Kutukan [Tamat]

By cindyrahma_22

1.9K 1.1K 656

Belajar dari kesalahan lalu bertindak menjadi lebih baik itu suatu nilai fositip, nasi sudah menjadi bubur ti... More

Bab 1
Cast
BAB 2
BAB 3
Bab 4
Chapter 5
~6. Selamat~
~7.pulang~
~8.Perdebatan di Kelas~
9.Peneroran 1
10.Terror 2
11.Terungkap
12. Jebakan
13.Masuk perangkap
14. Proses Kejadian
15. Kejadian demi kejadian
16. Menghilang
17. Melakukan Pencarian
18. Melanjutkan pencarian
19. Rip Aditya Nugroho
20. Masuk Sekolah 3 SMA
21. Mimpi
22. Berhayal Untuk Masa Depan
Chapter 23. 50:50
Chapter 25. Tunggu Aku!
Chapter 26. Di Ajak Liburan
Chapter 27. Komunikasi dengan Dia??
Chapter 28. Mengapa Bisa?
Chapter 29. Aroma Caramel
Chapter 30. Kebalikan
32
33
34
35
Chapter 36
37
3% : 1%
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46.
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Tamat

Chapter 31. Deskripsi

14 3 13
By cindyrahma_22

"Nal hari inikan aku mau antar kamu pulang, terus aku mau kenal lebih dalam dengan orang tuamu. Kamu santai aja kami semua akan ikut, biarkan mereka semua menjadi saksi bahwa kita ini benar-benar serius."

"Daniel kamu benar-benar membuatku terbang di bawa oleh kupu-kupu. Aku merasa ada kehidupan lagi hatiku ini, dan yah semua teman-temanku terimakasih sudah selalu ada dan suka menolongku."

"Sama-sama kita semua sahabat sampai mati."

"Ahh terharu, kita semua akan segera lulus jangan lupakan kebersamaan kita ya!"

"Tidak akanku lupakan!"

Jam pelajarn sudah di mulai, semua siswa dan siswi fokus ke papan tulis yang ada di depan. Nala yang bisa melihat makhluk yang tak kasat mata dia melihat Caramel sedang duduk di atas meja guru.

Namun, Nala tidak menghiraukannya dia kembali fokus ke papan tulis saja. Namun sikap dan kelakuan Caramel yang semakin lama semakin ngelunjak membuat Nala emosi.

"Oh sebentar pak saya sebagai sekertaris di kelas ini, biarkan saya saja yang menulis bapak tinggal duduk saja di meja bapak." perintah Nala.

"Apa Nala? Duduk ya di kursi."

"Tidak Pak! Di atas meja saja, biar sejajar begitu kita semua mengizinkannya, ayo Pak duduk saja cepat."

Guru itupun menuruti apa kata Nala. Nala tersenyum kemenangan karena Caramel yang dari tadi berada di meja kini dia menjadi berdiri di samping Nala. Spidol merah yang tadi di mainkan oleh Caramel, langsung di rebut oleh Nala.

"Bapak saya menulis menggunakan spidol merah saja ya, biar mempunyai warna baru begitu."

"Terserah kamu saja."

Nala pun mulai menulis semua materi yang akan di sampaikan ke teman-temannya. Sebenarnya Nala tidak mau melakukannya, namun saat dia melihat kelakuan Caramel yang membuatnya geram akhirnya rasa malas itu Nala lawan.

Caramel memandang Nala dengan tatapan kesal, namun apa boleh buat dia hanya diam  saja dan memandang semua jajaran meja yang tersusun rapih.

Akhirnya Caramel menemukan satu ide, dia langsung saja pergi dan mulai duduk di kursi Nala yang kosong. Meja Nala sangat dekat sekali dengan meja Daniel. Caramel terus saja memandang Daniel seketika dia menyentuh tangan kekarnya Daniel. Seketika Daniel langsung merinding namun dia tidak memperdulikannya, dia hanya fokus ke depan papan tulis karena ada Nala.

Hampir 30 menit Nala menulis di papan tulis, akhirnya dia selesai. Lalu dia melihat Caramel di sampingnya namun tidak ada, pada saat melihat bangkunya yang kosong ternyata Caramel menempati kursinya dan yang lebih parah Caramel terus mengganggu Daniel, Nala tidak tinggal diam dia langsung bertindak.

"Oh iya Pak, menulis sudah selesai dan Bapak sekarang duduk saja di kursi yah. Takutnya ada guru lain atau murid lain yang melihat bapak duduk di meja."

"Ah iya,"

Bisa-bisanya Guru mengikuti perintah anak didiknya.

Nala langsung saja duduk di kursinya membuat Caramel terganggu dan terjatuh. Nala langsung memasang wajah sinisnya, lalu dia berkata.

"Aduh maaf yah buku aku jadi ternodai sama tanganku yang hitam karena terkena tinta hitam, ah iya makanya kamu jadi buku jangan nyebelin yah jadinya begini deh tau rasa kan kamu?"

"Eh Nala kamu lagi ngomong sama buku atau nyindir si?"

"Dua-duanya apa? Gak suka? Serah akulah, mau-mau aku saja. Oh iya aku pinjam yah buku kamu nanti Daniel aku belum mencatat yang sudah tadi aku tulis di depan papan tulis."

"Siap! Ini ambil saja," ucap Daniel sambil memberikan senyumannya.

"Terimakasih." ucap Nala.

Bubarlah jam pelajaran, waktunya pulang. Pada saat di parkiran Jesi mulai menanyakan satu hal yang membuat dia penasaran karena dia tau ada hal yang di sembunyikan.

"Eh Nala pas tadi kamu selesai menulis di papan tulis, kamu duduk lalu kamu seperti menyindir begitu. Ucapan kamu itu tidak sesuai pada saat buku kamu jatuh, kamu itu terkena tinta merah bukan hitam." ucap Jesi.

"Astaga! Sahabat aku ini begitu teliti dan peka sekali yah. Aku kesal, kamu tau alasan aku tiba-tiba ingin menulis di papan tulis? Itu karena aku mau nyuruh Pak Samsul untuk duduk di meja, karena apa? Aku sebel ih liat kelakuan Caramel yang nyebelin. Lalu pas tadi aku duduk dan mengeluarkan kata sindiran kamu tau? Caramel itu duduk di kursi aku, terus dia itu mengganggu Daniel. Tidak sopannya pipi Daniel dia sentuh makanya aku langsung duduk dan menjatuhkan buku." jelas Nala.

"Apa? Pipi aku di sentuh Caramel? Kamu tidak salah? Pantas saja aku tiba-tiba merinding. Awalnya tangan aku yang merinding terus pipi, lalu muka aku ih ngeri." ucap Daniel.

"Daniel?!" ucap Nala terkejut.

"Oh ya, kamu sekarang bisa melihat makhluk tak kasat mata ya?"

"Sebenarnya iya, maaf aku tidak bercerita banyak."

"Oh gapapa."

"Oh ya, sekarang apakah Caramel ada di sekitar kita?" tanya Jesi.

"TIDAK!" ucap Nala.

"Oh iya kalau begitu."

Nala dengan sengaja dia berhohong karena jika teman-temannya tau mereka akan terus bertanya. Namun Nala tidak mengatakan apapun dalam hatinya, karena sudah pasti nanti Jesi akan mengetahuinya.

Akhirnya sesuai rencana mereka pergi ke rumah Nala. Berniatan untuk belajar bersama, dan bermain bersama. Kebetulan orang tua Nala sedang tidak ada di rumah, karena mendadak pergi ayahnya Nala ada urusan kantor ke luar kota selama 2 minggu. Sehingga pertemuan antara Daniel dan orang tuanya Nala harus tertunda dulu, mereka pun melanjutkan tugas-tugas sekolahnya yang belum selesai semuanya.

"Aku tau Caramel selalu mengikuti kamu Nala," ucap Jesi.

"Tapi tidak setiap saat dia berada di sisiku," jawab Nala.

"Apa tujuan Caramel selalu mengikutimu Nala?" tanya Daniel.

"Aku tidak tahu apa keinginannya, karena aku tidak bertanya apa-apa. Dan iya pasti ada hubuhangannya dengan Aditya."

"Yah aku tau dia mantannya."

"Haha, gausah cemburu juga kali Santi."

"Gak ko, aku udah ikhlasin Aditya. Tapi sebenarnya ikhlas itu bohong, aku hanya membiasakan diri tanpa dia dan akhirnya yah aku terbiasa tanpa dia. Meski rindu selalu datang tanpa aku undang."

"Aaaaaaaa" mereka saling berpelukan.

"Makasih ya sampai detik ini kita masih bisa bersama-sama, namun apapun yang terjadi nanti kedepannya pasti itu yang terbaik."

"Iya aku juga merindukan kehidupan kita sebelum kita terkena kutukan."

"Sama aku juga,"

"Eh kalian mau tau? Wajah Caramel seperti apa? Nanti aku gambar." ucap Nala.

"Aku mau tahu. Apakah Caramel tidak akan marah jika wajahnya kamu gambar Nala?"

"Tidak, nanti aku akan meminta izin kepada dia."

"Ini kira-kira seperti ini,"

"Eh Nala, kapan kamu meminta izin kepada Caramel?"

"Dalam hati."

"Cepat sekali kamu menggambar, aku kira tadi kamu pergi ke dapur mau apa."

"Gak tadi aku gambar ini, tapi kalian tidak tahu saja. Yang aku kasih warna merah itu adalah darah yang sudah mengering, akibat benturan keras saat Caramel terjatuh dari gedung sekolah waktu itu. Warna dia merah, aku sengaja menggambar tidak terlalu mirip karena takut saja jika kalian menjadi penakut."

"Gila...."

"Apa yang gila?"

"Nggak kece banget besti gue bisa liat setan."

"Heh!"

"Ups... maaf yah, Caramel."

"Ah sudahlah jangan begitu, nanti aku ceritakan lebih dalam oke. Sekarang kalian pulang saja, takut orang tua kalian khawatir. Aku sama Caramel aja di rumah, dia baik selalu nemenin aku meski wajahnya serem hahaha."

"Eh dasar,"

"Byee...."

"Hati-hati."

Continue Reading

You'll Also Like

15.5K 1.6K 10
Sampul bukan milik pribadi By @pinterest ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Senyum manis dan wajah yang lucu begitu menggemaskan. Namun mengapa yang ia da...
7K 886 15
Bagaimana jika karena kebaikan hati Xiao Se, Lei Wujie, dan Wuxin mereka dapat bertemu dengan orang orang dari masa lalu. Apakah dengan terlahirnya o...
278K 28.6K 129
seorang gadis bernama (name) berparas cantik serta memiliki otak yang pintar. rambut bewarna surai platina yang diikat oleh dua pita bewarna merah se...
5.1M 541K 54
Dia Cessie Bernadet, gadis yang entah mengapa membenci tokoh protagonis di semua novel. Dia si pembela garis keras tokoh antagonis. Namun bagaimana...