my perfect revenge (End)

By hanhyeonju

54.7K 5.2K 147

Apa yang akan kau lakukan jika ternyata semua kebahagiaan mu adalah kebohongan semata? Cherin, wanita yang me... More

Prolog
1. Depresi
2. Seseorang yang telah dirusak oleh masa lalu.
3. Ketua tim baru
4. Kau berjanji padaku
5. Situasi tidak terduga part.1
6. situasi tidak terduga part.2
7. Balas dendam dimulai part.1
8. Balas dendam dimulai part. 2
9. Terapi
10. Mencari hal yang disukai
11. Kencan di taman hiburan part.1
12. Kencan di taman hiburan part.2
13. Sahabat part.1
15. Sandiwara
16. Wanita yang kupanggil teman
17. Wanita itu
18. Makan malam perusahaan
19. Gedung pernikahan
20. Aku memikirkan mu part.1
21. Aku memikirkan mu part. 2
22. Masa kecil
23. Badai yang tidak pernah reda
24. Aku mencintainya
25. Undangan pernikahan
26. jebakan
27. Hari pernikahan
28. Panggung terakhir

14. Sahabat part. 2

915 133 1
By hanhyeonju


Saat ini, pikiran warasnya telah menghilang seutuhnya.

Semua ini karena trauma dan penghianatan yang sudah tidak dapat dikontrol olehnya lagi.

Cherin memegang pecahan kaca ditangannya dengan erat dan mengayunkan tangannya kearah leher putihnya sendiri.

'benar! Aku hanya perlu satu tusukan besar dileherku ini saja untuk mati disini.'

Cherin tertawa terbahak-bahak sambil menutup matanya.

"Apa yang kau lakukan!!!!" tangan besar Liane menghentikan pecahan kaca ditangan Cherin yang hampir mengores lehernya sendiri.

"Cherin!!!! Apa yang kau lakukan sekarang!!! Lepaskan kaca ini sekarang juga!" Liane memeluk tubuhnya sambil membungkus tangannya yang memegang kaca, sehingga tangan besar Liane juga mengalirkan darah.

"lepas!!" Cherin mencoba melepaskan tubuhnya dari tangan Liane. Tetapi Liane semakin mengencangkan pelukannya, sehingga tubuh Cherin tidak dapat bergerak.

"Sadarlah Cherin!!! Jangan melakukan hal bodoh seperti ini! Jika kau mati ditempat ini, manusia sampah yang menyakitimu tidak akan mendapatkan balasannya."

Liane mencoba mengeluarkan paksa pecahan kaca yang masih digenggam erat oleh Cherin.

"ha ha ha... Lepaskan tanganmu Liane, lebih baik biarkan saja aku seperti ini." Cherin masih terus tertawa dengan wajah yang berurai air mata.

"Tidak! Kau sekarang sedang tidak dapat berpikir jernih!! Lepaskanlah benda ini dan ikutlah denganku kerumah sakit."

"Aku tidak mau kerumah sakit!katakan padaku Liane, apa aku sekarang sudah gila? Apa aku akan seperti ibuku?" Sambil terus terisak, Cherin memundurkan kepalanya sehingga wajah mereka bertatapan. "aku tidak ingin seperti ibu.... lebih baik aku akhiri saja sekarang daripada hidupku menjadi semakin menyedihkan."

"Cherin.."

"Aku tidak kuat Liane, hatiku bukan terbuat dari batu.... Jika bisa, aku juga ingin melupakan semuanya, aku juga ingin menghapus semua perasaan kecewa ini dari hatiku dan melakukan balas dendam ku dengan keren. Tetapi.... Tetapi hatiku sekarang rasanya sesak, rasanya hatiku seperti akan meledak."

Tangan Cherin yang menggenggam erat pecahan kaca itu akhirnya melepaskan genggamannya.

Pecahan kaca yang terjatuh diatas lantai itu segera diambil dan dilempar jauh-jauh oleh Liane.

Liane melepas pelukannya dan mulai menghapus air mata yang mengalir diwajah Cherin dengan kedua tangannya. Kemudian Liane kembali membungkus tubuh Cherin dengan tangannya sambil menepuk punggungnya dengan pelan.

"kau akan baik-baik saja Cherin..... kau akan baik-baik saja...." Liane terus menepuk punggung Cherin sambil membisikkan kata ini di telinganya berulang-ulang.

"Kau kuat Cherin.... kau tidak akan hancur. Aku tahu dirimu. Kau hanya terkejut dan tidak dapat berpikir waras sekarang."

Suara tawa Cherin menghilang digantikan isak tangis yang semakin kuat. Tubuh kecilnya terus bergetar hebat. Cherin menempelkan wajahnya di dada bidang Liane sambil memegang erat kaus putihnya.

"Aku sama sekali tidak baik-baik saja... Hu.... Eng..." sambil terus mengulang kata itu dengan suara kecil.

"Aku tidak baik-baik saja."

Saat ini perasaannya terasa hancur. Rasa sakit yang ada didalam hatinya sama sekali tidak baik-baik saja.

9 tahun.... Perasaan cinta yang ditumpuknya selama 9 tahun ini tidak dapat dianggap menjadi tidak ada semudah membalikkan telapak tangan. Ini bukanlah cerita klise didalam novel, ini adalah kehidupan nyata. Jika Cherin dapat memilih, dia juga tidak ingin merasa seperti ini. Tetapi perasaan bukanlah sesuatu yang dapat dikontrol oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu saat ini dia benar-benar tidak baik-baik saja.

Keluarga...

Kekasih....

Bahkan sahabat....

Dia telah kehilangan semuanya hingga tidak ada apapun yang tersisa dari hidupnya.

Liane terus menepuk punggung Cherin dengan lembut untuk memenangkan Cherin yang terus menangis.

"disini rasanya sangat sakit, Liane..." Cherin menepuk-nepuk dadanya sendiri.

"Saat ini... kau boleh tidak baik-baik saja. Saat ini kau boleh menagis dengan keras, saat ini....saat ini kau boleh terluka. Tidak ada manusia yang akan baik-baik saja jika mereka merasakan apa yang kau rasakan.".

Dari pada penghiburan, Cherin merasa lebih tenang dengan perkataan ini.

Dia ingin seseorang untuk mengatakan kepadanya bahwa dirinya boleh menjadi tidak kuat, dia ingin seseorang mengatakan kepadanya bahwa dia boleh merasa tidak baik-baik saja, dia ingin seseorang mengatakan kepadanya bahwa dia boleh menagis sepuasnya.

Ya, karena dirinya bukanlah patung batu yang tidak memiliki perasaan. Dia adalah manusia hidup yang dapat terluka.

"Aku akan memastikan bahwa kau tidak akan hancur. Aku akan memastikan bahwa kau akan bangkin kembali." Liane mengutuk dan mengutuk lagi, kedua orang yang membuat Cherin menjadi seperti ini.

Dia akan memastikan bahwa Cherin akan membaik, dan bangkit lagi untuk memberikan pelajaran yang paling menyakitkan kepada manusia-manusia sampah itu.

'Menangislah.... Menagislah sepuasnya hari ini Cherin.'

Besok, besok dan besok, entah harus butuh berapa kata besok lagi, Liane pasti akan memastikan Cherin bahagia. Semua yang hilang hari ini akan diisi satu-persatu, tidak perduli butuh berapa banyak waktu untuk itu, semua yang hilang pasti akan berusaha diisi oleh Liane kembali.

Setelah memastikan tubuh Cherin yang perlahan sudah stabil. Liane memundurkan tubuhnya dan melepaskan pelukannya.

" Ingatlah Cherin, kau harus terus hidup. Kebahagiaan seseorang itu ada masanya. Mungkin masa kebahagiaan mu belum sampai. Oleh karena itu kau harus bertahan dan terus hidup, agar kau dapat merasakan saat itu tiba. Saat dimana kebahagiaan akan datang menghampirimu."

Perkataan ini adalah perkataan yang sering dikatakan oleh kakaknya. Dulu, Liane tidak pernah percaya dengan kata ini, baginya ini hanyalah omong-kosong belaka.

Tetapi sekarang berbeda. Liane telah menemukan kebahagiaannya. Liane telah menemukan Cherin didalam hatinya.

Hati yang disangkanya tidak akan pernah berdebar dengan kencang untuk siapapun lagi, hari ini berdebar untuk Cherin.

Oleh karena itu Cherin juga pasti akan menemukan kebahagiaannya sendiri.

Walaupun dia tidak tahu apakah kebahagiaan Cherin itu adalah dirinya atau bukan. Tentu saja pasti akan sangat baik jika kebahagiaan Cherin juga adalah dirinya.

Meskipun ini hanya harapan yang tidak akan menjadi nyata untuk saat ini.

"Masa kebahagiaan?" tangisan Cherin perlahan mereda.

"iya, masa kebahagiaan. Masa itu pasti akan datang." Liane mengangguk kecil untuk meyakinkan Cherin, sambil tersenyum kecil.

Mata Cherin seperti memandang jauh ke udara sambil membayangkan sesuatu.

"...... Alangkah bahagianya jika memang saat itu akan datang kepadaku."

Aku harus bertahan agar dapat merasakan masa kebahagiaan ku nanti.

Secara tidak sadar, perkataan Liane telah mengukir didalam hatinya.

Entah berapa lama waktu yang dihabiskan oleh Cherin untuk menangis didalam pelukan Liane semalam, hingga dirinya tertidur tanpa disadarinya.

Cherin terbangun dari tempat tidurnya sambil menggosok matanya dengan pelan.

Uh?

Kedua tangannya dibalut perban putih. Melihat tangannya yang seperti itu membuat Cherin menjadi sadar, bahwa kejadian semalam bukanlah mimpi.

Cherin melihat disekeliling kamarnya. Serpihan foto yang di sobeknya, serta kaca bingkai yang berserakan sudah menghilang sempurna dari lantai kamarnya.

'Dia membersihkannya?'

Yang ada didalam apartemen nya semalam hanyalah Liane. Tidak susah untuk menebak orang yang telah membersihkan semuanya dan membalut tangannya dengan perban.

Tetapi sosok Liane sama sekali tidak terlihat sekarang.

Srak... Srak...

Bunyi benda bergesekan terdengar dari luar kamarnya. Cherin yang bingung dengan asal suara itu akhirnya melangkah keluar kamar.

"apa yang sedang kau lakukan?" Cherin bertanya dengan rasa penasarannya kepada sosok Liane yang sedang berjongkok didepan kulkasnya. Pintu kulkas yang terbuka serta sosok Liane yang terlihat seperti mencari seuatu itu, terlihat membingungkan.

"mencari bahan untuk dimasak. Tampaknya kau tidak memiliki apapun selain beberapa buah apel dan air mineral." Cherin baru tersadar ketika mendengar perkataan yang keluar dari mulut Liane.

Semenjak perasaan dan kondisi kejiwaannya menjadi kacau, dirinya memang tidak memiliki nafsu makan dan mood untuk mengisi kulkas dapurnya dengan makanan.

Cherin merasa kehilangan nafsu makannya, untuk melakukan hal itu.

"Apel sudah cukup untuk sarapan." Cherin menjawab Liane dengan santai.

"kau... Sejak kapan kau hanya makan ini untuk sarapan?" entah kenapa raut wajah Liane langsung berubah begitu mengetahui Cherin hanya makan apel untuk sarapannya.

"sejak... Entahlah, setiap hari memang hanya ada itu untuk sarapan." Karena dia memang tidak ingin makan apapun, apel adalah pilihan yang gampang untuk bertahan hidup.

Baginya, makan bukanlah untuk dinikmati. Cherin hanya makan untuk menyambung hidup.

Bahkan jika manusia dapat hidup tanpa makan, mungkin Cherin akan memilih untuk tidak makan apapun lagi.

"Cherin.... Kau ini benar-benar.." Liane menghentikan perkataan yang sambil memegang dahinya dengan telapak tangan besarnya. "benar-benar sangat membuatku khawatir."

'khawatir? Kenapa kau harus khawatir?'

Cherin menelan kembali pertanyaan yang ada didalam kepalanya. Entah kenapa rasanya sangat canggung untuk menanyakannya kepada Liane.

"Makanlah dengan benar, jangan terus-menerus makan apel ini saja."

Kenapa wajahmu seperti itu?Apa memang teman itu seperti ini?

Raut wajah Liane terlihat cemas, tanpa sadar kedua alisnya berkerut sehingga membentuk garis ditengahnya.

Cherin yang melupakan pengalamannya dalam berteman itu, hanya dapat diam sambil mengamati ekspresi wajah Liane yang terlihat khawatir kepadanya.

".... Aku akan mencobanya." Setelah Cherin berkata seperti itu, Liane langsung mengulurkan tangannya didepan Cherin seperti sedang meminta sesuatu.

Cherin menatap tangan itu dengan bingung. Sebenarnya apa yang ingin Liane lakukan, dengan mengulurkan tangannya seperti ini?

"Karena aku telah menjadi teman yang baik, kau harus membalas ku." Gerakan itu dan perkataan itu adalah gerakan orang yang meminta imbalan.

Tatapan mata Cherin menajadi semakin dingin melihat tindakan Liane saat ini.

'sudah kuduga kau ingin sesuatu dariku. Memang tidak ada orang yang tulus didunia ini. Heh, apa yang aku harapkan..'

"gantungan"

"Ya?" barusan Liane berkata gantungan, apa maksud perkataannya?

"bayar aku dengan gantungan micky mouse yang kau beli kemarin."

Seketika itu juga, semua kekesalan yang dirasakannya kepada Liane langsung mencair.

Liane sekarang sedang meminta gantungan yang pada awalnya dibeli Cherin untuk Molly.

Gantungan kembar micky mouse itu pada awalnya akan diberikan kepada Molly kemarin. Walaupun Cherin berencana akan membuangnya hari ini. tetapi Liane malah meminta gantungan itu sekarang.

"karena sahabatmu sekarang adalah aku, pemilik baru gantungan itu hanyalah aku seorang." Liane masih tetap mengulurkan tangannya tanpa berencana untuk menurunkannya sebelum Cherin memberikan gantungan itu padanya.

"Liane, kau benar-benar.... Manusia aneh." Cherin menggelengkan kepalanya dengan pelan kemudian dia bangkit untuk mengambil tas yang dipakainya kemarin.

Tangannya mengeluarkan dua gantungan micky mouse yang ada didalam tas itu.

Cherin mengambil satu gantungannya dan memberikannya kepada Liane.

"ini" Liane menyambut gantungan itu dengan senyuman puas.

"thanks sahabatku. Jadi mulai saat ini, kita akan mengenakan gantungan ini bersama untuk menandakan persahabatan kita bukan?"

"A... Apa?" mulut Cherin setengah terbuka karena tidak percaya dengan apa yang ingin dilakukan oleh Liane.

"ei.... Bukankah memang kau membeli dua gantungan yang sama untuk dipakai bersama. Kenapa kau harus terkejut seperti itu?"

Ya memang gantungan ini dibeli untuk dipakai bersama. Tetapi Cherin tidak pernah membayangkannya untuk memakai gantungan ini bersama Liane.

Bukankah akan terlihat aneh? Jika dipakai bersama bukankah akan terlihat seperti gantungan couple pasangan kekasih?

Hm.... rumit sekali ini. Haruskah aku memakainya?

"jangan lupa, kita adalah sahabat yang saling mengerti satu sama lain. Ini adalah tandanya." Liane mengangkat gantungan itu keatas, sehingga gantungan itu berada tepat didepan wajah Cherin.

Liane mengoyang-goyangkan gantungan ditangannya sambil tertawa kecil.

Ah.... Kenapa aku harus banyak berpikir. Seperti kata Liane, memang ini adalah gantungan sahabat yang pada awalnya kubeli untuk kupakai bersama sahabatku. Dan sekarang, sahabatku hanyalah Liane. Jelas ini adalah hal wajar, kenapa aku harus berpikir serumit ini?

"Baiklah, aku akan memakainya juga."

senyuman Liane semakin lebar, Cherin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Liane didalam hatinya saat ini.

'gantungan couple'

Hanya memikirkan hal seperti ini saja, telah membuat hati Liane tergelitik.

Walaupun maskot imut bukanlah seleranya, tetapi entah kenapa setiap menatap gantungan micky mouse yang ada ditangannya Liane merasa gantungan itu sangat imut.

Gantungan ini mengingatkannya kepada senyuman Cherin didalam merry go round.

Tampaknya tidak sia-sia dia mencari alasan untuk dapat memakai gantungan pasangan ini bersama Cherin.

Liane bersenandung kecil sambil memasangkan gantungan imut itu di handphonenya. Kemudian dia juga memastikan Cherin memasang gantungan itu di handphone miliknya.

Continue Reading

You'll Also Like

111K 13.7K 70
Setelah bereinkarnasi ke dalam sebuah novel, aku menyadari bahwa aku datang pada timeline yang salah! Kenapa tokoh utama pria dan tokoh utama wanita...
888 162 29
Morgance Oxley memiliki banyak rumor miring di kumpulan bangsawan. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah kekasih gelap bangsawan kaya raya. Itu sebabn...
1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
2.6M 39.5K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...