TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TE...

By Chatweetz18

10M 1.2M 68.1K

"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalam... More

PROLOG
1. Beda Raga
2. Welcome To Dunia Fiksi
3. Alaskar Galendra
4. Alas Tikar
5. Serangan Centong Sayur
6. Yollanda Amelia
7. Drama Pagi Hari
8. Keputusan Araya
9. Bertemu Tokoh Lain
10. Araya Kissing?
11. Ravloska Is The Kings
13. Pertemuan Kedua
14. Levator
15. Permintaan Araya
16. Amarah Macan Betina
17. Queen Ravloska
18. Balapan
19. Terciduk
20. Apakah Ini Benar, Atau Salah?
21. Nomor Palsu
22. Good Girl
23. Sasaran Utama
24. Mengundurkan Diri
25. Balapan, lagi?
26. Kasih Bunda
27. Bekerja Sama?
28. Tetap Dia Pemenangnya
29. Toilet Sekolah
30. Lambe Turah
31. Pengeroyokan
32. Mencari Si Impostor
33. Petunjuk Pertama
34. Darren dan Kiran?
35. Parasit
36. Terbongkar?
37. Fakta Baru?
38. Unfriend
39. Temen Rasa Pacar?
40. Pamit
41. Bersenang-senang
42. Let's Get Started
43. Dia Impostornya
44. Penjelasan
45. Klarifikasi
46. Playing Victim
47. Freak
48. Minimal Pacaran, lah.
49. Demi Levator
50. Lelah
51. AYANG!!
52. Cari Kesempatan
53. Nathan Mabuk?
54. Apa Bedanya?
55. Kenapa harus Levator?
56. ARAYA KEMBALI!!
57. Lo Nyalahin Gue?
58. I Just Wanna Be Yours
59. Kencan Pertama
VOTE COVER + GIVEAWAY

12. Araya Diculik?

209K 26.6K 1.6K
By Chatweetz18

-H A P P Y R E A D I N G-

***

Hati Alaskar sungguh tidak merasa tenang. Sedari tadi pikirannya terus memikirkan keadaan Araya. Dia sama sekali tidak berniat melemparkan bola basketnya ke arah Araya, itu sebuah kecelakaan.

"Shh ... " rintih Alaskar saat merasakan perih di sudut bibirnya.

"Maaf-maaf, tahan bentar, Kar."

Alaskar mengamati wajah gadis yang sedang mengobati lukanya. Gadis ini adalah pacarnya, Kirania Adeline. Dia menyukai Kiran pada pandangan pertama. Wajahnya yang cantik, tutur katanya yang lembut, serta otaknya yang pintar membuat Alaskar menginginkan gadis itu menjadi pacarnya. Dan sekarang, Kiran menjadi miliknya.

Alaskar kira hubungan mereka akan berjalan dengan baik. Namun semuanya berubah saat Araya mengetahui semuanya. Gadis yang merupakan bagian dari Ravloska itu menentang keras hubungan mereka. Bahkan tak segan-segan Araya selalu membuli Kiran setiap ada kesempatan. Araya juga selalu memaksa Alaskar untuk menjauhi Kiran dan memutuskan hubungannya.

"Kok bisa babak belur kaya gini?" tanya Kiran sembari membereskan alat-alat P3K.

"Namanya juga cowok."

"Berantem sama siapa?"

"Darren."

"Kak Darren? Kok bisa?" beo Kiran.

"Dia marah soal Araya," jelas Alaskar dengan singkat.

"Kamu udah minta maaf sama Araya?" tanya Kiran dibalas dengan gelengan kepala.

"Minta maaf sama Araya, bawa dia ke rumah sakit. Aku takut lukanya serius, soalnya itu bola basket, bahaya banget."

"Kenapa?"

"Ha? Apanya yang kenapa?" Kiran tidak mengerti apa maksud Alaskar.

"Kenapa lo masih baik sama dia, padahal dia selalu buli lo."

Kiran terdiam, lalu dia menyunggingkan senyumnya.

"Araya itu baik, aku ngerti gimana di posisi dia. Pasti sulit buat nerima semuanya."

Alaskar tersenyum. Tangannya terulur mengelus puncak kepala Kiran.

"Gue gak salah pilih lo jadi pacar gue, Ran."

Kiran tersipu malu. Ia mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Temuin Araya, gih. Harus jadi cowok yang bertanggung jawab."

Alaskar menarik hidung Kiran pelan seraya tersenyum.

"Gue temuin Araya dulu."

Kiran menganggukkan kepalanya. Alaskar langsung berlalu pergi mencari keberadaan Araya. Selepas kepergian Alaskar, Kiran menghembuskan napas berat.

"Gak boleh egois, Kiran."

***

"Kok jadi biru keunguan, ya?"

Araya terus melihat kondisi wajahnya di cermin kecil. Sesekali ia meringis melihat wajahnya seperti habis kena pukul orang.

"Untung gigi gue gak copot. Coba kalo copot, nanti kecantikan gue berkurang."

Elita memutar bola matanya malas. Sedari tadi Araya terus berceloteh mengenai kondisi wajahnya. Namun saat ia menawarkan untuk ke rumah sakit, gadis itu malah menolak.

"Mending lo pulang duluan aja, Ray. Terus ke rumah sakit, takutnya kenapa-kenapa," saran Elita.

"Apaan, sih? Lebay, lo. Cuma kena bola basket doang, juga."

"Mau gue anter?" tawar Elita.

"Gak usah, nanti juga sembuh sendiri."

Elita menyerah untuk membujuk gadis itu agar mau ke rumah sakit. Araya yang luka, dia yang khawatir.

"Ray, kalo gak salah pas di lapangan tadi ada abang lo, kan?"

Araya yang sedang sibuk melihat wajahnya seketika menoleh, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Dia abang lo bukan, sih? Bisa-bisanya dia malah ngelindungin si Kiran, padahal bola melayang ke arah lo," ucap Elita dengan sedikit emosi.

"Namanya juga protagonis, pasti selalu ada pahlawan kesiangan," saut Araya tidak peduli.

"Protagonis apaan? Dibentak doang langsung meleyot, cupu!"

Araya tidak membalas perkataan Elita. Pandangannya tertuju ke cowok yang baru saja memasuki area kelas, dan terlihat berjalan ke arahnya.

"Si Alaskar menuju ke sini, Ray," bisik Elita pelan.

Araya hanya memandang Alaskar tanpa ekspresi. Dia penasaran, kenapa wajah laki-laki itu babak belur?

"Ikut gue."

Araya menengadah, melihat wajah Alaskar. "Lo ngajak siapa? Elita?"

"Lah, kenapa jadi gue?" saut Elita yang menjadi terbawa-bawa.

Alaskar menarik tangan Araya pelan, membuat gadis itu terkaget-kaget.

"Eh, apa-apaan, nih? Lepasin!"

"ALASKAR LO MAU BAWA ARAYA KEMANA?!" teriak Elita.

Araya berusaha memberontak, namun Alaskar tidak melepaskan tangan gadis itu.

"Alaskar lo mau bawa gue kemana, ha? Lepasin woi!" teriak Araya masih berusaha melepaskan tangan Alaskar.

"Eh, anjir. Si Aya mau lo bawa kemana?" tanya Garvan saat mereka berpapasan di koridor.

"GARVAN TOLONGIN GUE, GUE MAU DICULIK."

Semua orang yang ada di koridor menoleh ke mereka saat mendengar teriakan Araya.

"Gak ada yang namanya penculikan secara terang-terangan kaya gini," ujar Alaskar yang sudah jengah mendengar celotehan gadis itu.

"Yaudah, lepasin! Gak boleh bersentuhan, kita bukan mukhrim."

"Berisik!" tegas Alaskar langsung membuat Araya seketika terdiam.

Alaskar membawa Araya ke parkiran. Araya ingin sekali memarahi laki-laki itu yang seenaknya menyeretnya begitu saja.

Alaskar memberikan helm ke Araya, gadis itu menatapnya dengan sorot mata kebingungan.

"Pakai!"

"Gak mau!"

"Aya."

"Gue gak mau diculik sama lo!"

"Gak ada yang mau nyulik lo, Araya," ucap Alaskar jengah.

"Terus lo mau ajak gue kemana kalo bukan mau nyulik gue, ha?!"

Tanpa menghiraukan celotehan gadis itu, Alaskar memasangkan helm di kepala Araya. Araya menepis jauh-jauh tangan Alaskar.

"Gue bisa sendiri!" ketusnya.

Alaskar menaiki kuda besinya. Ia memperhatikan setiap gelagat yang Araya lakukan.

"Naik."

"Iya, bawel lo."

Araya menurut saja, ia sudah pasrah sekarang. Mungkin waktunya sudah tiba ia akan mati dua kali. Padahal Araya sudah berusaha menghindari Alaskar, tapi sepertinya semesta berkehendak lain.

Sepanjang perjalanan, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga setibanya di rumah sakit, Alaskar langsung memarkirkan motornya di parkiran.

"Lo ngapain bawa gue ke rumah sakit?"

"Lo diem dan nurut sama gue."

"Dih, siapa lo? Bokap gue juga bukan, seenaknya nyuruh-nyuruh."

Bagaimana pun juga, Araya tetap menurut kepada Alaskar. Dia tidak tau apa maksud laki-laki itu membawanya ke rumah sakit.

Saat mengambil antrian, semua mata yang ada di sana memandang Araya dengan tatapan yang berbeda-beda. Araya yang menjadi pusat perhatian hanya meringis pelan.

Alaskar yang peka akan keadaan menyodorkan sebuah masker ke Araya.

"Peka juga lo," ucap Araya langsung memakai maskernya.

"Sama-sama."

"Dih, gue gak bilang makasih, juga."

Alaskar benar-benar lelah menghadapi Araya. Dia lebih memilih memainkan ponselnya saja. Dia sabar menunggu Araya diperiksa oleh dokter sembari bertukar pesan dengan Kiran.

Kiran : Alaskar, gimana dengan Araya?

Tanpa menunggu lama, ia langsung membalas pesannya.

Alaskar : Lagi diperiksa dokter.

Bertepatan dengan itu, Araya keluar dari ruang pemeriksaan. Alaskar segera berdiri dan menghampiri Araya.

"Apa kata dokter?"

"Apanya?"

Alaskar menghela napas berat. "Luka lo."

"Oh, ini. Katanya gak terlalu serius, nanti juga sembuh."

"Sori."

"Ha?" beo Araya tidak mengerti.

"Sori udah buat lo terluka."

"Minta maaf buat luka yang mana, nih? Luka lama atau luka yang ini?" tanya Araya yang langsung dimengerti oleh Alaskar.

"Semuanya."

"Luka yang lo buat terlalu banyak, Kar. Tapi lo tenang aja, buat luka yang ini akan gue maafin kalo lo ganti rugi es krim gue sepuluh kali lipat. Gimana?"

Alaskar sadar, dia terlalu banyak membuat luka pada gadis di hadapannya sekarang. Dia mencoba menyunggingkan senyumnya.

"Dua puluh kali lipat juga gue sanggup."

"Oke, tiga puluh kali lipat!" seru Araya.

Mata Alaskar melebar mendengar ucapan Araya. Dia ingin protes, tapi sadar akan kesalahannya terhadap gadis itu.

"Apapun bakalan gue lakuin, asal lo bisa maafin gue, Ay."

-batas suci-

Hai, semuanya.

Kaget banget buka wattpad tiba-tiba udah 11K aja😭 makasih buat semangat dan votmen dari kalian semua💖

Virtual hug buat kalian yang baca cerita Araya💖

Jangan lupa follow Chatweetz18

Continue Reading

You'll Also Like

1M 59.6K 58
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
6K 296 24
END~ Nathalia Dirgantara. Sebuah nama sosok gadis cantik bersifat dingin nan cuek. Ia punya segalanya. Uang, keluarga, sahabat, peringkat satu di kel...
1.3M 64K 52
Cover by @TristanSimanjuntak *Revisi berjalanβœ“ *Maaf atas ketidak nyamanan nya guys *Jadilah reader's yang mengerti Author *Mohon kerjasama nya Teman...