. Gadis itu benar-benar tidak menganggap mereka ada.

Uhuk!

Araya tidak sengaja tersedak. Dua botol air mineral tiba-tiba berada tepat di depan wajahnya. Araya melihat siapa pemilik kedua botol tersebut, yang ternyata adalah Alaskar dan Arthur.

Araya tidak menerima salah satu dari keduanya, ia meminum air miliknya. Membuat kedua laki-laki itu menarik tangannya kembali. Sedangkan yang lainnya hanya melongo.

"Makanya Ray, kalo makan jangan sambil main ponsel," tegur Elita sambil berusaha memecahkan suasana yang menjadi canggung.

"Lo gak papa?"

Seketika Araya menghentikan aktivitasnya dan langsung menatap Alaskar tanpa berkedip.

"Gak usah pura-pura peduli sama gue."

Araya melipat kedua tangannya di depan dada. Dia memandang anggota Ravloska satu persatu.

"Mau kalian apa sih sebenarnya?"

"Maksud lo?" tanya si kembar barengan.

"Bukannya kalian gak peduli sama gue. Kenapa sekarang tiba-tiba peduli? Ada maksud?"

"Kita cuma mau memperbaiki hubungan di antara lo dan Ravloska," jawab Alaskar.

Sebenarnya anggota Ravloska sengaja memilih duduk bersama Araya, karena ada maksud tertentu. Mereka ingin hubungan dengan Araya kembali membaik.

"Memperbaiki hubungan? Gue sama Ravloska?" ulang Araya.

Mereka semua mengangguk, Araya tersenyum dengan terpaksa.

"Gue kira yang plin-plan cuma si alas tikar, ternyata lo semua sama."

"Ay, kita minta maaf," ucap Zayn.

"Minta maaf? Lebaran masih jauh, gak guna."

Araya mengambil napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan.

"Lo semua kayak gini gara-gara gue berubah, kan?"

"Memperbaiki hubungan? Minta maaf? Basi."

"Setelah apa yang kalian lakuin ke gue, kalian kembali seolah-olah gak terjadi apa-apa."

"Kita tau kita salah," timpal Alaskar.

"Bagus. Sadar diri itu emang penting."

"Apapun keadaannya, lo masih queen Ravloska," saut Zeyn.

"Queen? Enggak salah? Setau gue, yang kalian perlakuin selayaknya ratu itu bukan gue, tapi si Keran."

"Kiran, Ray," koreksi Elita.

"Mau Kiran, keran, ataupun koran gue gak peduli. Tapi yang pasti, posisi gue bukan queen kalian semenjak cewek itu datang."

Araya memandang mereka satu persatu. "Kenapa diem? Apa yang gue omongin bener?"

Araya tertawa pelan. "Ravloska ... Ravloska, kenapa kalian pada bodoh semua? Gak ada yang waras satu pun."

"Ay—"

"Ssttt ... gue belum selesai ngomong, Kar," potong Araya.

Araya berdiri, membuat atensi semua orang yang ada di kantin melihat ke arahnya.

"Mulai dari sekarang, gue bukan anggota Ravloska lagi."

Mereka yang mendengar ucapan Araya terkejut tidak percaya.

"Mana bisa gitu, Ay. Lo bagian dari kita," sanggah Garvan.

"Bisa dong, kenapa gak bisa? Gue aja udah gak dianggap sama kalian. Jadi buat apa bertahan?"

"Ay—"

Baru juga Alaskar akan mengeluarkan suaranya, Araya menempelkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri.

"Keputusan gue gak akan berubah. Sampai mulut kalian berbusa pun gue akan tetap dengan keputusan yang gue ambil."

Araya melirik ke arah Arthur. "Perkataan lo gak bisa dipercaya, Thur."

Araya langsung berlalu pergi meninggalkan mereka, disusul dengan Elita yang mengekor di belakangnya. Arthur mengerti apa yang dimaksud oleh Araya, percakapan antara dirinya dan gadis itu beberapa hari lalu saat di UKS.

-see you tomorrow-

Hai, apa kabar? Semoga kalian sehat selalu, ya.

Btw, kalo misalkan aku adain visual karakter buat mereka apa kalian setuju?

Yang mau berteman sama aku, atau salah satu dari kalian adalah army, bisa follow instagram aku. Usernamenya @ccacayy_ hatur tengkyu💖

Continue Reading

You'll Also Like

44K 2.6K 15
Karina Ravenna-Gadis berumur 16 tahun yang kurang kasih sayang dari orang tuanya ini sering keluar masuk terus ke BK karena perlakuannya itu yang bru...
5.9K 296 24
END~ Nathalia Dirgantara. Sebuah nama sosok gadis cantik bersifat dingin nan cuek. Ia punya segalanya. Uang, keluarga, sahabat, peringkat satu di kel...
119K 5.3K 40
"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenan...
3.6M 239K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...