Kutukan [Tamat]

By cindyrahma_22

1.9K 1.1K 656

Belajar dari kesalahan lalu bertindak menjadi lebih baik itu suatu nilai fositip, nasi sudah menjadi bubur ti... More

Bab 1
Cast
BAB 2
BAB 3
Bab 4
Chapter 5
~6. Selamat~
~7.pulang~
~8.Perdebatan di Kelas~
9.Peneroran 1
10.Terror 2
11.Terungkap
12. Jebakan
13.Masuk perangkap
14. Proses Kejadian
15. Kejadian demi kejadian
16. Menghilang
17. Melakukan Pencarian
18. Melanjutkan pencarian
19. Rip Aditya Nugroho
20. Masuk Sekolah 3 SMA
21. Mimpi
22. Berhayal Untuk Masa Depan
Chapter 23. 50:50
Chapter 25. Tunggu Aku!
Chapter 26. Di Ajak Liburan
Chapter 27. Komunikasi dengan Dia??
Chapter 28. Mengapa Bisa?
Chapter 29. Aroma Caramel
Chapter 30. Kebalikan
Chapter 31. Deskripsi
32
33
34
35
Chapter 36
3% : 1%
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46.
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Tamat

37

8 2 13
By cindyrahma_22

Saat Viona melihat hasil foto kepangannya, dia sangat tersenyum bahagia. Ayahnya Viona baru kali ini melihat senyuman putrinya yang sudah lama tidak pernah ia lihat, kini dia melihatnya kembali.

“Akhirnya anak ayah bisa tersenyum kembali,”

“Ayahh, apakah ayah tahu? Vito aku ketemu dia, dan ini hasil kepangannya apakah ayah ingat? Vito selalu mengepang rambutku dengan model seperti ini.”

“Iyah, ayah ingat. Kenapa bisa ketemu? Padahal kan dia tidak tahu alamat kita,”

“Memang dia tidak tahu alamat kita, tapia pa boleh buat jika takdirnya seperti ini. Yang tidak mungkin saja bisa jadi mungkin, padahal aku satu pesawat sama dia. Dan apakah ayah tahu? Waktu aku di pesawat aku sama dia kaya musuh, awalnya aku tidak tahu itu Vito namun saat dia memanggil nama aku Viona Mahesa di sana aku percaya itu Vito.”

“Oh seperti itu, semoga kamu bisa berteman dengan dia.”

“Iyah ayah gak apa-apa cuman teman juga aku bahagia, dan dia juga sudah mempunyai seseorang Namanya Jesica, sering di panggil Jesi. Namun kakaknya Jesi sudah tunangan dengan kak Martin.”

“HAH? Itukan kakak nya Vito,”

“Iyah, kata dia sekarang cuman sekedar calon iparan gitu.”

“Tapi kamu gak sedih, Vito sudah bisa move on dari kamu,”

“Buat apa aku sedih, aku sayang sama dia. Mau dia sama orang lain asal dia bahagia aku ikhlas, ayah karena sayang gak harus memiliki. Jika aku terus-terusan mengganggu dia, lantas aku bukan sayang aku egois dan aku obsesi jika seperti itu, sekarang aku terima nasib dan takdir aja aku ikutin alurnya sampai mana dan lihat endingnya.”

“Anak ayah sudah dewasa ternyata, pemikiran kamu sudah semakin bijak.”

“Apakah ayah tahu? Dewasa di paksa oleh keadaan memang membuat mental aku hancur, tapi dengan seiring berjalannya waktu aku bisa merasakan bagaimana sakitnya dewasa, aku seperti ini semenjak mamah pergi selama-lamanya. Di sana aku mulai berfikir agar tidak bergantung, karena hanya mamah yang selalu memahami aku. Semenjak itu aku harus benar-benar kuat.”

“Tapikan ada ayah, yang bisa kamu ajak ngobrol.”

“Tidak. Ayah tetap ayah tidak akan bisa digantikan dengan posisi mamah, mamah sekarang sudah tidak. Susah, sedih aku akan aku pendam saja. Karena tidak ada diary terbaik selain mamah, ayah tahukan semenjak mamah pergi aku tidak punya sahabat.”

“Karena kamu tidak ingin bersosialisasi lagi dengan orang lain, makanya kamu tidak punya sahabat.”

“Benar, karena mamah itu  ibu sekaligus sahabat aku.”

“Terserah kamu. Dan ayah nanti meminta izin sama kamu jika ayah akan menikah lagi,”

“Kok ayah gak setia sih, sama mamah.”

“Suatu saat nanti kamu akan menikah, lantas kamu juga akan meninggalkan ayah. Apakah kamu mau jika ayah hidup sendirian dan mati sendirian?”

“Jika begitu aku gak usah menikah saja,”

“Lalu keturunan ayah sudah habis begitu? Buang pikiran kamu yang seperti itu.”

Lantas Viona hanya terdiam saja, dan dia menjawab. “Apakah ayah mencintai mamah, atau sayang sama mamah?”

“Iya, kenapa?”

“Jadi menikah itu harus saling sayang dan menerima satu sama lain?”

“Iya seperti itu,”

“Dan jika ayah akan menikah apakah karena ayah mencintai orang tersebut?”

“Iya, asal kamu tahu. Dia adalah orang yang pertama kali ayah suka, sebelum mamah kamu.”

“Apakah dia masalalu ayah.”

“Betul, kamu mengertikan?”

“Baiklah jika ayah akan bahagia sama dia, aku akan memberikan ayah izin untuk menikah lagi. Dan apakah dia mempunyai anak? Berapa?”

“HAHA tidak nak, dia tidak pernah menikah jadi kamu akan tetap menjadi anak satu-satunya,”

“Wahh, belum pernah menikah padahal usia ayah sudah 38 tahun,”

“Iya dia berusia 35 tahun,” hmm, ayahnya Viona beruntung yah, calon ibu sambungnya masih gadis ahaha. Masalalunya ga tuh.

“Masih muda ternyata.”

Tiba-tiba saja bel berbunyi menandakan ada tamu, ayah Viona langsung saja menemuinya. Ternyata tamunya itu ialah Vito, dia akan pergi kembali ke Indonesia. Berniatan untuk meminta izin pulang ke Indonesia.

“Om apakabar,”

“Kamu Vito?”

“Iyah om, Vionanya ada?”

“Ada dia lagi ngeringin rambutnya.”

“Mau ke mana?”

“Jadi begini om, akum au pulang ke Indonesia.”

“Oh begitu yah, mamahnya Viona juga di makamkan di sana.”

“Jadi tante Iren sudah meninggal? Pantas saja saat aku nanya ke Viona mamah kamu ke mana dia menjaw Panjang ceritanya.”

“Eh ada Vito, mau ke mana kok udah rapih aja,”

“Aku mau pulang ke Indonesia,”

“Kenapa cepat sekali?”

“Mamah aku sakit.”

“Oh begitu, bolehkah aku meminta satu permintaan kepadamu?”

“Apa?”

“Tolong kepang lagi rambut aku.”

Akhirnya Vito mengepangkannya lagi, ada rasa sedih karena harus berpisah lagi.

“Sudah,”

“Terimakasih, tunggu sebentar.”

“Ini botol minum kamu, ternyata botol minum kamu tidak berubah semenjak kecil sampai saat ini tetap botol minum kamu berwarna abu-abu,”

“Iya aku suka warna itu, dan kamu suka warna putihkan?”

“Iyah,”

“Botol minum ini buat kamu aja,”

“Serius? Terimakasih banyak.”

“Iya, sama-sama. Jaga diri, see you.” ucap Vito kepada Viona sambil tersenyum dengan begitu mereka berpisah kembali, di pisahkan oleh jarak. Vito langsung saja ke rumah sakit menemui orang tua Daniel, dan menanyakan kondisi Daniel ternyata saat ini Daniel sudah sadar tidak seperti kemarin namun belum boleh di temui oleh orang lain.

“Tante syukurlah Daniel sekarang sudah mendingan, aku harus pulang karena mamah aku sakit. Nanti aku ke sini lagi, semoga Daniel cepat sembuh seperti dulu lagi. Dan jika nanti tante sudah bisa di beri izin untuk menjenguk Daniel katakana kepada dia jika Davi aku rawat dengan baik, itu nama ikan buat sebutan dari kami berdua.

“Baik terimakasih dan hati-hati di jalan nak Vito.”

“Sama-sama, om tante aku pulang.”

“Iya hati-hati.”

Vito pun pergi dengan rasa nyesek yang dia dapatkan, bagaimana tidak. Ternyata Vito menyayangi dua perempuan sekaligus, dia menyayangi Viona orang yang menemani dia di masa kecilnya, dan Jesi orang yang bisa di sebut penyemangat saat bangun pagi karena akan bertemu di sekolah.

Namun saat ini Vito tidak memperdulikan soal percintaan dia hanya memperdulikan masadepannya saja, dia harus menjadi kebanggan keluarganya. Karena kakaknya Martin tidak akan bisa melanjutkan perusahaan ayahnya, karena kakaknya sudah mempunyai bisnis sendiri. Setibanya di Indonesia Vito langsung saja ke Rumah Sakit untuk menjenguk ibunya uang sudah berbaring lemas.

Ayahnya yang selalu siap siaga menjaga, saat ini Vito menyuruhnya untuk tidur karena Vito tahu jika ayahnya pasti kurang tidur.

“Ayah tidur saja biar giliran aku yang menjaga mamah,”

‘Baiklah, ayah akan pulang dan mandi. Besok pagi ayah ke sini, dan giliran kamu yang pulang.”

“Siap beres jika begitu,”

Pada malam hari saat Vito sudah mandi, dia mengenakan handuk yang panjangnya selutut, tiba-tiba Jesi datang dan baru pertama kali Jesi melihat dada kekarnya Vito membuat Jesi salah tingkah.

“Lah kok kamu tahu jika mamah aku di rawat di rumah sakit ini, dan tahu juga ruangannya.”

“Hmm kamu lupa yah, jika kita calon iparan?”

“Ohh Kak Martin yah, yang udah ngasih tahu.”

“Iya, dia nyuruh aku ke sini, karena katanya Vito lagi pergi.”

“Oh gitu, tapi akua da di sini. Jadi gimana? Mau tidur di sini?”

“Gak apa-apa kan? Jika aku mengingap di sini?”

“Gak apa-apa,” ucap Vito singkat. Membuat Jesi tercengang.

“Makasih Vito,” Jesi hanya duduk danmelihat mamah nya Vito.

Vito langsung saja masuk ke kamar mandi untuk memakai baju, karena tidak sopan jika ia memakai baju dan celana di hadapan perempuan. Tadinya dia mau ganti baju di ruangan mamah nya saja, karena hanya ada Vito dan mamahnya yang sedang tidur namun dugaannya salah saat dia keluar dari kamar mandi ternyata ada Jesi.

Dalam hati Vito berkata, “Kenapa kamu bersikap baik saat aku sudah mulai move on dari kamu Jes?” ucapnya sedikit frustasi.

“Vito udah selesai ganti bajunya, boleh giliran aku yang mandi? Tadi habis dari butik aku langsung ke sini.”

“Boleh kok,”

Jesi pun masuk ke kamar mandi dan memakai bajunya di sana, saat Jesi sudah selesai mandi tiba-tiba kakaknya datang untuk menjemput dia.

“Jesi kata Martin Vito sudah tiba dan benar, ayo kita pulang saja.’

“Gak mau, kakak aja pulang sendiri.”

“Eh tumben kamu mau nginap di sini, tapi gak apa-apakan Vito?”

“Gak apa-apa kok, mungkin Jesi berniatan baik untuk menemani mamah aku. Karena awalnya kan Jesi tidak tahu jika akua da di sini,”

“Iya, emang kamu sudah pergi dari mana?”

“Aku sudah pergi menemui seseorang,”

DEGG… suara hati Jesi, ada rasa sakit namun kenapa?

“Emang siapa?”

“Emm tidak ada urusannya sama kalian kok, jadi maaf ngak usah tahu.”

“Baiklah aku pulang dulu yah,” ucap Kakaknya Jesi.

“Jesi aku ke kantin dulu beli makan buat kamu,”

“Kok buat aku aja kamu emang gak makan?”

“Nggak, tadi sebelum mandi aku udah makan,”

Beberapa menit kemudian Vito datang dan membawakan makanannya untuk Jesi, dan Jesi pun memakannya.

“Jesi boleh gak, aku kepangin rambut kamu?”

“Boleh, setiap malam mamah aku suka kepangin aku loh,”

“Terimakasih,”

“Wah hasilnya bagus banget kamu suka kepangin rambut siapa?”

Vito tidak menjawabnya dengan ragu, dia langsung saja menyebutkan Namanya. “Dulu saat kecil aku suka kepangin rambut anak perempuan yang usianya hanya selisih satu tahun dengan aku Namanya Viona Mahesa, aku pergi keluar yah benar aku sudah menemui Viona awalnya akum au lama di sana, tapi aku mendapatkan kabar jika mamah sakit akhirnya aku pulang.”

“Viona? Masalalu kamu?”

“Aku juga tidak tahu dari kecil aku sering bersamanya namun saat SD dia pergi tanpa memberi tahu aku,” ucap Vito.

“Ohokk ohokk, apakah kamu menemui Viona di Singapura?” tanya mamahnya Vito yang tiba-tiba bangun dari tidurnya.

“Iya dan kenapa mamah tahu, jika dia berada di Singapura? Padahal sebelumnya mamah tidak pernah memberi tahu Vito,”

‘Maafkan mamah Vito, nanti jika mamah sudah pulang mamah akan memberikan surat untukmu yang di titipkan oleh Viona waktu dulu,”

“Mah, mamah kok gitu sih? Jadi sebenarnya mamah tahu di mana keluarga Viona tinggal?”

“Iyah, mamah tahu.”

“Dan apakah mamah tahu, jika ibunya Viona sudah meninggal?”

“Jika itu mamah tidak tahu,”

Dengan frustasi dan kecewa Vito langsung saja pergi keluar dan dia hanya berkata meminta tolong kepada Jesi untuk menjaga mamahnya, sudah bisa di tebak jika Vito sangat marah dan kecewa Jesi yang tidak tahu apa-apa dia hanya terdiam saja dan langsung saja mengingat rambutnya kembali.

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 509 18
tanpa sengaja circle Bella Dama bertransmigrasi ke tubuh empat menantu kerajaan Ligera, mereka bertransmigrasi di flim yang baru saja mereka tonton b...
238K 18.3K 126
SOURCE BY : https://www.novelupdates.com/series/the-founder-of-diabolism/ Description : Sebagai grandmaster kultivasi iblis, Wei Wuxian menjelajahi d...
3.9K 1.4K 152
Dari Chapter 493 - 643 Lin Xuanzhi= Gong/seme Yan Tianhen= Shou/Uke Cerita ini berkisah di sembilan Negri. Bagaian satu telah selesai dengan kisah m...
42.1K 4.1K 35
Dalam kegelapan malam yang sunyi, [Name] mengemban kisah hidup penuh tantangan. Di lorong-lorong sekolah, bayangannya sering menjadi sasaran ejekan d...