TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TE...

Af Chatweetz18

10M 1.2M 68.1K

"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalam... Mere

PROLOG
1. Beda Raga
2. Welcome To Dunia Fiksi
3. Alaskar Galendra
4. Alas Tikar
5. Serangan Centong Sayur
6. Yollanda Amelia
7. Drama Pagi Hari
8. Keputusan Araya
9. Bertemu Tokoh Lain
10. Araya Kissing?
11. Ravloska Is The Kings
12. Araya Diculik?
13. Pertemuan Kedua
14. Levator
15. Permintaan Araya
16. Amarah Macan Betina
18. Balapan
19. Terciduk
20. Apakah Ini Benar, Atau Salah?
21. Nomor Palsu
22. Good Girl
23. Sasaran Utama
24. Mengundurkan Diri
25. Balapan, lagi?
26. Kasih Bunda
27. Bekerja Sama?
28. Tetap Dia Pemenangnya
29. Toilet Sekolah
30. Lambe Turah
31. Pengeroyokan
32. Mencari Si Impostor
33. Petunjuk Pertama
34. Darren dan Kiran?
35. Parasit
36. Terbongkar?
37. Fakta Baru?
38. Unfriend
39. Temen Rasa Pacar?
40. Pamit
41. Bersenang-senang
42. Let's Get Started
43. Dia Impostornya
44. Penjelasan
45. Klarifikasi
46. Playing Victim
47. Freak
48. Minimal Pacaran, lah.
49. Demi Levator
50. Lelah
51. AYANG!!
52. Cari Kesempatan
53. Nathan Mabuk?
54. Apa Bedanya?
55. Kenapa harus Levator?
56. ARAYA KEMBALI!!
57. Lo Nyalahin Gue?
58. I Just Wanna Be Yours
59. Kencan Pertama
VOTE COVER + GIVEAWAY

17. Queen Ravloska

196K 26.3K 841
Af Chatweetz18

-H A P P Y R E A D I N G-

***

"Well, pahlawan kesiangan lo berdua udah datang."

Araya melipat kedua tangannya di depan dada sembari memberikan seringai miring.

"Salah gue sama lo apa sih, Ray? Gue cuma belain sahabat gue aja, apa salah?!"

Araya melirik Yolla dengan bibir yang mengerucut.

"Najis, playing victim!" cibir Elita.

Araya kembali memperdekat jaraknya dengan gadis itu. Ia tidak memperdulikan keberadaan Ravloska di sana.

Yolla terlihat menahan napas saat Araya sudah berdiri di hadapannya. Tangan kanan Araya terangkat, Yolla spontan memejamkan matanya seraya sedikit mundur. Namun dia tidak merasakan apapun di pipinya, ia memberanikan diri untuk membuka mata.

Pertama kali yang ia lihat adalah Araya yang sedang menyugarkan rambutnya ke belakang sembari tersenyum meremehkan.

"Kenapa? Takut ditampar balik?" tanya Araya sambil terkekeh.

Merasa direndahkan, Yolla hanya menatap Araya tajam dengan wajah memerah karena marah.

Araya ganti melirik ke arah Kiran yang berdiri tepat di samping Yolla. Posisi mereka berdua saling berhadapan, anak-anak Ravloska mulai was-was dengan pergerakan Araya.

"Kiran, ini sahabat lo?" tanya Araya menunjuk Yolla.

Kiran mengangguk. "I-iya Araya."

Araya menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Gue iri sama lo yang punya sahabat kaya dia. Beda banget sama sahabat gue yang kek titisan setan."

"Kampret!" umpat Elita.

Tangan kanan Araya terulur mengelus kepala Kiran, membuat gadis itu sedikit takut.

"Lo beruntung banget, sih. Bisa dapetin si Alaskar sama sahabat kaya si Yollanjing."

Yolla menggeram mendengar Araya menyebut namanya seperti itu. Araya terus mengelus surai lembut milik Kiran, sampai ....

Plak!

"ARAYA!!"

"LO DIEM!" gertak Araya saat Alaskar membentaknya dan berjalan ke arah mereka.

Alaskar mendorong tubuh Araya sampai tubuhnya menabrak meja.

"Kampret lo Alaskar!" desis Araya.

"Alaskar jangan!" ucap Kiran menarik tangan laki-laki itu saat menghampiri Araya.

"Berani-beraninya lo nampar Kiran?!" tanya Alaskar penuh penekanan.

"Oh, jelas! Gue kan pemberani, gak kayak cewe lo, meleyot."

"Gue pikir lo bener-bener gak akan ganggu Kiran lagi, ternyata kelakuan lo masih sama, cewe iblis!"

Bug!

"Jangan panggil gue cewe iblis, kalo kelakuan lo gak lebih suci dari gue!"

Semua orang yang menyaksikan kejadian barusan meringis saat Araya menendang aset berharga milik Alaskar. Alaskar hanya bisa menatap Araya dengan tajam sembari menahan rasa sakit akibat tendangan yang diterimanya.

"Sakitnya nyampe sini," ucap Garvan spontan memegang miliknya.

"Lo ngapain anjir?!" tegur Zeyn yang berdiri tepat di sebelahnya, tidak habis pikir dengan kelakuan Garvan.

"Lo!"

Araya mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Alaskar ingin sekali menghabisi gadis di hadapannya ini, namun rasa sakit yang ia terima masih terasa.

"Awas lo, Araya!" tekan Alaskar sembari berlalu keluar kelas dengan berjalan tertatih-tatih diikuti anggota Ravloska lainnya.

Araya tertawa terbahak-bahak melihat Alaskar yang seperti itu.

"Haha anjir, ngakak. Salah siapa berani sama gue?" ucapnya puas.

Araya kembali mengalihkan pandangannya kepada Yolla dan Kiran yang masih ada di sana tidak menyusul sang pahlawan kesiangannya.

"Katanya belain si Kiran ... kenapa gak gantiin posisi dia pas gue tampar pipinya?"

"Sialan lo Araya!" desisnya.

Araya setengah tersenyum, ia melirik Kiran yang selalu menunduk tidak berani menatap matanya.

"Awalnya gue iri sama lo Kiran, karena punya sahabat yang katanya mau belain lo. Tapi gak jadi deh, soalnya sahabat gue rela bolos demi gue."

"Dasar anak kampret! Gue bela-belain izin atas nama keluarga, lo dengan mudahnya bilang gue bolos demi lo," gerutu Elita.

"Oh, ya satu lagi!" ucap Araya, Kiran memberanikan diri menatapnya.

"Kayaknya masa depan lo terancam, Ran. Coba aja cowo brengsek lo gak dorong gue, gak akan gue tendang adiknya."

Araya memandang Kiran dan Yolla secara bergantian.

"Araya Loovany dilawan," ucap Araya dengan bangga dan langsung berlalu pergi meninggalkan mereka.

***

"Argh! Sakit banget kampret!"

"Belum juga sembuh malah kena tampar, awas aja lo Yollanjing."

Saat Araya pergi dari kelas, dia pergi menuju UKS dan izin ke guru dengan alasan sakit. Elita sempat akan menemaninya di sini, namun Araya langsung mengusirnya.

Araya mengompres pipinya menggunakan air dingin yang diberi oleh petugas PMR tadi. Sesekali dirinya meringis saat merasakan perih di pipinya.

"Gue buat salah apa sih dulu, bisa-bisanya transmigrasi ke tubuh orang yang punya banyak musuh."

Pintu UKS terbuka, Araya menoleh ke arah pintu. Keningnya mengernyit saat mengetahui siapa orang yang baru saja masuk.

"Ngapain lo ke sini?"

Bukannya menjawab pertanyaan Araya, orang itu malah mendudukkan tubuhnya di samping Araya. Dia mengulurkan sebuah obat.

"Biar sakitnya mendingan."

Araya menerimanya dengan ragu, ia membolak-balik kemasan obat tersebut.

"Ini bukan racun, kan?"

"Kalo pun iya gue racunin lo, gak akan gue lakuin di sekolah."

"Sialan lo, Thur!"

Araya meminum obat tersebut tanpa air, dan mengunyahnya seperti permen.

"Gak pahit?" tanya Arthur.

"Yang namanya obat ya pahit, bego. Yang manis itu omongan cowo brengsek kaya si Alaskar."

Arthur menghela napas pelan. "Gue udah bilang sama lo, Ay. Jangan buat masalah lagi, ujung-ujungnya lo juga yang kena."

Araya memutar bola matanya dengan malas. "Thur, dari awal bukan gue yang memulai, tapi kalian."

"Apa yang lo mau sekarang?"

"Punya banyak duit," jawab Araya.

"Bukan itu. Apa yang lo mau mengenai semuanya yang terjadi?"

Araya terlihat berpikir beberapa saat. Dan Arthur menunggunya dengan sabar.

"Yang gue mau sekarang cuma satu."

"Apa?"

"Biarin gue hidup dengan tenang," pinta Araya menatap kedua mata milik Arthur.

"Gue udah gak ganggu kehidupan kalian lagi, gue udah gak cari masalah sama 'queen' kalian lagi, tapi mereka berdualah yang selalu cari gara-gara sama gue."

Araya sengaja menekankan bagian kata queen.

"Gue juga udah gak ada perasaan apapun sama si alas tikar, yang ingin gue lakuin sekarang cuma habisin duit bokap, itu aja."

Arthur terdiam, lalu mengangguk.

"Permintaan lo diterima. Akan gue sampein ke anak Ravloska yang lain."

Araya menepuk kepala Arthur beberapa kali secara pelan.

"Anak baik."

"Lo pikir gue anjing?"

"Lo sendiri yang berpikiran kalo lo anjing, bukan gue."

Arthur lebih memilih mengalah saja. Dibandingkan dengan anggota Ravloska yang lain, Arthur lah yang paling dekat dan mengerti Araya. Saat anak-anak Ravloska yang lain menjauhinya, Arthur diam-diam mendukungnya dari belakang. Bahkan dengan Darren yang merupakan abangnya sendiri, Araya tidak sedekat seperti dirinya dengan Arthur.

"Ay."

"Apaan?" tanya Araya yang sedang mengompres pipinya kembali.

"Apapun yang terjadi sekarang, cuma lo yang jadi queen Ravloska, gak ada yang lain."

-see you tomorrow-

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

1.8M 140K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
996K 59.4K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
10M 1.2M 61
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
5.7M 627K 49
Ini akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit tomboy bertransmigrasi ke dalam raga seorang gadis feminim dan dikenal sebagai seorang pembu...