Diamku Di Atas Dustamu

By ryanimuhammad

215K 28.7K 2K

cerita ini hanya ada di KBMapp dan Wattpad pura-pura tidak tahu dan dituntut diam, Ria melakukannya. ini buka... More

Prolog
-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
-10-
11
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-20-
-21-
Debaran rasa 1
Debaran rasa -2
Debaran rasa-3
Debaran rasa-4
Debaran rasa -5
Debaran rasa 6
Debaran rasa 8
Debaran rasa 9
Debaran rasa 10
Debaran rasa 11
Debaran rasa 12
Debaran rasa 13
Debaran rasa 14
Debaran rasa 15
Debaran rasa 16
Cakra -1
Cakra - 2
Cakra - 3
Cakra - 4
Cakra- 5
Cakra - 6
Cakra - 7
Cakra - 8
Cakra - 9
Cakra - 10
Cakra 11
Cakra 12
Cakra 13
Cakra 14

Debaran rasa 7

2.4K 370 35
By ryanimuhammad

Keluar dari rumah setiap ada masalah bukan solusi yang baik Sam juga tidak bisa membalas kata-kata Jinan yang mulai menyinggung orang tuanya, takutnya tidak bisa mengendalikan diri dan berujung dengan pertengkaran. Usia pernikahan masih sangat dini rasanya memalukan jika mereka terus bersitegang.

Akhirnya Sam diam, duduk di dapur sedang Jinan tidak tahu meminta maaf karena sudah berkata tidak sopan untuk orang tuanya. Ia hampir menghabiskan satu bungkus nikotin, pria itu juga belum mandi perutnya juga belum terisi.

Lalu di mana Jinan? Di kamar, ia tidak marah pada Sam sekarang wanita itu sedang kesal pada orang tuanya. Dia dan Sam pernah membahas tidak mau dulu memiliki momongan, Jinan merasa mamanya tidak pantas ikut campur urusan rumah tangganya.

Jinan tidak mempermasalahkan keberadaan Sam di bawah karena menurutnya tidak ada masalah dengan pria itu, sama seperti Sam hari ini dia juga lelah. Ia sampai lupa memberitahu bahwa besok malam ada acara yang harus dihadirinya dengan sang suami.

Berbeda dengan Sam, ia sedang berusaha melupakan kata-kata istrinya yang terdengar tidak wajar. Berbicara tanpa disaring, mungkin tidak menjadi masalah andai kata-kata itu keluar dari mulut orang tidak berpendidikan. Tapi ini Jinan, wanita lulusan terbaik di UI ditambah pekerjaannya yang seorang konsultan hukum.

Sam tidak bisa menebak akan seperti apa pernikahannya, terlalu dini menilai dari satu sisi. Mereka masih dalam proses perkenalan, Sam belum berani terbuka tentang ketidaknyamanan dengan keadaan ini bagaimana watak Jinan belum diketahuinya bagaimana jika mengatakan apa yang dirasakannya sekarang akan membuat wanita itu tersinggung?

Logis dan lugas dulu dua hal itu yang dilihat dari Jinan, Sam tidak suka dengan wanita yang mudah baper dan menye-menye, pada Jinan dia bisa melihat sosok ibunya.

Ini sudah sangat larut dan Sam masih larut dengan pikirannya, kurang lebih satu jam sore tadi dia merasa bahagia saat menghadiri ulang tahun seseorang sayangnya di tengah keadaan seperti ini bahagia sesaat itu tidak bisa menjadi penawar kekalutannya.

Ini bukan tentang kesetiaan tapi pemahaman dua orang yang berbeda sifat, masih baru takutnya mudah goyah. Sam tidak ingin disangkut pautkan dengan gadis bernama Nuha, ini murni tentang dirinya dengan sang istri.

"Bisa kita bicara?"

"Tidurlah, kita terlalu lelah hari ini." Jinan tidak ingin bicara lagi.

Dan Sam tidak memaksa, ia membiarkan istrinya tidur sangat mengerti dengan melihat wajahnya. Tidak apa-apa Jinan tidak menanyakan apakah dia sudah makan atau belum, Sam tidak marah.

"Aku pergi sebentar."

"Ke rumah orang tuamu?" kini Jinan membuka matanya, melihat suami dengan tatapan menilai.

"Bukan."

"Eum."

Sam perlu keluar mencari udara segar, matanya juga belum mengantuk yang ada kepala terasa berat.

******

Sekali dua mungkin tidak akan menjadi tanda tanya bagi Ria, tapi ini sudah hampir satu minggu putranya mampir ke rumah.

Sikap Sam terlalu biasa tapi justru membuat Ria curiga. "Kalaupun rasanya berbeda kamu harus membiasakan lidahmu dengan masakannya."

Teguran Ria ditanggapi oleh pria itu, mood sepanjang hari tergantung bagaimana suasana hatinya di pagi hari.

"Aku makan kok Ma, cuma lebih puas aja kalau sarapan double." Sam terkekeh saat memberikan jawaban.

"Jinan sehat kan?"

"Sehat."

"Luangkan waktu setiap akhir pekan, ajak istrimu jalan-jalan."

Sam mengangguk.

Sudah akhir pekan yang sudah dilewati mereka? Setelah bulan madu hanya sekali berkumpul bersama keluarga. Jinan tidak pernah mengajaknya makan siang atau dinner bareng orang tuanya dan Sam tidak berani karena tahu bagaimana hubungan sang istri dengan orang tuanya.

Sam menunggu mamanya bertanya soal kehamilan Jinan, ia sengaja berlama-lama berada di sana.

"Bekerja full selama lima hari pasti melelahkan apalagi pulang harus mengurus suami."

"Aku sering mengajaknya, Ma. Kalau ada apa-apa Jinanpasti minta."

"Syukurlah." Ria belum melepaskan tatapan dari putranya. "Bagaimana denganmu, kamu juga terbuka dengannya kan?"

Sam tidak merasa dan tidak pernah menyembunyikan apapun dari wanita itu, sekarang dia juga tidak sedang memiliki masalah dengan orang lain terlepas masalah internal antara keduanya.

"Iya."

"Mama tidak mau punya firasat buruk untuk kalian, Mama bisa mempercayaimu kan?"

Sam tidak menjawab.

"Mama sudah cukup senang saat kamu mengatakan akan menikahi wanita yang sangat kamu cintai, setelah hari itu sampai dengan sekarang doa Mama tidak pernah putus untuk kebahagiaan kalian."

Sam memikirkan sesuatu, apakah kalau mendengar kalimat ridho mamanya Jinan akan mengubah prasangkanya?

"Mama sudah memberikanmu nasehat yang begitu banyak, semoga masih kamu ingat dan kamu terapkan dalam kehidupan rumah tanggamu "

Bagaimana sifat orang tua istrinya Sam tidak tahu tapi yang jelas mama tidak sama seperti mereka, tapi untuk saat ini dia belum berbicara ke tahap itu.

"Setiap ada selisih paham jangan langsung membuat keputusan, bicara lagi dan temukan solusi. Jangan berpaling karena sebuah masalah, kamu ingat Sam?"

Sam mengangguk.

******

Kembali bertemu tanpa berniat mengalihkan fokusnya tapi semua kesadaran bertumpu pada sosok yang sedang duduk di sebuah meja tak jauh dari posisinya.

"Kamu di sini?"

Gadis yang tadinya menunduk kepala mengaduk mangkuk mencari sisa bakso kini mengangkat kepalanya melihat ke arah suara, dia adalah Nuha.

"Anda...." gadis itu lupa namanya, ia mencoba mengingat tapi tidak berhasil. "Kakak Cakra, kenapa di sini?"

Penyebutan nama yang unik.

Sam menunjuk mobilnya. "Sedang survei rumah susun."

Nuha mengangguk dan melihat ke arah mobil, benar di sana terparkir beberapa mobil.

Saat Nuha sedang melihat jajaran mobil yang terparkir rapi, Sam melihat ke batang leher gadis itu.

"Kamu tidak memakainya?"

Nuha tidak mengerti maksud pertanyaan Sam, tapi tatapan Sam masih bertahan pada lehernya sontak gadis itu menggaruk tengkuknya.

"Itu ..." Nuha tidak tahu harus menjawab apa. Awalnya dia mau memakai benda itu namun setelah dipikirkan lagi rasanya tidak pantas. Mungkin bisa dipertimbangkan seandainya yang memberikan laki-laki lajang, tapi ini Sam pria yang sudah beristri.

Menurut Nuha kado itu berlebihan.

"Kenapa, kamu tidak menyukainya?"

"Bukan seperti itu." getar ponsel di meja menampilkan kontak rekannya. "Maaf aku angkat telepon dulu."

Nuha tidak menjauh dari pria itu, dia berbicara di depan Sam.

"Aku harus kembali ke rumah sakit."

"Lalu kapan kamu akan memberikan jawaban, aku tidak akan bertanya lagi jika melihat kamu memakai kalung pemberianku."

"Aku menjualnya, kebetulan kosan-ku sudah menunggak enam bulan."

"Apa?" Sam terkejut.

••••••

Continue Reading

You'll Also Like

13.6K 854 22
"Taeyeong ~ah, appa ingin menjodohkan mu dengan putra tuan jung, kau mau ya?" ucap tuan lee membujuk sang putra pertamanya. "shirro appa, biarkan aku...
1.9M 93.1K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
Mommy's Secret By a

General Fiction

170K 14K 23
Berawal dari terungkapnya fakta bahwa lelaki brondong yang selalu menjemputnya tiap pulang kerja bukanlah pacar melainkan anaknya sendiri, Irene haru...
LARA KIRANA ✔ By Ry

General Fiction

290K 20.2K 17
Seorang gadis dengan masa lalu kelam. Tidak cukup nasib masa lalunya penuh dengan air mata. Takdir masa depan pun seolah ikut bersekutu menancapkan l...