SUPPORT
HAPPY READING~
.
.
.
.
.
Hari hari setelah ujian SMANJA diisi dengan classmeet pertandingan basket dan volli. Classmeet ini sangat menguntungkan bagi Aramoana.
Pukul 10 pagi Aramoana baru saja sampai disekolah dengan mobil milik Amora. Inilah keuntungannya, Aramoana bisa berangkat bersama dan datang jam berapa pun tanpa harus takut terlambat.
Aramoana berjalan di koridor yang cukup ramai.
"Kita ke tribun?" ,tanya Raraa.
"For your information yang dipakai tanding lapangan outdoor." ,jawab Amora.
"Serius? Panas dong. Terus gimana?" ,keluh Natcwa.
"Gedung IPA lantai tiga." ,ucap Raraa yang disetujui Natcwa dan Amora.
Aramoana menaiki tangga menuju lantai tiga. Karna menggunakan lapangan outdoor, maka pertandingan bisa dilihat dari arah manapun.
Aramoana berdiri di pagar pembatas, melihat pertandingan basket putra. Tepat waktu sekali karna pertandingan ini antara 10IPS2 dan 10IPS3.
Tentu saja Angkasa yang akam menjadi kapten basket untuk kelasnya. Ini menguntungkan bagi Raraa.
Sementara itu, netra Angkasa bergerilya mencari seseorang yang sudah ia jadikan pacar.
Pacar?
Mengingat itu membuat Angkasa salah tingkah. Semua terjadi tanpa perencanaan apapun. Status pacaran Raraa dan Angkasa masih belum terpublish, hanya Raraa dan Angkasa saja yang mengetahuinya.
"Kemana Raraa?" ,lirih Angkasa.
"Saa!!" ,teriakan Kenzy mengalihkan atensi Angkasa. Angkasa kembali masuk dalam permainannya.
Pertandingan basket putra dimenangkan oleh tim Angkasa yaitu 10IPS3. Tim Angkasa akan masuk kebabak grandfinal.
Angkasa tengah duduk dengan meluruskan kakinya, masih sibuk mencari Raraa yang entah kemana. Dari pagi Angkasa tidak melihat Raraa.
"Saa kantin yok." ,ajak Kenzy.
Angkasa menyetujui ajakan Kenzy, mereka berjalan santai menuju kantin. Didepan pintu kantin Angkasa dan Kenzy bertemu Alvaro.
Kantin terlihat begitu ramai, Angkasa masih sibuk mencari seseorang. Hingga akhirnya netra Angkasa bertemu dengan seorang gadis yang tengah sibuk dengan mie ayamnya.
"Ken, pesen makan kita duduk tempat Raraa." ,ucap Angkasa.
Setelahnya Angkasa dan Alvaro mengambil kursi dan mendudukan diri tempat dimeja Aramoana. Mengejutkan Aramoana.
"Haii Raa." ,sapa Angkasa.
"Haii Saa, ngagetin aja." ,balas Raraa.
Angkasa terkekeh.
"Maaf ya, lagi makan apa Raa?" ,tanya Angkasa.
"Mie ayam, lo mau?" ,tawar Raraa.
"Hmm." ,pikir Angkasa.
Angkasa reflek membuka mulut saat Raraa menyuapkan mie kepada Angkasa.
"Enak?" ,tanya Raraa.
"Enak." ,balas Angkasa.
"Auu mata suci gue ternodai." ,sahut Kenzy yang baru datang dengan tiga piring nasi goreng.
"Berisik!" ,balas Amora.
Kini gantian, Angkasa yang menyuapi Raraa sesendok nasi goreng. Angkasa mendekatkan bibirnya ketelinga Raraa.
"Gantian." ,bisik Angkasa.
*****
Setelah makan dan berganti pakaian, Angkasa mengajak Raraa berjalan menusuri koridor sekolah. Classmeet masih berlanjut.
"Tadi pagi gue ngak liat lo Raa, lo kemana?" ,tanya Angkasa.
"Di rumah, gue baru sampai sekolah jam 10 Saa." ,ucap Raraa.
"Ngak bareng bang Natan?" ,tanya Angkasa.
"Ngak, gue diajakkin Amora dateng siangan. Kenapa memangnya?" ,tanya Raraa.
"Gue nyariin lo." ,ucap Angkasa.
"Ngapain nyari gue?" ,tanya Raraa.
"Biar lo nonton gue tanding." ,balas Angkasa.
"Ada kok, lo aja yang ngak liat gue." ,ucap Raraa.
"Masak? Gue cariin lo ngak ada." ,balas Angkasa.
"Cieee yang nyariin." ,goda Raraa.
"Yaiyalah, gue kan pengen juga diliatin pacar waktu tanding." ,ucap Angkasa.
"Pa-car?" ,lidah Raraa kelu untuk satu kata itu.
Angkasa menatap intens Raraa. Raraa yang ditatap seperti itu mengalihkan matanya, perut Raraa seperti dipenuhi kupu-kupu.
"Lo pacar gue Raa." ,bisik Angkasa mengklaim.
"Tau. Munduran dikit Saa, gue ngak bisa napas." ,ucap Raraa.
Angkasa memundurkan wajahnya. Angkasa menatap Raraa yang tengah mengambil napas dalam-dalam.
"Kenapa ngak nonton gue?" ,tanya Angkasa.
"Ada." ,jawab Raraa.
"Ngak ada."
"Ada."
"Ngak ada sayang."
"A- hah? Apa?" ,tanya Raraa.
Raraa tidak salah dengarkan? Ooh ayolah jika itu benar Raraa tidak tau seperti apa wajahnya sekarang.
"Ngak ada sayang." ,ulang Angkasa.
"Ada sayang ehh." ,Raraa reflek menutup mulutnya.
Bisa-bisanya kata itu keluar begitu saja dari mulut Raraa. Angkasa mendekatkan dirinya pada Raraa.
"Apa tadi Raa? Coba ulang." ,goda Angkasa.
"Ngak ada." ,Raraa berjalan terlebih dulu. Angkasa segera menyamakan langkah dengan Raraa.
"Jadi Raa, lo ada ngak nonton gue tadi?" ,tanya Angkasa kembali memastikan.
"Ada Rayvan." ,jawab Raraa.
"Dimana?" ,tanya Angkasa.
"Gedung IPA lantai 3." ,balas Raraa.
Angkasa menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Raraa yang ikut berhenti.
"Pantes gue ngak liat lo. Jauh amat, kenapa ngak ditribun aja?" ,tanya Angkasa.
"Panas." ,balas Raraa.
"Iya juga sih, rame diatas tadi? Ada cowo disana?" ,tanya Angkasa.
"Ada, kenapa nanya gitu?" ,tanya balik Raraa.
"Lo digangguin mereka ngak?" ,tanya Angkasa.
"Ngak, lo mau possesivein gue?" ,tanya Raraa.
Apa sekarang Angkasa akan mulai mempossesivekan Raraa? Bukannya Raraa tidak mau, hanya saja kadang possesive itu berakhir pada kekangan.
Angkasa merangkul Raraa.
"Nanya aja Raa, takut amat dipossesivein." ,ucap Angkasa.
"Bukan takut, cuma sedikit trauma." ,lirih Raraa.
Angkasa tersenyum tipis.
"Gue punya cara sendiri buat ngejagain lo Raa. Tanpa harus mengekang." ,Angkasa mencium sekilas puncak kepala Raraa.
*****
See you Angkasa to next
VOTE KOMENT SHARE
764 word