QUEEN FOR ALPHA

By MOONRHOE

1.2M 92.7K 2.9K

Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pr... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
PART 41
PART 42
PART 43
PART 44
PART 45
PART 46
PART 47
PART 48
PART 49
PART 50
PART 51
PART 52
PART 53
PART 54
PART 55
NEWS
VOTE COVER
OPEN PO
SPOILER(?)
INFO
SEQUEL?

PART 22

17.9K 1.5K 17
By MOONRHOE

Alisha yang mendengar itu secara sepontan menjauhkan tubuhnya. Tapi sayang, tindakan itu malah membuat lehernya tergores cincin pria asing ini

"Arrghh" jerit Alisha ketika lehernya terasa perih. Sebuah cairan menetes keluar dari luka memanjang itu.

Sial!! Lehernya berdarah!

Lukanya yang panjang dan cukup dalam untuk mengeluarkan beberapa tetes darah segar

Dengan cepat Alisha menekan luka itu dengan tangan kanannya guna mencegah darahnya keluar banyak

Mata Alisha melirik ke arah cincin yang tadi mengores lehernya. Bentuknya aneh dan terlihat sangat kuno

Pria yang sedari tadi diam itu mulai berdecak "kau tidak seharusnya bergerak mendadak seperti itu"

"Ashh sial! Kenapa mate bajingan itu sangat cantik" sambung pria itu

"Who are you? bagaimana bisa kau berada disini? Pintu-..."

"Pintu yang terkunci itu bukan masalah besar bagiku" pria misterius itu memainkan rambut panjang Alisha "dan soal siapa aku itu tidak penting, kau mungkin akan segera tau"

Alisha berusaha tenang. Dengan tangan kanan yang masih menekan lehernya yang terluka, ia pun mencoba berdiri untuk menjauh dari pria ini. Tapi sayang, pria didepannya ini menarik tangan kirinya dengan kasar sehingga ia jatuh terduduk kembali kesofa

"Diamlah atau aku akan mematahkan tangan kirimu" Sial, Alisha mulai panik. Setelah leher, kini pergelangan tangan kirinya mulai sakit karena pria ini mengengamnya terlalu erat. Alisha yakin seratus persen jika tangannya sudah membiru.

"Apa maumu?"

"Mau ku?" Pria itu berpikir sejenak "Emm... kebetulan matemu pernah mengusik ku. Jadi, mungkin ini seperti acara balas dendam..."

"...Dan ketika aku mendengar dia mendapatkan mate baru, entah kenapa aku ingin membunuh matenya. Tapi setelah melihatmu, mungkin aku akan sedikit bermain-main dengan mate cantiknya ini... ngomong-ngomong, aku sangat heran.  Kenapa bajingan seperti dia bisa mendapatkan mate lagi? Itu sangat aneh" lanjut pria itu sambil mengusap darah yang mengalir pada tangan Alisha

"Sepertinya lukamu cukup dalam" mata pria itu melihat sekilas ke arah cincinnya "haruskah aku melepaskan cincin kuno ini?"

"Daripada melepaskan cincin anehmu itu, lebih baik kau melepaskan ku!"

Brak!! Brak!! Brakk!!

Alisha melirik ke arah pintu yang sedang di dobrak dengan keras

"HONEY!!!" Alisha tau suara itu. Itu suara Dareen

"HONEY, BALAS PERKATAAN KU JIKA KAU BAIK-BAIK SAJA!!"

"Ssshhtt! Diam atau aku akan benar-benar mematahkan tangan mu" seru pria itu ketika Alisha ingin membuka mulutnya

Sedangkan Dareen yang tidak mendengar suara apapaun mulai terasa panik

Pantas saja sedari tadi dirinya tidak tenang.

Dengan sekuat tenaga Dareen kembali mencoba mendobrak pintu di hadapannya

Brak!! brak!! brak!! brak!!

Dareen terus mendobrak pintu itu hingga jari-jarinya mulai berdarah. Ia tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah Alisha

Matenya dalam bahaya.

"SIALAN KAU AXTON!!! JAUHI MATEKU!!"

Pria yang di panggil Axton itupun tertawa jahat. Matanya kini melirik ke arah mate musuhnya yang sialnya sangat cantik. ahh ia jadi menginginkannya. Haruskah ia merubah rencananya?

Dasar serigala penganggu, batin Axton

"Ku rasa pertemuan kita cukup sampai disini, sampai bertemu lagi dan..." Axton terdiam sebentar

"...Namaku Axton Dawson, senang bertemu denganmu" Sedetik kemudian pria itu. Axton. Menghilang dalam sekejap dari hadapan Alisha

Dan tepat setelah kepergian pria itu, pintu ruangan ini terbuka dengan sangat keras. Sangking kerasnya sampai-sampai pintu itu terlepas dari engselnya dan jatuh ke lantai

Alisha melirik ke arah pintu, melihat bagaimana Dareen dengan penampilan yang sangat amat kacau berlari kearahnya

"Honey, kau tidak ap-.." suara Dareen terhenti ketika melihat leher matenya yang mengeluarkan darah.

Dareen mengeram penuh emosi. Dirinya lengah. Seharusnya ia tidak meninggalkan matenya sendirian.

Seharusnya ia selalu berada didekat matenya.

Ia sudah membawa matenya kewilayahnya. Seharusnya dirinya sadar jika matenya akan berada dalam bahaya kapan pun itu.

"Kau terluka" tangan Alisha dengan lembut menyentuh jemari Dareen yang berdarah

Dareen terdiam lalu beralih mengengam lembut pergelangan tangan Alisha yang membiru "aku tidak apa-apa" timpal Dareen

"Darahnya akan mengalir jika kau menarik tangan ku" sengah Alisha ketika Dareen ingin menarik tangan kanannya yang sedari tadi menekan kuat lehernya

Dareen menghela nafas berat. Dengan sigap dirinya mengendong Alisha ala bridal style menuju sebuah pintu yang terdapat sebuah kamar yang sangat luas

Secara perlahan, Dareen meletakan tubuh Alisha di bibir ranjang, setelah itu, Dareen pergi memasuki sebuah ruangan yang Alisha yakini adalah sebuah kamar mandi.

Dareen datang dengan membawa sebuah wadah kotak berisi air hangat serta beberapa potong handuk yang berukuran kecil. Ia mendudukan tubuhnya tepat di sebelah matenya dan mencoba menarik tangan Alisha yang sedari tadi menutupi lehernya

Alisha terdiam, entah kenapa dirinya bisa patuh dengan perilaku Dareen kali ini.

Tangan yang sedari tadi Alisha gunakan untuk menekan lukanya sudah di tarik oleh Dareen dan seketika itu juga Dareen mengeram marah

Luka goresan yang cukup panjang itu benar-benar membuat aura di sekitar Dareen menjadi mencengkam

"Dareen, aura mu benar-benar menakutkan"

"Dareen"

"Dareen!!" Panggil Alisha sekali lagi

Dareen mengerjap pelan "maafkan aku"

Alisha hanya mengangguk sebagai jawaban. Jujur saja, Alisha sekarang masih shock dengan apa yang di lihatnya tadi

Axton. Pria itu tiba-tiba saja menghilang dari hadapannya. Itu aneh, jelas-jelas sangat aneh. Manusia mana yang bisa melakukan hal semacam itu?

Melihat bagaimana matenya diam saja membuat Dareen frustasi. Dengan pelan, tangan kekar Dareen menyibak rambut panjang Alisha lalu menjepitnya menjadi satu menggunakan jepit rambut yang ia ambil dari matenya tadi pagi.

Tangan Dareen kemudian turun memegang luka goresan di leher matenya dan dalam sekejap luka itu berhenti mengeluarkan darah

Kemudian tangan itu kembali turun untuk membuka kancing kemeja matenya 

Alisha dengan spontan menghentikan pergerakan tangan Dareen "apa yang kau lakukan?!?"

"Aku harus membersihkan darah itu dari tubuhmu"

"Aku bisa member--"

"Diamlah honey, aku tidak akan macam-macam. Aku janji"

Dareen menyingkirkan tangan mungil Alisha dari tangannya.

Alisha hanya diam. Sumpah, Aura mematikan dan dominan milik Dareem benar-benar membuat dirinya tidak bisa memberontak sekarang. Kenapa nyalinya hilang begitu saja?

Jari-jari Dareen mulai melepas satu persatu kancing kemeja coklat yang di pakai Alisha. Kemudian membuang kain penuh darah itu dari tubuh Alisha secara asal-asalan

Untung saja Alisha memakai sebuah tanktop setelah dalaman, jadi dirinya tidak terlalu merasa malu. Tapi tetap saja, jantungnya tidak berhenti berdetak dengan kencang sedari tadi

Sedangkan Dareen, walaupun dirinya sangat tergoda tapi keselamatan matenya tetap nomor satu. Dirinya menghela nafas berkali-kali guna membuang pikiran kotornya

Dirinya dengan sangat teliti Dareen membersihkan tubuh matenya dengan menggunakan kain dan air hangat yang tadi diambilnya dari kamar mandi

Ketika sudah selesai membersihkan bagian tangan Alisha. kini tangan Dareen beralih membersihkan bagian leher dan sekitarnya yang terkena darah

Dareen sekali lagi mengeram emosi  melihat tubuh bagian atas matenya yang dipenuhi oleh darah. Apalagi warna darah itu sangat kontras dengan kulit matenya yang putih bersih

Dareen harus memberikan pelajaran pada Axton, Demon sialan itu benar-benar membuat jiwa serigalanya marah

Alisha mendesis kecil ketika tanpa sengaja kain itu mengenai lukanya yang masih mengangga

"Maaf" lirih Dareen berkali-kali sampai semua darah yang berada di tubuh matenya menghilang.

Setelah selesai, kini Dareen menatap mata Alisha dengan serius

"Apakah kau percaya kepadaku?" Tanya Dareen kepada Alisha yang sedari tadi terdiam

"Apa?"

"Kau ingatkan jika aku akan memperkenalkan mu pada takdirmu?"

Alisha mengangguk

"Aku akan menyembuhkan lukamu dan kau tidak perlu terkejut dengan apa yang terjadi nanti... Aku janji. Cepat atau lambat aku akan memberitahumu tentang diriku, tentang semuanya. Dan pada saatnya tiba, kau berhak bertanya kepadaku apapun itu...." Kata Dareen panjang lebar

"...apa kau mengerti?" Alisha terdiam. Bohong jika dirinya tidak bingung dengan apa yang Dareen katakan tadi. Itu terlalu rumit bagi Alisha. Tapi entah kenapa kepalanya mengangguk begitu saja.

Melihat respon positif dari matenya, tangan Dareen dengan lembut memegang pergelangan tangan kiri Alisha yang membiru tadi

Dareen lalu memajukan tubuhnya untuk mengarahkan kepalanya ke leher matenya yang terluka.

Alisha yang melihat itu pun secara spontan memundurkan tubuhnya. Tapi sayang, tangan kekar Dareen yang satunya sudah lebih dulu melingkar ke pinggang ramping Alisha. Memblokir pegerakan Alisha agar tidak menjauh.

Tanpa Alisha sadari mata biru laut itu tiba-tiba berubah menjadi berwarna coklat keemasan. Itu Jay. Serigala itu mengambil tubuh Dareen guna menyembuhkan luka pada leher Alisha.

Tangan kanan Alisha meremas kemeja putih Dareen ketika dirinya merasakan lidah pria itu menjilat lukanya.

Sensasi yang asing bagi Alisha, tapi entah kenapa tubuhnya tidak bisa menolak perilaku Dareen.

Alisha benar-benar sudah gila sekarang

Tubuh Alisha meremang ketika sesekali Dareen mengecup leher mulusnya dengan lembut

Sangat lama. Entah kenapa Alisha merasa waktu berjalan sangat lama, apa lagi dengan ruangan yang hanya diisi oleh suara kecupan Dareen di lehernya.

Alisha sekali lagi meremas kemeja putih yang melekat pada tubuh Dareen ketika pria itu menghisap lehernya dengan sangat kuat

Dan setelah itu, Alisha hanya merasakan sebuah hembusan nafas dilehernya. Pundaknya berat, Alisha rasa pria itu menaruh kepalanya di pundaknya yang terbuka.

"Maaf" bisik Dareen pelan "maafkan aku, kelalaian ku membuat mu terluka"

Alisha tetap terdiam bahkan ketika tangan pria itu memeluk pinggangnya dengan sangat erat dan sesekali melirihkan kata maaf.

Setelah sekian lama, Dareen kemudian menarik tubuhnya dari tubuh Alisha "kau harus ganti baju" kata pria itu sambil beranjak kesebuah ruangan lain di dalam kamar pribadi itu

Kurang dari 3 menit, Dareen keluar dengan membawa sebuah kemeja putih miliknya "aku tau ini ke besaran, tapi lebih baik daripada melihatmu memakai pakaian yang berlumuran darah itu"

Alisha menerima kemeja itu "berganti pakaian lah, aku akan menunggumu diluar"

Dareen mengelus pelan surai hitam Alisha sebelum berjalan keluar dari ruangan.

Sedangkan Alisha, dirinya masih duduk terdiam di bibir ranjang, manik coklat Alisha melirik ke arah pergelangan tangan kirinya yang sudah tidak membiru lagi. Bahkan rasa sakitnya pun sudah menghilang.

Ini aneh

Alisha mulai bangkit untuk berjalan ke arah kamar mandi guna memakai kemeja yang Dareen berikan kepadanya tadi

Didalam sana, Alisha kembali terdiam di depan sebuah cermin di dalam ruangan itu

Alisha sekarang dapat melihat jelas keadaan lehernya.

Lukanya menghilang. Benar-benar menghilang

Tidak ada lagi luka goresan panjang di lehernya.

Alisha mengerutkan dahinya bingung, dipikirannya bertanya-tanya tentang siapa Dareen sebenarnya. Tapi kemudian dirinya mengingat perkataannya yang Dareen ucapankan tadi

"Cepat atau lambat aku akan memberitahumu tentang diriku, tentang semuanya. Dan pada saatnya tiba, kau berhak bertanya kepadaku apapun itu"

Harusnya Alisha tetap diam dan menunggu? Tapi sepertinya bertanya dalam situasi seperti sekarang juga kurang pas. Jadi, Alisha memutuskan untuk bertanya nanti, ketika ia sudah mendapatkan alasan yang kuat sehingga pria itu tidak bisa menghindarinya

Alisha kembali menatap kearah leher nya di pantulan cermin. Tunggu dulu, ada yang aneh

Kenapa di lehernya ada bercak kemerahan?

Alisha tau apa itu.

Itu kissmark

Sialan, dasar om-om mesum, katanya kagak bakalan ngapain-ngapain. Terus ini apa coba. Bisa-bisanya cari kesempatan dalam kesempitan, Alisha membatin penuh emosi

Matanya masih terpaku pada 3 buah kissmark di lehernya

"Sialan" desis Alisha. Padahal dirinya tadi ingin mengucapkan terimakasih karena telah menyembuhkan lukanya, tapi sekarang ia sudah tidak mood lagi.

Seketika sebuah ide terlintas di pikiran Alisha

kalau gue ngambek sama tuh orang gimana ya? Ngediemin Dareen selama beberapa hari kayaknya ide yang bagus, Alisha membatin sambil tersenyum

Dengan cepat dirinya langsung memakai kemeja putih itu. Ternyata benar, bajunya kebesaran.

Alisha kemudian memasukan bagian bawah kemeja kedalam celana jeans miliknya, lalu menggulung lengan kemeja itu sampai ke siku. Tak lupa juga ia melepas jepit di rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya tergerai. Alisha sedikit menata rambutnya agar dapat menutupi kissmark sialan itu

Dan setelah selesai, Alisha mulai berjalan keluar dari kamar.

Hal pertama yang ia lihat adalah Dareen dan Richard yang sedang membicarakan sesuatu dengan tampang serius, serta ada beberapa orang yang tengah memperbaiki pintu yang tadi di rusak Dareen.

Alisha berjalan mendekati Dareen yang sepertinya sudah mengetahui kehadirannya dari awal

Dareen langsung mengengam tangan Alisha ketika matenya sudah berada di sebelahnya

"Ayo kita pulang" ajak Dareen yang di balas anggukan oleh Alisha

Mata Alisha melirik sekilat ke arah sofa yang terdapat bercak darahnya.

Seakan mengerti dengan tinggah laku Alisha, Dareen pun dengan cepat menarik tubuh matenya untuk segera pergi meninggalkan ruangan itu.

Dengan tangan Dareen yang selalu mengenggam erat tangan Alisha, mereka berdua berjalan beriringan untuk keluar dari gedung perusahaan itu.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai di mobil mewah berwarna hitam. Dareen membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Alisha untuk masuk ke kursi disamping pengemudi.

"Tidak ada bagian lain yang terluka kan?" Tanya Dareen ketika dirinya sudah duduk di kursi pengemudi

Alisha mengganguk cuek sebagai jawaban. Sebuah jawaban yang membuat Dareen tidak puas.

Oh ayolah, dimana matenya yang cerewet itu? Dareen mengacak rambutnya frustasi ketika Alisha seperti tidak peka dengan kekhawatirannya.

Dareen berusaha tenang, dengan cepat dirinya mulai menghidupkan mobil mewahnya dan tak lama kemudian mobil itu melaju dengan kecepatan rata-rata menuju mansion pribadi milik Dareen

🐋

Hai guys 👋👋

I am back!!!.

Semoga kalian suka sama part ini ୧⍤⃝🌹

Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki

Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋

See you in the next chapter 👋👋👋

- Love, Ryn

Continue Reading

You'll Also Like

95.8K 9.2K 43
sulit bukan berarti tidak mungkin kan tapi gimana jika takdir selalu bermain main dengan kehidupan kita. "setelah aku menemukanmu kau tak bisa lepas...
160K 10.9K 46
Ashley Amara. Seorang gadis yang memendam seribu luka, juga merasakan pahitnya duka. Semua berawal dari Ashley, yang kabur dari rumah. Menyebabkan di...
12.7K 607 31
BUKAN PUNYA SAYA CUMA TERJEMAHAN , DESKRIPSI CERITA ADA DIAWAL BAB YA .... SELAMAT MEMBACA....
318K 19.6K 45
Kiara Victora Lacynda, seorang gadis muda berusia 19 tahun yang menjalani kejamnya kehidupan di dalam sebuah panti asuhan sejak ia kecil. Kehidupan m...