Bell

By ViAr_Pu

63.4K 5.5K 201

Bellyna tahu jika dunianya itu palsu. Sebuah dunia yang ditujukan para pembaca untuk mencari hiburan. Bellyna... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Cast (Anime Ver)
Cast ( 3D Version)
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

11

2.4K 221 5
By ViAr_Pu

Gesekan sepatu dengan trotoar terdengar samar, beberapa kendaraan yang berlalu lalang sering kali menatap kedua insang berbeda jenis itu. Apa yang dilakukan siswa di jalan ketika waktu sekolah itu? Kira-kira seperti itulah yang mereka pikirkan.

Bellyna berjalan dengan Damian di sampingnya, seragam kotornya masih tersembunyi dibalik jaket hitam milik Damian. Sesekali kakinya akan menendang batu kecil di trotoar. Menghela nafas sekali, Bellyna melirik Damian yang masih santai berjalan sembari menikmati pemandangan yang ada.

"Sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Bellyna penasaran.

"Ke mall."

"Kita kesana jalan kaki?"

Damian menoleh, menatap Bellyna seolah dia itu makhluk hidup yang paling bodoh di dunia ini.

"Gak, kita naik angkot."

"Kenapa gak pakai motor Lo aja?"

Kaki Damian berhenti, dia menghela nafasnya, "Motor gue kan ada di parkiran sekolah. Kalau gue ambil kita bakal ketahuan kalau mau bolos." Jelasnya panjang lebar.

Tepuk tangan untuk Bellyna-sama berhasil membuat Damian berkata panjang lebar kali tinggi sama dengan volume.

"Oh iya ya, gue gak kepikiran."

Damian mendengus, merasa lucu dengan tingkah makhluk satu ini. Tangannya bergerak dengan sendirinya mengacak surai sehitam arang milik sang gadis.
Bellyna beringsut mundur ketika tangan itu mengacak-acak rambutnya, matanya memincing menunjukkan permusuhan kepada laki-laki ini.

Bibirnya mencebik seraya tangannya membenarkan tatanan rambutnya. Damian hanya memperhatikannya saja.

Setelah berdiam diri menunggu beberapa menit, akhirnya mereka menjumpai angkot.

Mereka menaiki angkot sekitar 15 menit untuk sampai di mall tersebut, setelah keduanya memasuki kawasan mall, Damian menarik Bellyna menuju toko pakaian. Tidak mungkin kan jika Bellyna harus berjalan-jalan menggunakan seragam sekolah yang kotor.

"Pilih baju yang Lo suka." Ucap Damian.

Bellyna menghadap Damian, bibirnya membentuk senyum gugup dengan memainkan jari tangannya.

"U-uang gue gak cukup buat beli baju."

"Gue yang bayar."

"Serius?!" Tanya Bellyna dengan binar di kedua matanya.

Damian mengangguk mengiyakan. Melihat jawaban Damian, Bellyna tersenyum sumringah. Kapan lagi ditraktir cogan, ya kan?!

Dengan itu Bellyna berjalan mengitari rak-rak yang memajang beberapa model pakaian yang menarik minatnya. Sekitar 10 menit Bellyna memilih, akhirnya pilihannya jatuh kepada satu kaos hitam polos dengan celana jeans.

"Itu aja?" Tanya Damian ketika melihat pilihan Bellyna. Bellyna mengangguk.

Setelah Bellyna mendapatkan bajunya, kini giliran Damian yang berbelanja. Pilihannya jatuh pada kaos hitam polos dengan kemeja putih dan celana jeans.

Setelah Damian membayar baju miliknya dan milik Bellyna, keduanya berganti baju dan melanjutkan perjalanan mereka untuk bolos.

Keduanya berjalan beriringan menyelusuri dalam mall, sesekali mereka akan mampir ke salah satu toko untuk melihat-lihat tetapi pada akhirnya tidak membeli apapun.

Keduanya sempat mampir ke bioskop, walaupun tidak jadi karena film yang diputar kurang menarik minat mereka, terutama Bellyna yang memasang wajah jijik ketika melihat film romantis. Karena bosan berada di mall, keduanya memutuskan untuk jalan-jalan ke taman yang lumayan dekat dari lokasi.

Perjalanan mereka setidaknya memakan waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. Bellyna menghirup udara dengan rakus karena kecapekan, matanya berbinar ketika melihat pedagang es krim di taman. Dengan semangat 45, Bellyna menarik Damian tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu.

Binar di matanya semakin terlihat jelas, bahkan Bellyna dapat merasakan air liurnya yang menetes dari bibirnya.

"Bang, es krim coklatnya satu! Dia yang bayar ya bang." Ucap Bellyna sambil menunjuk Damian yang berada disampingnya tanpa rasa malu menggunakan uang pemuda tersebut.

Damian yang mendengarnya terkekeh, "Dua bang!"

Sang penjual es krim segera membuat pesanan kedua sejoli itu, "Ini es krimnya, totalnya 20 ribu."

Bellyna menerima es krim itu dengan semangat, lidahnya terjulur menikmati sensasi dingin dan lembutnya es krim serta rasa manis coklat yang lumer di mulutnya.

Damian membayar es krim mereka. Keduanya kembali berjalan berdampingan menuju salah satu bangku taman di taman tersebut.

______________________________________

Suara bel istirahat sudah bergema sejak 5 menit tadi, Rosella menatap penuh harap pada meja kantin yang biasanya di huni oleh anggota Avegas. Binar di matanya meredup ketika dirinya tidak mendapati sosok yang di nantinya.

"Cari siapa Sel?" Tanya Agni sambil mencomot satu bakwannya.

"Kak Damian gak masuk ya?" Rosella bertanya dengan nada sedih yang ketara.

Naura menoleh sekilas kemudian dia kembali fokus pada ponsel di tangannya.

"Masuk kok! Kata sepupu gue yang sekelas sama mereka, dia lihat tas kak Damian di mejanya."

Raut wajah Rosella berubah sendu ketika dia mendengarnya, kemana Damian pergi tanpa membawa teman-temannya? Apa mungkin Damian membolos?

Sementara itu di sebrang meja protagonis wanita, anggota inti Avegas kecuali sang ketua. Mereka dapat merasakan tatapan yang terlalu intens yang tertuju pada mereka berempat.

Bagas yang merasa tidak nyaman dengan hal itu merasa kesal, melihat mereka sih boleh-boleh saja, tapi jangan terlalu intens juga kali!

"Kenapa mereka natap kita terus?!" Tanya Bagas dengan wajah tertekuk.

"Bukannya udah biasa buat kita jadi pusat perhatian?" Tanya Rizal.

"Tapi dia terlalu berlebihan! Matanya sampai melotot gitu!"

Gibran menatap ketiga gadis yang jadi topik mereka berdua, "Bukannya salah satu dari mereka pernah terlibat dalam tragedi yang melibatkan Avegas dan Phyton?"

"Oh! Cewek itu ya! Yang sama Bellyna itu!" Sahut Rizal ketika dia mengingat jika ada satu cewek lagi yang terlibat selain Bellyna.

"Gue gak suka cewek itu. Mukanya polos-polos nyebelin!"

Ketiganya terdiam ketika mereka mendengar komentar Alan tentang cewek itu, cewek yang bahkan mereka lupa namanya.

"Lihat tuh, pangeran Aksa yang perkasa sedang menjemput tuan putri tercinta~" Cibir Rizal ketika dia melihat Aksa yang menghampiri Rosella.

Kelimanya tertawa, bahkan Bagas sampai di buat terbahak-bahak hingga semua mata tertuju padanya.

Aksa menghampiri Rosella yang sedang makan bersama kedua temannya.

"Rosella, ikut aku untuk membahas kegiatan klub nanti." Ucapnya.

"Iya kak." Jawab Rosella.

Setelah Rosella berpamitan dengan kedua temannya, dia mengikuti Aksa yang telah berjalan lebih dulu.
Agni dan Naura hanya bisa melihat punggung Rosella yang mulai menghilang.

Agni menghembuskan nafasnya, bibirnya manyun. "Enak banget jadi Rosella, gaet cowok sana-sini."

"Kenapa? Lo iri?"

Agni membantah, "Bukan gitu. Cuma rasanya gak adil gitu, semua mata tertuju padanya. Seolah dunia ini hanya berpusat pada Rosella."

Dahi Naura mengerut, dia menjentikkan jarinya.

"Seperti protagonis dalam cerita?"

"Nah iya! Menurut Lo, apa Rosella itu semacam protagonis?"

"Mungkin. Kalau iya, gue kasihan sama dia."

Agni mendekat, dirinya tidak paham kenapa Naura harus kasihan kepada protagonis, bukannya kalau jadi protagonis endingnya selalu bahagia?

"Kenapa?  Bukannya protagonis ending selalu bahagia?"

Naura menggeleng, "Gak semua kisah berakhir dengan ending bahagia Agni. Terkadang protagonis bisa mengalami akhir yang buruk, lagipula menjadi protagonis pasti dalam jalan hidupnya akan ada saja masalah yang muncul. Lebih baik menjadi figuran yang tak berarti, kita bisa menjalani hidup seperti yang kita mau."

"Jadi apa kita itu termasuk figuran?"

"Entah. Lagipula ini dunia nyata bukan novel!"

Agni menunduk memperhatikan minumannya yang sisa setengah, "Kalaupun ini novel. Gue menjadi figuran seperti yang Lo bilang dan menjalani hidup seperti yang kita inginkan!"

Naura yang mendengar itu hanya tertawa kecil, pembahasan mereka sudah terlalu jauh.








Tbc___

Pu-Chan: adegan romantisnya cringe? kaku? kurang feel? Iya tau kok. Soalnya saya gak pernah punya pacar n gak pernah ngerasain jatuh cinta wuwu... Jadi maap ya ༎ຶ‿༎ຶ

Oh ya, apa ada yg bisa merekomendasikan novel danmei dg tema kultivasi? Saya sudah kehabisan bacaan. 2ha udh selesai saya baca dari beberapa bulan yg lalu, dan itu penuh dg pisau dan bawang huh... Saya tdk bisa move on dg wanning n mo ran wuwuwu....

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 275K 64
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
1.7M 121K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
6.9M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
834K 101K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...