Self Forced Marriage

By spicypastaaa

94.2K 17.5K 2.1K

"Mau gimana? Sudah gak ada waktu lagi." More

01. The Wedding Party
02. Basic Life Question
03. Not So Peaceful Day
04. 45 Minutes Into You
05. Would You?
06. Takoyaki Lunch
07. Cieee
08. Mom to the Rescue
09. Change of Mind
10. Rumah Camer
11. The Besties and The Enemy
12. Officially Dilamar
13. Apartment
14. Pertemuan Orang Tua
15. Gaun, Canggung, Bibir
16. Melt Like A Butter
17. Miguel, Si Pengganggu
18. Pamit & Undangan
19. Dipingit
20. Riweuh Day!
21. Now, It's Gotta Be You
22. Bali Bikin Bingung
23. Game On
24. Matahari Saat Badai
25. Kembali ke Ibukota
27. Sebagai Istri dan Sebagai Calon Ibu
28. Tame the Lioness
29. Bahagia dan Sedih
30. Is This How Siblings Supposed To?

26. Cemburu Tanda Apa?

2.4K 446 25
By spicypastaaa

"Aduh, aduh, pengantin baru wanginya beda banget nih!" seru Elisa dengan begitu bersemangat saat melihat Roseanne yang sudah datang kembali untuk bekerja di kantor.

Beberapa pegawai lain tersenyum dan terkekeh geli.

"Els," desis Roseanne dengan pipi memerah malu.

"Gimana malam pertamanya?" bisik Elisa, alis bergerak naik turun dengan cepat.

"Gak gimana-gimana," balas Roseanne singkat berusaha menetralkan salah tingkahnya akibat ulah Elisa yang menyebabkan dirinya menjadi pusat perhatian.

"Little Jeffian and little Roseanne are gonna be so gorgeous!" bisik Elisa riang.

Roseanne hanya diam saja, berusaha tidak menggubris Elisa. Namun apa yang ia harapkan dari seorang Elisa yang ceria, bersemangat, dan penuh rasa ingin tahu? Gadis itu malah menarik kursi dari meja kerjanya dan duduk di sebelah Roseanne.

"Jelasin dong rasanya menikah? Gue penasaran banget, gak sabar mau nikah juga sama Kak Teno!" ucap Elisa, di sisi lain Roseanne sibuk menyalakan laptopnya dan menyalakan mejanya.

"Rasanya ya kayak orang pacaran, cuma status hubungnya sudah diakui agama, negara, that's it," jawab Roseanne dengan fokus tetap pada laptopnya.

Elisa bertepuk tangan, "gila, gila, keren banget, makin iri!"

Kali ini Roseanne tidak menimpali Elisa, berusaha untuk memfokuskan pikirannya pada pekerjaannya, bagaimana pun juga inilah tujuan Roseanne yang sebenarnya bukan? Menjadi seorang wanita karir yang menjadi tulang punggung bagi ibunya dan juga adiknya. 

♒♒♒

Kurang dari lima menit adalah jam istirahat, tapi Jeffian sudah mulai merapikan barang-barang di mejanya bersiap-siap untuk menjemput Roseanne di lantai department istrinya itu.

"Buru-buru banget Jeff?" tanya Yudha sembari tersenyum miring.

"Haha, iya nih mau makan di luar," balas Jeffian salah tingkah.

"Si Yudha kayak yang gak paham aja, penganti baru maunya berduaan terus," balas Johnny dengan tertawa kecil.

Teno pun segera menimpali dengan sebuah tawa, "Jeffian sudah beda kelas banget lah, two steps ahead!!!"

Jeffian yang biasanya 'arogan', percaya diri dan penuh aura mengintimidasi itu kini tampak bagai seekor anjing kecil pemalu yang menjadi pusat perhatian. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Namun beruntunglah, ia dapat segera kabur dari suasana canggung itu, pemuda itu kini sudah berjalan keluar menuju lift dengan ponsel berada di tangan, menghubungi Roseanne.

"Halo?" sahut Roseanne di ujung telpon.

"Kamu di mana?" tanya Jeffian.

"Aku di lobby Jeff, kamu langsung susul sini aja," jawab Roseanne.

"Oke, aku dah di lift, tunggu ya." Dan Jeffian pun mengakhiri panggilan itu, menyimpan ponsel ke dalam saku celananya. Pemuda itu menghirup nafasnya dalam-dalam, merasa sedikit gugup.

Tadi pagi, Roseanne bahkan meminta Jeffian untuk turun dari mobil secara terpisah sekalipun keduanya datang bersamaan karena menaiki mobil yang sama. Roseanne sempat mengatakan ia malu untuk 'terlihat bersama' di kantor apalagi setelah pernikahan mereka.

Mungkin ... merasa tidak biasa?

"Hei," sapa Jeffian saat ia telah sampai di lobby, berdiri di depan Roseanne yang sedang memainkan ponselnya.

Roseanne mengangkat wajahnya kemudian menyodorkan ponselnya pada Jeffian yang membuat pemuda itu kebingungan, "kenapa?" tanya Jeffian.

"Miguel chat aku pakai nomor lain," jawab Roseanne dan Jeffian pun menerima ponsel Roseanne yang menampilkan chat dari Miguel yang mengatakan ingin bertemu gadis itu lagi.

"Masih aja," geram Jeffian, perasaan khawatir mendadak muncul terlebih ia akan ada perjalanan dinas ke Bandung, meskipun hanya sebentar, tetapi tetap saja ia tidak merasa aman meninggalkan Roseanne sendirian.

Jeffian lalu dengan segera memblokir nomor itu.

"Nanti selama aku di Bandung kamu ajak Elisa nginap rumah ya," ucap Jeffian sembari mengembalikan ponsel gadis itu. Keduanya pun mulai berjalan keluar dari kantor mereka menuju restoran di dekat gedung kantor mereka.

"Kenapa?"

Jeffian menghela nafas dan menarik gadis itu dalam sebuah rangkulan di pundak, "aku khawatir aja gegara si Miguel masih coba ngehubungin kamu, kalau perlu kamu berangkat kerja juga bareng Elisa."

Roseanne terdiam sejenak, mencerna usulan dari Jeffian kemudian menganggukkan kepalanya, "oke, aku setuju sama usulan kamu, kamu berangkat ke Bandung hari apa?"

"Rabu malam, Jum'at sore aku pulang, selama itu Elisa harus menginap di rumah dan selalu berangkat bareng ke kantor sama kamu," ucap Jeffian dan gadis itu mengiyakan dengan segera.

♒♒♒

Dua puluh menit sebelum istirahat selesai Jeffian terpaksa harus kembali ke kantor karena ada hal yang perlu dipersiapkan secara mendadak.

Sementara Roseanne memutuskan untuk menikmati sisa makan siangnya seorang diri, walaupun Jeffian sempat mengajak balik, gadis itu tidak ingin menyisakan makanan yang begitu lezat di hadapannya.

Setelah menghabiskan hidangan di piringnya, Roseanne pun memutuskan untuk segera kembali, sesuai dengan pesan Jeffian. Gadis itu berusaha berjalan dengan cepat, takut-takut Miguel nekat akan menyusul ke gedung kantornya.

"Roseanne!"

Fucking shit!

Suara Miguel terdengar di belakang gadis itu, langkahnya segera ia perlebar.

"Hei, wait a minute!" Miguel berseru dan pemuda itu berhasil meraih tangan Roseanne, dengan memudahnya membalik tubuh gadis itu tapi dengan segera Roseanne menarik tangannya agar Miguel tidak menyentuhnya.

Gadis itu hanya terdiam, tidak ingin menggubris pemuda itu.

"I heard about ... your wedding, congratulations I guess," ucap Miguel.

"Terima kasih," jawab Roseanne singkat.

Miguel tersenyum mendengar balasan singkat Roseanne itu, tangannya bergerak hendak meraih tangan gadis itu tetapi Roseanne yang tahu gerak-gerik Miguel segera menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya.

Pemuda itu menyadari hal itu dan mengangguk kecil dengan ekspresi menunjukkan rasa kecewa yang tampak sangat jelas tertahan.

"I just want to tell you ... I'm still loving you anyway," ucap Miguel segera.

Roseanne yang mulai merasa tidak nyaman dengan arah pembicaraan Miguel pun ingin segera mengakhiri pertemuan mereka, "well, Miguel, lo tahu gue sudah nikah, so, stop talking non sense, gue mau balik kerja-"

"Non sense?" tawa Miguel tidak percaya.

"Yeah, berhenti ngejar gue, perasaan lo itu sudah ... gak ada artinya lagi," ucap Roseanne.

Miguel mengambil langkah maju, mendekat pada gadis itu tetapi Roseanne mengambil langkah mundur dengan segera. Di tempat ramai saja Miguel berani mengambil tindakan berani seperti ini, bagaimana jika mereka berada di kondisi hanya berdua saja?

"Gue akan selalu di tempat yang sama, menunggu lo buat balik, menunggu lo cerai dengan suami lo itu," ucap Miguel dan Roseanne semakin tidak habis pikir dengan pemuda itu.

Usia pernikahan Jeffian dan Roseanne baru berjalan beberapa hari, bisa-bisanya Miguel mengucapkan hal-hal buruk seperti itu?!

"Lo tau betapa besar rasanya gue mau nampar lo sekarang hah!?" desis Roseanne menahan emosinya yang tersulut.

Miguel mengambil langkah maju sekali lagi tetapi kini Roseanne dengan segera berjalan menjauh meninggalkan pemuda itu dengan penuh rasa emosi.

"You're going to regret your marriage Roseanne!!!" teriak Miguel tidak tahu malu.

Dan Roseanne berharap ucapan Miguel tidak akan pernah terjadi.

♒♒♒

Gadis itu tahu ada sesuatu yang salah karena semenjak bertemu di parkiran mobil sebelum perjalanan pulang Jeffian hanya diam saja dan tidak mengajak gadis itu berbicara.

Bahkan hingga keduanya sampai di rumah.

Saat keduanya memasuki kamar, Roseanne melihat Jeffian melepas dasinya dan membuka kancing teratas kemejanya. Karena suasana yang terasa tidak begitu mengenakkan, Roseanne pun memutuskan untuk membuka suara terlebih dulu.

"Ada apa, Jeff?" tanya Roseanne.

Jeffian yang sedang melepas jam tangan kemudian menyimpannya dalam kotak jam tangan itu pun tidak merespon, hanya melirik gadis itu sejenak sebelum ia berjalan melewati gadis itu menuju lemari pakaian di belakang istrinya itu.

Sebuah helaan nafas panjang dikeluarkan gadis itu, ia segera membalikkan tubuhnya untuk menatap suaminya yang diam entah kenapa itu.

"Jeff," panggil Roseanne dengan nada serius.

Jeffian meraih sebuah kaos putih dan celana pendek sebelum akhirnya pemuda itu kembali berjalan melewati gadis itu, tetapi dengan segera Roseanne menahan tangan pemuda itu.

"Cerita," perintah Roseanne.

"Apa? Gak ada yang perlu diceritakan," balas Jeffian segera.

"Sikap kamu aneh, Jeff, terakhir kali waktu istirahat kamu biasa-biasa aja," jelas Roseanne.

"Aku sekarang biasa-biasa aja," elak Jeffian.

Roseanne menggelengkan kepala, "you're not."

Jeffian menyeka rambutnya ke belakang lalu berusaha melewati Roseanne lagi, tetapi Roseanne masih menahan tangan pemuda itu, "Jeff."

"I saw you with Miguel earlier," ungkap Jeffian pada akhirnya.

Roseanne membulatkan matanya tidak percaya, "Jeff, are you being ... jealous?"

"Roseanne, kamu gak tahu betapa bahayanya Miguel bisa bertindak-"

"I know Jeff, makanya tadi aku berusaha menghindar," jelas Roseanne.

Jeffian menatap Roseanne dengan pandangan nanar, dari lantai atas gedung department nya tadi Jeffian dapat melihat bagaimana Roseanne masih 'meladeni' Miguel dengan berbicara pada pemuda itu.

"Please, next time, kamu pergi aja, gak perlu balas omongan dia," ucap Jeffian.

"Jeff, I tried to tapi dia terus konfrontasi aku dan-"

"Aku cemburu Roseanne," ungkap Jeffian pada akhirnya.

Gadis itu langsung terdiam, menatap sang suami dengan pandangan tidak percaya sekaligus bingung. Jeffian ... benar-benar cemburu?

"Aku mungkin akan terdengar mengekang tapi aku mohon jangan bicara atau meladeni Miguel lagi, aku gak mau kamu kenapa-kenapa, okay?" ucap Jeffian.

Roseanne masih terdiam.

Jeffian menghela nafasnya kemudian menarik Roseanne menuju ranjang mereka, mengajak sang istri untuk duduk bersama, "jujur, aku bingung dan takut sama Miguel."

"Bukan takut dengan fisik atau sosok Miguel itu sendiri ... tapi aku takut dengan itikad Miguel sama hubungan kita berdua Roseanne, walau pernikahan kita diawali tanpa rasa cinta ... aku gak mau hubungan kita rusak gitu aja," jelas Jeffian dengan tatapan serius.

Jeffian meraih kedua tangan Roseanne kemudian mengelus-elus punggung tangan istrinya itu, "aku sudah pernah bilang, jika dengan pernikahan ini aku jatuh cinta beneran sama kamu, aku gak akan komplain tentang itu ... dan sekarang aku benar-benar merasa cemburu saat lihat kamu sama Miguel, kamu tahu kan cemburu itu pertanda apa?"

Sang istri tidak mempercayai apa yang baru ia dengar, gadis itu sangat tahu jawaban atas pertanyaan terakhir Jeffian, oh ayolah, ia tidak sebegitu buta mengenai cinta. Roseanne sangat tahu apa yang Jeffian tengah utarakan.

"Jeff, a-aku pakai kamar mandi dulu ya," ucap gadis itu tiba-tiba, mengalihkan pembicaraan dan lari dari hal yang berusaha ia kejar sebelumnya, meninggalkan Jeffian yang terduduk sendiri di atas ranjang dengan  sebuah helaan nafas kecil.

♒♒♒

To be continued ...

spicypastaaa 🍝

Continue Reading

You'll Also Like

97.9K 16.7K 25
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
73.1K 7.1K 20
Romance story๐Ÿค Ada moment ada cerita GxG
59.4K 5.3K 46
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
45.9K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...