Kuanta (End)

By WinLo05

49.6K 9.6K 2.1K

Kuanta merupakan novel Fiksi Ilmiah-Fantasi yang menggambarkan tentang keberadaan dunia paralel. Ketika hanya... More

Salam
Chapter 1 - Suku Un
Chapter 2 - Hyperspace
Chapter 3 - SHAREit
Chapter 4 - Dimensi f3
Chapter 5 - Paralel 2728
Chapter 6 - Hukum Gravitasi
Chapter 7 - Over Power
Chapter 8 - Aljabar
Chapter 9 - Termodinamika
Chapter 10- Usaha dan Energi
Chapter 11- Labor OV
Chapter 12 - Gelombang elektromagnetik
Chapter 13 - Fisika Dasar
Chapter 14 - RADAR
Chapter 15 - Monster Stormi
Chapter 16- Sinar Gamma
Chapter 17 - Dilatasi Waktu
Chapter 18- Gaya Normal
Copyright Si Maniak Fisika
Chapter 19 - Gaya Implusif
Chapter 20- Bunyi
Chapter 21- Arus Listrik
Chapter 22 - Energi Kinetik
Chapter 23- Sinar Inframerah
Chapter 24 -Kekekalan Energi
Chapter 25 - Kinematika
Chapter 26- Vektor
Chapter 27- Jenis Energi
Chapter 28- Energi Kalor
Chapter 29- Atom
Chapter 30 - Gerak Lurus
Chapter 31 - Indranila
Chapter 33- Zombie
Chapter 34- Libra
Chapter 35 - Vaksin
Chapter 36- Dewa Naga
Chapter 37- Kinematika
Chapter 38- AIR & SHAREit
Chapter 39- Cosmic
Chapter 40- End
Chapter 41 - Regenerasi Sel
Chapter 42- Laju Perambatan
Chapter 43- Gerak Melingkar
Chapter 44- Wifi
Chapter 45- Hukum I Kirchhoff?
Chapter 46 - Pertemuan
Chapter 47- Final
Atom

Chapter 32- Aplikasi AIR

511 143 63
By WinLo05

Sagi tidak bisa berpikir jernih. Kekuatan sihir tidak bisa berlaku di area hyperspace. Itu area netral, darah terus mengalir dari punggung Sagi, walau tidak sederas saat Gareen menebas.

Sang Kaisar telah berusaha sekuat tenaga menggunakan tipe healing magic untuk dirinya sendiri. Kendati demikian, dia cemas memikirkan keadaan Fisika.

Izar berusaha membuka tas dan mengacak-acak ramuan yang berguna. Sebotol cairan bening ia paksa Sagi untuk meminumnya. Luka sabetan di punggung Sagi cukup lebar dan dalam hingga hampir mencapai bagian otot.

Sagi tergeletak tidak berdaya menatap Izar.

"Brengsek lo!" Sagi memaki di antara deru napas yang tidak normal. "Bagaimana caranya Fisika ke sini tanpa kita berdua, huh?"

"Bigbos adalah prioritas utama dalam protokol kekaisaran. Gue cuma bisa bawa Bigbos." Izar berkilah dengan berusaha menutupi luka di punggung Sagi. Ia menuang ramuan lain dengan warna hijau pekat. Cairan tersebut sedikit membantu. Setidaknya akan membantu Sagi bertahan sampai Malakai.

"Ini jenis bilah dengan mana yang misterius. Terlalu tajam dan mengoyak tubuh seperti memotong keju."

"Gigi siluman," seru Sagi. Ia bisa merasakan bekas mana dari pedang milik Gareen. "Pedang itu mempunyai kemampuan yang sangat unggul dengan pedang higanbana milik gue."

Izar terdiam dan Sagi mulai merasakan kepalanya terasa berat. Dia tidak bisa tertidur sebelum Fisika berhasil pulang. Koneksi mereka terputus dan pesan telepati tidak dapat dilakukan.

.
.
.

Fisika merasa nyeri yang sangat hebat dibalik punggungnya. Mulutnya penuh darah yang keluar saat ia terbatuk-batuk. Fisika seperti mau mati menahan nyeri dari luka yang tidak berdarah tersebut.

Ia menduga bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada Sagi. Fisika tidak ingin menangis dan merasa cengeng. Ia berusaha bangun dan bangkit untuk membebaskan dirinya sendiri.

"Masih di sini?" Onna berkomentar sarkas. Di sisinya, berdiri Gareen dengan pakaian yang terkoyak-koyak di beberapa bagian.

"Apa benar kalian sepasang kekasih? Mengapa dia meninggalkanmu sendiri di sini?"

Gareen melirik pada Onna agar membuka segel di pintu penjara. Dengan melambaikan tongkat sihirnya, terdengar bunyi klek dan pintu terbuka ke arah dalam.

Sang Putra Mahkota pun berjalan mendekati Fisika. Ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam saku celana dan menyeka area sekitar mulut Fisika yang penuh darah.

"Kalau gue di dunia fiksi. Lo pasti bakal bunuh gue atau melakukan sesuatu yang lain," ujar Fisika lirih. Di kondisi seperti ini pun, ia masih sempat melakukan halu ala seorang penulis fantasi.

"Aku tidak mengerti dengan gaya bicaramu. Tapi kau tidak akan kubunuh, sudah kubilang ... sejak awal aku cukup tertarik padamu."

"Menjadi selir?" Fisika menggeleng. "Gue enggak mau! Selir itu gelar rendahan di seluruh kerajaan."

"Lalu bagaimana? Kau ingin jadi ratuku? Tapi bagaimana bisa? Kursi ratu hanya diisi oleh keturunan ningrat."

Alis Fisika bertaut bingung. Pria ini terlihat seperti karakter pemeran antagonis yang senang mengoleksi wanita cantik dengan pesonanya.

Dia ingin bertanya di mana keberadaan Sagi, jika yang dikatakan Gareen benar bahwa Sagi pergi tanpa membawanya. Hati Fisika akan patah seperti cokelat batang.

Tubuh Fisika gemetaran. Gareen pun refleks untuk menyentuh Fisika. Sekonyong-konyong, ia merasakan sebuah sengatan yang membuatnya tersetrum.

"Yang Mulia!" Onna bergerak panik dan memeriksa kondisi tangan Gareen. Dia terlihat sangat cemas. "Energi sihir pria tadi bercampur dengan wanita ini. Pria itu meninggalkan sejenis pelindung yang mencegah laki-laki mana pun untuk menyentuhnya. Jenis sihir cinta."

"Buahahahahah." Tawa Gareen meledak. Dia tidak menduga ada laki-laki yang begitu sejati mencintai satu wanita demi membuat sihir seperti itu.

Fisika berpikir cepat. Jika Sagi pergi, artinya ada Izar yang ikut bersamanya dan kemungkinan besar mereka akan singgah selama 10 menit di hyperspace. Golden time yang dimiliki Fisika terus berjalan. Mendadak, sebuah lampu pijar menyala di kepalanya.

Fisika merogoh ponsel yang tersimpan dari dalam mana. Ia menekan layar ke arah aplikasi AIR. Fisika menekan tombol restart. Dia punya rencana dan rencana tersebut hanya akan berhasil dalam satu kali percobaan. Lalu dia pun berdoa di dalam hati.

Kepada Dewa yang menghuni dunia ini. Gue enggak tahu, bahwa Anda ini Dewa  jenis apa. Tapi kumohon bantu gue.

Teruntuk Dewa Naga, tolong bantu calon mantu mu ini. Walau kita berbeda paralel. Tapi gue suka banget sama naga dan gue pacaran dengan manusia naga. Plis bantu gue, plisss.

"Apa yang kau lakukan?"

Onna menatap heran pada ponsel yang dipegang Fisika. Jenis benda sihir asing yang menampilkan layar yang begitu menarik.

Ada sesuatu yang bergerak seperti kurva dalam garis berwarna hijau. Radar AIR bekerja. Dengan kemampuan yang baru ia dapatkan tadi.

Fisika menangkap gelombang elektromagnetik milik Gareen dan Onna dari kemampuan mengendalikan mana. Lalu ia masukkan ke dalam sistem pencarian aplikasi AIR. Terdengar aneh memang, tetapi gelombang elektromagnetik yang ditangkap Fisika berhasil.

Tampilan layar mencoba menganalisis gelombang tersebut. Fisika tersenyum lebar.

"Berhasil?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.

Onna bergerak ingin mengambil ponsel tersebut dari tangan Fisika. Ia menyadari bahwa benda tersebut mulai menghisap energi sihir dirinya dan sang Pangeran.

Fisika pun bergerak mundur sekuat tenaga. Ia menyembunyikan ponsel dalam dekapan erat-erat. Onna memaksa, dia tahu bahwa Fisika cukup lemah untuk bertindak dan sekonyong-konyong. Wanita tersebut terbelalak melihat Fisika lenyap ke dalam udara kosong.

.
.
.

"Aerglo!"

Seorang wanita beruban dengan gaun sutra bertipe maxi dress berwarna hijau tosca dengan lapisan renda berwarna putih. Berlari-lari cemas menyusuri ruang perawatan kekaisaran.

Di depan pintu, hampir dua puluh Kesatria Sihir berjaga. Mereka memberi hormat pada sang Ibu Suri. Wanita itu terus berlari mengacuhkan keberadaan mereka.

"Oh, putraku!"

Di atas ranjang seukuran king size. Berbaring Sagi dengan tangan dialiri selang infus. Di sisi tempat tidur, berdiri menunduk Izar dengan wajah pucat pasi.

"Mannal!"

"Ibu!"

Seorang wanita mendadak menghalangi pandangan Ibu Suri. Dia mengenakan dress bertipe A-line. Jenis busana yang memiliki potongan sempit di bagian atas dan melebar di bagian bawah hingga mencapai bawah lutut. Rambutnya disanggul rapi ke atas.

"Dia sedang beristirahat. Jangan ganggu Aerglo."

"Minggir, Alora! Ibu ingin melihat Aerglo."

Alora yang merupakan kakak perempuan Sagi tidak bergeming dari tempatnya. Ia menghadang Ibu Suri dan mendorongnya paksa untuk keluar dari kamar.

"Mannal!" Dia menunjuk Izar. "Apa yang kubilang waktu itu, huh? Jaga Baginda dengan baik. Sedikit goresan di tubuhnya. Nyawamu akan kuhabisi."

Izar hanya bisa berlutut dengan satu kaki sebagai penumpu. Tidak ada satu kata pun yang keluar. Dia tidak ingin membela diri. Apa yang terjadi pada Sagi adalah salahnya.

"Ibu! Tenangkan dirimu. Aerglo akan segera siuman. Dia baik-baik saja. Sekarang, kembalilah ke kamar. Elf akan menemani, Ibu. Aku dan Izar akan mengurusnya. Apakah Ibu bisa melakukannya? Aerglo butuh istirahat."

Ibu Suri menghela napas panjang. Ia melirik sangar pada Izar dan melembut saat melihat Sagi yang terbaring lemah. Alora pun menuntun Ibu Suri ke luar kamar. Ia memangill pelayan dan meminta pelayan tersebut untuk mengantar Ibu Suri.

"Jadi," tanya Alora saat hanya ia dan Izar yang kehilangan semangat hidup.
"Gadis itu terpental ke dunia paralel lain?"

Izar mengganguk pasrah. Setelah diamuk Ibu Suri. Saat Sagi terbangun, Sagi akan mencincangnya menjadi kornet dan memberikan potongan tubuhnya pada Eletron, Proton dan Neutron yang berada di kandang.

"Benar Yang Mulia," jawab Izar dengan nada suara yang cukup terpukul. "Hamba tidak bisa melakukan apapun demi menyelamatkannya. Entah di paralel berapa Fisika berada. Hamba yakin, saat Baginda terbangun. Dia akan berusaha menyelamatkan Fisika. Wanita yang telah Baginda klaim sebagai belahan jiwanya."

____///_/___
Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.1K 427 17
"Semua peri memiliki sayap dan kekuatan. Mengapa aku tidak?" - AINA KACA🦋 🌼🌼 Sameer, seorang pria yang baru saja patah hati, terjebak di alam lain...
988 183 9
Menyimpan rahasia selama bertahun-tahun memang menyakitkan, tetapi akhirnya rahasia yang dipendam sendirian bisa ia curahkan agar sekian rasa menggan...
75.1K 4.7K 40
Coba bayangkan kalau di Indonesia ada sekolah sihir seperti Hogwarts? Yap, di sini Lo akan menemukan SMA Diwangka sebagai SMA Sihir... Gimana? Tertar...
3.2K 521 9
[Science Fiction - Psychological - Action] Rune Revenmar baru saja terpilih menjadi Presiden Dewan Siswa di sekolahnya; Royal Air Academy. Banyak sek...