Dalam Setiap Lafal (TERBIT)

By She4aan

2.4M 386K 11.5K

Judul awal : Aroon (MoodBooster) Menghafal 30 Juz Al-Qur'an dalam waktu satu bulan? Bagaikan induk ayam yang... More

Prolog
1. Chapter satu
2. Chapter Dua
3. Chapter Tiga
4. Chapter Empat
5. Chapter Lima
6. Chapter Enam
7. Chapter Tujuh
8. Chapter Delapan
9. Chapter Sembilan
10. Chapter Sepuluh
11. Chapter Sebelas
12. Chapter Dua Belas
13. Chapter Tiga Belas
14. Chapter Empat Belas
15. Chapter Lima Belas
16. Chapter Enam Belas
17. Chapter Tujuh Belas
18. Chapter Delapan Belas
19. Chapter Sembilan Belas
20. Chapter Dua Puluh
21. Chapter Dua Puluh Satu
22. Chapter Dua Puluh Dua
23. Chapter Dua Puluh Tiga
24. Chapter Dua Puluh Empat
25. Chapter Dua Puluh Lima
26. Chapter Dua Puluh Enam
27. Chapter Dua Puluh Tujuh
28. Chapter Dua Puluh Delapan
29. Chapter Dua Puluh Sembilan
31. Chapter Tiga Puluh Satu
32 . Chapter Tiga Puluh Dua
33. Chapter Tiga Puluh Tiga
34. Chapter Tiga Puluh Empat
35. Chapter Tiga Puluh Lima
36. Chapter Tiga Puluh Enam
37. Chapter Tiga Puluh Tujuh
38. Chapter Tiga Puluh Delapan
39. Chapter Tiga Puluh Sembilan
40. Chapter Empat Puluh
41. Chapter Empat Puluh Satu
42. Chapter Empat Puluh Dua
43. Chapter Empat Puluh Tiga
44. Chapter Empat Puluh Empat
45. Chapter Empat Puluh Lima
46. Chapter Empat Puluh Enam
47. Chapter Empat Puluh Tujuh
48. Chapter Empat Puluh Delapan
49. Chapter Empat Puluh Sembilan
50. Chapter Lima Puluh
51. Chapter Lima Puluh Satu
52. Chapter Lima Puluh Dua
53. Chapter Lima Puluh Tiga
54. Chapter Lima Puluh Empat
Epilog
Lapak Carel
INFO TERBIT
H-1 PO
OPEN PO

30. Chapter Tiga Puluh

45K 7K 156
By She4aan

Zein menatap takjub oleh-oleh yang berada di atas lantai. Beberapa pakaian merk ternama, makanan, souvenir dan masih banyak lagi.

"Banyak banget," gumam wanita itu lalu menoleh ke arah Aroon.

"Sedikit."

"Maksudnya?"

"Biasanya mamah kasih dua koper. Satu koper isi makanan, satu koper isi baju baru. Tapi, kenapa kali ini cuma satu?" ucap Aroon menerawang.

"Alhamdulilah, Zawji."

Aroon menoleh, tersenyum singkat, "Iya, Alhamdulilah."

Pria berambut pirang itu memicingkan mata ketika melihat sesuatu di antara baju-baju tadi. Matanya seketika membola lalu dengan segera mengambil benda tersebut, membuat Zein terkejut.

"Kenapa?"

"Enggak," jawab Aroon menggeleng. Pria itu menyembunyikan benda tadi di belakang tubuhnya.

"Itu apa?" tanya Zein penasaran.

"Bukan apa-apa."

"Mau lihat," ujar Zein lalu mendekat.

Aroon menggeleng, masih dalam keadaan duduk. Pria itu kemudian memundurkan tubuh.

"Lihat."

"Nggak."

"Kenapa? Cuma mau lihat sebentar," tanya Zein penasaran.

"Nggak boleh."

"Lihat nggak?"

Zein tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, wanita itu jatuh di atas tubuh Aroon yang kini terlentang di lantai. Membuat keduanya mematung untuk beberapa saat.

"Mau lihat," keukeh Zein.

Aroon menggeleng, semakin mempererat pegangan pada benda di belakang tubuhnya.

"Lihat sebentar."

Tangan Zein merambat, merebut paksa benda yang ada di belakang tubuh Aroon. Zein kembali mengubah posisinya menjadi duduk setelah berhasil merebut benda tadi.

Mengangkat benda di tangannya tinggi, dengan kening mengkerut. Kolor bergambar Dora.

"Punya siapa?"

Aroon menggeleng, "Nggak tau," ucapnya mengalihkan pandanganya.

"Punya kamu?"

"Nggaklah, itu kan masih baru. Mana mungkin punya aku."

"Oleh-oleh buat kamu, mungkin."

"Yakali."

"Terus, masak buat aku," ujar Zein tidak percaya.

"AROON, KOLOR YANG GAMBAR DORA ADA DI KOPER PALING BAWAH."

Mampus, kenapa Mamahnya justru berteriak seperti itu?

"Ha, ah iya Mah, makasih," sahut Aroon dari dalam kamar.

Pria itu menatap Zein yang kali ini tidak ber-ekspresi. Malu, definisi yang dapat menggambarkan Aroon kali ini.

"Punya kamu kan? Kenapa nggak bilang?"

"Kenapa emang?"

"Ya nggak apa-apa," jawab Zein seadanya.

Tangan Zein dengan lihai lalu melipat kolor bergambar Dora itu.

"Ilfil nggak?" tanya Aroon hati-hati.

"Kenapa harus ilfil?"

"Ya, ya nggak tau. Udah, aku mau mandi."

"Tunggu."

Aroon menghentikan langkah ketika Zein memanggilnya. Pria itu menoleh, menunggu ucapan yang akan keluar dari mulut istrinya.

"Kolor Doranya ketinggalan."

Sumpah demi apapun, Aroon sangat malu kali ini. Apalagi melihat ekspresi Zein yang berusaha mati-matian untuk tidak menyemburkan tawa.

Berjalan tergesa, Aroon mengambil kolor tadi lalu masuk ke kamar mandi.



***

PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN






Continue Reading

You'll Also Like

205K 30.7K 27
- After : Coldest Prince - (A) Family, ini berkisah tentang Zaidan, Adysha beserta anak-anaknya. Tentang kehidupan mereka setelah menikah dan mempuny...
12.6K 8K 54
Pada dasarnya semua orang mendapatkan hidayah itu. Pada satu titik dalam kehidupannya, setiap manusia di dunia pada dasarnya pernah berpikir tentang...
2.5M 236K 47
Tentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setia...
242K 13.7K 34
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...