Nerd To Antagonis

By gading71

1.8M 162K 7K

Bagaimana jika gadis cupu tapi tidak polos yang sangat menyukai novel bertransmigrasi ketubuh Dara antagonis... More

Prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
Sembilan
sepuluh
Sebelas
duabelas
tigabelas
empatbelas
Limabelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
duapuluh
duapuluhsatu
duapuluhdua
duapuluhtiga
duapuluhempat
duapuluhlima
duapuluhenam
duapuluhdelapan
duapuluhsembilan
tigapuluh
tigapuluhsatu
tigapuluhdua
tigapuluhtiga
tigapuluhempat
tigapuluhlima
tigapuluhenam
tigapuluhtujuh
tigapuluhdelapan
tigapuluhsembilan
empatpuluh

duapuluhtujuh

35.9K 3.2K 182
By gading71

Penderitaan Dara dimulai sekarang, iblis penyiksanya sudah berdiri didepannya dengan ekspresi datarnya.

"Apa?" Tanya Dara menatap Saga dengan malas, entah sudah berapa menit keduanya berhadapan dan Saga belum juga membuka mulutnya, hanya menatapnya lurus.

Dara sebenarnya sudah ingin beranjak tapi tangan Saga menahan bahunya.

Ia melirik ke sekitar, banyak siswa-siswi yang menatap kearahnya dan kebanyakan menatapnya dan Saga bingung. Dara pastikan sebentar lagi akan ada gosip baru.

"Hari pertama jadi babu"

Tangan Dara yang berada disampingnya tubuhnya meremas perlahan rok abu-abunya.

"Iya" jawab Dara singkat.

"So ikut gue" perintah Saga, menurunkan tangan yang di bahu Dara menuju pergelangan tangan cewek itu. Lalu menarik tangan Dara untuk mengikutinya.

Dara pasrah saja, mau menolak juga hanya akan membuang-buang tenaga. Ya walaupun ia tau sebentar lagi tenaganya akan terpakai juga, babu yang artinya ia akan disuruh-suruh.

'cuma sebulan setelah itu ia bebas' batin Dara mencoba menghibur dan menguatkan dirinya.

Ia menarik tangannya hingga terbebas karna merasa tidak nyaman jika tangan mereka bergandengan dengan banyak mata yang menatap mereka, ia sedikit merutuk saat Saga berhenti dengan tiba-tiba yang untung saja ia tidak begitu dekat dengan Saga jika tidak ia mungkin menabrak cowok itu.

"Risih diliatin" Dara berucap sebelum Saga mengeluarkan suara dari mulutnya. Ia sudah tau niat Saga berhenti pasti melakukan protes ia melepaskan gandengan keduanya. Ia sudah hapal dengan sikap berlebihan Saga.

"Oh"

Keduanya kembali berjalan, kini Dara berjalan sedikit lebih jauh di belakang Saga, jika dikira-kira mungkin lebih dari tiga meter.

Dara menghembuskan nafas pelan, niatnya tadi pergi ke toilet sebentar namun apa daya saat ingin kembali ke kelas ia bertemu dengan Saga. Padahal ia ingin menghindari Saga dengan hanya berada di kelas. Sepertinya memang nasibnya.

'ingat cuma sebulan'

Iya cuma sebulan, setelahnya ia tidak akan berurusan lagi.

Eh tunggu. Apakah Saga pernah berkata tidak akan mengganggunya lagi setelah satu bulan Dara jadi babunya, kening Dara berkerut mengingat-ingat lagi.

Sepertinya memang Saga tidak pernah berkata seperti itu, ok sekarang Dara mempunyai tekad untuk membuat Saga berjanji untuk tidak mengganggunya lagi setelah satu bulan ini

Buk

"Aawsh"

Dara berseru saat merasa dahinya menabrak sesuatu. Ia mundur dua langkah kebelakang, menatap Saga didepannya memegang dagunya dengan merintih pelan.

Ah dahinya menabrak dahi Saga, Dahi Dara sebenarnya tidak terasa sakit hanya saja ia kaget.

"Maaf" ucapnya.

"Lo ngelamunin apa sih?!" Dara mengigit bibir dalamnya, Saga didepannya sedang menatapnya kesal. Memangnya sesakit itukah?

"A ada"

Saga berdecak "liat jalan lo"

"Hmm" Dara mengikuti langkah Saga yang memasuki area kantin.

"Aneh padahal tadi bisa aja dia negur gue yang ngelamun biar gak nabrak, pas udah nabrak malah gue yang disalahin" Dara menggerutu pelan.

"Gue udah teriak-teriak kuping lo aja yang budeg" rupanya Saga mendengar gerutuan Dara.

Dara menatap punggung tegap Saga "ya kan lo bisa nahan bahu gue"

"Bacot lo"

Dara mendengus, ia mengelus pelan dadanya, sabar.

Keduanya sampai di bangku yang sudah di isi teman-teman Saga dan juga Luna.

"Geser" ucap Gara pada Billy, ia mendudukkan dirinya diantara Billy dan Luna. Meninggalkan Dara yang merasa canggung karna hanya berdiri bak patung disamping meja mereka.

Bisa Dara rasakan aura tidak mengenakan disekitarnya, ia melirik sekilas pada Luna dan ekspresi yang Luna berikan persis yang Dara bayangkan. Cewek itu menatapnya dengan sinis, yah Dara maklumi itu jika Dara diposisi Luna ia mungkin juga tidak akan menyukai cewek yang tiba-tiba saja dekat dengan Saga walaupun itu bukan dekat karna cinta-cintaan.

"Karna lo babu gue sekarang, pesenin gue makanan" Dara mengalihkan tatapannya pada Saga.

"Makanan apa?" Tanyanya.

"Terserah, sekalian minuman juga"

"Minum apa?"

"Terserah"

Dara memejamkan matanya sejenak, ia membuka matanya kembali dengan senyuman kecil yang terbit diwajahnya untuk menutupi perasaan kesal.

"Ok"

Ia berjalan menjauhi meja tersebut untuk menuruti permintaan cowok itu. ia memilih random makanan dan minumannya tidak peduli cowok itu akan suka atau tidak, siapa suruh Saga hanya menjawab terserah.

Dara meletakkan nampan yang berisi makanan dan minuman milik Saga "ini"

Dara tetap berdiri di sana, menatap Saga yang kini sudah menyantap mie ayamnya. Apakah cowok itu tidak ingin mengganti uang Dara yang digunakkan untuk membayar makanan dan minumannya?

Dimana-mana babu itu dibayar terus kenapa ia yang keluar uang.

"Gue balik ke kelas" ucap Dara membuat semua yang berada dimeja itu mengangkat kepalanya menatap Dara kecuali Saga, cowok yang ia ajak bicara. Untuk uangnya ia ikhlaskan saja positif thinking mungkin Saga memang lupa, anggap saja sedekah.

"Nggak makan dulu Dar?"

Dara menoleh kearah Rian yang berbicara.

"Enggak" jawab Dara singkat, ia sebenarnya sudah tidak marah lagi dengan cowok itu tapi ia rasa mulai sekarang ia harus menjauh dari Rian.

"Kenapa?"

Bukan Rian yang bertanha tapi Saga, cowok itu menatapnya masih dengan ekspresi datarnya.

"Nggak laper"

"Duduk"

Dara menggeleng "gue ke kelas"

"Lo babu gue sekarang"

"Emangnya kalau babu harus nurut terus gitu?"

"Iyalah"

"Kalau gue nggak mau"

"Yaudah"

Alis Dara berkerut kembali curiga dengan Saga yang menyerah dengan tiba-tiba.

Ia memutuskan menuruti perintah Saga entah perasaanya tidak enak, ia duduk di samping Rian yang juga berhadapan dengan Billy.

"Udah kan"

"Duduk di samping gue"

Dara lagi-lagi menggeleng "disini sama aja"

"Kesini Dar"

Dara tetap keukeuh menggeleng, ia tidak ingin posisinya seperti lagu Ahmad Dani 'aih senangnya dalam hati, kalau beristri dua'.

"Udah si Sag, biarin aja Daranya di sana. Kamu kenapa sih?" Tatapan tajam Saga beralih pada Luna yang disampingnya.

Cowok itu langsung mengubah ekspresinya membuat Dara berdecih pelan, jadi gunannya ia disini apa?

Babu yang tidak berguna, tidak papa juga sih ia jadi tidak perlu capek-capek.

Tapi ini membosankan, apalagi ia tidak membawa hpnya ia menitipkan hpnya pada Sisil dan Tia di kelas. Mengenai keduanya apakah mereka mencarinya karna tidak kembali?

Dara menopang dagunya dengan kedua tangannya ia menonton pasangan mesra didepannya.

Apa yang berada di otak Saga, padahal hubungannya dengan Luna mesra-mesra saja dan terlihat sangat serasi kenapa cowok itu malah selingkuh. Lebih membingungkannya lagi kenapa Saga begitu menginginkan ia menjadi babu.

Apa jangan-jangan Saga menyukainya, Dara terkekeh tidak mungkin.

Tapi bisa saja, jika dilihat sikap dan kelakuan Saga yang terus-terusan menganggunnya dan memaksanya untuk bersama cowok itu. Sepertinya mungkin.

Tapi masak sih?

***

Dara kembali ke kelas sebelum istirahat berakhir dalam lima menit lagi, ia sendirian si Saga tentu saja mengantarkan pacarnya terlebih dahulu.

Ia masuk kedalam kelas yang sudah ramai oleh beberapa orang termasuk Sisil dan Tia yang duduk di bangku keduanya sembari bercakap-cakap.

Ia duduk dibangkunya dengan tampang lesu.

"Capek Dar?" Tanya Sisil yang mendapat gelengan dari Dara.

"Si Saga gak banyak mau kan?"

"Enggak, kok kalian tau gue sama si Saga?"

"Gosipnya udah nyebar kali"

Ah benar juga. Dara sudah menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya, kronologi bagaimana ia bisa menjadi babu Saga. Sedatail-detailnya tak ada yang ia tutupi.

"Sil hp gue mana?"

"Di laci"

Dara merogoh lacinya, diambilnya hpnya.

"Tadi ho lo geter berapa kali, banyak pesan masuk, Kayaknya lo lupa buat matiin data lo. Jadi gue mantiin"

Dara mengangguk "oh iya makasih Sil"

"Sama-sama, btw tadi ada nomer baru yang nelpon nggak gue angkat, nomer baru itu juga ngirim beberapa pesan. Eh tapi gue nggak buka-buka in hp lo kok, beneran deh Dar gue cuma liat notifikasi yang muncul kebanyakan nama Saga"

Dara terkekeh "nggak papa kok Sil santai aja"

"Lo tau nomer siapa itu Dar?"

Dara mengangguk "punya Saga"

"Kok belum lo simpen?" Tia bertanya dengan tampang bingungnya.

"Yang lama udah gue blok, ini nomer dia yang baru"

Sisil dan Tia mengangguk mengerti.

Tettttttt

Bel berbunyi

Satu persatu teman-teman sekelasnya mulai masuk, begitupun dengan cowok yang duduk tepat didepannya.

Mengabaikan itu Dara memilih untuk mengecek pesan-pesan yang masuk. Hingga sampai ia pada pesan nomer baru milik Saga. Ada lima pesan dari cowok itu.

+62 8**-****-****
|Gue tunggu didepan kelas
12.34

Itu ketika bel berbunyi 4 menit yang lalu. Jadi Saga menunggunya didepan, Dara tidak tau karna istirahat ia sama sekali tidak memegang hpnya.

+62 8**-****-****
|Lama
12.39

|Anjing, ok gue tunggu lo dikantin
13.41

|Angkat!!
13.45

|Jika lo selama jadi babu gue nggak nurut gue akan pastiin kejadian kemarin bukan cuman ancaman tapi bener-bener kejadian.
13.55

Buk

Dara menjatuhkan hpnya kemeja dengan keras, matanya melebar dengan bibir yang terbuka.  Terkaget dengan pesan yang dibacanya.

Jadi ini maksud dari 'Yaudah'-nya Saga tadi.

"Kenapa lo Dar?"

Dara menggeleng untuk menjawab pertanyaan Sisil.

+62 8***-****-****

Lo udah sepakat no sex selama gue jadi babu lo|

Dara menatap pada punggung Saga, cowok itu menunduk dengan posisi tangan yang dari belakang terlihat seperti memegang hpnya.

+62 8***-****-****
|Asal lo nurut

Benar cowok itu sedang membalas pesannya.

Jadi maksud lo, kalau gu nggak nurut lo bisa ngelakuin itu ke gue|

|Ya

Brengsek|

Dara menaruh hpnya kedalam lacinya dengan sedikit keras, ia merasa itu tidak adil baginya. Kenapa Saga se enaknya sendiri saja, jika begini sama saja.

Arghhh

"Saga brengsek!" Umpatnya pelan, tapi dapat ia pastikan cowok didepannya mendengar umpatannya itu.

***

Malam syekali upnya hehe:)

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 136K 74
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
1M 49.8K 39
Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigrasi ke dalam novel...
283K 16.9K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
861K 64.9K 32
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...