Mamel sangat ramai sekali, setelah bertempur tadi mereka dinyatakan menang dan merayakannya di warung Mamel. Raut wajah mereka tampak puas, ada yang langsung makan, atau ada yang mengobati lukanya.
Hanya Altra angkatan sekarang saja Mamel sudah penuh memenuhi bagian belakang, apalagi nanti akan datang angkatan 3 dan 4 karena disuruh oleh Echa.
Setelah mengobati luka kekasihnya, Echa menaruh kotak P3K lalu kembali duduk seraya menyeruput minum nya.
"Raya kalo mau makan minta sama mamel ya," ucapnya.
Gadis itu mengangguk sambil menikmati minumannya.
"Cha kenapa lo nyuruh alumni Altra kesini?" tanya Ragil.
"Ada yang mau di bicarain,"
"Emang harus sama angkatan 3 dan 4?" tanya Rehan juga.
Echa mengangguk, "Of course. Ini bakal nyesesain masalah antara Altra sama Batra siapa penghianat sebenernya."
Semua semakin bingung apa yang Echa katakan barusan. Sebenernya Echa ini siapa? bu bos mereka bukan cewek biasa?
"Terus kenapa lo tau soal Batra juga Cha? bukan nya lo anak baru di Jakarta?"
"Lo sebenernya siapa?" pertanyaan Irham membuat mereka terdiam.
"Biasa aja!" ucap Galang dingin, ia menarik pinggang Echa untuk lebih dekat lagi padanya.
"Nanti juga kalian tau, dan setelah itu masalah Batra sama Altra bakal clear."
Tak lama kemudian Altra angkatan 3 dan 4 pun datang, mereka semua menyambutnya dengan hangat.
"Makin cantik aja lo," cowok yang ingin memegang tubunnya waktu ulang tahun sekolah itu tersenyum pada Echa.
Echa tersenyum tipis.
"Ada apa nih tumbenan semua ngumpul?" Rendi dan kenzo serta inti Altra yang dulu ikut bergabung diruangan itu.
"Jadi kita abis lawan batra nih,"
"Menang gak?" Kenzo langsung memotong.
Ragil menggebrak meja, "Ya menang lah bang."
"Boleh boleh,"
"Nah terus bu bos kita nih suruh manggil kalian," jelas Kevan.
Kenzo dan Rendi menatap gadis itu, "Ada apa?"
"Nanti gue jelasin, sekarang tunggu orang selanjutnya."
"Cha gue bentar lagi sampe,"
"Oke gue tunggu." Echa melepaskan airpods nya membuat semua orang bingung.
"Ngomong sama siapa?" tanya Galang.
Tidak menjawab, Echa malah tersenyum. Setelah itu datanglah lelaki berlari kedalam yang dikejar oleh anggota Altra.
"Kenapa ini?" tanya Varo.
"Ini bang maksa masuk kedalem," tunjuk Jefri pada lelaki berpakaian misterius itu.
"Siapa lo?" Ragil langsung maju menanyakan itu.
Lelaki itu tampak menaikkan tudung hoodie nya sedikit menatap Echa. Setelah tahu orang tersebut Echa langsung memeluknya erat.
"Akhirnya lo dateng," ucap Echa.
"Sorry telat," bisiknya seraya mengelus kepala Echa.
Leher Galang terlihat mengeras, ia menarik Echa lalu menatap dengan tajam.
"Dont touch!"
"Your boyfriend?" tanya lelaki itu.
Echa mengangguk, "Sayang ini temen aku dari Bali."
"Namanya bang Ari, jadi dia ini bakal jelasin kesalahpahaman altra dan batra." Echa menatap mereka semua.
Ari merasa terintimidasi oleh mereka semua, ia menghela nafas dan harus menyelesaikan apa yang ia perbuat dulu.
"Ayo cha," ajak Ari.
Gadis itu mengangguk, "Lang aku minjem ruangan ya."
"Yang masuk gue, bang ari, bang ale, bang itu, bang lo juga, galang, sama irham."
Kenzo dan Rendi kompak menunjuk dirinya, lalu diangguki Echa.
"Gue ngga Cha?" Varo menunjuk dirinya.
"Ngga ro nanti biar Galang yang sampein aja buat kalian semua."
"Terus kenapa Irham diajak?" tanya Ragil.
Echa menghela nafas, "Ada yang harus Irham tau juga tentang ini."
"Lo penghianat Ham?" tuding Rehan.
Irham berdecak, "Mulut lo dijaga."
Cowok itu menyengir.
"Udah ayo!"
Lelaki yang ditunjuk oleh Echa itu satu persatu masuk kedalam ruangan membuat anggota Altra yang lainnya terheran.
Kenzo dan Rendi memilih duduk dan sisanya berdiri. Echa mengkode Ari lewat mata agar cepat berbicara.
Ari menarik nafas panjang, "Gue mau minta maaf dulu sebelum ngelurusin semua nya."
0o0
"Bang udah bang!" sentak Echa.
"Sshh" ringis Ari, Echa langsung melindungi Ari dibelakang nya.
Setelah menjelaskan semuanya, Kenzo dan Rendi langsung membabi buta Ari.
"Dia keterlaluan!" bentak Kenzo, Galang langsung memundurkan cowok itu takut menyakiti kekasih nya.
"Iya gue tau, tapi jangan main kekerasan bisa kan?" suara Echa melembut pada cowok didepan nya.
Kenzo menendang meja billiard dengan keras lalu kembali menghadap Ari.
"Cuma gara-gara jabatan lo sampe kaya gini?!"
Ari diam sejenak, "Sorry."
Fyi; Dirinya berhasil masuk pasukan inti Altra, tapi sekarang ia ingin posisi sebagai ketua.
Saat pemilihan ketua Altra, ia tidak terima karena yang terpilih itu teman lugunya. Merasa yang paling hebat dalam hal bertarung Ari marah terhadap teman nya itu.
Flashback on
"Ck, dia jadi ketua?" ucap Ari sinis.
"Adri lebih cocok dapet jabatan itu," ucap ketua Altra ke 1
"Maksut lo gue gak cocok bang? yang lebih jago juga gue," balas Ari.
"Keputusan gue uda bulat, adri jadi ketua Altra generasi dua dan semua nya uda setuju." Ketua altra itu pergi meninggalkan mereka.
Ari berdecak kesal, "Bela diri aja gak jago, lemes gini tenaga nya mau jadi ketua?"
"Ar maaf," lirih Adri seraya menggapai tangan cowok itu.
Ari menepis tangan Adri, "Kenapa lo bisa dapetin semua nya dengan mudah si dri?"
"Ar please maafin gue, kita temenan udah lama jangan gara-gara ini kita jadi musuhan ya? gue gapunya temen lagi,"
Ari tak menanggapi teman nya, ia pergi begitu saja meninggalkan Adri dan tak pernah balik lagi. Rasa iri yang menguasai membuat dirinya berhianat, ia sengaja memanas manasi Altra maupun batra untuk saling baku hantam dan terpecah belah tanpa mereka tahu kebenaran nya.
Flashback off
"Jadi lo bang Ari?" Irham mendekat dengan mata yang sedikit berair.
"Bang Ari yang yang udah nemenin masa SMA bang Adri?" lirih Irham.
Ari membeku sejenak, "Lo Irham adiknya?"
Cowok itu mengangguk seraya menatap keatas agar airmatanya tidak jatuh.
"Maaf udah ngejauhin Adri," ucap Ari pelan.
"Gue mau minta maaf langsung sama dia ham," Ari mendekat sambil memegang bahu cowok itu.
"Bang Adri udah ngga ada, dia udah tenang." lirih Irham sendu.
Ari menatap lekat wajah Irham, "Maksud lo apa? anter gue ke Adri sekarang irham!"
"Bang Adri udah meninggal karena kanker hati,"
Deg!
Jantung Ari rasanya mau lepas saat itu juga, ia memegang kepala nya sendiri sambil mencerna maksud yang Irham katakan.
Setelah itu terdengar isakan pilu, Ari menangis didepan Irham dan didengar oleh mereka berenam.
"Bang Adri bilang terimakasih sama lo karena udah jadi teman satu-satunya di SMA, gue diminta nyari lo karena abang mau nyerahin jabatan nya tapi lo susah ditemuin, sampai akhirnya Bang Adri udah diambil sama tuhan dan belum nyerahin jabatan nya sama lo." jelas Irham membuat Ari semakin terisak.
Irham terdiam sebentar karena tak kuat mendengar tangisan Ari.
"Dia cerita banyak sama gue tentang lo, mulai dari awal ketemu sampe akhirnya lo pergi dari dia." lanjut Irham.
"Ma-maaf gue udah jahat sama Adri,"
"Irham gue nyesel," sendu Ari.
Cowok itu menggeleng seraya tersenyum, "Semua udah terjadi. Gue gak marah sama lo karena Bang Adri sayang banget sama lo."
"Justru gue mau bilang makasih sama lo udah jadi temen dan pendengar buat abang."
Ari langsung memeluk bahu cowok itu dengan rasa penyesalan nya.
"Nanti anter gue ke rumahnya yang sekarang!"
Irham mengangguk, ia menepuk nepuk bahu Ari berusaha menguatkan.
"Alhamdulillah semua udah kelar ya," Echa tersenyum menatap mereka berdua.
Galang memeluk tubuh Echa dari samping, bohong jika ia tidak bangga dengan kekasihnya.
"Makasih," ucapnya membuat Echa tersenyum lebar.
0o0
Di mamel sudah berkurang orang karena sebagian banyak kembali kerumah masing-masing. Irham, Ari, Ale Kenzo, dan Rendi pergi ke makam Adri. Setelah diceritakan pada anggota Altra mereka semua sempat marah dan tidak percaya namun mereka bisa cepat menerima kenyataan, biar saja urusan ketua terdahulu yang memberi tahu geng batra nanti.
"Minum dulu bu bos," Rehan menaruh segelas es teh didepan Echa.
"Makasih rehan," ceria Echa.
"Hebat banget Cha bisa handle semua nya sendiri," puji Varo.
Echa menyeruput minum nya lalu mengangguk saja.
"Beneran udah clear semua?" tanya Kevan.
Echa mengangguk, "Clear and success gue bantu nyelesain masalah ini."
Tangan Galang mengacak-acak pucuk rambut gadisnya lalu beranjak kearah depan.
"Keren bu bos, tinggal masalah gue" ucapnya pelan.
Galang datang dengan sepiring spaghetti dan jus jeruk pada Echa.
"Hadiah buat bu bos, kali ini aja ya makan mie" bisik Galang.
Mata Echa berbinar ia reflek berdiri memeluk cowok itu saking senang nya.
"Aaaa maaci sayang, ngga ayah ngga kamu sama aja ngelarang aku makan mie."
"Jangan sering-sering."
"Siap pak bos," seru Echa.
"Orang orang kok lucu amat ya," celetuk Jefri yang ikut gabung kedalam.
tbc.
masalah batra sama altra kelar yaaa, Terimakasih suda baca, jangan lupa vote dan komen ya hihihi.
share terus crita nya, love u guys💓💓💓