Garis Takdir [END]

By naadalh

1.5M 110K 7.8K

[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 in teenfiction (09/04/22) #1 in g... More

Prolog
01|| Awal
02 || Gencar
03 || Rahasia
04 || Perubahan Rissa
05 || Masalah
06 || Kenyataan
07 || Terbongkar
08 || Bunda
09 || Kehidupan Baru
10 || Zean atau Akra
11 || Keysha Berulah
12 || Insiden
13 || Dukungan atau Ancaman
14 || Bertemu
15 || Benci tapi Cinta
16 || Gavin vs Gio
17 || Perihal Rasa
18 || Mengejutkan
19 || Kael Keysha
20 || Gosip
21|| Pelaku
22 || Kabar buruk
23 || Kematian
24 || Asing
25 || Masa Lalu
26 || Sahabat Kecil
27 || Peduli?
28 || Putus
29 || Sekali Lagi
30 || Confidential
31 || Gudang
32 || Suka
33 || Senyuman Berharga
34 || Rasa Sakit
35 || Peringatan
36 || Topeng
37 || Malaikat Baik
38 || Kerja Sama
39 || Kesempatan
40 || Taruhan
41 || Kekecewaan Zean
42 || Aishell A. Razena
43 || Kedekatan Rakael dan Sisil
44 || Tamu pagi hari
45 || Berubah
46 || Pilihan
47 || Ketakutan Keysha
48 || Surat
49 || Celia's Birthday
50 || Insiden tak terduga
51 || Hancur
52 || Hal aneh
53 || Baikan?
54 || Kecelakaan
55 || Penyakit Zean
56 || Hari bahagia
57 || Selamat jalan sang pemenang
58 || Tabrakan
59 || Positif
60 || Tanggung Jawab
61 || Penolakan
63 || Maaf
64 || Perhatian dan Usaha
65 || Dangerous Night
66 || Mastermind of Trouble
67 || Ketakutan Gavin
68 || Dalang dari masalah
69 || Luka dan Penyembuhnya
70 || Dia, pergi
71 || Amnesia
72 || Mengingat
73 || Penculikan
74 || Anak Kembar
75 || Berpisah?
76 || Mau kamu
77 || Let's break up
78 || I fucking love you
79 || Terciduk
80 || Liburan
81 || Pantai
82|| Keinginan Keysha
83 || END

62 || Wedding Day

19.7K 1.3K 102
By naadalh

Haiii

Happy reading cantik<3

---||---

"Amora.., sayang? Ini Bunda nak. Bunda bisa ngomong bentar sama Amora boleh?" Safina berdiri didepan pintu kamar Keysha berharap agar anak gadisnya itu mau membuka pintu kamarnya.

Hari sudah berganti malam, namun Keysha masih mengunci dirinya di dalam kamar sejak pertemuannya dengan Gavin sore tadi. Gavin? Cowok itu bersikeras ingin bertemu Keysha namun hal itu ia urungkan melihat keadaan Keysha yang mungkin terpukul karena telah di keluarkan dari sekolah.

"Amora?" lirih Safina memanggil Keysha, detik itu juga Keysha membuka pintu kamarnya. Gadis itu masih dengan seragam sekolahnya.

"Keysha nggak laper, Bund." ujar Keysha mengira jika Safina memanggilnya untuk makan malam.

Mendengar lontaran Keysha seperti itu, Safina sontak memeluk Keysha begitu erat. Tangisan Safina kembali pecah. Keysha pun sama, ia membalas pelukan Safina tak kalah erat seraya menangis tersedu-sedu di pundak sang Bunda.

"Maafin... Maafin Keysha Bunda. Keysha udah buat Bunda kecewa, Keysha udah buat Bunda sama Ayah malu, Keysha─"

"Udah sayang! Udah ya, Bunda udah Maafin Amora. Maafin Bunda yang udah nyakitin Amora. Bunda nggak dengerin Amora." sela Safina mengelus rambut Keysha diiringi air matanya yang terus mengalir deras.

Gavin telah menjelaskan semuanya yang terjadi di club pada malam itu kepada keluarga Keysha. Meski lagi-lagi ia harus menerima amukan Rakael namun Gavin tetap memilih melanjutkan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Gavin membenarkan bahwa semuanya adalah kesalahannya dan mengakui jika malam itu ia dalam pengaruh alkohol. Meski kesalahan itu melibatkan Keysha yang juga sama-sama mabuk, namun Gavin yakin jika Keysha tidak sepenuhnya sengaja melakukan hal tersebut. Seingatnya, Keysha lebih dulu berada di ruangan tersebut dengan keadaan yang cukup kacau. Mungkin dengan satu fakta itu, Gavin bisa menyimpulkan bahwa Keysha sengaja dijebak oleh seseorang atau ada hal lain?

"Keyaha yang minta maaf sama Bunda, Keysha nggak bisa jaga diri Keysha sendiri. Maafin Keysha Bunda..." lirih Keysha menunduk dalam.

Safina mengelus rambut Keysha, wanita paruh baya itu tak tega melihat keadaan anaknya. Meski rasa kecewanya masih ada, namun Safina akan berusaha menerima kenyataan ini.

"Gavin sudah menjelaskan semuanya." ucap Safina membuat Keysha mengangkat wajahnya.

"Maksud Bunda?"

"Gavin sudah menjelaskan dan mengakui kalau semuanya adalah kesalahannya yang mabuk." ulang Safina, kedua kening Keysha saling mengerut tak mengerti.

"Tapi Keysha juga salah, Bund."

"Iya, Amora juga salah. Tapi semuanya tidak akan membaik kalau kita masih mempermasalahkan siapa yang salah dan tidak."

"Amora tau, hati Bunda sakit banget, bahkan hancur saat dokter itu bilang kalau Amora hamil. Rasanya dosa Bunda 10 tahun yang lalu terulang lagi." Safina kembali meneteskan air matanya mengingat apa yang telah terjadi kepadanya hingga takdir menghadirkan Rakael karena kesalahan kelamnya. Dan itu terjadi kepada anak gadisnya, Keysha.

"Maafin Keysha, Bund." lirih Keysha tercekat. Kini hanya kata maaf seribu maaf yang bisa ia keluarkan dari mulutnya, selebihnya tak ada lagi.

"Bunda tau ini berat buat Amora. Siapa yang mau terjadi seperti ini? Nggak ada! Menyesal? Sangat! Kemarahan dan air mata pun tidak bisa mengembalikan apa yang sudah terjadi."

"Disini Bunda tidak ingin membela siapapun. Amora ataupun Gavin, kalian udah buat kami kecewa. Mau Gavin yang bersalah tapi kalian berdua yang terlibat masalah ini." Safina menjeda ucapannya. Hatinya terasa sesak akan mengatakan apa yang seharusnya ia katakan.

"Bunda mohon..., Terima permintaan maaf Gavin. Ijinkan Gavin buat bertanggung jawab sama bayi yang dalam rahim Amora." lanjut Safina dengan mata berkaca-kaca. Sontak Keysha menatap Safina.

"Nggak!" tolak Keysha.

"Sampai kapanpun Keysha nggak bakal maafin cowok itu. Nggak ada yang perlu dipertanggung jawabkan, Bund! Keysha─Keysha mau gugurin anak ini." rintih Keysha menolak.

plak

"Jaga ucapan kamu. Kamu mau buat dosa yang lebih besar lagi, iya? Asal kamu tau Amora, Bunda yang dulu lebih kotor dari kamu tidak pernah berfikir buat gugurin anak Bunda, abang kamu Rakael. Semarah dan sekecewanya Bunda, Bunda masih memikirkan darah daging Bunda sendiri."

"Ini kesalahan kalian berdua, bukan anak yang dalam rahim kamu." hardik Safina menyadarkan Keysha.

"Kamu udah cukup buat Bunda kecewa. Tolong, tolong kali ini jangan yang kedua kalinya. Bunda udah berusaha kubur rasa kekecewaan Bunda dan nerima kenyataan ini, Amora." Safina kembali mendekati Keysha, untuk yang kedua kalinya ia menampar pipi Keysha. Dengan penuh penyesalan Safina kembali memeluk Keysha yang bergetar hebat karena tangisan.

"Amora bisa benci, Amora mau benci keadaan ini? Tidak apa-apa. Asal jangan calon bayi kamu. Dia tidak bersalah. Bunda tidak akan pernah memaafkan kamu lagi, jika kamu berniat mengugurkan kandungan kamu." ujar Safina berlinang air mata.

Keysha tak mampu membendung air matanya lagi. Gadis itu menangis sejadi-jadinya. Baginya ini adalah mimpi buruk yang pernah ia alami. Tak pernah terbayang dalam benaknya jika hidupnya akan seperti ini. Masa depannya hancur dan kini sekolah nya pun berakhir sebelum waktunya.

Mimpi dan harapannya agar bisa menikmati hari-hari dan waktu-waktu indah bersama sahabatnya itu kini pupus sampai disini. Keysha yang menantikan hari kelulusan dan mendaftar di universitas pilihannya bersama kedua sahabatnya tak sampai terwujud. Sekarang Keysha merasa jika dunianya benar-benar dihancurkan dalam satu waktu yang sama.

Belum selesai kesedihannya atas kepergian Zean, kini Keysha harus dihadapkan dengan kenyataan yang begitu menyakitkan baginya.

*****

"Jadi cewek yang abang hamilin itu kak Keysha?"

"Abang jawab Gia!" desak Gia seraya menatap Gavin tajam.

"Hm." Gavin berdehem sebagai jawabannya. Gavin melirik Gia sejenak, melihat tatapan tajam sang adik tak membuatnya takut sedikitpun. Malah sekarang cowok itu memejamkan matanya seraya bersandar pada kepala ranjangnya.

"Astaghfirullah abang... Abang kenapa setega itu? Kak Keysha itu cewek baik-baik."

"Tau dari mana?"

"Abang inget waktu Gia ijin mau berlatih bela diri?" tanya Gia.

"Hm, nggak abang ijinin." jawab Gavin.

Gia menghela nafas panjangnya. Berbicara dengan Gavin memang harus banyak sabar nya.

"Abang inget nggak─"

"Nggak inget, dek." sambar Gavin membuat Gavin berdecak, rasanya gadis kecil itu ingin mencakar-cakar wajah abangnya.

"Abang inget waktu Gia di gangguin sama cowok-cowok brandalan, sampe lutut Gia luka?" tanya Gia lagi, Gavin membuka matanya mengerutkan keningnya menatap Gia.

"Kak Keysha orang yang udah nolongin Gia, abang! Sampe-sampe lengan kak Keysah luka kena pisau salah satu dari mereka." jelas Gia mengingat kembali kejadian awal pertemuannya dengan Keysha.

"Nggak usah ngarang cerita, dek. Abang lagi pusing banget ini." balas Gavin seraya memijat pelipisnya. Sungguh saat ini Gavin benar-benar pusing, pusing memikirkan Keysha?

"Bercanda pala bapak kau!" desis Gia merengut kesal.

Gavin menatap Gia lama, ia mengingat Gia yang pernah luka yang katanya karena di gangguin sama anak-anak geng motor. Tapi, Gia tidak memberitahu siapa orang yang sudah menolongnya kala itu.

Keysha? Sungguh demi apa?

Gavin memejamkan matanya sejenak sambil menghela nafas beratnya. Lagi dan lagi rasa penyesalannya makin membesar. Se-brengsek itukah ia kepada Keysha?

"Gia nggak mau tau, ya. Pokoknya abang harus tanggung jawab sama kak Keysha dan juga sama calon ponakan Gia." ujar Gia penuh ketegasan membuat Gavin tersedak salivanya.

"Wajib! Tanggung jawab, nikahin kak Keysha!"

"Gia denger sendiri kan tadi dia gimana?" ucap Gavin melirih.

"Terus abang nyerah gitu aja? Emang ya, anak muda jaman sekarang enak banget cuma tau bikinnya doang, giliran jadi pada saling nyalahin nggak mau tanggung jawab." sembur Gia menohok.

"Heh omongannya, dek!"

"Faktanya kan? Pas bikin nggak inget dosa, pas udah jadi baru nyesel." cerocos Gia yang lagi-lagi hanya mampu Gavin dengarkan. Membantah? Gia selalu benar.

"Serah Gia, serah." balas Gavin. Gia mengulas senyum miringnya, terbesit ucapannya yang pasti akan membuat Gavin tak bisa berkata-kata lagi.

"Ck, cowok gitu, ya? Pas bikin dosa gayanya laki banget udah kaya petinju yang mau tarung, giliran putih-putih nya jadi nyawa eh malah loyo ke bunga belum di siram." celetuk Gia seraya berlari keluar dari kamar Gavin.

"Putih-putih?" Gavin masih memejamkan matanya sambil mengerutkan keningnya.

"GIA AWAS YA LO, GUE ADUIN SAMA OMA." teriaknya setelah tersadar dari ucapan Gia barusan.

*****

"Ananda Elbara Gavindra Manuela, saya nikahkan engkau dengan ananda Amora Keysha Maurani dengan mahar berupa cincin kawin 25 gram dan gedung apartemen dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Amora Keysha Maurani dengan mahar berupa cincin kawin 25 gram dan gedung apartemen dibayar tunai." dengan sekali tarikan nafasnya Gavin dengan lantang mengucapkan ijab kabul hari ini dan mengikat Keysha sebagai istrinya detik ini juga.

"Gimana para saksi? Sah?"

"SAH..."

Mendengar kata itu Keysha hanya mampu menundukkan kepalanya menyembunyikan cairan beningnya yang mulai menumpuk di pelupuk matanya. Keysha tidak bisa mendefinisikan apa yang ia rasakan hari ini. Entah senang ataupun tidak, gadis itu benar-benar seperti bukan dirinya sendiri.

"Maafin, gue benar-benar minta maaf, Key." bisik Gavin mengecup kening Keysha setelah menyematkan cincin di jari manis Keysha, istrinya.

Tidak ingin menjadi masalah bagi orang-orang yang ia sayangi, Keysha akhirnya menyetujui permintaan maaf dan pertanggung jawaban Gavin. Safina benar, apa yang terjadi kepadanya tidak ada hubungannya dengan nyawa yang saat ini lagi berjuang hidup dalam rahimnya. Mungkin dengan berat hati Keysha menerima kenyataan dan menerima calon anaknya bersama Gavin.

Pernikahan Gavin dan Keysha tidak banyak diketahui oleh orang-orang. Pihak keluarga sepakat hanya mengundang kerabat dekat mereka juga sahabat-sahabat Gavin dan Keysha. Anak inti Xabarca, Alika dan Chika. Selebihnya pernikahan itu benar-benar tertutup.

"Keysha udah sold out, Chik. Kita tinggal berdua di sekolah. Aaaaaa gue bakal kangen banget sama Keysha..." cetus Alika, dengan cepat gadis itu menghampiri Keysha memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Alika?"

"Gue bakal kangen banget sama lo, Key. Nggak ada lagi sahabat yang sering nemenin gue."

Keysha tersenyum tipis membalas pelukan Alika, "Kan ada Chika," ucapnya, Alika menggeleng.

"Nggak sama, Key. Lo kan tau Chika nggak mau di ajak-ajak. Sama Chika kaya lagi ngomong sama tembok." rengek Alika.

Keysha memegang kedua pundak Alika, "Dengerin gue! Gue masih jadi sahabat lo kok. Iya, gue nggak bisa sekolah lagi. Tapi kan kita masih bisa bareng-bareng lagi diluar. Main bareng, jalan bareng, kemana-mana bareng. Lo, gue sama Chika." mati-matian Keysha menahan sesaknya. Ia sudah tidak bisa sekolah lagi seperti kedua sahabatnya.

"Kapanpun lo kangen gue, kita ketemuan terus jalan ngabisin waktu kaya kemarin-kemarin."

"Aaaaaaaaaaaaaa Keysha..." Alika kembali memeluk Keysha membuat orang-orang yang ada disana tersenyum haru.

Masih berdiri disamping Keysha, Gavin kembali diserang oleh rasa bersalah yang makin lama makin dalam. Melihat tatapan Keysha, Gavin tahu bahwa Keysha benar-benar terpukul karena hal ini. Hamil diluar nikah dan dikeluarkan dari sekolah, sungguh sempurna ulah Gavin.

"Papa muda..." Ragil menyenggol lengan Gavin.

"Papa muda.. goyang goyang.. gemoi.. mama muda kesayangannya Gavin." seru Gidar menyanyikan salah satu dj yang viral di tiktok bahkan kini cowok itu dengan usilnya menggoda Gavin.

"Cisss dulu papa muda." tanpa menunggu persetujuan Gavin, Gidar langsung menekan kamera ponselnya memfoto Gavin.

"Nggak nyangka gue, Vin..." kini Ragil yang bertingkah. Ragil memasang wajah sedihnya, "Lo udah nikah, njir. Rasanya gimana?" bisik nya.

"Kalo laper, mending kalian berdua makan gih." ujar Gavin menunjuk meja dengan dagunya. Terlalu malas meladeni kedua sahabat reseh nya ini.

"Selamat ya, Key." Zelfan mengulurkan tangannya memberikan ucapan selamat kepada Keysha disambut ragu-ragu oleh sang empu.

"Makasih."

"Woy Fan, sama Gavin nggak?"

"Males."

"Dihhh." Ragil dan Gidar mendelik mendengar penuturan Zelfan, kini cowok itu berlalu pergi bergabung dengan Rakael.

"Buset Zelfan, parah lo."

Dapat mereka lihat dari sana Rakael dengan muka dinginnya tengah menatap tajam kearah Gavin. Terlihat jelas bahwa aura kemarahan serta emosi Rakael belum juga usai. Bahkan dari awal acara dimulai sampai selesai Rakael tidak tersenyum sedikitpun sekedar memberikan ucapan selamat saja kepada sang adik dan juga sahabatnya enggan. Rakael seakan-akan menjaga jarak dari keduanya.

"Lo harus berjuang lagi, Vin. Dapatin maafin sekaligus restu dari abang ipar lo." celetuk Ragil.

"Ketika sahabatku adalah iparku." timpal Gidar tergelak.

-to be continued-


Lunas part 62😭 aku agak maksa ya pas nulis soalnya lagi kurang sehat.

See u next part semuaanyaaaa 😻

Continue Reading

You'll Also Like

141K 1K 5
Elang Affandra, cowok badboy tampan yang memutuskan menikah di usia muda. Bukan karena sebuah kesalahan, melainkan sebuah keinginan. Keinginan dengan...
95.2K 8.3K 59
Tentang Aksa Gibran Pratama yang dipertemukan dengan orang yang selalu mengejar cintanya, tak lain adalah Sherina Aliesa Alexandra. Namun, hatinya ju...
22K 3.2K 35
"Ketika si cowok lemes dan cewek pemarah yang saling memendam rasa" Start : 31st August, 2020 End : 04th July, 2022 Junghwan hobinya suka ngegosip...
46.4K 4.5K 16
Yizhan fanfic BxB 🚨 Ini adalah sequel ke - 3 dari seri UNTITLED. Di sarankan baca dulu dari season 1 agar lebih memahami alur cerita.