The Voice - Jaeseok (DISC)

By yisocl

60.2K 9.9K 1K

Hyungseok mendengar suaranya, berat, namun terdengar lembut dan seksi secara bersamaan. - karakter Lookism ad... More

kesatu
kedua
ketiga
keempat
kelima šŸ”ž
keenam
ketujuh
kedelapan
kesembilan šŸ”žšŸ©ø
kesepuluh
kesebelas
kedua belas
ketiga belas
keempat belas
kelima belas
keenam belas
ketujuh belas
kedelapan belas
kesembilan belas

kedua puluh

1.6K 236 33
By yisocl

Setelah memikirkan makanan untuk makan malam nanti, Janghyun dan Hyungseok mencatat daftar bahan-bahan yang akan mereka gunakan nanti.

Dalam perjalanan tak ada yang berbicara, biasanya Hyungseok yang paling banyak bicara bila lawan bicaranya tak mengatakan sepatah kata pun sedari tadi, namun tidak untuk sekarang karena yang sedang bersamanya adalah Janghyun, orang yang pernah menerornya agar tidak berdekatan dengan Jay.

Sudah berjalan cukup lama, yang padahal hanya lima belas menit untuk ke supermarket, namun karena kecanggungan tersebut yang membuat waktu berjalan lambat, dan akhirnya mereka pun sampai. Saat itu, Janghyun membuka mulutnya kembali.

“Hyungseok.” Panggil Janghyun, Hyungseok menoleh canggung kearah Janghyun.

“Apa kau benar-benar menyukai si Jay itu?” Hyungseok terdiam tak menjawab. Cukup lama sampai mereka memasuki supermarket.

Bukan, bukan ia tak yakin bahwa ia menyukai Jay atau tidak, namun ia memikirkan konsekuensinya nanti bila ia menjawab salah satu kedua pilihan tersebut.

“Ah, iya, ini daftar bahannya apa udah benar semua?” Hyungseok pun memilih mengalihkan topik karena tak mau menjawab pertanyaan tersebut.

Janghyun menyadarinya, namun ia memilih untuk mengikuti Hyungseok, “Mana lihat?” Ucap Janghyun seraya membuat Hyungseok mendekatkan tubuhnya kepadanya hingga menempel.

“Hm, benar sih menurutku, sudah lihat di internet?” Tanya Janghyun yang diangguki oleh Hyungseok.

Gila, Hyungseok terlihat sangat cantik saat ia lihat dari dekat.

Hyungseok yang sadar bahwa tubuh mereka sangat dekat tanpa sadar mendorong menjauh dari Janghyun.

“Eh, maaf!” Ucapnya.

“Tidak apa-apa.” Janghyun tersenyum kecut, “Ayo jalan.”

•••

Dirasa semua bahan yang mereka tulis dalam daftar sudah berada di keranjang belanja, Janghyun menyuruh Hyungseok untuk menunggu didepan supermarket karena ia akan mengantri dan membayar semua bahan-bahan itu. Sebenarnya ada sedikit cekcok tadi karena keduanya bersikeras ingin membayar, namun akhirnya Hyungseok menyerah dan membiarkan Janghyun yang membayar.

Sudah 5 menit Hyungseok menunggu Janghyun, akhirnya orang yang ditunggu keluar dengan membawa dua kantung besar dikedua tangannya.

Hyungseok inisiatif mengambil satu kantung dari tangan kiri Janghyun, yang membuatnya sedikit terkejut, “Aku bantu bawa!” Tegasnya agar Janghyun tidak sok kuat untuk membawa dua kantung tersebut, sudah terlihat jelas bahwa kantung itu sungguh berat.

“Yasudah, terima kasih, ya.”

Setelah itu, mereka pun berjalan bersama menuju tempat tinggal Janghyun.

•••

“Janghyun?”

“Hm?”

“Ini beneran tempat tinggal kamu?”

Janghyun tersenyum karena pertanyaan tersebut bukan yang pertama kali ia dengar, “Iya.”

“Kau tinggal disini sendirian? Dirumah besar ini?!”

Dengan masih mengembangkan senyum manisnya, Janghyun menjelaskan bahwa ia tinggal bersama teman-temannya dan bahwa menjelaskan bahwa rumah tersebut merupakan mall bekas kebakaran, Hyungseok hanya mampu menganggukkan kepalanya, tak tahu harus menjawab seperti apa.

Janghyun mengusak rambut Hyungseok gemas dan menyuruhnya untuk segera masuk dan memasak.

Cklek!

"PAPA!!"

Teriakan dari dua remaja perempuan saat baru saja Janghyun membuka pintu, membuat Hyungseok berjengit kaget, sedangkan Janghyun yang sudah terbiasa meminta maaf kepada Hyungseok.

"Yejin, Eunbi, jangan berteriak, ya? Tamu kita jadi kaget." Pinta Janghyun dengan lembut, pipi Yejin dan Eunbi bersemu saat melihat wajah tampan dibelakang orang yang mereka panggil Papa.

"A-ah, maafkan kami, Kak!" Ucap mereka bersamaan, Hyungseok yang melihatnya jadi gemas dan juga sedikit bingung dengan situasi saat ini.

"Kau pasti bingung, ya? Akan aku jelaskan nanti, ya," Janghyun menoleh kearah anak-anaknya, "Yejin dan Eunbi, tolong panggilkan Big Mama dan Paman-Paman kalian kesini untuk membantu kita memasak makan malam."

Yejin dan Eunbi mengangguk cepat dan segera pergi memanggil orang-orang yang disebut oleh Janghyun.

"Jadi... Ah, mulai darimana dulu, ya? Apa boleh aku menceritakannya sedari awal?"

"Tapi, sepertinya akan lama–."

"Cerita saja," Hyungseok menyela ucapan Janghyun, "Sedari awal. Lama pun tak apa. Aku senang mendengarkan cerita hehehe."

Inilah salah satu alasan Janghyun jatuh cinta pada Hyungseok, ia baik, sekali, sampai ia takut jika saja ada orang yang memanfaatkan kebaikannya tersebut untuk dirinya sendiri.

"Baiklah, sebelum itu kami adalah keluarga yang bernama hostel, kami bukanlah crew atau apalah itu. Kisah hostel yang sejak awal sampai akhir adalah sebuah tragedi." Janghyun mulai menjelaskan sambil mulai memasak, dibantu oleh Hyungseok yang setelahnya disuruh Janghyun untuk duduk dan mendengar ceritanya.

Suasana sekitar mereka tiba-tiba berubah sesaat Janghyun mulai menceritakan kisahnya, hostel, dan temannya yang dulu bernama Wang Ochun dan Hyeeun. Hati Hyungseok bergetar, tak kuasa menahan air mata yang turun membasahi pipi mulusnya.

"Ah, maaf. Apa aku harus berhenti?"

Hyungseok menggeleng keras, "Lanjutkan saja..."

Dan selama mereka menyiapkan makanan, air mata Hyungseok benar-benar turun dengan deras. Janghyun yang telah mencuci tangannya pun mendekati Hyungseok untuk mengelap air mata tersebut dan mendekap Hyungseok erat. Hyungseok membalas pelukan tersebut cukup erat.

"Maaf, ya. Kamu jadi nangis." Janghyun jadi merasa bersalah karena sudah menceritakan kisahnya.

"Tak apa. Setidaknya aku jadi mengenal dirimu lagi lebih jauh."

"Oh, iya, Hyungseok. Maafkan aku, sekali lagi maafkan aku."

Hyungseok? Tentu saja ia tak mengerti kenapa Janghyun meminta maaf pada dirinya tiba-tiba.

"Aku... Berkelakuan sangat buruk, kepadamu, Zin, Jay, dan mungkin yang lainnya. Aku suka padamu... D-dan aku tahu kelakuanku yang waktu itu tak akan kau maafkan, aku hanya–,"

Ucapan Janghyun terpotong.

"Pertama kali menaruh hati setelah sekian lama?"

Janghyun mengangguk patah-patah, "Saat melihatmu pertama kali di kantin, aku sudah jatuh padamu, awalnya aku menolak, namun perasaan itu semakin besar dan saat aku berpikir bahwa aku sudah menyembunyikan perasaan itu dengan baik, kau muncul dihadapanku saat kita tak sengaja bertemu di supermarket.

Perasaan itu kali ini menggebu-gebu, jadi aku melakukan hal yang tak seharusnya aku lakukan. Aku sampai mengancammu, mengancam Zin untuk memberitahukan alamat rumahmu dan langsung mendatangimu waktu itu. Aku sepertinya terobsesi denganmu dan ingin selalu berdekatan denganmu.

Aku selalu cemburu melihatmu sangat dekat, atau bahkan sudah menjalin hubungan dengan Jay. Jadi, aku melakukan hal tersebut. Maafkan aku sekali lagi, kamu tak memaafkanku juga tak apa, aku hanya menyampaikan rasa bersalahku dengan makan malam ini..."

Hyungseok tertegun mendengar ucapan Janghyun yang sangat panjang. Hyungseok bisa melihat kesungguhan hati Janghyun saat meminta maaf.

Hyungseok nenggaruk tengkuk kepalanya, bingung harus berkata seperti apa, "Janghyun." Panggilnya.

Janghyun menoleh kearahnya, "Ya?"

"Apa kau masih menyukaiku?"

Janghyun mengangguk, Hyungseok menghela napas.

"Tapi, aku sadar cinta tak bisa dipaksakan. Aku menyadarinya waktu aku pulang dari rumahmu. Aku termenung cukup lama saat itu didepan gang rumahmu. Saat tadi pun ketika kau akan pulang bersama Jay aku juga mencoba untuk tak cemburu, saat melihatmu sangat bahagia dengannya."

Mendengar kalimat terakhir Janghyun, pipi Hyungseok memanas.

Apa seketara itu???

"Hyungseok, apa kau ingin aku pergi dari hidupmu agar kau tak ketakutan lagi saat berdekatan denganku?" Pertanyaan Janghyun membuat Hyungseok terkejut dan menjitak keningnya, cukup keras, hingga sang korban berteriak kesakitan.

"Jangan mengucapkan hal yang aneh! Ayo kita makan malam, dimana yang lainnya?"

Janghyun tertawa kecil, Hyungseoknya memang lucu. Ah, tidak. Hyungseok memang lucu.

Ia akan belajar untuk melepaskannya.

"Ayo ke atas."

Tbc

Chapter kali ini agak aneh, soalnya aku agak lupa-lupa sama chapter sebelumnya gimana. Jadi, maaf, ya, kalau ada bagian yang kok tiba-tiba jadi gini atau adegan yang aneh, soalnya aku lupa alurnya 😔☝🏻

Dan ini aku buatnya cepet-cepetan :')

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING šŸ”ž!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
85.5K 5.8K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB āš ļø M...