Pliss! Remember Me (END)

By anaknya-offgun

15K 1.4K 247

Bukan kah segala sesuatunya selalu berhubungan dengan garis takdir? Lalu kenapa saat semuanya yang sudah di t... More

prolog [PRM]
PRM 0
PRM 1
PRM 2
PRM 3
PRM 4
info
PRM 5
PENTING
PRM 7
PRM 8
PRM 9
PRM 10
PRM 11
PRM 12
PRM 13
PRM 14
Not update but, secret project
PRM 15
PRM 16
NEW FF
PRM 17
PRM 18
PRM 19
PRM 20
INFO ONESHOOT
PRM 21
PRM 22
PRM 23
PRM 24
PRM 25
PRM 26
PRM 28
PRM 29
WEDING DAY [END]

PRM 6

507 73 5
By anaknya-offgun

22 Febuari 2018
*
*

Hari ini tepat hari terakhir ospek fakultas. Berita Gun sudah tersebar keseluruh kampus, pihak kampus pun sudah menyatakan Gun menghilang tepat sehari sebelun ospek fakyltas dilaksanakan. Banyak yang merasa iba dengen Gun, dia kecelakaan tapi tidak diketahui keberadaannya dimana bahkan sulit untuk melacaknya.

Dari ribuan yang mengkhawatirkan Gun, ada satu orang hidupnya benar benar kacau karena nengkhawatirkan Gun. Kekasihnya, Off Jumpol Adulkittiporn. Jujur saja sebenarnya Off ingin berusaha mencari Gun lebih dari ini, akan tetapi dia terus mengingat perkataan Gun yang mengatakan untuk tidak melawan takdir terus bergema di telinganya. Off hanya bisa menunggu orang-orangnya dan orang-orang Tay bisa segera mendapatkan informasi tentang Gun.

Tay pun sama gilanya dengan Off, dia bahkan beberapa kali tidak tidur demi menyusuri hal hal tentang Gun, seperti siapa yang dia hubungi terakhir kali, kemana dia pergi sebelum kecelakaan, dan berbagai hal lainnya. Kedua orang itu sama sama kacau karena kehilangan sosok kecil yang hyperactive itu, mereka kini benar benar merindukan tingkah random Gun.

Ada dua hal gila yang terjadi sekarang kepada pemuda yang sudah menjadi sahabat Off sejak kecil. Pertama, Tay sedang dekat dengan pria yang dia bicarakan tempo hari lalu, hal itu benar benar membuatnya seperti pendosa, karena melakukan PDKT disaat Off dan Gun harus menjalani takdir yang tidak jelas ini. Kedua, Tay memkai earphone bluetooth sepanjang waktu agar bisa terhubung dengan oramg orang yang dia kerahkan untuk mencari info keberadaan Gun.

New. Laki laki itu berhasil menarik perhatian Tay sejak pertama kali dia melihatnya, pria ini juga lah yang dimaksud oleh Tay saat mereka membicarakan tentang perasaannya di mobil, tepat sebelum malam mengerikan itu tiba. Terkadang New sendiri bingung, Tay mengajaknya untuk PDKT benar benar mendadak, tapi yang lebih aneh lagi adalah saat Tay tiba tiba bengong atau bahkan menangis saat merekansedang bersama. Siapapun akan kebingungan jika melihat Tay tiba tiba seperti itu tanpa penjelasan sama sekali.

Seperti saat ini. Peserta ospek sedang beristirahat dan Tay mendatangi New ke Taman Fakultas Ekonomi. “Kaka kenapa? Tiba tiba diam, tiba tiba menangis, apa terjadi sesuatu?” tanya New penasaran.

Tay tersadar dari lamunannya, dia menghela napas kasar. “Aku punya sahabat di Fakultas Teknik dia mahasiswa baru, dia punya kekasih sama seperti kita, mereka bersama sejak SMA,” cerita Tay, “mereka saling mencintai, bahkan saat orang tua sahabatku menentang hubungan mereka, mereka tetap berjuang hingga akhirnya bisa mendapatkan restu,” lanjut Tay.

New menyimak cerita calon kekasihnya itu. Mereka sedang melakukan PDKT tentu saja harus saling terbuka agar bisa mengenal satu sama lain.

“16 febuari, itu pertama kalinya aku liat kamu pas lagi di ospek, sepulangnya aku langsung tanya tanya tentang hubungan seperti ini karena aku tidak berpacaran sebelumnya,” ungkap Tay, “siapa yang menyangka sore hari yang hangat, begitu malam tiba seketika menjadi sebuah tragadi berdarah,” lanjutnya yang membuat New penasaran.

“Ada apa? Kenapa disebut tragedi berdarah?” tanya New penasaran yang membuat Tay menatapnya dan terkekeh kecil.

“Sahabatku bernama Off jumpol, dia dan kekasihnya harusnya Dinner malam itu tapi kekasihnya mengalami kecelakaan dan sampai sekarang tidak ada kabar tentang kondisi atau bahkan keberadaannya, jika mencari diseluruh rumah sakit yang ada di sekitar sana itu benar benar tidak mungkin, karena banyak rumah sakit disana karena memang rawan kecelakaan.” New tertegun sebentar saat mendengar kalimat ini. Kasus yang terjadi pada sahabat Tay mirip dengan kasus... Gun Attaphan Phunsawat.

“Gun Attaphan Phunsawat kekasihnya Off? Dia yang lagi dibicarakan itu kan?” Tay mengangguk, mengiyakan perkataan New

“Jadi Gun itu mau Dinner sama Off tapi malah....” New menggantung perkataannya sampai pada akhirnya Tay melanjutkannya. “Kecelakaan.”

“Ohoy kesian banget asli, harusnya mereka Dinner tapi malah kecelakaan.”

Tay tidak mendengarkan perkataan New yang barusan karena seseorang yang menghubunginya melalui earphone.

‘Tuan saya berhasil menemukan keberadaan Phunsawat.’ Tay yang mendengar itu langsung bangkit dari duduk yang membuat New secara spontan ikut bangun.

“Dimana?” tanya Tay sambil menempelkan earphine tersebut agar tidak salah informasi.

‘Rumah Sakit Berjuansa.’

Tay langsung memutuskan panggilan tersebut dan langsung membuka ponselnya untuk memberitahu kabar ini  kepada Off.

“Ada apa?” tanya New sedikit panik saat melihat Tay yang bergeprak secara tiba tiba tadi.

“New, orang orangku menemukan keberadaan Gun, doakan yang terbaik untuknya dan kami oke, aku akan pergi kesana dulu.”  Tay mengatakan itu sambil memegang lengan New seolah tidak percaya dengan yang dia dengar barusan, dia langsung pergi setelah memberi kabar tersebut kepada New.

New tersenyum simpul. Dia senang bisa mencintai seseorang yang memiliki rasa juang dan simpati yang tinggi seperti Tay. Dia juga senang mendengar ada kabar terbaru tentang Gun, semoga semuanya akan segera membaik.

=====

=====

Off yang melihat pesan dari Tay pun sontak langsung menegakkan badannya. Dia tadi sedang duduk dan mengingat kenangan saat dia dan Gun duduk dibangku itu sebelum pada akhirnya Gun mengalami kecelakaan. Namun setelah dia melihat pesan yang dikirimkan oleh Tay dia langsung bersemangat kembali.

Tay sudah mendapatkan informasi dimana kekasihnya itu berada, walau itu baru kemungkinan saja akan tetapi itu tetap saja sebuah cahaya untuk menemukan Gun.

Off mengambil tasnya dan hendak untuk pergi ke parkiran untuk menjemput Tay agar mereka bisa segera mengeceknya, akan tetapi tindakan Off dilihat oleh seniornya yang kebetulan lewat.

“Kamu maba kan? Mau kemana kamu?” tanya Senior itu dengan nada yang sedikit tidak bersahabat.

Off tahu, seniornya pasti tidak akan membiarkannya untuk pergi, apa lagi jika tahu dia akan pergi ke fakultas Arsitek. Off merasa tidak punya pilihan lain selain melakukan sesuatu yang sangat Gun benci.

“Sebentar ka.” Off meneruskan pesan yang Tay berikan kepadanya kepada ayahnya. Sekolah ini milik keluarga Off jika ayahnya yang berbicara maka pasti mereka akan membiarkannya pergi.

Gun benci itu, Gun benci saat kekasihnya menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan sesuatu seperti saat ini. Namun sekarang Off tidak punya pilihan lain selain melakukan hal itu.

‘Halo?’ Panggilan tersambung dan Off mengloud speaker panggilan itu, hal itu membuat beberapa seniornya kebingungan.

“Halo Yah, Off gak bisa pergi kesana, ini ditahan sama senior Off,” ucap Off yang sontak saja membuat mereka darah tinggi.

‘Kamu loud speaker aja, biar ayah yang ngomong.’

“Udah.”

‘Halo, tolong izinkan putra saya untuk pergi.’

“Maaf tapi kami tidak bisa, dia masih—” Senior itu berusaha untuk menolok tapi pada akhirnya perkataannya dipotong oleh Ayah Off.

‘Apa kalian tidak tahu siapa maba yang ada di hadapan kalian?’

Para senior Off saling bertatap tatapan. Mereka bukan orang yang terjun langsung untuk mengospek jadi tidak terlalu tahu siapa maba yang ada dihadapannya ini.

‘Off Jumpol... Adulkittiporn.’ Butuh beberapa saat sampai pada akhirnya senior senior itu bisa memahami maksud perkataan Ayah Off.

“Tuan, maafkan kelancangan kami .... Kamu, kamu boleh pergi,” ucap mereka dengan terbata bata karena sadar sudah menghalangi Pewaris Keluarga yang tentunya akan jadi pemiliki Kampus ini.

‘Off pergilah, cari dia sampai ketemu,’ ucap Ayah Off memberi semangat kepada Putranya.

“Makasih Yah, aku pergi dulu.” Off mematikan telponnya dan langsung berlari ke mobil, bahkan dia tidak memberikan salam kepada seniornya itu.

Off langsung mengemudi dengan kecepatan yang tinggi, tidak perduli jika nantinya dia akan di cap buruk atau bahkan sesuatu yang lebih buruk dari itu. Setelah beberapa menit Off sudah sampai di parkiran Fakultas Arsitek, dia juga melihat sahabatnya yang sudah menunggunya.

Tay langsung masuk ke dalam mobil begitu dia melihat kalau Off sudah sampai. Dia duduk di bangku belakang seperti biasanya karena bangku depan hanya miliki Gun seorang.

“Rumah Sakit mana?” tanya Off sambil mengemudi keluar Kampus.

“Rumah Sakit Berjuansa.”

Off langsung berkendara secepat yang dia bisa. Jarak antara Kampus dan Rumah Sakit Berjuansa itu benar benar jauh, itulah mengapa Off berusaha secepat mungkin untuk sampai kesana.

“Kemungkinan Gun dirawat disana berapa persen?” Off kembali bertanya, dia sendiri paham kalau Gun berada di sana juga masih dugaan dari hasil penyelidikan orang orang yang kirim Tay.

Tay mungkin petakilan, tidak bisa diam, selalu membuat kerusuhan, dan berbagai macam tindakan konyol lainnya. Namun biar begitu Tay merupakan satu satunya penerus keluarga, dia memiliki kelicikan, kecerdikan, wibawa, dan juga koneksi yang tentu tidak main main. Itulah mengapa jangan pernah bermain main dengan orang, apa lagi jika orang itu terlihat begitu tenang.

“20%” Itu adalah kemungkinan yang kecil akan tetapi saat ini kemungkinan terkecil sekalipun adalah hal yang berharga.

“Mereka coba ngelacak jaringan plat mobilnya, plat itu selama seminggu belakangan ini dia dua kali ada dirumah sakit itu,” jelas Tay tanpa diminta sedikit pun oleh Off.

Saat ini keduanya hanya bisa merapalkan doa, berharap Gun ada disana. Kemungkinan sekecil itu dan hanya mengandalkan mobil yang menabrak Gun dua kali berada di tempat itu, itu sama sekali bukan hal uang bisa menjadi titik pasti karena bisa saja ada anggota keluarganya yang sakit atau yang lainnya.

Biar bagaimanapun itu satu satunya cahaya yang mereka dapatkan, cahaya yang mereka harapkan bisa mengabulkan semua harapan meraka  untuk Gun.

Tay dan Off saat ini sedang terjebak macet. Entah ada apa tapi ini sepertinya kemacetan panjang karena terbukti sepanjang jalan orang orang telus membunyikan klakson.

“Ck, gak gerak ini,” gerutu Tay setelah dia memasukan lagi kepalanya yang tadi dia keluarkan untuk mengecek keadaan.

“Gua turun.” Sebelum Tay bisa menjawab Off sudah lebih dulu turun dan pergi kearah Trotoar, disitulah Tay sadar apa yang dilakukan sahabatnya.

Tay ikut keluar dan berteriak. “JUMMM!” Off dengar tapi dia tidak peduli dia terus berlari.

Tay yang sadar kalo tindakannnya itu sia sia langsung mencabut kunci mobil Off dan lari menyusulnya. Tidak sata pun dari mereka yang memikirkan bagaimana nanti nasib mobil itu yang bisa saja diderek, mereka saat ini hanya memikirkan Gun, Gun, dan Gun.

Keduanya berlari seolah olah saling mengejar. Mereka tidak peduli dengan terik matahari yang kini sedang berada di puncaknya, bahkan mereka tidak peduli kalau jarak untuk ke Rumah Sakit itu masih sekitar 17km lagi.

Kemacetan itu benar benar panjang dan Tay mengamati apa yang terjadi, ternyata ada sebuah Truk yang terguling dan memakan beberapa korban itulah yang membuat kemacetan padat ini.

Setelah berlari sekitar 20 menit akhirnya Tay menarik tas yang digunakan Off dan memberhentikan Taksi. Tidak mungkinkan mereka akan berlari sejauh itu, itu lah mengapa dia menghentikan Taksi setelah sekelilingnya terbebas dari kemacetan.

Off menurut dia juga mulai lelah berlari di bawah teriknya matahari yang semakin membuat tubuh mereka melemah. Driver tersebut sepertinya menyadari kalau keduanya membutuhkan minum, dia memberikan dua botol minum kepada Tay dan juga Off, entahlah mungkin itu fasilitas darinya.

Tay meneguknya sampai habis, baginya satu botol air itu masih kurang untuk melepaskan dahaganya, tapi setidaknya dia sudah merasa lega karena ada yang membasahi tenggorokannya.

Tay melihat Off sama sekali tidak meminumnya dan tentu saja itu membuatnya kesal. “Minum goblok, nanti lo mati gegara dehidrasi,” omel Tay yang sepertinya tidak diperdulikan oleh Off.

“Minum kaga?”

“Gak.”

“Minum.”

“Gua bilang gak ya enggak.”

Tay yang makin kesal akhinya mengambil botol dan sedikit berada di hadapan Off dan menahan leher Off mengunakan tangannya.

“Minum bego, nanti kalo lo mati sekarang lo gak bisa ketemu doi lo.” Mendengar perkataan Tay yang satu itu Off langsung melepaskan cekalannya dan mengambil minum serta meneguknya sampai habis.

=====

=====

S

etelah melalukan perjalanan panjang dan melelahkan akhirnya kedua orang itu sampai di tempat yang ingin mereka tuju. Rumah Sakit Berjuansa.

Keduanya dengan tidak sabar langsung masuk dan harus mengantri untuk mencapai resepsionis, untungnya saja antriannya tidak terlalu panjang hanya 4 orang sebelum mereka.

Begitu giliran mereka tiba Off langsung bertanya. “Pasien bernama Gun Attaphan Phunsawat, cari namanya,” gertak Off dengan halus yang membuat resepsionisnya mencari nama orang yang barusan dikatakan oleh Off.

“Pasien dengan nama tersebut terdaftar disini.” Mendengar itu Tay dan Off saling bertatap tatapan dan melemparkan senyum satu sama lain.

“Dia ada ruangan mana?” Kini Tay lah yang bertanya kepada resepsionis tersebut.

“Pasien dengan nama tersebut sedang melakukan tranmigrasi untuk di bawa ke Luar Negri karena membutuhkan perwatan lebih yang tidak tersedia disini,” jawab resepsionis itu.

Bagaikan petir dia siang bolong dan bagai diterbangkan lalu dijatuhkan sejatuh jatuhnya. Keduanya tiba tiba meresa linglung, tidak tahu harus merespon apa. ini benar benar serangan mendadak.

Off secara tiba tiba mengebrak meja resepsionis sehingga mengundang keributan. “Itu salah pasti, coba cek lagi yang bener!” seru Off yang masih diladeni oleh resepsionis itu.

“Hasilnya masih sama Tuan.”

Off masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan resepsionis itu dia berniat untuk mengambil monitor itu akan tetapi ditahan oleh Tay yang menyadarinya lebih dulu.

“Peng woi .... Gak gitu caranya.” Tay berusaha menahan Off tapi itu tidak terlalu berhasil karena Off sedang dikendalikan oleh amarahnya.

Security yang melihat keributan itu akhirnya menyerat keduanya keluar dari Rumah Sakit dan mempringati mereka untuk tidak membuat keributan lagi.

“Itu gak mungkin kan Tay?”
“Resepsionisnya pasti boong.”
“Gun gak mungkin ninggalin gua gitu aja.”

“Peng.”

“Mereka pasti neyembunyiin Gin, mereka pasti nyuruh resepsionisnya boong.”

“PENG!” Terikan itu membuat Off melihat kearah Gun dan disaat itulah Tay menarik sahabatnya kedalam pelukannya.

“Tenang dulu oke,” bisik Tay pelan.
“Lo bilang Gun mau lo janji nunggu dia kan? Ini maksudnya Off lo harus nungggu dia sesuai janji lo.”

“Janji itu ya...”

=====

=====

Pesawat yang membawa Gun serta Thev baru saja terbang. Baik Tuan Patthiyakorn maupun Chimon ikut mengantar Gun dan menemunggu hingga pesawatnya terbang, mereka menunggu di daerah yang aman di landasan itu.

Tadinya Chimon memaksa untuk ikut dan mendampingi perawatan Gun akan tetapi dia baru saja memasuki SMA beberapa hari, dia tidak bisa meninggalkan Sekolahnya begitu saja. Tuan Patthiyakorn sendiri tidak bisa ikut pergi karena banyak perkerjaan yang harus dia selesaikan dan Chimon masih belum cukup umur untuk dia turunkan kedudukannya.

“Chi, kamu rela gak kalau posisi kamu sebagai Tuan Muda Patthiyakorn Ayah cabut?” tanya Ayah Chimon yang membuat Chimon langsung menatapnya serius.

“Emangnya kenapa?” Bukannya menjawab Chimon justtu bertanya balik kepada sang Ayah.

“Kalau memang Gun mengalami kerusakan otak saat penyembuhan kemungkinan besar dia akan mengalami hilang ingatan, kalau itu terjadi Ayah ingin menjadikannya sebagai kakakmu,” ucap Ayahnya, “itu artinya dia yang akan menjadi Tuan Muda Patthiyakorn, karena Ayah akan membuatnya seolah olah dia memang berasal dari Patthiyakorn,” lanjut Tuan Patthiyakorn yang berusaha menjelaskan niatnya pada Putranya itu.

Chimon terdiam cukup lama. 15 tahun dia hidup sebagai Tuan Muda yang dibesarkan untuk menjadi penerus keluarga, tentu tidak mudah untuk melepaskannya begitu saja. Namun jauh dilubuk hatinya dia juga ingin menjadi Adik dari seorang Gun. Ini adalah dua pilihan yang benar benar menyulitkan.

“Ayah, berikan Chimon waktu untuk berpikir,” ujar Chimon yang mendapat anggukan dari sang Ayah.

*
*
*
*
*

Banyak yang sadarkah kalo ini gak sesuai kenyatannya? Contohnya fakultas TayNew.

Tadinya gw mau buat sesuai aslinya tapi tapi, demi kelancaran alur ini jadinya terpaksa lumayan banyak yang aku rubah dari kenyataannya.

Sorry juga baru bisa update soalnya kendala tuh banyak banget, mulai dari Wifi eror sampe Wattpad ini eror

Continue Reading

You'll Also Like

169K 11.9K 21
Bright & dew meniduri win malam itu secara bergantian Dua pria dengan paras tampan itu bergantian meniduri pria manis yang sudah tidak sadarkan diri...
787K 80.2K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
3K 319 14
Daksa dan Swara memiliki Ibu yang luar biasa bawel. Sering sekali komplen ketika mereka berdua tengah sangat sibuk disebabkan pekerjaan masing-masin...
8.9K 417 28
4 tahun menunggu itu bukanlah waktu yg sebentar Apapun halangan nya tidak bisa membawa mu untuk pergi jauh lagi dari ku. PING kembalilah dengan ku _m...