SUPPORT!
HAPPY READING
.
.
.
.
.
"Etss! Stop!" ,langkah Raraa terhenti saat Angkasa tiba-tiba saja berada didepannya.
"Why?" ,tanya Raraa.
"Tadi lo kemana?" ,tanya Angkasa.
"Dipanggil walas." ,ucap Raraa.
"Ngapain?" ,tanya Angkasa.
"Iiihh lo banyak tanya! Gue lagi pusing ini." ,Angkasa yang mendengar kekesalan Raraa terkejut seketika.
"Gue cuma nanya Raa. Ikut gue bentar yuk." ,ajak Angkasa menarik tangan Raraa lembut.
"Nih, yang gue tau coklat bisa buat mood happy." ,ucap Angkasa memberi sebatang coklat.
"Makasih." ,ucap Raraa menerima coklat tersebut.
Angkasa dan Raraa duduk dikoridor yang searah dengan lapangan basket yang khusus diperuntukan untuk tim basket sekolah.
Angksa menatap Raraa intens.
"Kenapa marah-marah, hm?" ,tanya Angkasa.
Raraa reflek menahan nafas, dengan pipi yang sudah memerah menahan salting.
"Saa, bisa jauhan dikit ngak? Ngak bisa napas gue." ,ucap Raraa pelan.
Angkasa menjauhkan wajahnya.
"Dijawab Raa." ,ucap Angkasa.
"Gue disuruh ikut olimpiade Biologi." ,gusar Raraa.
"Bagus dong. Lo kan pinter Raa." ,ucap Angkasa.
"Gue udah lama ngak ikut begituan. Gue belum siap kalo nanti gue kalah." ,lirih Raraa.
Angkasa mengusap bahu Raraa pelan.
"Coba dulu aja Raa. Gagal itu keberhasilan yang tertunda, yang penting lo udah berusaha. Dimakan gih coklatnya." ,ucap Angkasa.
Raraa membuka bungkus coklat tersebut, Raraa mulai mematah-matahkan coklat tersebut menjadi kecil. Raraa tersenyum menikmati coklat tersebut.
Angkasa terkejut, saat Raraa memasukkan patahan coklat kemulut Angkasa.
"Tenangg, tangan gue steril kok. Makasih ya Saa." ,ucap Raraa tersenyum.
Angkasa balas tersenyum.
"Senyumannya. Masya Allah, boleh ngak sih gue pemilik senyuman itu Raa?" ,batin Angkasa.
Beberapa saat Raraa dan Angkasa terdiam dengan saling menatap dan melempar senyuman.
"Udah?" ,tanya seseorang.
"Aaaa!!" ,Angkasa reflek berteriak.
"Apa sih Saa?" ,kesal Raraa pasalnya Angkasa berteriak didekat telinga Raraa.
"Maap, reflek gue." ,ucap Angkasa.
Amora bersedekap dada, menatap tak bersahabat pada kedua insan didepannya ini.
"Apa?" ,tanya Raraa menatap Amora.
"Lo bilang apa? Jam pelajaran udah masuk, dan lo malah bucin disini? Yang bener aja Raa." ,ucap Amora.
"Iya iya ini balik kekelas. Gue duluan Saa. Makasih coklatnya." ,ucap Raraa.
"Iya sama-sama Raa." ,balas Angkasa.
"Pantes, makan coklat ternya- awshhh sakit Raa." ,ringis Amora mengusap lengannya yang dicubit Raraa.
"Jangan comel." ,ucap Raraa.
Setelah kepergian Raraa dan Amora. Angkasa berdiri bersiap ingin kekelas. Namun, Angkasa tak sengaja melihat benda berkilau dibawah kursi.
Angkasa membungkuk untuk meraih benda tersebut. Angkasa menemukan sebuah gelang dengan ukiran nama
Araa|Arth
Senyum Angkasa mengembang, setelahnya Angkasa memasukkan gelang tersebut kedalam saku seragamnya.
*****
"Panass anjirr." ,keluh Natcwa.
"Punten neng, ini minumnya." ,ucap bi Can. Maid dirumah Artharin, menaruh tiga gelas orange juice dimeja.
"Makasih bi." ,ucap Natcwa dan Amora.
"Araa!! Lo lama amat sihh!!" ,teriak Natcwa.
"Bentar!!", balas teriak Raraa.
"Ngapain sih teriak-teriak?! Sakit nih telinga gue." ,kesal Amora.
"Raraa juga teriak-teriak, kenapa cuma gue yang lo marahi?" ,ucap Natcwa tak terima.
"Ribet lo. Tuh Raraa." ,tunjuk Amora pada Raraa yang turun dengan kaos oblong dan masih mengenakan rok sekolah. Raraa meraih satu gelas orange juice.
Sore ini, Natcwa dan Amora sengaja kerumah Raraa. Mereka berdua belum pernah kerumah Raraa yang ini.
"Raa, home tour ayo. Keknya seru nih." ,ajak Natcwa.
"Home tour? Apa yang mau lo home tourin?" ,tanya Raraa.
"Yaa rumah ini, ayolah Raa. Kapan lagi." ,bujuk Amora.
Raraa menghela nafas.
"Ya deh." ,ucap Raraa mengikuti keinginan Natcwa dan Amora.
Aramoana mulai menjelajahi setiap bagian rumah. Mulai dari ruang tengah, taman hingga kolam renang yang dilengkapi dengan seluncuran berbelok dan lumayan tinggi.
"Itu seluncurannya bisa dipakai Raa?" ,tanya Natcwa.
"Gatau, gue ngak pernah coba. Gue dirumah ini, belum sampai setahun." ,ucap Raraa.
"Kapan-kapan kita cobain yuk." ,ucap Natcwa.
"Nanti gue tanya bunda dulu." ,ucap Raraa.
Puas menjelajahi satu rumah. Aramoana mendudukkan diri ditaman samping rumah. Angin sore menyapu wajah ketiganya.
"Raa, gue liat-liat lo deket ya sama Angkasa." ,ucap Amora membuka percakapan.
"Lo pacaran ya." ,tuding Natcwa.
"Ngaklah. Gue cuma temenan sama dia." ,balas Raraa.
"Temenan bisa sampai salting ya Raa?" ,goda Amora.
"Cieee yang udah ga mikirin mantan." ,timpal Natcwa.
"Ish, apaan sih." ,kesal Raraa.
Amora dan Natcwa tertawa.
"Tapi gue serius, kalo Langit balik lo bakal milih siapa?" ,tanya Amora.
"Langit gabakal balik." ,ucap Raraa yakin.
"Kalo nyatanya dia balik?" ,sahut Natcwa.
Raraa terdiam.
"Gue tau, kalo masalah hati mau siapapun ikut campur gabakal mempan. Cause yang ngerti dan ngejalani itu lo Raa. Susah pasti ngelupain dia yang bener-bener lo cinta, dan bahkan sampai sekarang lo masih nungguin dia balikkan?" ,tanya Amora.
"Belajar dari masalalu tanpa terjebak didalamnya Raa. Move on itu gampang, yang sulit itu ngeliat dia tanpa perasaan. Jangan pernah kembali kepada orang yang sama dengan situasi yang sama. Perbaiki kesalahan lama lo diorang baru." ,timpal Natcwa.
"Laura milik Langit itu cerita indah yang sudah tamat. Beda dengan Vanara yang baru akan membuat cerita indah." ,kekeh Natcwa.
Raraa memeluk Amora dan Natcwa erat.
"Makasih selalu ada." ,ucap Raraa.
Amora dan Natcwa tersenyum.
"Makasih udah kuat sampai sekarang. Langkah lo harus pasti, pundak lo harus kuat, hati lo harus yakin." ,ucap Amora.
*****
See you ANGKASA to next
Vote koment share
823 word