Kamu boleh membenci ku tapi jangan membenci kebersamaan yang dulu pernah tercipta
Author pov
Sejak pertengkaran di pagi itu key semakin menghindar dari indira , indira memaklumi hal itu, tidak mudah memang mengembalikan keadaan seperti dulu, tapi apa harus seperti ini terus, mereka tinggal satu rumah tapi seperti orang asing
"Loe tau ga di?" Indi menoleh pada alya dan menggeleng pelan
"Tau apa emang ?" Ucap nya
"Sejak kejadian itu key jadi semakin dingin, ya dia muka nya emang lempeng terus sih, tapi ini kesan nya jadi makin makin gitu loh"
"Emang dari awal dia ngga kaya gini ya? Ya maksudnya ga pernah senyum gitu lah" tanya indira
"Dari awal sih, tapi semenjak loe ngerubah yang dia blacklist jadi makin makin gitu deh" jawab alya
Indira sadar ini salah nya memang, tapi ini untuk kebaikan semuanya, satu orang yang membenci tema masa lalu yang kena dampak satu sekolahan
"Dia jadi nya ga mau bawain siaran radio lagi ya al?" Tanya indi pada alya
Alya tersenyum tipis "mood nya kalo udah jelek susah di Balikin di si key mah, manda aja udah capek bujuk nya "
"Nanti gue yang coba ngomong deh sama key, pendengar jadi sepi peminat kalo kaya gini "
"Jangan macem macem deh di, dia aja kaya nya benci banget kalo ngeliat loe" ucap alya sambil terkekeh
Ini tertawa pelan "ya kan siapa tau gitu mood dia jadi baik lagi kalo gue yang ngomong "
" hahaha, yang ada makin jelek, loe liat kan pas di rapat osis itu dia ke loe kaya gimana "
Indira pov
Jam istirahat kali ini aku manfaatin buat nemuin key, percuma ngomong sama dia di rumah pun jarang ketemu, dia seolah bener bener menghindari ku
Aku tau harus nya istirahat ini aku manfaatkan untuk mengisi perut, mutia juga udah berusaha mengahalangi ku nemuin key, seperti nya mereka lebih tau watak key , semenakutkan itu ya
Aku melihat manda berjalan sendirian di lorong sekolah, seperti nya key tidak bersama nya
"Manda??" panggil ku, ia tersenyum tipis sambil bertanya
"Kenapa di??" Tanya nya yang ku balas senyum tipis juga
"Ga sama key? "
" ngga, dia kalo jam istirahat biasanya diruang musik" jawab manda, ah ternyata dia masih suka musik ya
Aku mengangguk pelan "thanks ya"
"Heem" jawab nya, sambil berlalu pergi meninggalkan ku
Aku pun kembali berjalan lurus untuk sampai diruang musik yang di maksud manda
Sesampainya aku di depan pintu yang bertuliskan "ruang musik "
Aku membuka nya perlahan
Ceklek" ku lihat punggung seseorang membelakangi ku sambil memangku gitar di pahanya, alunan nada itu yang biasa ia mainkan untukku dulu
Aku tersenyum lirih, harus nya aku tak melakukan hal itu dulu, mengeluarkan kata kata yang bukan dari hati sampai menyakiti nya sedalam ini
Ia berhenti memetik gitar itu mungkin karna tau ada seseorang yang masuk dan itu aku
"Mau apa?" Tanya nya dingin tanpa menoleh padaku
Aku mendekati nya secara perlahan "aku mau ngomong " jawab ku pelan
"Kamu sudah sepakat kan, menganggap kita seperti orang asing?" Ia tetap dengan posisi nya, apa aku semenjijikan itu bagi nya , sampai sampai ia tak mau menatapku padahal aku ada di samping nya
"Aku tau, tapi aku nemuin kamu bukan mau bahas masalalu, ini soal kehadiran kamu di radio" jawab ku,.aku tau seperti nya percuma juga membujuk nya
"Ngga penting kan ada gue atau ngga nya?"
"PENTING " bentak ku "radio sepi pendengar karna ga ada kamu, kamu mikir ga sih, yang jelek jadi nya nama sekolah nya bukan nama kamu pribadi "
Ia bangkit berdiri sejajar dengan ku, tatapan nya sangat menusuk
"Kalo loe ga sok tau dan merubah yang gue blacklist dari awal semua nya ngga akan kaya gini" tekan nya, aku tak gentar menatap balik mata indah yang dulu selalu menatap ku penuh cinta
"Kamu gak bisa egois , kamu benci masalalu mu gak harus bikin orang lain ngertiin kamu terus, masa lalu kamu milik kamu, bukan milik orang lain. Jadi jangan bawa bawa masalah pribadi ke ranah sekolah " ucap ku, ia membuang muka karna perkataan ku
Setelah di rasa ia tak mau menanggapi ku ,akhirnya aku berjalan perlahan menuju arah pintu keluar , sebelum aku membuka handle pintu aku berkata
"Benci lah aku sebagai orang nya, jangan membenci masa lalu karna kenangan nya, sampai kapan?"
Key pov
Ku sentuh dada kiri ku, rasanya masih sama, rasa sakit itu, sampai kapan?
Egois kah aku, tapi rasanya sangat sulit untuk melupakan hal itu
Aku akui rasa nya percuma membenci nya, jika perasaan ku masih sama, dia dan kenangan nya sama sama sulit untuk dilupakan
"Key?" Aku menoleh kearah sumber suara, ku lihat manda berjalan perlahan mendekati ku
Hemm
"Tadi indi kesini?" Tanya nya
Aku mengangguk
"Ngomong apa?" Aku diam, bingung harus menjawab apa
"Ngomong elah, dikira gue patung pancoran apa" geram nya, aku tersenyum tipis
"Besok gue ikut siaran lagi ya " jawab ku, ku lihat matanya membulat
"Serius?" Pekik nya senang
"Iya" kata ku tersenyum tulus
"Si indi ngomong apa sih sama loe, bisa bisa nya bikin lu mau siaran lagi, padahal gue yang capek ngebujuk aja di cuekin " oceh nya sendiri, aku hanya mengedikan bahu acuh, dan mulai memetik gitar lagi
Tanpa mempedulikan manda yang mulia misuh misuh sendiri
Ku akui, efek nya masih sama. Cuma dia yang bisa buat aku senurut ini, kata kata nya seolah menyadarkan ku
Seharusnya aku tak seegois itu, jangan jadikan kedatangan nya kehancuran untuk sesuatu yang sudah aku bangun dari awal meninggalkan ia dan kenangan nya
Sepertinya memang sudah cukup orang lain ngertiin apa yang aku mau, aku tetap membenci nya, tapi hanya dari mulut, sejujur nya
Ia masih menempati posisi special itu, semenyakitkan apapun perbuatannya dulu padaku..
Aku akan tetap membenci mu indira, kamu dan kenangan mu sama sama pernah menghancurkan diriku..
Tbc
22/06/2022