Alisha mendiaminya
Ini sudah seminggu berlalu dan matenya masih mendiaminya
Entah kenapa Dareen rindu sifat matenya yang cerewet dan pembangkang. Bukan pendiam dan penurut seperti ini.
Apa jangan-jangan si Axton sialan itu berbicara yang aneh-aneh kepada matenya?
Dareen menggeram kesal, matanya melirik ke depan, ke arah matenya yang sedang terduduk malas sambil bermain rubik di ruang kerja pribadi miliknya.
Iyap. Di ruangan kerja pribadinya
Semenjak kejadian itu, Dareen entah kenapa menjadi sangat protective kepada matenya, ia tidak akan meninggalkan matenya sendirian walaupun berada di dalam mansion pribadinya sekalipun. Dareen tidak akan membiarkan matenya menghilang dari pandangannya walau sedetik saja
Seperti saat ini.
Instilahnya. Dimana Dareen berada, situ pasti ada Alisha
Dareen melirik ke arah berkas-berkas yang berserakan di hadapanya, dirinya sudah tidak fokus padahal ini masih jam 9 pagi.
Dareen beranjak dari meja kerjanya untuk menghampiri Alisha yang masih asik bermain rubik.
Sangking asiknya Alisha sampai tidak sadar jika Dareen sudah duduk di sampingnya
"Apa kau bosan?" Tanya Dareen
Alisha sedikit tersentak lalu memandagi Dareen sekilas kemudian lanjut bermain rubik yang hampir selesai
"Lumayan"
"Apakah rubik itu lebih menarik daripada diriku?" Alisha mengangguk sebagai jawaban tanpa menolehkan kepalanya
Dareen mendengus, "kau marah kepadaku?"
Alisha menggelengkan kepalanya acuh
"Lalu kenapa aku mendiami ku?"
"Aku tidak mendiami mu. Itu mungkin perasaan mu saja"
Dareen menangkup wajah Alisha dengan kedua tangannya untuk menatap wajahnya
"Apa?" Tanya Alisha bingung
"what happened to you?"
"Apa maksud mu?" Alisha bertanya sambil mengamati wajah Dareen. Ini masih seminggu berlalu semenjak dirinya mengerjai Dareen. Tapi pria ini sudah terlihat sangat kacau.
"Kenapa kau bertingkah aneh?"
"Aku tidak bertingkah aneh, aku hanya sedang tidak mood saja" Alisha melepaskan wajahnya dari kedua tangan Dareen lalu mengamati rubik yang sudah terselesaikan dengan sempurna ditangannya
"Tidak mood selama seminggu? Yang benar saja" Dareen berdecak tidak terima "Lalu apa yang bisa ku lakukan agar mood mu kembali dan menjadi Alisha yang dulu"
Alisha tersenyum tipis, sepertinya sekarang sudah cukup untuk mengerjai pria di sampingnya ini "bagaimana kalau kau memberikan ku alat komunikasi?"
"Selain itu" bantah Dareen
"Katanya kau mau melakukan apapun!"
"Selain itu" ulang Dareen seakan-akan tidak peduli dengan ucapan Alisha barusan
Alisha bedecak kesal sambil memutar bola matanya malas "aku ingin es krim coklat yang banyak" Alisha menjawab dengan hal yang terlintas dipikirannya sekarang
Dareen menaikan satu alisnya heran "hanya itu?"
Alisha berpikir sejenak "kalau tidak mau membelikan ku es krim. Bagaimana dengan kau memulangkanku saja?"
"Okay!!" Dareen tiba-tiba saja berdiri dari tempat duduknya "Aku akan membelikanmu es krim sebanyak yang kau mau tapi setelah itu kau harus kembali menjadi Alisha yang dulu. Mengerti?"
Alisha mengangguk penuh semangat.
Ahh ternyata ngerjain om-om kaya raya enak juga
•••
Alisha menatap ke arah depannya sambil memakan es krim rasa coklat ditangannya. Dirinya terbengong tidak percaya
Mata Alisha melirik ke arah Dareen yang berdiri di sampingnya. Pria ini seperti menampilkan ekspresi puas atas tindakan absurd nya ini
Alisha kembali melirik ke arah depan. Ada 7 orang yang sedang memasukan es krim coklat dengan berbagai merk dan bentuk ke dalam 3 buah freezer khusus es krim super besar
Alisha yakin jika dalam waktu 1 tahun, es krim itu tidak akan habis
Gue kan niatnya bercanda tadi.... terus kalau kayak gini yang mau ngabisin siapa coba. Bisa-bisa gue kena diabetes kalau cuma makan es krim doang, Alisha menghembuskan nafas berat sambil sekali lagi melahap es krim di tangannya. Orang kaya memang beda
Dareen menoleh ke samping ketika mendengar hembusan nafas matenya
"Kenapa? Kau tidak suka?"
Alisha berdecak dan memutar bola matanya malas. Dirinya menaruh wadah es krim yang sudah kosong itu ke atas meja lalu perjalan pergi meninggalkan pria super kaya ini
Dareen yang melihat itupun bukannya marah. Dia malah tersenyum lebar
Matenya telah kembali menjadi dulu lagi. Sifat pembangkang yang anehnya sangat Dareen rindukan itu telah kembali.
Dengan langkah yang lebar, Dareen menyusul Alisha yang berjalan menuju ke arah kamar.
"Kenapa kau mengikuti ku?" Alisha berhenti melangkah, ia menatap Dareen yang sedari berjalan pelan di sampingnya guna menyesuaikan langkah kakinya
"Ini mansion ku! Memangnya aku tidak boleh berkeliling mansion ku sendiri?"
"Terserah"
Alisha kembali melanjutkan langkahnya ke arah kamarnya. Ahh bukan, itu kamar Dareen.
Dareen selalu menolak mentah-mentah ketika dirinya meminta sebuah kamar. Jadi mau tidak mau ia harus tidur satu ranjang dengan pria itu
Tapi Alisha tetap waspada. Ketika malam menjelang, dirinya sebisa mungkin menjaga jarak dengan Dareen. Walaupun pada keesokan harinya dirinya selalu terbangun di dalam pelukan pria itu.
"Ini masih terlalu awal untuk tidur siang, honey" seru Dareen ketika melihat Alisha merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil membelakangi dirinya
"Hmm" Alisha menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sampai ke leher
Dareen menyibakan selimut yang menutupi tubuh Alisha lalu mengendong matenya ala bridal style menuju ke arah ruang kerjanya.
"Hey turunkan aku dasar sialan" Alisha mengumpat sepanjang perjalanan tapi dihiraukam oleh Dareen
"Aku sudah membuat mood mu kembali seperti semula, jadi sekarang giliran dirimu untuk membuat mood ku membaik"
"Memang sejak kapan mood mu buruk?" Tanya Alisha
"Semenjak kau mendiamiku selama seminggu ini"
"Sudah ku bilang aku tidak mendiamimu!"
"Ya ya ya terserah kau saja" jawab Dareen dengan nada santai
Kini mereka sudah sampai diruang kerja pribadi milik Dareen, dengan tangan yang masih mengendong Alisha. Dareen mulai berjalan pelan untuk menuju ke meja kerjanya
"Kenapa kau tidak menurunkan ku?"
"Sudah ku bilangkan kau harus membuat mood ku membaik? Gara-gara kau, aku tiba bisa fokus dengan pekerjaan ku"
"Itukan urusan mu" seru Alisha
Dareen pun mulai terduduk di dikursinya dengan Alisha yang kini berada di pangkuannya. Terlihat sangat intim.
Alisha bergerak tidak nyaman dan mencoba untuk turun dari pangkuan Dareen, tapi sialnya tangan pria ini merengkuh pinggangnya dengan sangat erat
"Diamlah honey, jangan banyak bergerak" titah Dareen
Alisah akhirnya menyerah, Dareen benar-benar semakin aneh dari waktu ke waktu. Tingkah laku Dareen yang di berikan kepadanya semakin lama semakin mirip seperti sepasang kekasih
Walaupun dari awal memang Dareen sudah menyuruh Alisha untuk mencintainya. Tapi tetap saja, Alisha sedikit merasa tidak nyaman dengan perilaku yang Dareen berikan
Oh ayolah, budaya mereka berbeda. Alisha masih sesekali merasa tidak suka dengan semua perilaku yang Dareen berikan kepadanya
Apalagi Dareen adalah pria dewasa
Fakta itu sedikit membuatnya tidak nyaman
Mata Alisha mengamati Dareen dalam diam. Bohong jika Alisha berkata jika Dareen tidak tampan. Justru sebaliknya, pria ini benar-benar sangat tampan. Rasanya ini pertama kalinya Alisha bertemu dengan pria setampan Dareen.
Alisha mendengus pelan di dalam pangkuan Dareen.
Sedangkan Dareen, pria itu sekarang tengah fokus dengan tangan kiri yang ia digunakan untuk mengelus surai panjang Alisha sedangkan tangan kanannya, ia gunakan untuk memeriksa berkas berkas yang berceceran di atas meja
Alisha mulai mengantuk, memang rencana awalnya adalah untuk tidur tapi Dareen malah membawanya kemari, apalagi di tambah dengan belaian lembut dikepalanya yang membuat Alisha benar-benar ingin tertidur
Alisha mulai menyenderkan kepalanya ke pundak Dareen lalu mencoba mendekatkan dirinya kepada tubuh Dareen yang entah kenapa sangat nyaman.
Dan benar saja, kurang dari 5 menit, Alsiah sudah tertidur pulas didalam pangkuan Dareen
Dareen tersenyum lembut ketika melihat matenya tertidur di pangkuannya, dengan tangan yang masih mengelus kepala matenya. Dareen sesekali mendaratkan sebuah kecupan penuh arti di puncuk kepala Alisha
"I love you, honey. I always do" bisik Dareen pelan
•••
Alisha mengerjapkan matanya pelan. Dirinya sedikit mengeliat tapi tertahan karena seseorang memeluknya dengan sangat erat. Sedetik kemudian mata Alisha membulat sempurna ketika melihat tubuh berotot yang berjarak kurang dari 5 centimeter di hadapannya.
Dareen sialan!!!.
Alisha membatin penuh emosi, ia tidak habis pikir kebiasaan Dareen yang hanya bisa tidur dengan bertelanjang dada
Lama-lama Alisha bisa terkena serangan jantung
Mata Alisha menatap kesekeliling ruangan. Ini di kamar, sepertinya Dareen membopongnya kemari lalu ikut tidur bersama dengannya
Secara sepontan Alisha menjauhkan badannya tapi sayang Dareen kembali mengeratkan pelukannya sambil berguman pelan dengan mata yang masih tertutup "Tidurlah kembali honey, ini masih jam 1 siang"
Alisha kembali mengumpat di dalam hati. Sekarang jarak tubuhnya dengan tubuh Dareen sangat lah dekat, mereka benar-benar menempel
"Tidurlah, kau akan butuh banyak tenaga untuk besok"
Alisha kali ini mendongak untuk menatap wajah tampan Dareen "memangnya ada apa dengan besok?"
Mata Dareen sedikit terbuka lalu tersenyum kecil kearah matenya yang terlihat sangat mungil dipelukannya "kau akan tau nanti"
Dareen kembali menutup matanya. Tangan kekar itu menarik Alisha lebih dalam kepelukannya. Dirinya tersenyum ketika tidak ada perlawanan dari matenya
Dirinya bahagia sekarang
Dareen masih tersenyum di sela-sela tangannya membelai rambut Alisha. Ahh Sepertinya matenya tertidur kembali.
Dan entah kenapa, semua ini membuat dirinya bahagia. Dareen hanya ingin menikmati waktu seperti ini selamanya, mencium aroma matenya yang selalu memabukan dan mendekap erat matenya seakan-akan tidak ada hari esok.
Jika saja dirinya mempunyai sihir untuk menhentikan waktu. Sudah pasti Dareen akan menggunakannya.
Ucapan Jay benar. Dirinya memang membutuhkan seorang mate. Padahal dia dulu benar-benar menolak jika moongoddess akan memberikan mate baru untuk kesekian kalinya
Bahkan dirinya pernah berbicara kalau ia akan membunuh matenya jika ia mendapatkannya lagi. Sudah cukup bagi Dareen mendapatkan 3 kali pengkhianatan dari mantan matenya terdahulu
Tapi sekarang berbeda
Dareen termakan omongannya sendiri, dirinya sudah jatuh cinta tepat pertama kali ia bertemu dengan Alisha
Kadang Dareen membenci ikatan sialan ini, ikatan yang membuat Dareen menjadi frustasi. Tapi semenjak bertemu dengan Alisha, entah kenapa dirinya tidak berhenti untuk mengucapkan terima kasih kepada moongoddes karena telah membuat dirinya memiliki Alisha sebagai matenya
Alisha berbeda dengan matenya yang terdahulu. Entah kenapa dirinya sangat yakin dengan itu. Dareen benar-benar yakin jika akan bersama dengan Alisha selamanya
Karena kali ini, Dareen akan melakukan apapun agar Alisha selalu berada disisinya. Apapun. Bahkan ia rela membunuh untuk matenya
Untuk Alisha-nya
🐋
Hai guys 👋👋
I am back!!!
Semoga kalian suka sama part ini ୧⍤⃝🌹
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love, Ryn