Meeting You | ė„ˆė„¼ ė§Œė‚˜ė‹¤

By LlaaChaa

1.6K 1K 1K

Sial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah ku... More

šŸŽ„ TEASER
01 : GAGAL
02 : RUMAH
03 : KAU LAGI
04 : KELUARGA
05 : TAKDIR
06 : RUMAH STUDIO
08 : KAMPUS
09 : PLAGIAT
10 : TANTANGAN
11 : AWAL
12 : INSPIRASI
13 : KEBENARAN
14 : LUKA
15 : RENCANA
16 : PENYEMBUHAN
17 : KONSULTASI
18 : MALAM BERBINTANG
19 : MISI PERTAMA
20 : PAMERAN
21 : RUANG INAP
22 : MAKAN MALAM
23 : WELCOME HOME
24 : SEBUAH PENGUMUMAN
25 : MISI KEDUA
26 : HELLO, JEJU!
27 : BERKELILING PULAU JEJU
28 : KISAH MASA LALU
29 : PAMERAN AMAL
30 : SODA, OMBAK, BINTANG
31 : GOOD BYE JEJU!
32 : TIDAK DIINGINKAN

07 : HAL BARU

51 38 58
By LlaaChaa

Suasana lingkungan kampus yang ramai menyambut Eun Ji. Para mahasiswa saling bercanda gurau di setiap sudut kampus. Gadis itu terus mengedarkan pandangannya menatap sekeliling. Ia tahu jika tidak akan menemukan sosok yang dicarinya di sana. Namun, ia ingin tetap memegang teguh arti dari 'keberuntungan'. Siapa tahu secara tidak sengaja ia akan menemukan keberadaan Eun Bi di antara para mahasiswa lainnya.

"Eun Bi-ya, di mana kau sebenarnya? Kau bahkan tidak pulang ke rumah," lirih Eun Ji yang tampak begitu cemas.

Saat pandangannya tertuju ke samping untuk mengamati gedung fakultas seni, Eun Ji yang tidak memerhatikan langkahnya alhasil menabrak seseorang di depannya.

"Akh, maaf saya tidak sengaja," tutur gadis itu sedikit membungkuk.

Seorang pria yang tengah menelpon di hadapannya itu berbalik menatapnya. Ia menurunkan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

"Tidak apa-apa," balasnya santai.

"Oh, Jung Min-ah! Apa yang kau lakukan di sini?" ucap gadis itu ketika mengenali teman satu kelasnya. Mereka berdua hanya saling mengetahui nama karena berada di jurusan dan kelas yang sama.

"Aku sedang menghubungi Ha Seok hyung untuk menanyakan perihal motor, tetapi tidak tersambung," ucap Jung Min.

"Ah, begitu rupanya."

"Apakah kau akan pergi ke kelas?" tanya pria itu sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Ya, tentu saja. Kita ada kelas pagi ini," balas Eun Ji.

"Kalau begitu, ayo pergi ke kelas bersama," ajak Jung Min seraya melangkah lebih dahulu.

***

Di salah satu pusat perbelanjaan, Ha Seok dan Eun Bi asyik memilih beberapa keperluan rumah untuk rumah studio pria itu. Eun Bi mengambil beberapa camilan dan peralatan dapur, semetara Ha Seok mendorong troli mengikuti kemana gadis itu pergi. Rumah studio itu memang sangat kosong, bahkan bahan makanan pun tidak ada di dalam kulkas. Hanya terdapat air putih saja di mesin pendingin itu. Ia ingin mengisinya dengan beberapa barang dan bahan makanan sehingga bangunan tersebut layak untuk disebut sebagai rumah seperti pada umumnya. Sebenarnya alasan lainnya adalah agar Eun Bi merasa nyaman saat tinggal di sana.

"Ini atau ini?" ucap gadis itu menimbang dua wajan penggorengan di kedua tangannya.

"Hm, yang ini saja," ucap Ha Seok memilih wajan penggorengan yang berada di tangan kiri gadis itu.

Eun Bi pun memasukan wajan pilihan itu ke dalam troli. Lantas keduanya pun melangkah menuju tempat lainnya.

"Woah!"

Gadis itu terlihat senang tatkala melihat begitu banyak pilihan daging sapi mentah. Ha Seok bahkan dapat melihat mata berbinar gadis itu. Pria itu pun melangkah memutari troli dan berdiri tepat di samping gadis itu.

"Apakah kau ingin makan daging?" tanya pria itu.

"Ya! Aku sangat menyukai daging," balas gadis itu.

"Kalau begitu, kita akan membelinya," ucap Ha Seok seraya memilih beberapa daging kemasan segar di sana.

"Jinjja? Kau sungguh akan membelinya?" tanya gadis itu memastikan.

"Tentu, kau bilang jika menyukainya," balas pria itu.

Gadis itu bersorak senang. Ia pun turut serta memilih daging yang tampak lezat itu.

Ha Seok mengamati gadis itu dalam diam. Tanpa sadar ujung bibirnya tertarik beberapa sentimeter ke atas. Ia senang melihat wajah gadis itu yang tampak begitu ceria. Bahkan untuk sejenak ia tergegun dengan senyum tulus yang menghiasi wajah cantik itu.

Kau terlihat cantik saat tersenyum.

***

Selesai berbelanja, kini kedua insan itu tengah menikmati es krim di salah satu kedai dalam pusat perbelanjaan. Eun Bi menyantap es krim mint choco-nya dengan lahap. Sosok Eun Bi yang dilihat Ha Seok hari ini benar-benar berbeda dengan kemarin.

"By the way, di mana kau berkuliah?" tanya Ha Seok memulai pembicaraan di antara mereka.

"Universitas Myungil," balas gadis itu menyendokkan kembali es krim ke dalam mulutnya.

"Benarkah? Wah, kebetulan apa lagi ini?" seru Ha Seok sumringah.

"Ada apa?" tanya Eun Bi mengerutkan keningnya.

"Aku lulusan dari Universitas Myungil. Dan adikku saat ini juga tengah berkuliah di sana. Ia juga sebaya denganmu," jelas Ha Seok.

"Wah, baru kali ini aku mengakui jika dunia ini sempit," balas gadis itu.

Dalam hati pria itu juga mengakui perkataan tersebut.

"Ayo, kita kembali sekarang. Tubuhku sudah sangat lelah berkeliling membeli semua perlengkapan ini," ajak Eun Bi.

"Tentu."

Deru motor berhenti tepat di depan rumah studio Ha Seok. Bersamaan dengan itu mobil pengantaran belanjaan mereka tadi juga telah sampai. Ha Seok memang meminta layanan pengantaran untuk seluruh belanjaanya tadi, sebab barang-barang itu tidak akan sanggup dibawanya menggunakan motor. Ha Seok dan Eun Bi pun ikut mengangkat barang-barang bersama dengan kurir pengantar.

"Terima kasih semuanya," ucap Ha Seok mengantar para kurir keluar rumah saat barang belanjaan mereka telah selesai dipindahkan.

Selanjutnya, Ha Seok sibuk menata peralatan dapur, sementara Eun Bi menyimpan berbagai bahan makanan mentah di dalam kulkas.

"Akhirnya tempat ini terlihat seperti layaknya sebuah rumah," ucap Ha Seok mengamati penjuru ruangan.

"Kau mengatakan jika menginap di sini hanya saat sibuk dengan pameran di museum. Namun, kau bersikeras mengisi ruangan ini," ucap Eun Bi.

"Sepertinya mulai sekarang bukan hanya aku saja yang akan menempati rumah ini," balas Ha Seok menatap jahil ke arah gadis itu. Ia menaikkan alisnya memberi kode maksud dari perkataannya.

"Apa maksudmu? Aku? Apakah kau sudah gila?"

"Kau bisa sesekali mampir jika memang membutuhkan tempat untuk menenangkan diri," balas pria itu.

Gadis itu terus menggerutu seorang diri. "Sepertinya ia memang telah gila. Sangat gila. Ya, bisa dipastikan itu."

Ha Seok hanya tertawa mendengar hal tersebut.

***

Malam telah larut saat sebuah motor berhenti di depan rumah keluarga Na. Eun Bi turun dan melepas helm yang dikenakannya. Ia pun memberikan helm tersebut kepada Ha Seok.

"Apakah kau yakin telah baik-baik saja?" tanya pria itu tampak cemas.

"Ini bukan pertama kalinya aku kabur dari rumah. Setelah menenangkan diri, tentu aku harus kembali ke rumah lagi," balas gadis itu.

Ketika mendengar hal tersebut, kedua mata Ha Seok otomatis terbuka lebar. Ia memandangi gadis itu dengan tatapan terkejut.

"Lalu-"

"Aku akan masuk. Sampai jumpa," potong Eun Bi sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya.

Gadis itu melambaikan tangannya dan melangkah memasuki rumah. Saat berbalik badan, gadis itu sedikit terkikik melihat ekspresi wajah Ha Seok yang menurutnya lucu.

Keadaan ruangan yang gelap gulita menyapa gadis itu. Ia melangkah perlahan menuju kamarnya. Hampir saja ia berhasil tidak membuat kegaduhan, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya tepat saat ia akan memutar kenop pintu kamarnya.

Eun Ji berdiri di sana menatap Eun Bi dalam kegelapan.

"Hei! Kau membuatku kaget saja. Mengapa kau masih terjaga?!" ucap Eun Bi berusaha memelankan suaranya.

"Aku menunggumu pulang," balas Eun Ji tersenyum dengan wajah manisnya.

"Kau tidak perlu melakukan hal itu. Aku akan kembali atau tidak ke rumah ini itu bukan urusanmu. Jalanilah kehidupanmu sendiri," ucap Eun Bi acuh seperti biasanya. Ia pun lantas membuka pintu kamarnya dan menutup pintu tepat di depan wajah Eun Ji.

Saudari tirinya itu hanya dapat menerima dengan pasrah. Ini bukan pertama kali Eun Bi memperlakukannya seperti itu. Sejak awal ia bergabung dengan keluarga ini, Eun Bi memang tidak pernah menerima keberadaannya.

"Eun Bi-ya, sampai kapan kita harus menjadi asing? Aku ingin dekat denganmu dan saling berbagi cerita denganmu," gumam gadis itu lirih. Eun Ji pun melangkah kembali ke kamarnya.

Di dalam kamar, Eun Bi merebahkan dirinya. Ia terdiam menatap langit-langit kamarnya cukup lama. Pikirannya melayang pada kejadian hari ini. Dalam satu hari ini, ia telah mengalami banyak hal baru. Ia melakukan sebuah kegiatan yang memberikan kebahagiaan untuknya.

Saat membayangkan semua hal yang dilakukannya bersama pria itu, tanpa sadar gadis itu menarik sudut bibirnya.

Apakah ini rencana-Mu setelah tidak membiarkan aku pergi? Apakah Kau menghadirikan sosoknya untuk menghiburku di dunia ini?

Aku mengalami hal baru dalam kehidupanku selama ini. Hari ini aku merasa bahagia. Apakah bisa Kau tidak akan merenggut kebahagianku kembali?

Hari ini aku benar-benar merasa bahagia. Namun aku takut karena merasa begitu bahagia. Sebab ini semua terasa sangat langka untukku.

-To be continue-

Yogyakarta | June 10th, 2022.

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.8M 279K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
384K 47.4K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

990K 54.8K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...