Diamku Di Atas Dustamu

By ryanimuhammad

215K 28.7K 2K

cerita ini hanya ada di KBMapp dan Wattpad pura-pura tidak tahu dan dituntut diam, Ria melakukannya. ini buka... More

Prolog
-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
-10-
11
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-20-
-21-
Debaran rasa 1
Debaran rasa -2
Debaran rasa-3
Debaran rasa-4
Debaran rasa -5
Debaran rasa 6
Debaran rasa 7
Debaran rasa 8
Debaran rasa 9
Debaran rasa 10
Debaran rasa 12
Debaran rasa 13
Debaran rasa 14
Debaran rasa 15
Debaran rasa 16
Cakra -1
Cakra - 2
Cakra - 3
Cakra - 4
Cakra- 5
Cakra - 6
Cakra - 7
Cakra - 8
Cakra - 9
Cakra - 10
Cakra 11
Cakra 12
Cakra 13
Cakra 14

Debaran rasa 11

2.4K 392 18
By ryanimuhammad

Sam tidak akan menceritakan masalah rumah tangganya kepada orang tua, dia akan membenahi sang istri dengan caranya. Oke, sekarang lupakan dulu Nuha. Lenanya tidak boleh berlanjut karena sekarang dia harus ia lebih fokus pada masalahnya dengan Jinan.

Yang harus diusahakan laki-laki itu adalah membuat sang istri mau datang ke rumahnya, selama beberapa bulan menyandang status suami Sam tidak pernah tegas terhadap istrinya. Dia tidak boleh menerima alasan Jinan yang mengatakan tidak ingin mengunjungi orang tuanya.

"Kita pernah membuat kesepakatan tentang kehamilanmu, oke aku tidak akan menggugatnya. Sekarang dengarkan."

"Jangan katakan apapun jika itu menyangkut orang tuamu."

Sam tidak akan mendengar lagi. "Tidak akan ada perceraian di antara kita, itu yang sama-sama kita mau sekarang dengarkan syarat dariku."

Baiklah, Jinan akan mendengarnya.

"Karena tinggal di kota yang sama kita akan mengunjungi orang tua selama satu minggu sekali. Tidak hanya berlaku untuk orang tuaku, tapi juga orang tuamu."

Jinan menggeleng, wanita itu bangun. Ia tidak ingin membahas omong kosong itu, sudah dikatakan dengan jelas pada Sam pernikahan seperti apa yang diinginkan wanita itu.

"Jinan." Sam menyuruh wanita itu berhenti.

"Kita sudah membicarakan hal itu."

"Dengarkan ucapanku atau lupakan kesepakatan." Sam tidak asal bicara. Ia baru mulai melakukan cara tapi langsung dibantah oleh istrinya.

"Jangan mengancamku!"

Yang ingin dilakukan Sam adalah menyelesaikan masalah tanpa diketahui orang tuanya, Sam tidak ingin mama tahu bahwa istrinya tidak menyukai beliau.

"Aku tidak main-main." Sam bukan laki-laki yang tidak bisa diajak kompromi dia juga tidak egois, jika salah Sam siap ditegur.

"Jadi Mas ingin aku hamil?"

"Terserah aku. Kamu sendiri yang tidak mau mendengarku."

Sudah dikatakan Jinan tidak ingin hamil dulu, hubungannya dengan Sam baru dimulai ia belum tahu akan seperti apa rumah tangganya ke depan, cukup dirinya yang jadi korban broken home jangan sampai dirasakan oleh anak-anaknya kelak.

"Mas pernah trauma dengan keadaan rumah tangga orang tua, harusnya itu sudah cukup."

"Itu pemikiranmu." Sam menjadikan masalah sebagai pembelajaran dalam hidupnya. "Kalau trauma aku tidak akan menikah seumur hidup."

"Oke, setidaknya Mas menjauhi orang-orang itu."

"Berhenti menyebut orang tuaku seperti itu." Sam masih ingat saat pertama kali memperkenalkan Jinan pada mama, sedikitpun tidak ada yang mencurigakan dari sikapnya walaupun tidak ramah wanita itu cukup responsif ketika mama mengajaknya bicara.

"Jika kamu masih ingin menjadi istriku, turuti apa kataku."

"Akhirnya aku harus terkekang seperti mamaku dulu?"

Apa? Sam tidak mengekang wanita itu. "Aku menyuruhmu menghargai dan tidak membuat jarak dengan orang tuaku apakah itu disebut mengekang?"

"Iya. Aku tidak bisa terlibat dengan orang-orang seperti itu jadi berhenti menuntutku untuk menjadi seperti yang Mas mau."

Jinan meninggalkan suaminya, bukan kamar wanita itu memilih pergi. Ia tidak ingin mendengar Sam membahas hal itu lagi, menurutnya orang-orang yang bermasalah dalam rumah tangga pernah bercerai meskipun kembali rujuk harus dihindarinya. Kesialan akan menimpa jika dia tetap berhubungan dengan orang-orang itu, terlebih dia membenci pasangan yang tidak bisa menghargai pernikahan apapun alasannya.

Sam merasa tidak dihargai namun begitu dia tidak mencari pelampiasan, Sam tidak tahu ke mana istrinya pergi tapi dia tahu akan pulang ke mana dalam situasi seperti ini.

Perlukah Sam mengatakan pada orang tuanya bahwa dia menikah bukan karena saling cinta tapi sebuah komitmen yang nilainya dihargai dan ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa dia bisa menjalin hubungan layaknya pasangan suami istri lain. Terlebih dia melihat sosok Ria pada Jinan.

******

Ketika Sam tiba di rumah orang tuanya bibi mengatakan bahwa mama dan papa sedang keluar, Cakra juga tidak ada di rumah.

Di rumah dia sendiri karena ditinggal pergi istrinya, sekarang ketika pulang ke rumah orang tuanya juga tidak ada sepertinya Sam perlu teman. Bukan teman kantor tapi teman ngobrol.

Sam sudah berusaha untuk tidak mengingat lagi teman adiknya, tapi dalam kondisi seperti ini hanya Nuha satu-satunya orang yang dipikirkan pria itu.

Tidak, Sam tidak boleh memikirkan gadis itu.

******

Dia tidak ingin memikirkan gadis itu tapi sekarang dia sudah berada di kantin rumah sakit tempat Nuha bekerja. Sam tidak tahu apakah hari ini Nuha bekerja atau tidak, dia juga tidak memiliki nomor ponselnya.

Sudah satu jam Sam duduk di kantin namun yang ditunggu tidak kelihatan, tidak mungkin pria itu meminta nomor Nuha pada adiknya. Dia berharap bisa melihat Nuha setelah itu akan pergi.

Yang paling membosankan adalah menunggu, tapi Sam laki-laki paling sabar. Contohnya sekarang, dia sedang menunggu seseorang yang bahkan tidak diketahui apakah akan melintas di sini atau tidak.

"Heran deh gue sama Nuha, kurang apa coba dokter Salim. Udah ganteng, baik alim pula."

Tiga orang wanita melewati Sam, salah seorang diantaranya menyebutkan nama Nuha.

"Gue sih mikirnya Nuha lebih tahu diri aja."

Memangnya ada berapa Nuha di rumah sakit ini?

"Iya sih," timpal gadis yang berhijab. "Nuha pernah bilang ke gue, nyari calon suami yang biasa saja bukan dari kalangan atas pokoknya."

"Karena dia takut ditindas?" tanya yang satu lagi.

"Tahu sendiri dong makmer zaman sekarang."

Jika didengar dengan baik Nuha yang digambarkan oleh ketiga wanita yang melewatinya adalah Nuha yang dikenalnya, Cakra pernah bilang gadis itu berasal dari keluarga sederhana ditambah jawaban saat dia menanyakan kalung hadiah ulang tahun darinya.

Baru kali ini Sam tertarik mendengar pembicaraan orang lain, saking terlalu fokus dia tidak melihat Nuha berdiri di hadapannya sampai suara ketiga wanita tadi terdengar serempak mengatakan, "Panjang umur, tuh orangnya."

Barulah Sam mengangkat wajahnya.

"Ada yang ingin dijenguk?" tanya Nuha setelah melambaikan tangan pada rekan kerjanya yang duduk selang dua meja dari Sam.

"Tidak. Oh ada." Sam mengusap tengkuknya.

"Siapa yang sakit?" Nuha masih menatap pria itu. "Bukan tante atau om kan?"

"Bukan." Sam tidak mungkin mengatakan yang ingin dijenguk olehnya adalah gadis itu sendiri. "Rekan bisnis."

Nuha mengangguk. "Oh, aku ke sana dulu."

"Sebentar," kata Sam menghentikan langkah gadis itu.

"Iya, kenapa?"

"Kamu mau makan siang?"

"Bukan," jawab Nuha. Gadis itu tidak mengatakan keperluannya.

"Kira-kira jam berapa kamu pulang?"

"Belum tahu."

Belum tahu?

Perlukah Sam bertemu kepala ruangan gadis itu dan menanyakan jam berapa Nuha selesai kerja?

Saat merasa tidak lagi kepentingan lagi Nuha meninggalkan pria itu.

Sam tahu apa yang akan dilakukannya, dia perlu mengirimkan pesan pada adiknya untuk meminta nomor ponsel Nuha.

******

"Mama tidak sengaja membuka pesan masuk darimu, boleh Mama tahu alasan pria beristri meminta nomor ponsel seorang gadis?"

Ria ingin mendengar jawaban putranya, ia tidak akan berprasangka dulu sebelum Sam memberitahunya. Entah sebuah kebetulan atau memang dia harus tahu, Ria baru saja selesai mengangkat telepon ibu mertuanya yang menghubungi ponsel Cakra, panggilan baru saja dimatikan dan saat itu juga pesan dari Sam masuk.

"Aku ingin berteman dengannya."

Seketika air muka Ria berubah.

Dalam pernikahan suami bisa menjadikan istri sebagai teman setianya begitupun sebaliknya. Mereka yang paling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga lebih bisa menghargai.

"Ada apa denganmu, kamu ingin mengulang sejarah buruk itu?"

Sam menggeleng, lalu dia bertanya. "Apakah menginginkan seorang teman butuh alasan?"

"Kalau itu pria beristri bukan alasan yang dibutuhkan karena tindakan itu sudah salah, apapun masalahmu dengan Jinan selesaikan dan perbaiki hubungan kalian."

Ria tidak akan meninggalkan putranya sendiri begitupun dengan menantunya, jika dibutuhkan dia akan mendampingi keduanya membantu sebisanya.

Sayangnya Ria tidak tahu jika sang menantu tidak ingin melibatkan dirinya bahkan orang tuanya sendiri dalam rumah tangganya dengan Sam.

Continue Reading

You'll Also Like

162K 18.2K 43
Ada banyak Rahasia yang disimpan oleh seorang Lima Ayudia. Rahasia yang membuat dirinya menjadi wanita yang paling dibenci. Bertahan sampai akhir ada...
79.7K 7.4K 48
Kebahagiaan yang Gyandra rasakan harus berakhir saat yang dicintainya tunangan dengan kakaknya sendiri. Mampukah Gyandra menjalani kehidupannya kemba...
2.1M 10.1K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
3.5M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...