"Ngapain lo disini?" Mood Alisha yang tadinya sudah buruk sekarang benar-benar hancur ketika bertemu dengan cowok tidak waras di hadapannya
"Mau ketemu sama lo lah, emang mau apa lagi?" Alisha mendelik tajam, oh ayolah, apakah di dunia ini tidak ada laki-laki yang lebih waras?
"Gue bercanda" cowok tersebut tertawa pelan "gue lagi nemenin papa gue meeting di restoran yang baru aja lo masukin"
Alisha berpikir sejenak "meeting? papa lo?"
"Yoi.. calon mertua lo" gurau cowok tersebut sekali lagi
Alisha menatap jengah cowok di depannya ini "ngaco" balas Alisha lalu berusaha berjalan pergi namun sialnya cowok tersebut menghalagi jalannya
"Athair!! minggir gak!!!"
"Kagak"
"Lo kagak ada kerjaan banget sih, sono samperin papa lo, biar sekali-kali jadi anak yang berguna dikit"
"Lo juga kenapa main cabut aja? Bukannya lo tadi dateng sama om-om bule sialan itu?"
Om-om?, Yah untuk kali ini Alisha setuju, umur Dareen memang sebelas dua belas dengan Omnya yang paling muda. Alisha tersenyum tipis memikirkan hal konyol itu.
Tapi tunggu. Bagaimana cowok ini bisa tau?
"Gue tadi gak sengaja liat lo sama si bule itu" Ucap Athair seakan-akan mengetahui isi pikiran Alisha.
"Oh" jawab Alisha singkat lalu berusaha pergi namun lagi-lagi gagal, Athair memegang tangannya erat agar dirinya tidak bisa kabur.
"Atha!! Please deh jangan ganggu gue!! Dan lepasin tangan gue sekarang!!"
Althair menaikan sebelah alisnya lalu tersenyum simpul "Atha? Nama pangilan yang bagus, lu suka sama gue ya sampe bikin nama panggilan khusus buat gue"
"Dih amit-amit"
"Ngomong-ngomong lo mau kemana?"
"Kemana aja asal kagak ada elu"
"Gue serius Alisha"
Alisha yang sudah mulai malas pun akhirnya mengalah "balik ke tempat magang"
"Pakek apa"
"Ya pak-" Alisha terdiam, ia lupa jika dirinya hanya bawa badan saja kemari, ponsel dan dompetnya tentu saja tertinggal di tempat magangnya
Althair yang melihat itupun tersenyum lebar "gue anter, kebetulan gue bawa motor sendiri"
"Kagak usah, gak butuh" bantah Alisha
"Ayo gue anter" tekan Althair sekali lagi "gue tau lo mau cepet-cepet kabur dari bule itu kan? Kalau kita debat di sini terus entar tuh bule bakalan tau kalau lu kabur"
Alisha berpikir sejenak, gadis itu tau jika Athair bukan orang yang berbahaya, lagipula menurut Alisha, Dareen lebih berbahaya berkali-kali lipat daripada Athair.
Tapi tetep aja, ia malas jika harus berlama-lama dengan orang aneh ini. Tapi di satu sisi, ia harus cepat-cepat pergi dari sini sebelum Dareen menyadari jika dirinya sudah menghilang.
"Awas ya kalau macem-macem, gue patahin tangan lo" ancam Alisha yang membuat senyuman di wajah Athair bertambah lebar.
"Oke tunggu di sini benar, gue mau ambil helm dimobil papa gue dulu" dengan secepat kilat Athair berlari memasuki parkiran restoran dan 30 detik kemudian dirinya kembali lagi dengan membawa sebuah helm berwarna hitam
"Nih helmnya" Althair menyerahkan helm tersebut kepada Alisha
"Terus motor lo mana? Katanya lu bawa motor?"
"Tuuhhhh" tunjuk Althair dengan dagunya ke arah parkiran liar yang berjarak beberapa langkah dari tempat Alisha berada.
"Ngapain lu parkir motor lu disini? Kenapa nggak di dalem aja?"
"Males" jawab Athair simple
Alisha memutar kedua matanya jengah mendengar jawaban yang super absurd ini.
"Gue yakin seratus persen kalau lu udah tau dimana gue magang" tebak Alisha ketika dirinya sudah naik ke motornya Althair
Motor yang sama ketika Alisha mengalahkan Athair pada balapan beberapa bulan yang lalu
"Tepat sekali" tanpa menunggu lama Athair mulai melajukan motornya membelah kota Semarang dengan kecepatan super penuh.
•••
Kurang dari 10 menit, motor Athair sudah sampai didepan gedung tempat Alisha
Dengan cepat Alisha turun dari motor sport milik Athair
"Thanks ya" tanpa menunggu jawaban, Alisha menyerahkan helm tersebut lalu berlari masuk memasuki gedung meninggalkan Athair yang tersenyum manis sambil menatap punggung Alisha yang berlari menjauh dari dirinya
Begitu Alisha sudah tidak terlihat, Athair dengan segera melajukan kembali motornya untuk pulang ke rumah. Masa bodo dengan papanya yang sudah pasti akan mencari dirinya di restoran tadi.
"Dari mana aja lo 'Sha" Langkah kaki Alisha terhenti ketika mendengar suara yang sangat familiar
"Loh! lo berdua mau kemana? Kok kayak udah mau pulang aja" Alisha melirik ke arah jam tangan miliknya "ini kan masih jam 10-an"
"Emang lu kagak ngecheck ponsel lu dan juga tadi kita telfon lu berkali-kali kagak lu angkat-angkat" tanya Dion
"Gue tadi mendadak ada urusan di luar jadi ponsel gue ketinggalan dimeja, emang ada apaan sih? Gue kepo nih"
Rion mengeleng-gelengkan kepalanya heran dengan tingkah sahabatnya yang terkadang ceroboh ini "Tadi ada pesan di grup kelas, katanya kita di suruh kumpul ke sekolah jam sebelas siang, karena ada bimbingan buat ujian kenaikan kelas besok senin sama sekalian nyerahin berkas-berkas magang"
"Lah anjir" seru Alisha panik "kalian berdua tungguin gue, jangan kemana-mana" Alisha berlari dengan cepat menuju ke arah lift yang tertutup
"Kagak usah buru-buru 'Sha, lagipula masih ada satu jam lagi" Rion mengikuti Alisha yang sedang berlari dari belakang "gue temenin, jadi santai aja kagak usah lari-lari"
"Cepetan kalian berdua!! Jangan lama-lama, karena gue lagi males jalan, gue tungguin di sini" teriak Dion tepat ketika pintu lift tertutup lalu membawa Alisha dan Rion ke lantai atas
Ting
Pintu lift pun akhirnya terbuka, dengan buru-buru Alisha menghampiri meja kerjanya.
"Loh kok udah beres"
"Beres apaan?"
"Bukan apa-apa" Alisha benar-benar terkejut sekarang, bagaimana bisa laporan magangnya sudah selesai dengan sempurna dan bahkan sudah tertata rapi di mejanya
Jadi Mr. Louis bener-bener nyelesaiin ini semua?
Tanpa ambil pusing, Alisha dengan cepat merapikan semua barang-barangnya dengan teliti agar dirinya tidak perlu kembali lagi ke sini.
"Gue mau ngasih salam perpisahan dulu sama Mr. Louis, mau ngikut sekalian gak?" Tanya Alisha
Rion mengelengkan kepalanya "nggak dulu deh, gue juga kagak kenal"
Mendengar itupun Alisha hanya tertawa pelan lalu mulai berjalan ke arah pintu yang berjarak 2 mater dari tempat mereka semula.
Tok tok tok
"Masuk" jawab seseorang di dalam sana
"Selamat siang Mr. Louis"
"Oh Nona Alisha, ternyata kau sudah kembali, ada yang bisa saya bantu"
Alisha tersenyum manis "tidak ada, saya kemari hanya ingin mengucapkan terimakasih sudah membantu saya menyelesakan laporan magang dan juga saya ingin pamit karena sepetinya saya akan pulang lebih awal di hari terakhir saya magang disini"
Louis terdiam sebentar "apakah Tuan Dareen sudah tau jika Nona akan pamit secepat ini?"
Dareen lagi, Dareen lagi. Emangnya tuh orang siapa sih? Kenapa juga harus tau semua kegiatan gue? Kurang kerjaan banget
"Sudah" bohong, justru ini malah menjadi kesempatan bagi Alisha agar tidak bertemu pria itu lagi. "Maaf, saya tidak bisa berlama-lama, saya harus pergi sekarang"
"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa lagi Nona Alisha"
"Sekali lagi terima kasih Mr. Louis" Alisha menundukan kepalanya lalu berjalan keluar dari ruangan
"Udah 'Sha?"
"Udah, yuk kita cabut, kasian sodara lo kayak orang ilang di bawah"
Rion menekan tombol lift menuju lantai bawah untuk menghampiri kembarannya lalu pergi meninggalkan perusahaan ini bersama-sama.
•••
Dareen tau persis jika matenya hanya berbohong untuk ijin ke kamar mandi. Tapi, mau tak mau ia harus mengijinkan matenya pergi karena para Alpha ini harus di beri pelajaran, berani sekali mereka memandang seorang mate dari King of Werewolf dengan tatapan menjijikkan seperti itu
Jadi Dareen membiarkannya saja karena ia mengira bahwa matenya hanya berkeliling di sekitar sini karena tidak nyaman dengan suasana tadi
Tapi anehnya, Dareen tidak bisa mencium aroma matenya sama sekali dan ini sudah lebih dari 15 menit, seharusnya jika matenya masih berada di sekitar gedung ini, ia masih bisa mencium aroma matenya, walaupun samar sekalipun
Hanya satu dugaan, mate kecilnya itu kabur, dan sialnya lagi Dareen sekarang tidak tau gadisnya ada di mana
Drrt drrt drrt
Suara ponsel Dareen berbunyi, bunyi dari ponsel yang tadi dimainkan oleh matenya.
Louis
Nama itu tertera disana yang entah kenapa membuat dirinya merasa resah
"Ada apa?" Tanya Dareen to the point
"Queen tadi pamit dari perusahaan lebih cepat dari jadwal yang seharusnya, apakah King sudah tau?"
Mendegar berita itupun Dareen langsung mematikan ponselnya dengan kasar.
"Sialan" umpat Dareen pelan
Kenapa kau begitu nakal, honey
"King ada apa?" Tanya Richard yang mendengar umpatan Dareen tadi
"Selesaikan meeting ini untuk ku" Dareen berdiri lalu pergi meninggalkan ruangan meeting tersebut.
Selama kaki Dareen berjalan untuk keluar dari restoran ini, dirinya memikirkan berbagai macam cara agar dapat membuat matenya untuk selalu berada disisinya. Selamanya
Dan pada akhirnya ada satu ide licik yang tiba-tiba terlintas di pikiran Dareen, tepat ketika dirinya mencium aroma matenya lagi.
Mata Dareen lalu menatap sekeliling jalan raya yang berada didepannya. Disana. Dareen melihatnya. Ia dapat melihat dengan jelas bagaimana matenya sedang mengendarai motor melewati dirinya yang diikuti oleh kedua teman kembarnya itu.
Dareen terus saja memandangi matenya sampai tubuh matenya hilang di persimpangan jalan.
"Sebentar lagi, tunggulah sebentar lagi, honey" ujar Dareen yang masih memandangi jalan raya yang tadi di lewati oleh matenya "Dan setelah itu kau akan selamanya menjadi milikku..."
"...Mine!!!"
🐋
H
ai guys 👋👋
I am back!!! Again.
Semoga kalian suka sama part ini ୧⍤⃝🌹
Jika ada typo dan kesalahan lainnya tolong bilang-bilang ya, nanti aku perbaiki
Jangan lupa untuk Follow, Vote dan Commentnya 💋💋💋
See you in the next chapter 👋👋👋
- Love, Ryn