Self Forced Marriage

Galing kay spicypastaaa

94.1K 17.5K 2.1K

"Mau gimana? Sudah gak ada waktu lagi." Higit pa

01. The Wedding Party
02. Basic Life Question
03. Not So Peaceful Day
04. 45 Minutes Into You
05. Would You?
06. Takoyaki Lunch
07. Cieee
08. Mom to the Rescue
09. Change of Mind
10. Rumah Camer
11. The Besties and The Enemy
12. Officially Dilamar
13. Apartment
14. Pertemuan Orang Tua
15. Gaun, Canggung, Bibir
16. Melt Like A Butter
17. Miguel, Si Pengganggu
18. Pamit & Undangan
19. Dipingit
20. Riweuh Day!
21. Now, It's Gotta Be You
22. Bali Bikin Bingung
23. Game On
24. Matahari Saat Badai
25. Kembali ke Ibukota
26. Cemburu Tanda Apa?
27. Sebagai Istri dan Sebagai Calon Ibu
29. Bahagia dan Sedih
30. Is This How Siblings Supposed To?

28. Tame the Lioness

2.4K 411 72
Galing kay spicypastaaa

Roseanne usai mencuci piring-piring makan malam mereka setelah seharian ia tidak fokus di kantor karena ia diam-diam mencicil persiapan untuk program hamilnya.

Gadis itu menoleh menatap sang suami yang tampak baru selesai membereskan meja makan, mendekat pada Jeffian yang kini mencuci tangan di wastafel dapur.

"Kita mau ngobrol di mana?" tanya Roseanne.

"Di kamar aja, laptop aku di kamar," jawab Jeffian segera.

Gadis itu pun lalu mengikuti pemuda itu menuju kamar utama rumah besar itu, kamar mereka.

Mereka sudah memakai pakaian tidur mereka masing-masing, memang keduanya cukup tepat waktu untuk urusan kebersihan, sesampainya mereka dari kantor keduanya akan segera mandi dan berganti pakaian (sayangnya masih mandi bergantian.)

Jeffian dengan celana pendek training nya dan kaos hitam kebanggaan, sementara Roseanne memakai set piyama berwarna pink, kedua outfit yang cukup menggambarkan style keduanya.

"Kamu mau nunjukin apa? Kok perlu buka laptop?" tanya Roseanne, merangkak di atas ranjang untuk dapat memposisikan dirinya duduk di samping Jeffian yang sedang menyalakan MacBook dengan alas sebuah papan kayu tipis, terbuka di atas bantal yang berada di pangkuan Jeffian.

"Perencanaan buat anak kita dong, nih aku sudah buat spreadsheet nya," tunjuk Jeffian dengan senyum mengembang, sedikit pamer.

Roseanne mendekatkan diri agar dapat melihat ke layar MacBook pemuda itu.

"Perincian dana?" gumam Roseanne.

"Iya, ini perincian dana untuk bayi usia 0 sampai 3 tahun," ucap Jeffian.

"Saldo awal ini dari dana tabungan ku, kemudian dana tabungan dikurangi pengeluarannya, aku alokasi biaya hiburan 30 juta buat staycation, terus alokasi check up rutin dokter kandungan 9 kali 15 juta, alokasi makan-makanan bergizi buat kamu sama calon bayi 50 juta untuk sembilan bulan, terus-"

"Jeff, maaf aku potong sebentar," ucap Roseanne segera.

"Kenapa?"

"Poin pertama, staycation sampai 30 juta itu buat apa?" tanya Roseanne.

Jeffian melirik sang istri kemudian berdeham pelan, "buat kita ... making love."

Roseanne menatap pemuda itu tidak percaya, "anggarannya berlebihan, lagipula kan bisa di rumah, gak harus di hotel."

Ujung telinga Jeffian memerah, "biar ada ... variasi gitu."

Kedua mata Roseanne mengerjap cepat tapi kemudian gadis itu menjawab, "oke, tapi alokasi kebanyakan, siapkan 10 juta aja."

"Tapi di Park Hyatt harganya 4 juta semalam, berarti kita cuma staycation dua kali, atau agak murah dikit di The Langham sekitar 3 juta, cuma bisa 3 kali-"

"Jeffian, kalau mau banyak ya cari hotel range dua juta aja."

"Maunya bawa kamu ke hotel bintang 5," balas pemuda itu.

Roseanne menunjuk layar MacBook, "pokoknya 10 juta aja, jadi total pengeluaran sejauh ini 75 juta, kamu masih dapat banyak saldo akhir di tabungan kamu."

"Oke, oke," balas Jeffian pasrah kemudian merubah nominal alokasi staycation, saldo akhir pun bertambah sebanyak 20 juta.

"Aku lanjutin ya," ucap Jeffian.

Roseanne menganggukkan kepala.

"Habis alokasi makan selama hamil ada juga alokasi peralatan perlengkapan bayi-"

"Kita sewa aja," potong Roseanne.

"Hah?"

"Sewa baby crib, stroller, baby car seat, kursi makan, kita sewa aja, akan jauh lebih murah dan kita gak nyampah juga," ucap Roseanne yang kemudian kembali menunjuk layar MacBook.

"Alokasi sewa diubah, 50 juta kebanyakan untuk peralatan, potong setengahnya, aku sudah ketemu tempat persewaan yang bagus dan terjamin," ucap Roseanne yang membuat Jeffian shock.

"Potong setengahnya?"

"Iya, 25 juta aja cukup, masih kebanyakan sih sebenarnya tapi gak apa, jaga-jaga," jawab Roseanne yang makin membuat Jeffian tercengan.

"Baju? Kita sewa juga?" tanya Jeffian.

Roseanne pun menatap Jeffian dan mencubit gemas pipi pemuda itu, "ya kalau baju bayi kita beli lah, masih cukup lah di 25 juta itu, mungkin sewa perlengkapan itu sekitar 15 juta sampai baby umur satu tahun."

"Roseanne kamu serius?" tanya Jeffian.

"Iya, serius, nanti aku tunjukkan website nya ke kamu, terus kita hitung estimasi pengeluaran kita kalau sewa."

"O-oke."

Jeffian pun memfokuskan pandangannya ke layar MacBook-nya lagi, "terus berikutnya alokasi perlengkapan ibu menyusui, termasuk baju, kain penutup, alat pompa asi itu-"

"5 juta aja, aku gak butuh banyak-banyak baju."

"Roseanne, terlalu sedikit dong? Nanti baju kamu cuci kering pakai?"

"Buat apa juga aku banyak-banyak baju menyusui?"

Jeffian menatap gadis itu kemudian memajukan bibirnya kemudian tersenyum kecil, seolah mengerti apa yang ada di pikiran Jeffian gadis itu segera mencubit pipi pemuda itu (lagi).

"Gak usah mikir aneh-aneh," semprot Roseanne.

Senyum Jeffian kini mengembang, "emang aku mikir apa?"

"Udah lanjutin penjelasannya," tunjuk Roseanne dengan pipi memerah.

Jeffian pun tertawa, merasa gemas dengan Roseanne yang tampak malu-malu itu.

"Oke, aku lanjutin, peralatan ibu menyusui aku alokasi 7 juta, tidak ada penolakan. Terus berikutnya, diapers ... aku baca anak baiknya pakai diapers mulai usia 6 bulan, sekarang kita pukul rata harga diapers isi 44 pcs itu 100 ribu, anak kecil dalam sehari harus ganti diapers maksimal 3 jam sekali, berarti sehari dia bakal ganti setidaknya 8 diapers, 44 pcs dibagi 8, berarti diapers isi 44 pcs bakal habis dalam 5 hari, berarti sebulan kita butuh 6 packs yang berarti 600 ribu, terus baby bakal pakai diapers sampai usia 3 tahun berarti 42 bulan, 42 bulan dikali 600 ribu, total kebutuhan diapers jadinya sekitar 25 juta 200 ribu."

"Gila, diapers doang," gumam Roseanne.

"Kenapa? Mau penghematan lagi?" sindir Jeffian.

Roseanne pun langsung menyilangkan tangan, "iya lah!"

Bagaimana pun juga, benar kata orang-orang, bendahara rumah tangga itu memang seharusnya dipegang oleh istri. Lihat kan jika perencanaan diatur oleh suami? Serba hedon! Tapi hei, Jeffian kan akan selalu bekerja lebih keras untuk mengumpulkan uang demi keluarga kecilnya!

"Kita harus latih anak maksimal pakai diapers sampai dua tahun, selebihnya dia sudah dilatih ke kamar mandi dan pakai popok cuma malam. Jadi, anggap dari 42 bulan itu dikurang 12 bulan, 30 bulan aja berarti sekitar 18 juta, terus ditambah pemakaian popok sehari 2 kali aja di usia 3 tahun, berarti kemasan 44 pcs bisa habis sampai 22 hari, sebulan berkisar 150 ribu, dikalikan 12 bulan, berarti satu juta delapan ratus, jadi totalnya semua 19 juta 800 ribu, kita sudah hemat 5 juta 400 ribu Jeff!"

Jeffian manggut-manggut sembari menahan senyumnya kemudian merevisi perhitungannya sesuai saran dari Roseanne.

"Jadi ... total pengeluaran ... sekitar 126 juta 800 ribu, whew."

"Saldo akhirnya?"

"23 juta 200 ribu."

"Itu buat biaya makan bayinya mulai dari MPASI sampai 3 tahun," tunjuk Roseanne.

"Habis dong tabungan aku?"

Roseanne memutar bola matanya, "dana masuknya masih ada dari tabungan aku, terus gaji kamu sama aku per bulan."

Jeffian pun menghela nafasnya sembari melihat perincian yang ia buat.

"Biayanya banyak ya? Ini belum termasuk biaya pendidikan sama asuransi kesehatan, biaya lahiran juga," ucap Jeffian.

Roseanne pun juga tiba-tiba merasa speechless, benar, biaya yang dipersiapkan memang banyak, tapi ... pasti akan ada saja rejekinya kan?

Iya kan?

"Belum susu formula juga Jeff," tunjuk Roseanne.

Jeffian pun memejamkan mata seraya menyadari bahwa ia belum memasukkan alokasi untuk susu formula.

"Biaya ulang tahun juga," imbuh Roseanne.

"Kok makin banyak biaya-nya?"

"Imunisasi Jeff."

"Ya Tuhan, lupa."

"Skincare dan perlengkapan mandi juga belum."

Jeffian pun menoleh pada Roseanne dengan sedikit meringis, "kita ... tunda aja yuk?"

Roseanne segera memelototkan matanya, "ih, gak bisa, kita sudah research sejauh ini."

"Tapi kan belum eksekusi," balas Jeffian, meletakkan laptop di atas ranjang dan menyingkirkan bantal dari pangkuannya.

"Jangan pesimis dong!" seru Roseanne memukul lengan atas Jeffian.

Gadis itu kemudian meraih ponselnya dan membuka kalkulator, "nih, kita hitung ya pendapatan kita sampai baby usia 3 tahun."

Roseanne tampak serius kemudian menjelaskan pada Jeffian, "saldo akhir tadi dibulatkan anggap 127 juta-"

"Like NCT 127, hehe, nama boyband Korea."

"Jeff, aku serius."

"Iya, iya. Lagipula 127 juta itu total pengeluaran."

"Oke berarti saldo akhir 23 juta terus tambah tabungan aku ... 50 juta berarti saldo akhirnya ada 73 juta, itu pegangan kita buat dana darurat, lagipula dari pengeluaran 127 juta itu kan gak semuanya kontan di awal, ada yang dari pengeluaran sembilan bulan bahkan 42 bulan kan, harusnya bisa ke-cover gaji kita, Jeff. Gaji kamu berapa?" tanya Roseanne.

"Aku sekarang 15 juta."

"15 juta- tunggu kamu masih staf aja sudah 15 juta?" lirik Roseanne.

"Department Riset dan Pengembangan gitu loh," balas Jeffian dengan tertawa, tetapi Roseanne tidak ikut tertawa, tapi setelah dipikir masuk akal juga.

"Ish, aku masih 7 juta," gumam Roseanne.

"Kan kamu masih baru," hibur Jeffian.

"Iya sih. Oke, aku lanjutin ya, total gaji kita berdua 22 juta per bulan tapi masih bruto, netto nya anggap 8 juta-"

"Dari bruto 22 juta sampai dapat netto 8 juta itu dipotong apa aja?!" seru Jeffian.

"Listrik satu juta, air 500 ribu, bensin mobil 3 juta, makan 5 juta, biaya tidak terduga 5 juta," jelas Roseanne dan sialnya mengapa Jeffian baru menyadari pengeluaran mereka yang terhitung banyak juga?

"Nah, 8 juta itu dikali 42 bulan, berarti 336 juta, belum lagi kalau kita ada kenaikan pangkat dan penyesuaian gaji, bisa tambah dan aku yakin bakal cover biaya buat anak kita, utamanya nabung biaya pendidikan dan kesehatan."

Jeffian sebenarnya masih ingin protes perihal netto 8 juta karena sesungguhnya ia masih punya cicilan mobil.

Benar, mobil yang dimilikinya masih ia cicil karena ia ingin membeli mobil dengan uangnya sendiri. Namun, jika sudah begini ... masa sih Jeffian harus minta orang tua?

Kenapa ia terdengar menyedihkan?

Atau mungkin salahkan Jeffian yang benar-benar tidak mau menyentuh uang investasinya di saham atau pun pasar uang, Jeffian ingin benar-benar menarik pendapatannya sekitar 5 tahun lagi yang ia yakin jumlahnya akan berkali-kali lipat.

"Oke, aku jadi gak begitu khawatir tentang biaya kalau gitu," ungkap Jeffian yang jelas saja bohong, ia masih khawatir.

Roseanne pun tersenyum kemudian ia membuka notes pada ponselnya, "oke, kalau gitu sekarang kita diskusi pola asuh boleh?"

Jeffian menganggukkan kepala seraya mematikan laptopnya dan lalu meletakkanya di meja samping tempat tidur.

"Kamu tipe tegas atau soft, Jeff?" tanya Roseanne seraya sedikit memberi jarak antara dirinya dan Jeffian.

Namun pemuda itu justru merapatkan jarak.

"Aku tipe tergantung situasi dan kondisi."

"Gimana tuh?" tanya Roseanne, menggeser posisinya menjauh lagi.

Jeffian menyadari gadis itu yang memberi jarak lagi, ia pun memutuskan bergerak mendekat lagi, "mostly, aku bakal soft ke anak, tapi kalau dia ngelakuin kesalahan yang fatal ... that's it, you will see a new side of me, Roseanne."

"Kamu gak bakal pukul dia kan?" tanya Roseanne sembari menjauhkan duduknya lagi.

"Gak lah, gila aja," balas Jeffian.

"Kamu kenapa sih kok menjauh?" tanya Jeffian kemudian.

Roseanne menautkan alis seolah-olah ia tidak 'menjauh', "aku diam aja dih dari tadi."

Jeffian pun mengalungkan tangannya di pundak Roseanne kemudian bergerak mendekat lagi.

"Diam, jangan gerak," ucap Jeffian.

"Tukang paksa," cibir Roseanne.

"Emang kan?"

Roseanne memutar bola matanya kemudian mencatat ucapan Jeffian soal tipe mendidik anak ala Jeffian. "Aku tipe tegas sih Jeff, every mother would be the 'villain', meanwhile the father would be the 'jalan keluar' to every child I guess."

Jeffian tertawa kecil, menyadari ucapan Roseanne ada benarnya. Dulu, jika mamanya tidak mengizinkan untuk membeli mainan, pasti Jeffian akan diam-diam meminta pada sang papa yang sudah jelas akan dikabulkan.

"Our child will be a dad's child then," kekeh Jeffian.

Roseanne tertawa kecil, "probably."

"Pernah mengatasi anak tantrum gak?" tanya Roseanne.

"Belum sih, tapi jujurnya agak ngeri sama bocah tantrum hehe."

"Maybe, kita bisa konsultasi ke psikolog anak aja, just in case."

"Tapi siapa tahu anak kita kalem dan penurut," balas Jeffian.

Roseanne menggelengkan kepala, "aku sih mau dia tetap ada sisi rebel nya sih, biar dia punya ruang untuk berpikir kritis dan tahu jelas apa yang dia mau."

"Masuk akal juga, kalau nurut kita terus berarti ada kemungkinan dia bakal gak punya pendirian ya," gumam Jeffian seraya Roseanne menuliskan percakapan mereka baru saja.

"Betul," ucap Roseanne, ia kemudian berbisik, "contohnya Prima Jeff, didikan ayah sama ibu sambungnya terlalu menuntut ini itu, kadang Prima gak tahu maunya dia sendiri itu apa."

"Ish, adik kamu loh itu."

"Ya, tapi kan itu contoh nyata, Jeff."

Roseanne lalu sibuk membaca ulang catatan yang ia tulis sementara Jeffian sibuk menatap sang istri, tidak sabar untuk pembahasan berikutnya.

"Jeff, terus nanti kalau aku sudah lahiran, yang bangun malam kalau bayi nangis siapa?" pancing Roseanne.

"Aku yang bakal gendong, tapi kalau dia nangis gegara lapar ya aku kasih kamu soalnya aku gak bisa menyusui," jawab Jeffian polos.

"Ish, kan aku bisa pompa ASI dulu, kamu bisa kasih minum dari stok ASI," balas Roseanne.

"Hm ... berarti setiap malam aku terus dong yang bangun," gumam Jeffian sembari memicingkan matanya.

"Gak terima?"

"Iya, iya, aku terima," balas Jeffian segera.

Roseanne tertawa kecil melihat kepasrahan Jeffian, "tenang, nanti kita bagi per jam aja, kamu dari jam delapan sampai jam 1 yang stand by, terus ganti aku, kamu tidur biar gak ngantuk di kantor."

"Aku sampai jam 2 aja gak apa, kasihan kamu nanti," balas Jeffian seraya mengusap pipi Roseanne dengan jempolnya.

Roseanne pun bergidik kegelian.

"Kasihan sih kasihan, jempolnya diam aja dong," protes Roseanne.

"Iya, maaf," kekeh Jeffian.

Gadis itu lalu mencatat masalah pembagian jam jaga bayi di ponselnya sementara Jeffian senyam-senyum di sebelahnya.

"Pembahasan tentang pola asuh sudah belum?" tanya Jeffian.

"Sudah, sudah, kamu kalau mau tidur duluan aja," ucap Roseanne tetapi tiba-tiba Jeffian meraih ponsel Roseanne dan menyimpannya di sisi lain tubuhnya.

"Ada pembahasan yang paling penting tapi kamu malah lupa," ucap Jeffian dengan nada bicara malas dan mendayu.

"Apa?"

"You said about what do's and dont's during the making love, remember?"

Roseanne terdiam membatu, ia lupa.

Dan jujurnya ia tidak ada niatan untuk membahas hal seperti itu, apalagi dengan Jeffian, suaminya. Ah, bisa mati dengan wajah merah karena malu rasanya!!!

"Pikiran kamu cuma itu terus," protes Roseanne seraya melepas rangkulan tangan Jeffian dan menegakkan duduknya.

Jeffian tersenyum sebelum dirinya dengan cepat menarik Roseanne ke dalam pelukannya, melingkarkan kedua tangannya di pundak Roseanne, membuat setengah badan gadis itu terbaring di dadanya.

"Jeff," panggil Roseanne dengan pipi yang perlahan memanas.

"Kasih tahu aku Roseanne, what's your do's and what's your dont's?" bisik Jeffian dengan usil, menikmati reaksi Roseanne yang salah tingkah.

"I don't know."

"Aku duluan deh," respon Jeffian segera.

Pemuda itu menempelkan sisi kanan rahangnya di pelipis kiri gadis itu, "for do's ... aku senang kalau kita bisa switch peran."

"Ish, omongin ini besok aja Jeff-"

"Kalau aku dominant, please be my submissive, tapi aku juga mau jadi submissive dan lihat kamu jadi dominant," jelas Jeffian dan wajah Roseanne seperti akan meledak karena merasa begitu malu membahas hal yang begitu intim.

"Menurut kamu gimana? Kamu oke gak?" tanya Jeffian.

Roseanne memegang lengan Jeffian yang mengitari lehernya, telapak tangan gadis itu terasa dingin, mungkin karena begitu gugupnya.

"Gak tau Jeff, aku malu buat jawab!"

"Kenapa malu? Cuma oke or not okay aja kok," imbuh Jeffian.

"Ugh, fine, I'm okay with it!" Roseanne menutup wajahnya.

Jeffian pun tertawa melihat reaksi Roseanne, "oke, tell me yours now."

Roseanne pun menurunkan tangannya dan tampak menarik nafasnya, "should I?"

"Iya dong, biar aku tahu apa yang bikin kamu senang atau apa yang kamu gak suka."

Bibir bawah gadis itu tergigit, ia jadi merasa resah sendiri, ia terlalu malu untuk mengungkapkannya pada Jeffian walaupun seharusnya ia tidak perlu semalu ini.

"A-aku ...."

"Iya, kamu kenapa?" tanya Jeffian.

"I think I'd love deep slow thrusts, Jeff."

FUCK!!!!!!!! batin Jeffian.

Jantung Jeffian berdebar tetapi ia tidak ingin membuat Roseanne malu atas keberaniannya mengemukakan hal yang ia sukai.

"Deep slow thrusts, got it, with the 1975 songs as background music, how it sounds?" balas Jeffian dengan ujung telinga yang kembali memerah dan untungnya Roseanne tidak akan melihat itu karena Jeffian berada di belakangnya.

"Romantic," respon Roseanne.

"And how about the dont's?" tanya Jeffian.

"Gak mandi," jawab Roseanne.

"Setiap mau melakukan itu kita harus mandi dulu walaupun nantinya bakal berkeringat lagi," imbuhnya dengan cepat.

Jeffian pun menganggukkan kepala.

"Kalau kamu apa, Jeff?"

"Gak ada sih, I'd love every seconds of it and everything you'd do to me," kekeh Jeffian.

Gadis itu tidak merespon ucapan Jeffian dan pandangan Jeffian lalu terfokus pada kancing piyama Roseanne yang tidak jauh dari jemarinya.

Apa sekarang aja ya?

"Roseanne," panggil Jeffian.

"Hm?"

"Kita berdua kan sudah mandi ... would you love some deep slow thrusts tonight?" bisik Jeffian.

Jeffian kira Roseanne akan menolak, Jeffian kira Roseanne akan melepaskan diri, Jeffian kira Roseanne akan menamparnya. Namun respon yang diterima pemuda itu sungguh membuat nya terbang ke langit ke tujuh.

"Yes, Jeff, I'd love some."

Jackpot.

♒♒♒

To be continued ....

spicypastaaa 🍝

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

36.3K 7.4K 10
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
318K 26.2K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
466K 46.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
43.1K 6K 36
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...