Diana, Sang Pemburu Badai

By Winnyraca

143K 33.5K 2.5K

Tamat. Ayahnya terbunuh, dia sendiri mengalami kekerasan serta harus kehilangan tunangan. Namun, Diana tak ma... More

1. Permulaan
2. Anak Kunci
3. Tyo
4. Penjelasan
5. Yang Bisa Dia Percaya
6. Sang Wartawati Genit
7. Pria Dari Jauh
8. Ponsel Ibu
10. Ada Apa Dengan Saskia?
11. Deposit Box
12. Penjelasan Ibu
13. Target
14. Tyo dan Yoyo
15. Puber Kedua
16. Diincar
17. Begundal Tampan
18. Penguntit
19. Tyo Yang Berdedikasi
20. Apakah Dia Ditolak?
21. Saya Yang Lebih Dulu Jatuh Cinta
22. Preman Kegelian
24. Teman Yang Galak
25. Teruslah Bersamaku Apa Pun Situasinya
26. Membantu Menenangkan
27. Politisi Yang Tidak Sebersih Itu
28. Memeriksa Fakta
29. Motif Hadi Tanusubroto
30. Menyingkirkan Keraguan
31. Alasan Sebenarnya
32. Kebimbangan Sisa Mas Lalu
33. Agenda Rahasia Hadi Tanusubroto
34. Mertua Berto
35. Pacar Terkeren
36. Kekecewaan Tyo
37. Sikap Tyo Yang Aneh
38. Kekasih Yang Cerdas
39. Berhadapan Dengan Bram
40. Benang Kusut
41. Rencana Utomo
42. Delapan Tahun Lalu
43. Keamananmu Prioritasku
44. Kekasih Yang Mengenalnya Dengan Baik
45. Lena
46. Genting
47. Saran Lena
48. Mewawancara Herman Bulaeng
49. Tindakan Bram
50. Pembunuh
51. Pengorbanan Tyo
52. Hanya Tiga Mayat
53. Selamat
54. Siapa Yang Menolong Tyo?
55. Bambang
56. Membaca Taktik Hadi
57. Gue Marah, Jo!
58. Rencana Utomo
59. Informasi Yang Menimbulkan Harapan
60. Memancing Di Air Keruh
61. Diana Dalam Bahaya!
62. Bumerang
63. Diana-Pemburu Badai
64. Mengungkap Tabir Kekuasaan
Akhir Kisah-Awal Baru

9. The Escort Lady

3K 728 59
By Winnyraca

Met pagi!

Now, enjoy.

BAGIAN SEMBILAN: ESCORT LADY

"Lo tolong aturin, deh, Jo. Gue butuh ketemu dia besok bareng Ora. Bisa, enggak?" Diana memberikan tatapan polosnya yang mirip anak anjing pada Bejo yang menggaruk kepalanya dengan bingung.

"Masalahnya, dia itu galak banget, Di. Serem gue ngomong sama dia," tampiknya.

Diana mengerucutkan bibir dan membulatkan matanya hingga terlihat semakin imut. "Gue butuh banget, nih. Masalahnya, gue enggak kenal tenaga yang ahli di bidang keuangan sekaliber dia."

Bejo berdecak. "Lo kan kenal Mbak Desi atau Pak Faruk? Mereka ahli keuangan dan dibayar perusahaan kita, Di."

"He'eh. Tapi mereka harus selalu laporan apa pun yang mereka kerjain, Jo. Gue butuh ahli independen."

"Lo kan bisa tanya sama siapa aja? Sumber lo banyak."

"Gue butuhnya Prof Husni."

"Kenapa, dah?"

"Karena dia bapak lo, bukan orang partai, dan enggak terikat sama kampus yang gue curigai."

Bejo merengut. "Dia masih bete sama gue karena kerja jadi potograper doang," katanya. "Makanya, kalo tetiba gue minta dia bantuin lo yang notabene ada di dunia gue, dia bakalan nolak."

"Lo kan belum coba?"

"Enggak usah coba, gue yakin."

Diana mengangkat sebelah alis. "Kalau gue kasih lo koleksi perangko bokap gue?"

Bejo termangu. "Boleh?" tanyanya ragu. Dia penggemar Aryo Seto yang legendaris, dan tahu persis kalau sang idola punya koleksi perangko yang langka dan sangat berharga. Sama sepertinya.

Diana mengangguk. "Lo mau perangko dari mana? Gue kasih lo ...." Dia menimbang sejenak. "Gue kasih lo lima, semuanya langka."

Bejo langsung galau. "Ya udah, gue coba ngomong, deh."

Diana langsung kegirangan. "Nah, gitu, dong, Jo. Eh, bentar." Dia meraih ponselnya yang berdering dan langsung mengerutkan kening. "Eh ... calon narsum yang waktu itu enggak jadi, Jo."

Bejo langsung bersemangat. "Si escort lady? Ambil, buruan, Di."

Diana mengangguk dan langsung menjawab teleponnya. "Iya, Mbak Saskia?"

*****

Gadis bernama Saskia itu masih muda. Menurut informasi profil gadis itu di LinkedIn, usianya baru dua puluh satu tahun, sedang menempuh pendidikan di sebuah kampus yang cukup ternama, dan bekerja lepas di gedung wakil rakyat. Pekerjaan lepasnya inilah yang sedang diinvestigasi Diana.

"Maaf baru bisa menemui Mbak sekarang," ucap gadis itu sopan. Dia tampak begitu muda dan berkelas, terlihat sangat cerdas, dan sepertinya memiliki uang. Ponselnya saja edisi terbaru dan terbatas dengan harga 20 jutaan.

Diana tersenyum. "Enggak pa-pa, Mbak. saya tahu, sulit untuk membuka hal-hal seperti ini, kan?" katanya dengan nada pengertian. Dia menaruh ponselnya di meja, dan bersandingan dengan ponsel gadis muda itu, mendadak dia merasa miris. Dia wartawati senior, lho, tapi harga ponselnya tidak sampai setengah harga ponsel Saskia.

Di hadapannya, Saskia menunduk. "Sebetulnya, saya enggak mau mengungkap tentang ini kalau saja ...." Dia mengembuskan napas keras, jelas sedang bertarung dengan dirinya sendiri. Apa pun yang akan dikatakannya, pasti akan menaruhnya di posisi yang sangat sulit.

Diana mengulurkan tangan dan menyentuh jemari Saskia, memberikannya senyum ramah yang menghangatkan. "Take it easy, Mbak Saskia. Pikirin dulu, saya tahu ini berat."

Saskia menatapnya sebentar, dan kembali menunduk. Terlihat terus menimbang di dalam hatinya. Diam-diam, Diana bertatapan dengan Bejo, lalu mereka saling memberi tanda ke arah ponsel dan tas Saskia yang harganya jelas tak terjangkau dengan gaji jurnalis seperti mereka. Ponsel lipat terbaru dan tas bermerek inisial huruf H. membeli KW super saja sudah sujud syukur, ini asli!

"Saya enggak mau ada foto, ya, Mbak? Blur juga jangan, saya takut." Saskia mengangkat kepala dan langsung bicara, memutuskan dialog tanpa suara antara Diana dan Bejo.

Diana mengangguk dan terus tersenyum menenangkan. "Bagaimana kalau siluet? Mbak Saskia hanya akan terlihat seperti bayangan?" tawarnya.

Saskia menimbang. "Suara juga diubah, kan?"

"Ya, jelas."

Kembali menimbang. "Oke. Tapi kita ke tempat lain yang lebih private, bisa?"

"Tentu. Kantor kami?"

Saskia menggeleng. "Apartemen saya."

Tanpa sadar, Diana dan Bejo kembali berpandangan, kali ini dengan mata membesar maksimal. Apartemen?

******

"Serem ya, Jo, semua hal yang kita enggak pernah tahu ada, ternyata beneran kejadian di dunia Saskia," komentar Diana sambil mendengarkan lagi rekaman Saskia yang dibuat beberapa waktu lalu di apartemen gadis itu.

Bejo mengangguk sambil tangannya dengan lincah memutar roda kemudi. "Tapi kasihan, ya, Di? Umurnya masih awal dua puluhan, tapi udah ngerjain hal-hal yang ... yah, lo bayangin deh kalo nyokap bokapnya tahu."

Diana mengangguk, dan pikirannya pun melayang pada wawancara tadi. Rasa simpati membanjir mengingat apa yang disampaikan seorang semuda Saskia.

Gadis itu adalah seorang mahasiswi hukum di universitas ternama. Dia aktif dan biasa berorganisasi. Pekerjaannya pun dianggap bergengsi karena tempatnya adalah gedung di mana para wakil rakyat berkumpul. Masalahnya, apa yang dilakukannya sama sekali bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Dia adalah seorang escort lady yang bertugas melancarkan pelobian saat sebuah rumusan undang-undang mulai dibahas. Bukan hanya membawakan berkas dokumen rancangan UU untuk dipelajari dan dibahas oleh anggota tertentu, dia juga menjadi bagian dari paket yang ditawarkan oleh pihak yang akan diuntungkan oleh rancangan tersebut. Tentu saja, dalam artian yang tidak positif sama sekali.

Saat cerita tentang apa yang dia kerjakan meluncur dari bibirnya tadi, sikapnya yang semula terkendali dan tampak begitu elegan, hilang begitu saja. Ada nada rendah diri dalam suaranya, dan dia bertransformasi menjadi gadis muda normal yang sedang ketakutan. Wajar, karena dengan menceritakan semua itu, dia membuka sebuah tabir gelap yang selama ini tertutup rapat. Saat apa yang dia lakukan terungkap di media, maka pandangan masyarakat terhadapnya dan rekan-rekan lain, termasuk kepada mereka yang mungkin tidak melakukan apa yang dia lakukan, akan berubah menjadi negatif.

"Menurut lo, aman, enggak, kita buka ini ke publik, Jo?" tanya Diana sambil menerawang.

Bejo menghela napas dan menimbang sejenak jawabannya. "Uhm ... Saskia sendiri yang kontak elo, Di. Dia memang ingin ini dipublikasikan."

Diana mengangguk. "Tapi ... kalau kerjaannya itu terbongkar, reaksi masyarakat terhadap mereka yang kerja di gedung itu akan sangat jelek, Jo," katanya.

"Jelas, Di. Tapi, Saskia sendiri bilang, dia terpaksa membongkar ini karena adanya kemungkinan seseorang dalam bahaya, kan?"

"Iya. Dia berharap, dengan kita membuka ini, seenggaknya publik akan waspada. Kalau sampai jatuh korban betulan, mereka akan tahu pasti ada yang merekayasa kejadian itu. Gue sih nangkep, intinya itu. Saskia cuma ingin mencegah kematian seseorang. Mungkin dia takut dikejar dosa."

"Mungkin."

"Sayangnya, kita cuma punya pernyataan Saskia, Jo. Bukti kurang. Lo tahu, kan, kalau sebagai jurnalis gue harus cek fakta?"

"Dan ... gimana cara lo cek fakta?"

Diana termenung. "Apa gue nyamar aja jadi salah satu dari mereka? Jadi, gue bisa ambil gambar dan rekam suara, Jo? Sekalian, kalau ada anggota dewan yang ganteng, kan gue bisa icip dia di ranjang?"

Bejo langsung menempeleng bahunya. "Eling! Mulut lo sampah beut! Lagian, tampang lo enggak mungkin mahasiswa, Di. Lo juga udah lumayan dikenal."

Diana cengengsan. Namun, cengirannya menghilang saat Bejo menyambung. "Satu lagi, kalau lo berani nyusup, gue enggak yakin lo bisa keluar hidup-hidup, Di. Mungkin, gue akan nemuin lo di salah satu jembatan Ancol, nyangkut setelah lama ilang. Lo enggak boleh bikin nyokap lo kehilangan lagi."

Diana termangu selama beberapa saat. Benaknya berputar, dan dia langsung teringat pada sesuatu. "Jo ... kalau menurut lo, gue mungkin enggak selamet seandainya ketahuan, gimana dengan Saskia?" tanyanya, cemas setengah mati.

Bejo ikut termangu. "Di ... kok perasaan gue enggak enak, ya?"

Diana mengembuskan napas. Cepat, dia mengambil ponsel dan memutar nomor Saskia. Terdengar nada sambung. Satu ... dua ... lalu mesin penjawab. Dia mematikan ponsel dan menatap Bejo horor.

"Kita balik, Jo, gue juga merasa enggak enak."

Bejo mengangguk dan langsung mengambil jalur kanan untuk mencari putaran balik. Jantung keduanya berpacu, entah kenapa, rasanya mereka telah membuat kesalahan.

BERSAMBUNG

Sebelum lanjut, eike mau tegasin, ini fiksi ya. Hehehehe.

So, met istirahat bentar lagi, sampe ketemu di bab lain atau cerita lain.

Makasih banyak buat yang ngikutin, vote, komen. I wuf u deh.

Stay safe, stay healthy, always care.

Bless you all.

Winny
Tajurhalang Bogor 1 Juli 2022, publish ulang 23 Oktober 2022

Continue Reading

You'll Also Like

911K 23.9K 6
[DIHAPUS - Bisa dibaca lengkap di aplikasi Dreame/Innovel] Ketika sistem kekebalan hati Rizkan menolak sesuatu yang dianggap berbahaya walaupun seben...
188K 6.6K 70
Follow akun ini yuk🤍 Suatu hari seorang gadis yang sedang tidur pada malam hari , ia bertemu dengan sosok yang ia rindukan muncul dalam mimpi nya. Y...
261K 2.4K 5
[hanya dipublish di http://wattpad.com/user/just-anny, jika menemukan cerita ini di situs lain artinya itu merupakan PLAGIAT/PENYEBARAN TANPA IZIN] [...
447K 19.3K 38
Gadis dari dunia manusia yang asalnya adalah putri dari raja dan ratu terhebat didunia sihir harus menyelamatkan dunia sihir yang terancam dikuasai k...