Sudah dua minggu berlalu dan hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas.
Dan kini, kelima sahabat itu sedang makan-makan di kantin sekolah dengan alasan mengisi tenaga karena habis ujian matematika yang anehnya dilaksanakan di hari terakhir
Mereka bercanda ria sambil sesekali membahas liburan yang akan mereka lakukan seminggu lagi, tepat setelah penerimaan rapor
"Menurut kalian semua, gue ada mata pelajaran yang remedi gak?" Tanya Dion tiba-tiba "gue males anjir kalau disuruh bolak-balik sekolah selama seminggu besok, kan lebih enak kalau nggak ada remedi, jadi gue bisa santai-santai di rumah sambil nunggu penerimaan rapor jumat depan"
"Kalau misalnya lu Alisha sih gue jamin lu nggak bakal remedi" balas kembarannya. Rion
"Jangan samain gue sama Alisha lah, kan benda" protes Dion
"Nah ya itu, karena beda, makanya nanti mungkin aja lo ada remedi, terutama matematika sih" Rion menyuapkan satu potong siomay ke dalam mulutnya "ujian semester kemarin aja lu ada 3 mapel ya remedi, mungkin ujian kali ini bakalan ada 7"
"Banyak amat nambahnya"
"Tapi karena kita kemarin-kemarin belajar bareng, mungkin aja nilai lu bagus semua" ujar Zahra berusaha menyemangati Dion
"Bener tuh kata Zahra" timpal Alisha "lu juga sih, jadi sodara debat mulu kerjaanya, sekali-kali baikan gitu dong"
"Dih ogah" Dion dan Rion menjawab secara bersamaan.
Perbincangan mereka pun terhenti ketika Alan dengan hebohnya menujuk ke arah parkiran yang tiba-tiba saja terdapat 2 buah mobil super mewah yang baru saja terparkir
Kok gue kayak kenal sama tuh mobil, batin Alisha. Dan benar saja, tidak berapa lama kemudian seseorang yang Alisha kenal keluar dari sana lalu memasuki gedung sekolahnya
Gawat, kenapa perasaan gue tiba-tiba enggak enak ya?
"Wah.. itukan bule yang bajunya gue tumpahin minuman pas di Bali kan?" Ujar Zahra "ngapain tuh bule kesini?"
"Ya mana gue tau" timpal Dion
"Guys gue cabut pulang dulu ya, kalau ada info apa-apa jangan lupa hubungi gue" seru Alisha dengan nada yang sedikit panik
Rion yang mendengar itupun menautkan alisnya bingung "kok tiba-tiba?"
"Gue lupa ada urusan penting, jadi gue cabut dulu, bye" tanpa memperdulikan ke empat sahabatnya. Alisha pun dengan segera pulang dari sekolah menggunakan motor kesayangannya
Dan tepat setelah motor Alisha pergi meninggalkan sekolah, sebuah pesan muncul di grup kelas yang berasal dari wali kelas
"Untuk saudari Alisha, dimohon untuk menghadap ke ruang kepala sekolah, ada tamu yang ingin bertemu denganmu"
"Lah kok pas banget, baru aja si Alisha pergi. Nggak ada 5 menit udah di cariin aja" kata Zahra bingung
Alan mengganguk setuju "Yaudah kalau gitu bales aja kalau Alishanya udah pulang, lagipula kalau di suruh balik lagi kesini, gue yakin seratus persen kalau tuh anak kagak bakalan mau"
"Kalau gitu gue aja yang bales pesan di grup" timpal Rion
Sedangkan di satu sisi, sang wali kelas yang habis membaca pesan di grup itupun tersenyum kikuk kepada seseorang didepannya
"Maafkan saya Tuan Dareen, sepertinya murid saya, Alisha. Dia sudah pergi meninggalkan sekolah"
"Kalau begitu suruh dia kembali ke sekolah sekarang, bukankah itu mudah?"
"Sepertinya itu sangat sulit"
Dareen kenaikan satu alisnya "sulit?"
"Alisha, walaupun dia murid yang jenius tapi dia sangat nakal. Selama saya menjabat sebagai wali kelasnya, saya tau betul jika Alisha memiliki sifat yang sangat pemberontak. Jadi itu sebabnya saya bilang jika itu akan sulit"
Dareen berpikir sejenak, sepertinya aku memang harus menggunakan rencana yang itu. "Kalau begitu, saya butuh sedikit kerjasama anda dan anda harus tutup mulut juga tentang masalah ini"
"Apa itu?"
Dareen tersenyum dengan liciknya "Jadi...."
•••
Setelah menghabiskan berjam-jam untuk pergi ke perpustakaan umum, Alisha kini akhirnya telah tiba di rumah tepat pukul 8 malam.
Tapi sepertinya ada yang aneh.
Ada 3 buah mobil terparkir di depan rumahnya. 1 mobil milik Ayahnya dan 2 lagi adalah mobil yang sama persis dengan yang dia lihat di sekolah siang tadi.
Jantung Alisha pun mulai berdetak dengan kecang
Buset tuh orang ngapain di rumah gue? Enaknya gue masuk sekarang apa nanti ya?, Alisha merasa ragu-ragu, sudah lebih dari 5 menit ia terdiam di depan pintu. Sampai akhirnya dengan segala tekat yang kuat, ia memutus kan untuk masuk ke dalam rumah
"Akhirnya pulang juga adik kesayangan kakak" ujar David ketika melihat adiknya melewati ruang tamu.
"Hehehe iya kak" Alisha melihat ke arah kakaknya, dia tidak sendiri. Ada Ayahnya dan dua orang yang Alisha kenal, Dareen dan Richard, serta satu pria tua. Alisha bisa tebak jika umurnya mungkin sudah memasuki 60 tahun keatas.
Namun tanpa memperdulikan mereka, Alisha pun mulai membalikan badan untuk pergi kearah kamarnya. Tapi belum satu langkah, dirinya berhenti karena sebuah suara menginterupsi dirinya
"Kenapa kau pulang lama sekali" ujar Ayahnya dengan nada yang super lembut.
Jantung Alisha menegang, karena untuk pertama kalinya, Ayahnya berbicara dengan nada selembut ini semenjak kejadian itu.
Tapi entah kenapa bukannya senang justru Alisha merasa curiga, ia melirik Dareen yang dengan santainya malah tersenyum manis kepadanya
Hmm mencurigakan
"Kenapa kau tidak bilang jika kau ada urusan dengan Tuan Dareen? Kasian dia menunggumu dari tadi. Iyakan David?"
David pun mengangguk setuju
Alisha yang mendengar perkataan Ayahnya itupun mengerutkan dahinya bingung "Urusan? Alisha nggak pernah punya urusan sama dia"
Ayah Alisha pun berdiri dari tempat duduknya lalu mulai berjalan mendekati Alisha yang diikuti oleh David dari belakang "kau tidak perlu menyembunyikan apapun"
David menepuk pundak Alisha pelan "Semoga perjalananmu menyenangkan" ujarnya lalu berlalu pergi menyusul Ayahnya
Perjalanan? Perjalanan apa?, Mata Alisha memandangi pungung Kakaknya dengan tatapan heran.
Drrt drrt drrt
Suara dering ponsel itupun mengema dikeheningan antara Alisha dan ke 3 tamu di rumahnya
Itu suara ponsel Richard
"Boss, pesawatnya sudah siap" ujar Richard sesaat setelah ia mematikan panggilan ponselnya.
"Bagus kalau begitu, kau keluarlah dulu dan jangan lupa siapkan berkas-berkas penerbangannya"
"Baik Boss"
"Dan sepertinya juga, tugas saya disini sudah selesai. Kalau begitu saya pamit undur diri" ujar pria berumur yang sedari tadi diam itu
"Baiklah dan terimakasih, berkat sihir mu, rencanaku berjalan dengan sempurna"
"Itu bukan apa-apa King" pria tua itu membungkung kepada Dareen dan Alisha kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Oke ini kesempatan, saatnya cabut ke kamar
Langkah Alisha pun kembali terhenti karena sebuah cekalan di tangannya "kau salah arah, honey. Seharusnya kau ke arah sana" ujar Dareen sambil menunjuk ke arah pintu keluar
"Apa maksud mu?"
"Sepertinya ini terlalu awal untuk tidur" ujar Dareen seakan tidak peduli dengan perkataan matenya
Alisha mengerutkan dahinya bingung "tidur?"
"Good night and have a nice dream, honey" Dareen menarik tangan Alisha lalu menempelkan bibirnya ke bibir Alisha dengan cepat.
Tubuh Alisha pun mematung berusaha mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Dan setelah mendapatkan kesadarannya kembali. Alisha pun mulai memberontak di dalam rengkuhan Dareen. Tapi hanya sebentar, karena tak berapa lama kemudian, Alisha sudah terjatuh kedalam mimpi indahnya.
Dareen yang melihat itupun segera mengendong tubuh matenya untuk keluar dari rumah dan langsung memasuki mobil hitam mewah miliknya
"Richard jalankan mobilnya"
"Baik boss"
•••
Butuh waktu yang cukup lama untuk Dareen sampai di bandara, tapi itu bukan masalah selama matenya selalu berada dekat dengan dirinya.
Malah menurutnya. Selama perjalanan ke bandara, entah kenapa waktu terasa sangat cepat. Ia masih ingin melihat wajah matenya yang tertidur di dalam pangkuannya dan sesekali mencuri kesempatan untuk mencium wajah cantik matenya juga
Dan pada akhirnya mobil itu berhenti tepat di dekat pintu pesawat pribadi yang super mewah milik Dareen
Dengan aura seorang King yang kuat, Dareen pun berjalan memasuki pesawat miliknya bersama dengan Alisha yang berada di gendongannya
Perlahan-lahan namun pasti, langkah kaki pria itu akhirnya sampai di sebuah ruangan paling ujung di dalam pesawaatnya, yang ternyata terdapat sebuah kamar minimalis tapi terlihat sangat mewah.
Ditaruhnya tubuh Alisha yang sedang tertidur itu dengan sangat pelan seakan-akan matenya adalah benda paling rapuh didunia
Dareen terduduk di pinggir kasur, memandagi wajah Alisha yang terlihat sangat damai. Tangan kekarnya dengan lembut menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik matenya
"Maafkan aku" bisik Dareen
Tubuh Dareen maju untuk mengecup singkat bibir Alisha
"Tidurlah yang nyenyak, honey. Sebentar lagi kita akan sampai di rumah"
Dan 20 menit kemudian akhirnya pesawat pribadi itu mulai terbang meninggalkan Indonesia untuk pergi ke negara tempat Dareen berasal.
Alaska
🐋
Hai guys 👋👋
I am back!!!
Semoga kalian suka sama part ini ୧⍤⃝🌹
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love, Ryn