Garis Takdir [END]

By naadalh

1.5M 110K 7.8K

[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 in teenfiction (09/04/22) #1 in g... More

Prolog
01|| Awal
02 || Gencar
03 || Rahasia
04 || Perubahan Rissa
05 || Masalah
06 || Kenyataan
07 || Terbongkar
08 || Bunda
09 || Kehidupan Baru
10 || Zean atau Akra
11 || Keysha Berulah
12 || Insiden
13 || Dukungan atau Ancaman
14 || Bertemu
15 || Benci tapi Cinta
16 || Gavin vs Gio
17 || Perihal Rasa
18 || Mengejutkan
19 || Kael Keysha
20 || Gosip
21|| Pelaku
22 || Kabar buruk
23 || Kematian
24 || Asing
25 || Masa Lalu
26 || Sahabat Kecil
27 || Peduli?
28 || Putus
29 || Sekali Lagi
30 || Confidential
31 || Gudang
32 || Suka
33 || Senyuman Berharga
34 || Rasa Sakit
35 || Peringatan
36 || Topeng
37 || Malaikat Baik
38 || Kerja Sama
39 || Kesempatan
40 || Taruhan
41 || Kekecewaan Zean
42 || Aishell A. Razena
43 || Kedekatan Rakael dan Sisil
44 || Tamu pagi hari
45 || Berubah
46 || Pilihan
47 || Ketakutan Keysha
48 || Surat
49 || Celia's Birthday
50 || Insiden tak terduga
51 || Hancur
52 || Hal aneh
53 || Baikan?
54 || Kecelakaan
55 || Penyakit Zean
56 || Hari bahagia
57 || Selamat jalan sang pemenang
58 || Tabrakan
59 || Positif
60 || Tanggung Jawab
61 || Penolakan
62 || Wedding Day
64 || Perhatian dan Usaha
65 || Dangerous Night
66 || Mastermind of Trouble
67 || Ketakutan Gavin
68 || Dalang dari masalah
69 || Luka dan Penyembuhnya
70 || Dia, pergi
71 || Amnesia
72 || Mengingat
73 || Penculikan
74 || Anak Kembar
75 || Berpisah?
76 || Mau kamu
77 || Let's break up
78 || I fucking love you
79 || Terciduk
80 || Liburan
81 || Pantai
82|| Keinginan Keysha
83 || END

63 || Maaf

19.5K 1.4K 63
By naadalh

"Memaafkan mu adalah satu keputusan yang sulit disaat hati masih menginginkan mu."

-Amora Keysha Maurani-


Haii

Happy reading cantik<3

---->•<----

Proses pernikahan Keysha dan Gavin sudah selesai beberapa jam yang lalu. Semuanya berjalan dengan baik dan lancar. Meski tamu undangan hanya di hadiri oleh kerabat dekat dari dua pihak keluarga besar juga teman-teman Keysha dan Gavin, tapi rasa bahagia penuh haru itu masih tetap terasa. Terlebih Safina, ibu dua anak itu masih saja meneteskan air matanya.

Entah itu bahagia atau malah rasa sakit yang Safina rasakan. Hari ini, wanita paruh baya itu melepas sebagian tanggung jawabnya kepada Keysha. Terlepas dari itu, Keysha tetaplah menjadi anak perempuan satu-satunya yang sangat ia sayangi. Dan mulai hari ini, Gavin lah yang berperan penting dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada Keysha, istri sah nya.

Safina sudah memutuskan dan mengijinkan Keysha untuk ikut bersama Gavin. Bukan Safina tidak mau anaknya untuk tinggal disini, namun Safina mau Keysha belajar untuk menerima kenyataan ini dengan dirinya sendiri dan juga Gavin yang akan hidup bersamanya.

"Nanti Amora bisa main-main ke rumah ini lagi. Sampai kapanpun, pintu rumah ini tetap terbuka lebar untuk Amora." ujar Safina, mati-matian Safina menahan cairan bening yang mulai berdesakan di pelupuk matanya. Tangannya dengan lembut mengelus kepala Keysha yang berbaring di pahanya.

"Bunda bakal sering nemuin Keysha disana kan?" tanya Keysha menengadah menatap wajah Safina dari bawah.

"Iya sayang. Tapi Amora harus janji, jangan pernah berpikiran aneh-aneh sama dia." tangan Safina mengelus lembut perut Keysha yang di dalamnya ada nyawa tengah bertahan hidup.

"Jangan buat Bunda, Ayah sama Abang apalagi Gavin kecewa lagi." pintanya.

Mendengar itu, Keysha bangun, mengubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan sang Bunda.

"Kenapa Gavin harus kecewa? Andai Bunda tau seberapa kecewanya Keysha sama dia. Bahkan sebelum kejadian ini terjadi, Keysha yang udah lebih dulu kecewa, Keysha benci Gavin, Bunda. Keysha benci..." ungkap Keysha meluruhkan air matanya.

Keysha benar. Jauh sebelum kejadian itu, Keysha lah orang yang sudah lebih dulu memendam rasa kecewanya pun rasa bencinya kepada Gavin. Berkali-kali Gavin secara tak sengaja bahkan dengan sengaja menorehkan luka di hati tulus Keysha yang dulunya begitu menyukai dan mencintainya. Rasa cintanya tak sebanding dengan ucapan dan perlakuan kasar yang sering Gavin lakukan kepadanya sewaktu Keysha masih bertahan dengan perasaan bodoh yang justru membuat dirinya hancur seperti sekarang ini.

"Dulu Keysha pernah mencintai Gavin, Bund." kata Keysha lirih menunduk.

"Keysha tulus sayang sama dia, sampai-sampai Keysha selalu ribut sama Zean cuma karena Keysha belain Gavin."

"Tapi Gavin nggak pernah tau itu. Gavin nggak pernah ngehargain perasaan Keysha sedikitpun. Didepan semua orang Gavin bentak-bentak Keysha. Bunda liat waktu di mall hari itu, kan? Kak Rissa yang mulai duluan, tapi Keysha yang disalahin sama Gavin."

"Rissa? Hubungannya apa, sayang?" tanya Safina.

"Kak Rissa mantannya Gavin, Bund." jelas Keysha membuat Safina kaget mendengarnya.

Safina membisu. Dia baru mengetahui hal ini, mungkin hanya perasaanya namun tiba-tiba Safina dirundung rasa gelisah entah karena apa. Ada satu hal yang Safina takutkan, wanita itu takut kejadian yang tak ia harapkan terjadi lagi.

Rissa adalah mantan pacar Gavin, yang jelas-jelas status Gavin telah berubah menjadi suami Keysha.
Mungkin saja, Rissa bisa menjadi Windy kedua dalam rumah tangga anaknya? Hanya saja disini bukan almarhumah Windy lah yang jadi perebut, melainkan Safina yang pada saat itu dijodohkan dengan almarhum Anton suami Windy.

"Tapi mereka beneran sudah tidak punya hubungan lagi, kan?" tanya Safina memastikan.

"Keysha nggak tau, dan Keysha juga nggak peduli soal itu."

"Gavin suami kamu, sayang." ujar Safina, Keysha terdiam tangannya dengan reflek menyentuh perutnya.

"Keysha tidak ingin egois lagi, Bund. Keysha nggak bakal larang Gavin berhubungan sama siapapun. Karena saat ini bahkan untuk selamanya perasaan Keysha udah mati buat dia." ujar Keysha mengalihkan pandangannya kearah pintu kamarnya tak sengaja bertemu manik seseorang yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Keysha sedikit mengulas senyum miringnya. Hatinya berdenyut melihat Gavin yang berdiri diluar kamarnya bersama tatapan yang sangat ia benci.

"Keysha menerima tanggung jawab ini hanya semata-mata untuk bayi ini. Nggak ada hal lain, apalagi soal perasaan." ucapnya menatap Gavin dengan penuh kebencian.

"Udah sebenci itu ya, Key?" lirih Gavin yang hanya mampu ia dengarkan sendirian.

Gavin menghela nafas beratnya, membalikkan tubuhnya yang tiba-tiba berhadapan dengan Rakael. Entah sejak kapan Rakael berada disini?

Rakael melirik kamar Keysha kemudian beralih menatap Gavin tajam. Ingat, amarah dan emosinya belum lah pudar untuk sahabatnya yang kini menjadi adik iparnya.

"Kael?"

"Mending lo cepet cabut dari sini, sekalian bawah istri lo. Gue nggak mau rumah gue jadi penyimpanan aib cewek hamil diluar nikah."

bugh

"Dia adik lo, bangsat!" murka Gavin menerjang wajah Rakael dengan bogeman mentahnya.

Rakael berdesis menyeka ujung bibirnya yang sobek. Inilah yang Rakael tunggu-tunggu sejak beberapa hari terakhir ini. Akhirnya Gavin membalas pukulannya.

"Dan lo orang yang udah buat adik gue hancur, bajingan. Karena ulah bejat lo!" hardik Rakael mengundang keributan didepan kamar Keysha.

"Gue udah cukup sabar, ya Kel. Lo mau luapin emosi lo ke gue silahkan. Tapi jangan pernah lo hina istri gue seperti itu."

"Istri lo?" sinis Rakael, "Giliran udah lo rusakin baru lo akuin dia? Selama ini lo kemana aja? Selama Keysha ngejar-ngejar lo, ngungkapin perasaannya lo kemana aja? Pernah nggak lo liat perjuangannya? Nggak! Dengerin bahkan liat Keysha aja lo nggak sudi!"

"Gue udah ingetin, ya dari awal. Jangan pernah deketin apalagi nyentuh dia sedikitpun. Jauh sebelum gue tau Keysha adik gue, gue udah ingetin lo kalo lo bakal nyesel. Dan liat apa yang lo lakuin sekarang?" Rakael menjeda ucapannya, satu alisnya terangkat satu menatap Gavin.

"Liat, si bajingan yang nyesel itu nggak lebih dari seorang pecundang sekarang." sinis Rakael tersenyum miring.

"Rakael cukup!" gertak Agam sudah tak tahan melihat kelakuan anaknya akhir-akhir ini.

"Kenapa, Yah? Biar semua orang tau seberapa pecundang nya ketua Xabarca yang selalu jadi kebanggaan dan ditakuti ini."

Disana bukan hanya Agam, ada Safina, Keysha juga Oma Kelly, Sisil dan juga Gia yang masih berada di rumah Safina. Orang-orang itu tak bisa berkutik. Apalagi Oma Kelly yang syok mendengar semua penuturan Rakael tentang cucunya.

Gavin adalah cucunya, namun saat ini Oma Kelly merasa seperti tidak mengenal Gavin yang sekarang.

"Oma?!" pekik Gia menahan tubuh Oma Kelly yang hampir jatuh.

---->••<----

"Kamu pulang aja, biar Oma kakak yang jagain. Bentar lagi Raffa juga akan dateng." ujar Sisil kepada Gavin yang duduk termenung di sofa dalam ruangan Oma Kelly.

Akibat keributan antara Gavin dan Rakael, Oma Kelly terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit. Penyakit jantung Oma Kelly akhir-akhir ini kambuh jadi penyebab apapun yang ia dengar dan lihat dapat membuatnya syok dan berakhir menganggu kesehatannya.

"Kasihan Keysha." Sisil mengusap pundak Gavin membuat Gavin menolehkan kepalanya melihat Keysha yang ketiduran disisi Oma Kelly seraya memegang tangan sang empunya.

Sejak Oma Kelly tak sadarkan diri, Keysha berada disampingnya. Keysha merasa bersalah karena semua ini bisa dikatakan ulah dari abangnya.

"Gavin pulang, kak." pamit Gavin berjalan kearah Keysha. Saat ingin membangunkan Keysha tangan Gavin terhenti begitu saja, ada keraguan pada dirinya ketika akan menyentuh perempuan yang tengah terlelap itu.

"Mau kakak yang bangunin?" tawar Sisil seolah mengerti apa yang Gavin rasakan.

Gavin menggeleng lemah, "Biar Gavin aja." ujarnya. Bukan membangunkan, Gavin justru menggendong Keysha ala bridal style. Alih-alih menjaga istrinya terbangun, Keysha justru malah menenggelamkan wajahnya di dada bidang Gavin.

Dengan penuh kehati-hatian Gavin meletakkan tubuh Keysha ke jok mobilnya dengan keadaan Keysha yang masih terlelap. Dari raut wajahnya Gavin tau bahwa istrinya itu kelelahan seharian ini.

"Cantik." Gavin menyingkirkan helaian rambut yang menutupi mata indah sang istri.

Cukup lama memandangi wajah damai Keysha, Gavin menjalankan mobilnya menuju apartemen yang akan ia tempati bersama Keysha. Apartemen tersebut adalah hadiah pemberian dari Oma Kelly. Sebenarnya Oma Kelly mau setelah menikah Gavin membawa Keysha ke rumahnya, rumah yang juga di tempati oleh Gavin. Namun, Gavin menolak. Katanya ia ingin belajar mandiri dan memulai semuanya dari awal dengan Keysha.

Tak bisa dipungkiri, perasaan Gavin kepada Keysha bukan hanya sekedar rasa bersalah ataupun penyesalan. Gavin mengakui jika rasa yang ada pada hatinya benar-benar murni rasa sayang sekaligus cinta untuk Keysha.

Gavin tak tahu jelas kapan ia mulai mencintai Keysha, tapi yang jelas ia sadar dan mengakui ke semua orang bahwa ia mencintai perempuan yang dulu selalu mengejar-ngejarnya. Perempuan yang ia sia-siakan ketulusannya hanya karena ego dan gengsinya yang tinggi. Meski Gavin tahu bahwa Keysha tak lagi memiliki perasaan untuknya, tetapi Gavin akan terus berusaha memperbaiki apa yang telah ia hancurkan.

Rasa abai terhadap Keysha, kini berubah menjadi rasa peduli dan perhatian yang luar biasa Gavin rasakan. Bak diberi hukuman atas kesalahannya, Gavin sangat-sangat menyesali karena terlambat mempertahankan perasaan tulus Keysha untuknya.

"Eumhhh..." Keysha menggeliat pelan merasakan tidurnya yang sedikit terganggu.

"Hushh... Bobo lagi, ya.." Gavin mengehentikan sejenak langkahnya menuju kamar mereka di lantai dua di apartemen tersebut.

Setelah membaringkan Keysha, Gavin menyelimuti tubuh Keysha. Cowok itu berjongkok disisi ranjang mengamati Keysha, pandangannya jatuh pada perut Keysha.

Gavin tersenyum tipis, ingin rasanya ia mengelus perut yang didalamnya terdapat anaknya. Gavin beralih menatap wajah damai istrinya. Hangat, perasaannya menghangat jika melihat Keysha seperti ini.

"Maafin gue, Key. Maafin Papa, nak." lirih Gavin. Tak tahan, Gavin memberanikan diri mengelus perut Keysha meski terhalang selimut yang menyelimutinya.

Tidak puas dengan itu, Gavin mendekati perut sang Istri. Gavin merasa nyaman jika berdekatan dengan perut Keysha.

"Kamu sehat-sehat ya didalam sana. Jangan nakal, jangan bandel, jangan buat Mama sakit! Cukup Papa aja yang udah nyakitin Mama kamu." Gavin tersenyum menyebutkan kata-kata yang keluar dengan spontan dari mulutnya.

Gavin kembali menatap Keysha, tangannya terarah mengelus lembut kepala Keysha. Bahagia, itulah yang Gavin rasakan. Meskipun hanya ia sendirian yang merasakan hal tersebut.

"Mimpi yang indah, cantik." bisik Gavin mengecup kening Keysha setelahnya Gavin keluar dari kamar menuju kamar sebelah yang akan ia tempati.

Bersamaan dengan pintu yang tertutup rapat, Keysha membuka kedua matanya. Air matanya langsung mengalir deras. Sejak Gavin menyentuh perutnya Keysha telah terjaga dari tidurnya disitu juga ia mati-matian menahan isak tangisnya yang penuh rasa sakit.

"Kenapa? Kenapa baru sekarang, Vin? Kenapa baru sekarang lo nyesel setelah berhasil hancurin hidup gue sampai rasanya gue pengen mati." lirih Keysha terisak mencengkeram erat selimut diatas perutnya.

-to be continued-

Yeayyy lunas lagi update nya!!🙆🏻‍♀️ Dan aku masih aja kurang sehat ihhaarghh😠😭

See u next part semuaanya! Sehat-sehat ya kalian 😇🌸

Continue Reading

You'll Also Like

4.5M 441K 53
#narendra01 -part lengkap -sudah direvisi tapi revisinya untuk versi novelnya nanti ( sok banget versi novel, soalnya blm ada penerbit yang pas.) Sek...
5.2M 392K 48
Keputusan Ravindra untuk melupakan masalahnya di club malam itu, benar-benar sebuah kesalahan besar. **** Ibunya bunuh diri dan ayahnya suka melakuk...
95.1K 8.3K 59
Tentang Aksa Gibran Pratama yang dipertemukan dengan orang yang selalu mengejar cintanya, tak lain adalah Sherina Aliesa Alexandra. Namun, hatinya ju...
1.8M 91.2K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...