Come Back To Me ( Ron X Pansy...

By Pixie_Chiks

7K 358 89

Drama-Fantasi (21+/18+) Pansy Parkinson dan Ron Weasley mula-mulanya adalah seorang teman dekat tetapi ada se... More

Chapter 1. Sahabat
Chapter 3. Di paksa nikah oleh kementrian!
Chapter 4. Penolakan
Chapter 5. Perayaan 🔞
Chapter 6. Aku Hamil
Chapter 7. Kematian
Chapter 8. (End)

Chapter 2. Poor Pansy

420 38 12
By Pixie_Chiks

Jangan lupa vote and commentnya, kalau mau ngasih kritik atau saran juga boleh kok.

....

Untuk siswa maupun siswi hogwarts tahun pertama mereka diharuskan membawa perlengkapan seperti; tiga set pakaian, satu tongkat sihir, sepasang sarung tangan, lalu Cauldron (Kuali) ukuran 2, diperbolehkan membawa hewan seperti burung hantu, seekor kucing atau seekor katak, dan satu lagi yaitu Broomstick (sapu sihir/ sapu terbang).

Dan itu semua sudah disiapkan oleh peri rumah untuk Pansy sebelum berangkat pergi ke Hogwarts. Pansy akan membawa burung hantu saja karena burung hantu lebih berguna untuk mengirim surat.

"Ingat baik-baik Pansy saat kau berada di Hogwarts kau akan bertemu dengan anggota keluarga Weasley. Jauhi mereka. Karena mereka adalah seorang Blood Traitor."

Ayah Pansy memberikan peringatan untuk Pansy agar putrinya jauh-jauh dari keluarga Weasley tetapi ayah dan ibunya tidak tahu. Sebelum bertemu anggota keluarga weasley di hogwarts. Pansy sudah pernah bertemu ataupun menjalin pertemanan dengan salah satu anak keluarga Weasley.

Menurut ayahnya kenapa keluarga Weasley dijuluki darah pengkhianat dikarenakan kecintaan Arthur Weasley pada Muggle. Dia gemar mengoleksi barang-barang Muggle seperti radio, mobil, dan barang-barang lainnya. Dia begitu suka bahwa Muggle bisa bertahan hidup tanpa sihir sama sekali. Itu sebabnya keluarga Weasley dijuluki Blood Traitor.

Pansy hanya menjawab dengan singkat lalu bergegas pergi dari Manor Parkinson. Bersiap untuk pergi ke King's Cross Station di London. Pansy berangkat tanpa ditemani oleh orang tuanya, ayahnya sibuk dengan pekerjaan, ibunya akan pergi arisan .

Pansy mendorong troli berisi alat-alat sihir, telinga Pansy mendengar percakapan sebuah keluarga membicarakan tentang keberangkatan ke hogwarts. Mereka adalah keluarga Weasley.

Pansy tersenyum ketika melihat Ron sudah dalam kondisi baik. Melihat lelaki itu hanya mengangguk-anggukan kepala dengan pasrah ketika diberi nasehat oleh ibunya.

Ron melewati diri Pansy yang belum masuk ke dalam kereta masih mematung diluar. Pansy masih melihat sosok Ron di dalam gerbong kereta tengah mencari tempat duduk.

"Dear kau tidak masuk?" Molly Weasley berada di samping Pansy menepuk bahunya membuat lamunan Pansy buyar.

"Kau sedang menunggu orang tuamu?" tanya nyonya Weasley sekali lagi. Pansy langsung menggelengkan kepala. "Aku berangkat sendirian."

Mata Molly membulat tampak terkejut "Anak sekecil dirimu berangkat sendiri"

Pansy tersenyum "Ayah dan ibu sedang sibuk." Lanjutnya.

Ternyata ini sosok ibu dari Ron, orang yang telah membuat Mince Pie begitu enak. Wanita yang lembut dan keibuan. Ron begitu beruntung.

Suara dari kereta bertanda akan berangkat mengalihkan mata mereka.

"Aku pergi dulu, semoga hari anda cerah nyonya Weasley" ucap Pansy berpamitan pada Molly sambil tersenyum manis. Molly sempat terpaku ketika Pansy memanggil nama belakangnya tetapi ia segera membalas senyuman Pansy dengan lembut.

....

Gryffindor dan Slytherin dua asrama tersebut selalu saling bertentangan tidak ada hari tanpa keributan jika saling bertemu. Seperti hari ini mereka tengah merebutkan lapangan untuk latihan Quidditch.

Pansy baru saja datang tidak tahu menahu permasalahan apa yang mereka ributkan. Maka dari itu perempuan itu hanya diam menyimak ketika Draco Malfoy dan kawanannya menghina Ron.

Wajah Ron sudah memerah karena marah ia berniat mengutuk Draco menggunakan tongkatnya tapi sihir itu malah memantul ke dirinya sendiri.

Perut Ron bergejolak seperti ingin mengeluarkan sesuatu. Lalu seekor siput berlendir keluar dari mulut Ron. Harry dan Hermione dengan cepat membantu Ron membawa pergi lelaki itu ke ruang perawatan.

Para slytherin melihat itu tertawa mengejek kebodohan Ron. Sedangkan Pansy yang ikut melihat itu perutnya seketika ingin muntah.

"Pansy, kau sedang apa disini?" tanya Blaise saat menengok kebelakang ternyata ada Pansy di belakangnya.

"Aku ingin pergi ke perpustakaan. Dah Blaise" Pansy berlari meninggalkan lapangan menuju perpustakaan.

....

Tak terasa tahun ketiga sudah dimulai. Pansy sudah beranjak remaja menjadi gadis cantik slytherin.

Memulai hari baru yang cerah ini dengan mata pelajaran Prof.Snape yang terkenal akan ketertibannya benar-benar membuat diri Pansy malas masuk ke dalam kelas. Jika bukan karena hari ini Slytherin dan Gryffindor disatukan Pansy akan memilih membolos.

Harry Potter dengan kedua kawanannya masuk ke dalam kelas memilih tempat duduk yang kosong.

Professor Snape tengah menjelaskan tentang Pertahanan terhadap ilmu hitam semua murid menyimak dengan khidmat.

"Harry, hanya perasaanku saja jika si Parkinson itu seperti tengah memperhatikan ku sedari tadi."

Bisik Ron pada Harry. Ia merasa diperhatikan sehingga tidak bisa fokus dengan penjelasan Prof.Snape.

Harry sedikit menengok ke arah jajaran Slytherin dimana Pansy duduk. Apa yang dikatakan Ron benar, Pansy Parkinson tengah memandang ke arah mereka lebih tepatnya ke arah Ron.

"Itu benar Ron kenapa si Parkinson itu memandangmu terus menerus." bisik Harry secara pelan.

Ron ikut melirik ke belakang mencoba memastikan sekali lagi apa Pansy masih memperhatikannya atau tidak. Dan yang terjadi mata mereka malah saling bertemu entah diri Ron salah menanggapi tapi ia merasa Pansy memandangnya dengan tatapan begitu dalam.

"Kalian berdua berhenti mengobrol!" Hermione duduk di samping kanan Harry merasa terganggu karena suara ditimbulkan oleh kedua sahabatnya ini. Bagaimana jika Profesor Snape menangkap basah Harry dan Ron tengah mengobrol lalu poin asrama Gryffindor akan dipotong.

"Maafkan kami Mione" Bisik Harry pada perempuan itu.

...

Setelah pelajaran selesai semua murid berhamburan keluar menuju asrama. Pansy menyampirkan tasnya ikut bergabung dengan kelompok slytherin lain.

Di depannya Pansy melihat punggung tegap milik Ron lelaki itu tengah bercanda dengan Harry dan gadis berambut brunette di samping Harry akan menyahut dengan galak.

Pansy memandang sendu punggung lelaki itu. Kira-kira kapan ingatan Ron akan kembali. Apakah ada kemungkinan bagi Pansy untuk kembali bersama-sama seperti dulu.

Pansy terlalu terhanyut memandang punggung Ron sehingga tidak sadar mata kirinya mengeluarkan setetes air mata.

Ron tengah menghindari pukulan dari Hermione berlari berputar dengan tubuh Harry sebagai tameng lalu matanya pada saat itu kembali bertemu dengan Pansy.

Kali ini dada Ron terasa sesak ketika melihat mata coklat itu mengeluarkan air mata. Alis Ron mengernyit ketika Pansy memandangnya dengan sendu.

"Oi! Pansy!" Draco menepuk bahu Pansy membuat perempuan itu kembali tersadar.

"Draco?" Pansy mengernyit ketika Draco dan kedua sahabat lelaki itu berada disamping Pansy.

"Kau menangis?" tanya Theo ketika melihat jejak air mata di pipi Pansy.

Tangan Pansy langsung mengelap air mata tersebut. "Siapa yang nangis, ini cuman kelilipan debu" elak Pansy sambil mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangan.

Draco, Blaise, dan Theo merasa bahwa keadaan Pansy tidak baik-baik saja karena sedari tadi perempuan itu terus-menerus melamun. Bahkan di kelas pun Pansy tidak fokus memperhatikan penjelasan dari Prof.Snape.

"Ah sudahlah aku harus pergi menyimpan buku-buku ku ini" Pansy bergegas pergi melewati Ron yang masih menatapnya.

...

Pesta Yule Ball sudah bagian tradisi dari Turnamen Triwizard, kesempatan bagi kita untuk bersosialisasi dengan orang-orang baru.

"Kau sudah menemukan partner dansa Harry" tanya Ron di atas ranjang dengan tangan dijadikan bantalan.

"Aku masih mencarinya, bagaimana dengan mu Ron?" Balas Harry.

Kaki kanan Ron diangkat lalu di tumpukan ke kaki kiri. "Aku pun belum menemukannya. Kira-kira bagaimana dengan Hermione apa dia sudah memiliki partner" sebenarnya Ron diam-diam menyimpan sebuah perasaan pada sahabat perempuannya itu.

"Kenapa kau tidak tanyakan sendiri pada Mione" mendengar jawaban ketus dari Harry, Ron akhirnya bangkit dari acara tiduran.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Ron saat melihat Harry begitu fokus menulis di atas perkamen.

"Menyalin catatan kau lupa kemarin kita membolos dari mata pelajaran Prof.Slughorn."

Ron mengangkat bahu, "Yaaah, apa boleh buat kemarin kan kita sedang menyelidiki tentang Lord Voldemort."

Harry segera membekap mulut Ron "Ssst... bagaimana jika ada yang mendengar"

Ron menyingkirkan tangan Harry dari mulut "Apa yang kau khawatirkan Harry, bukankah bagus jika anak-anak lain tahu bahwa pangeran kegelapan sudah akan bangkit."

Harry menghela nafas lelah "Kita belum tahu mereka berpihak ke siapa, maka dari itu sebaiknya kita rahasiakan terlebih dahulu sambil menyelidiki siapa kawan, siapa lawan kita nanti. Aku yakin jika sebagian pengikut Voldemort ada di hogwarts"

Ron beranjak dari kasur "Baiklah-baiklah aku akan mencoba merahasiakannya"

"Kau mau kemana?" tanya Harry. Ron berbalik melihat Harry dengan seringai dibibir "Mandi ingin ikut?"

Harry memandang Ron dengan datar. Ron tergelak melihat itu, ia kembali melanjutkan jalannya menuju kamar mandi. "Aku akan menyalin punyamu saja Harry."

....

Pansy pulang kerumah berniat mengambil gaun pesanannya untuk pesta dansa nanti malam. Ia terkejut ketika melihat ayah dan ibunya duduk di ruang tamu seperti memang sudah menunggu kedatangannya.

"Mom, Dad?" Pansy terheran-heran ayah dan ibunya memiliki waktu sibuk sehingga selalu tidak ada di rumah, tiba-tiba pagi-pagi sekali mereka sudah ada di rumah.

"Pansy akhirnya. Kami sudah menunggumu dari tadi, ada yang ingin ayah sampaikan" ayah berjalan menuju Pansy, menuntunnya ke suatu tempat seperti ingin menunjukan sesuatu. Firasat Pansy sudah tidak enak.

"Ayah aku harus segera kembali ke sekolah." Ia harus segera keluar dari rumah.

"Hanya sebentar Pansy ayo" sekarang ibunya ikut menuntun Pansy menuju jaringan Floo.

"Kita akan pergi kemana?" tanya Pansy mencoba untuk tetap tenang. Ayah dan ibunya tidak menjawab pertanyaanya.

Diambilnya sejumput serbuk floo dan api hijau melahap mereka bertiga.

....

"Malfoy manor?" cicit Pansy melihat ruangan besar di depannya.

"Ayo Pansy." lagi-lagi dirinya diseret oleh kedua orang tuanya menuju sebuah ruangan gelap.

Jantung Pansy berpacu cepat melihat sosok mengerikan duduk di kursi ujung seperti pemimpin. Sebuah ular besar berliuk-liuk mendesis penuh ancaman. Semua pandangan orang-orang asing tertuju kepadanya.

Satu orang dikenal Pansy diantara mereka yaitu Draco Malfoy dan keluarga Malfoy.

Wajah Draco seperti orang frustasi dan tertekan.

"Tuan ini adalah putri tunggal kami mulai saat ini dia akan menjadi pengikut anda."

Mendengar perkataan ayahnya seketika nafas Pansy terasa sesak.

Ayah berniat menjadikannya pengikut Voldemort?!

Mana sudi ia melakukan hal itu. Jika orang tuanya ingin menjadi pemuja pangeran kegelapan cukup mereka saja. Jangan bawa-bawa dirinya.

Otak Pansy masih waras. Mengikuti Voldemort sama saja cari mati.

"Tidak! Aku tidak mau!" pekik Pansy lantang di sunyinya ruangan, berhasil membuat ayah dan ibunya panik dengan keberanian Pansy ini.

Ibu Pansy menarik tangan Pansy dengan kasar, sehingga membuat diri Pansy terhuyung ke samping.

Ia berbisik di telinga anaknya itu dengan nada rendah dan tajam. "Sikap seperti apa itu, kau sadar di depan kita itu siapa!"

"Lalu?" jawab Pansy begitu lantang tidak ada rasa takut dalam dirinya. Perdebatan keluarga Parkinson menjadi bahan tontonan oleh para Death eaters lain.

"Jika kalian ingin memuja pangeran kegelapan maka lakukanlah aku tidak peduli! Asalkan kalian jangan pernah melibatkan diriku dalam hal ini" tangkas Pansy.

Dirinya lelah diperlakukan seperti boneka oleh orang tuanya.

"Kau! Berani-beraninya berbicara seperti itu!" Bellatrix lestrange mencengkram rahang Pansy dengan kasar. Pansy memandang tajam Bellatrix.

"Bellatrix kembali ke tempatmu" perintah Voldemort. Bellatrix tidak setuju Pansy harus diberikan pelajaran terlebih dahulu agar tidak kurang ajar pada tuannya.

"Maaf atas ketidak sopanan yang dilakukan putri saya tuan" tuan Parkinson menundukkan kepala "Biar saya sendiri yang memberikan hukuman padanya" tuan Parkinson memandang sinis Pansy.

"Baiklah aku beri izin" ujar Voldemort menyeringai.

Tuan Parkinson mengangkat tangannya tinggi lalu memukul keras pipi Pansy hingga menimbulkan suara.

Plak!

Plak!

Plak!

Plak!

Plak!

Sekitar lima kali pipi Pansy ditampar dengan keras. Sudut bibirnya bahkan sampai robek. Draco melihat sahabat perempuannya diperlakukan seperti itu hanya dapat prihatin tidak bisa membantu Pansy karena ia sendiri dalam posisi yang rumit.

"Kau ingin keluarga orang dicintaimu itu selamat? Maka turuti perintahku"

sudah Pansy duga orang tuanya mana mungkin tidak tahu akan hubungan masa kecilnya dengan Ron.

Mata Pansy mengeras ia berjalan melangkah menuju pangeran kegelapan.

Voldemort menyeringai senang melihat Pansy menghampiri menyodorkan tangannya. Voldemort mengarahkan tongkatnya ke lengan Pansy. Sebuah tato bentuk tengkorak yang mengeluarkan ular dari mulut sebagai tanda bahwa Pansy telah sah menjadi Death eaters.

"Welcome Pansy" Voldemort tersenyum miring ke arah Pansy. Gigi Pansy mengerat seperti menahan amarah, perempuan itu berbalik dengan langkah kaki cepat meninggalkan ruangan tidak peduli lagi dengan orang-orang disana.

...

Pansy membanting pintu kamar dengan keras sehingga menimbulkan suara yang terdengar sampai telinga para peri rumah.

Semua barang-barang di kamar Pansy lempar ke lantai untuk melampiaskan rasa amarah dalam dirinya. Pansy berjalan ke kamar mandi dinyalakannya air kran dari wastafel. Pansy berusaha sekuat tenaga menghapus tanda di lengannya menggunakan air, terus menggosok-gosok tangannya itu hingga memerah. Tetap saja tanda death mark di tangannya tidak ingin hilang.

Pansy menangis dengan keras, kakinya sudah lemas terjatuh di atas lantai kamar mandi. Sebelah tangannya lagi masih tetap memegang lengan bertanda Death mark.

"Ron pasti akan membenci hal ini." ucap Pansy terisak dengan tubuh gemetar.

[Tbc]







Continue Reading

You'll Also Like

30.4K 1.8K 14
Mikasa Levi - Mikasa Eren Rated M (pembaca di bawah umur harap mundur) Setting Canon. Banyak time skip. OOC maybe, silakan menilai sendiri. "Mikasa b...
114K 11.3K 27
📍 Mature for Language Content 📍 SETIAP SERIES BERBEDA JALAN CERITA PDF READY!!!! Sakura hanyalah seorang karyawan dibagian desain. Ia bekerja di se...
66.5K 2.7K 13
Uzumaki Naruto adalah seorang pengawal kerajaan dari kerajaan Amesthys, Dia pengawal yang selalu diandalkan oleh Raja Hiashi karena kegesitannya dan...