The Voice - Jaeseok (DISC)

By yisocl

60.1K 9.9K 1K

Hyungseok mendengar suaranya, berat, namun terdengar lembut dan seksi secara bersamaan. - karakter Lookism ad... More

kesatu
kedua
ketiga
keempat
kelima ๐Ÿ”ž
keenam
ketujuh
kedelapan
kesembilan ๐Ÿ”ž๐Ÿฉธ
kesepuluh
kesebelas
kedua belas
ketiga belas
keempat belas
kelima belas
keenam belas
ketujuh belas
kesembilan belas
kedua puluh

kedelapan belas

1.5K 283 38
By yisocl

Malam sudah semakin larut, namun pemuda laki-laki tersebut masih belum bisa memejamkan matanya. Meskipun sudah membolak-balikkan tubuhnya menghadap kanan dan kiri, tetap matanya menolak untuk tertutup dan karena kesal, ia pun mendudukkan dirinya dan meraih botol air minum yang masih tersegel rapi disebelah tempat tidurnya, lalu meminumnya sampai habis.

"Haissh," Pemuda tersebut mendesis, "Apakah aku harus masuk sekolah besok? Aku takut bertemu dengan Janghyun..." Monolognya.

Hyungseok menghela napas berat, "Tapi kalau aku tidak masuk, kasihan ibu yang sudah membiayaiku untuk sekolah," Lanjutnya, "Masuk saja deh, besok aku akan bersama dengan Jay sepanjang sekolah sampai selesai! Agar Janghyun tidak mendekat."

Setelah mengucapkan itu, Hyungseok pun mencoba merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya sembari mengatur napas agar dirinya tenang. Tak lama kemudian, dirinya pun jatuh tertidur dan mulai mengarungi mimpinya.

•••

Pagi sudah tiba dan Hyungseok sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah memastikan tak ada yang terlupa atau tertinggal, Hyungseok mengunci pintu rumahnya dan mulai berjalan santai menuju sekolahnya. Hyungseok sudah merasa tenang karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Jay, entah mengapa saat bersama laki-laki tersebut ia merasa aman dan tentu saja nyaman. Namun, naas, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Janghyun yang sepertinya sudah menunggunya sedari tadi.

Dengan langkah yang gugup, Hyungseok mendekati Janghyun dan menepuk pundaknya pelan begitu ia sudah dekat.

"Pagi, Janghyun! Sedang apa kau?" Tanya Hyungseok berbasa-basi, berdoa agar Janghyun tak benar-benar menunggunya.

Janghyun menoleh dan ekspresi datar tadi tergantikan dengan senyum lebar lima jari.

Ia benar-benar menunggunya, ya?

"Aku menunggumu. Ayo berangkat bersama!" Tanpa persetujuan lawan bicaranya, Janghyun langsung menggenggam pergelangan tangan Hyungseok dan menariknya pelan agar laki-laki tersebut berjalan disampingnya.

'Semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi.' Batin Hyungseok berdoa.

Begitu mereka sampai di sekolah, seluruh pasang mata menatap kearah mereka dan beberapa sambil berbisik-bisik yang tentu saja terdengar oleh kedua telinga milik Janghyun dan Hyungseok.

"Astaga, dua laki-laki tampan berangkat sekolah bersama!"

"Kyaa! Janghyun dan Hyungseok juga tampan sekali hari ini!"

"Kalau setiap pagi kita disuguhi pemandangan seperti ini, setiap hari juga aku bakal semangat untuk bersekolah!"

Seperti itulah kira-kira 'bisikan' dari perempuan-perempuan yang juga baru sampai di sekolah tersebut, namun tak sampai situ, ada seseorang lagi tengah berbisik membuat seluruh atensi semua orang yang awalnya beberapa tak peduli menjadi menatap kearah mereka.

"Eh, kau lihat tidak itu?"

"Kenapa?"

"Mereka berpegangan tangan! Apakah itu tidak menggemaskan?"

"Kau benar! Dua laki-laki tampan berpegangan tangan, apakah mereka berkencan?"

Mendengar itu, Hyungseok menatap kearah bawah, dimana tangannya memang berpegangan dengan tangan Janghyun. Ia terkejut karena sejak kapan mereka berpegangan tangan?!

Beda orang, beda juga reaksinya. Hyungseok yang terkejut dan ingin berusaha melepaskan tautan tangan mereka dan Janghyun yang terlihat senang mendengar racauan murid SMA Jaewon tentang mereka yang dikira berkencan. Sebenarnya Janghyun ingin berkata dengan lantang bahwa mereka memang tengah mencoba untuk berkencan dan ia sedang masa pendekatan dengan Hyungseok, namun ia urung untuk melakukannya karena takut Hyungseok akan menjauhinya setelahnya.

Sedang enak-enaknya memikirkan rencana selanjutnya, Janghyun dikejutkan dengan sentakan tangan seseorang yang membuat tautan tangan mereka terlepas. Janghyun menoleh dan berniat memarahi sang pelaku karena hampir menghancurkan susunan rencananya, namun urung saat melihat Jay yang tengah memeluk erat Hyungseok dalam dekapannya.

'Ah, kenapa dia sudah datang saja, sih?!' Batin Janghyun kesal namun ia tahan.

Janghyun mencoba tersenyum manis kearah Jay dan mendekatinya untuk membisikkan sesuatu, "Dekatilah Hyungseok selama apapun juga dia akan tetap berada di genggamanku."

Mendengar itu, Jay hampir kehilangan ketenangannya karena tangannya gatal untuk menghajar laki-laki didepannya, namun tak jadi karena ia ditatap oleh seluruh murid SMA Jaewon, terlebih lagi ia berada didepan orang yang ia cintai, ia tidak mau image nya hancur hanya karena Janghyun.

Sebelum keadaan lebih memanas, bel tanda masuk berdering, menyelamatkan Jay dari emosinya. Ia pun buru-buru masuk sambil menggenggam tangan Hyungseok, ia juga menghilangkan jejak tangan Janghyun dengan tangannya. Sedangkan, Janghyun hanya tersenyum miring dan lanjut berjalan menuju ke kelasnya.

Brak!

"Dia benar-benar sudah gila!" Zin menggebrak meja karena saking kesalnya saat melihat kejadian tadi pagi, ia melihat semuanya.

Jay mengangguk setuju.

"Kukira dia adalah orang yang baik, tapi saat melihat semuanya dan mendengar ceritamu, amarahku membuncah! Cepat katakan, Hyungseok! Haruskah aku mengirimkan bom ke rumahnya?!" Wajah Haneul seperti terlihat terbakar sekarang karena ia juga ikut kesal dengan Janghyun.

"Sudah kuduga ada yang tidak beres dengannya." Suara lain menambahi, membuat seluruh mata orang yang berkumpul di meja Hyungseok menoleh dan mendapati Soojung ikut bergabung untuk berkerumun, tidak biasanya.

"Kau tahu ini, Soojung?" Tanya Mijin yang sedari tadi membantu meredakan amarah teman-temannya.

Soojung mengangguk, "Aku pernah melihatnya, berdiri didepan rumahmu, Hyungseok, saat tengah malam."

Mendengar itu, amarah Jay semakin naik, namun Hyungseok yang tahu akan hal itu, langsung menggenggam erat tangannya sambil berkata pelan, "Sabar, Jay. Tak apa, tak apa."

"Ah, aku tak akan melanjutkannya. Redakan dulu emosi kalian. Aku akan kembali ke tempat dudukku."

Setelah Soojung kembali ke tempat duduknya, tak ada lagi yang berbicara karena mereka mengikuti ucapan Soojung untuk meredakan emosinya. Jika Soojung tadi tetap melanjutkannya, mereka jamin, mereka akan menghabisi Janghyun sekarang dan tentu saja mereka akan mendapatkan surat pelanggaran, diskors, atau parahnya dikeluarkan dari sekolah dan itu memang tujuannya agar bisa mendekati Hyungseok dengan leluasa.

Hyungseok yang sedari tadi diam dan sesekali memenangkan Jay, memainkan kedua jempolnya. Ia merasa bersalah karena dirinya, teman-temannya jadi seperti ini. Karena dirinya yang tak menyadari dari awal tentang ketertarikan Janghyun pada dirinya, teman-temannya ikut frustasi dengan masalahnya.

Ia berpikir nanti sepulang sekolah, ia akan cepat-cepat menepati janjinya untuk makan bersama dan menyuruhnya berhenti mengganggunya, namun sepertinya tak akan semudah itu.

Mendengar Hyungseok yang menghela napas, Jay menggenggam tangan Hyungseok dengan penuh kehati-hatian seperti ia tengah memegang barang antik yang harus dijaga dengan penuh kehati-hatian.

Hyungseok menoleh kearah Jay dan tersenyum, senyuman lelah. Jay yang melihat itu turut sedih. Ia pun mengajak Hyungseok untuk ke kamar mandi karena ia ingin berbicara empat mata dengan orang yang ia cintai dan Hyungseok pun mengangguk pelan.

Cklek!

Pintu kamar mandi tertutup, hanya ada mereka berdua, Jay dan Hyungseok.

Jay terlihat gugup dan hal itu membuat Hyungseok terkekeh, "Hahaha, kenapa Jay?" Tanyanya.

Jay yang ditanyai bingung karena ia sendiri bingung kenapa ia mengajak Hyungseok kemari, "U-uh, umm."

Mendengar suara yang kembali keluar dari mulut Jay, Hyungseok terlonjak kaget.

"H-Hyungse-ok, tenta-ng Janghy-yun," Suaranya terbata karena ia sudah lama tak berbicara kepada seseorang, "Jangan khawat-tir. Aku ada disini, jika k-kau butuh sesuatu."

Rekor! Jay berbicara 12 kata dalam satu kalimat.

Hyungseok sedari tadi terdiam karena masih syok mendengar suara Jay, meskipun ia sudah beberapa kali mendengarnya, namun tetap saja ia terkejut! Apalagi suaranya yang ekhem, membuat Hyungseok tentu saja menikmati mendengar suaranya yang bak melodi berdansa di telinganya.

"... Eok?"

"... Seok?"

"Hyungseok!"

Astaga, apakah dirinya terlalu larut menikmati suara indah dari laki-laki didepannya??

"Ah, maaf, Jay. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu." Memikirkan suaramu tentu saja!

"Bukan tentang dia 'kan?" Tanya Jay, yang sudah tak lagi terbata karena sudah mulai terbiasa, sembari menekankan kata 'dia'. Hyungseok menggeleng cepat.

"Tentu saja tidak! Ngapain juga."

"Baguslah, kau mau cuci muka sebelum kita ke kelas?"

"Iya, kau juga?"

Jay mengangguk.

Saat perjalanan menuju ke kelas, Hyungseok bertanya sesuatu yang tentu saja sudah Jay kira pertanyaannya.

"Jay, apa kau di rumah sering berbicara?"

Jay menggeleng, "Setelah aku berumur 7 tahun dan setelahnya tidak pernah."

"Eh, ke– jadi, ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama?"

Jay tahu Hyungseok akan berkata 'Kenapa setelah 7 tahun sampai sekarang tak pernah berbicara?' namun ia juga tahu bahwa Hyungseok tidak akan menanyakan sesuatu yang menurutnya personal. Jay sebenarnya tak masalah untuk menceritakannya, berlaku jika itu Hyungseok.

"Iya, dan pertama kalinya kepadamu."

Entah mengapa mendengar jawabannya, wajah Hyungseok memanas, apalagi wajah Jay yang tiba-tiba mendekat kearahnya.

"U-um, b-boleh tidak jik..."

Jay menatap Hyungseok karena tak menangkap maksud ucapannya, "Bisa kau ulangi, Hyungseok?"

Hyungseok berjengit, "Uh, bolehtidakjikakauberbicarahanyakepadakusaja?"*

"A-ah, pelan-pelan, tak apa."

"Aah! Aku malu, aku ke kelas duluan!" Dengan begitu, Hyungseok pun berlari mendahului Jay yang terdiam sebelum tertawa pelan.

Ia sungguh gemas dengan tingkahnya dan semakin jatuh cinta kepadanya.

Sesampainya ia di kelas, Jay melihat Hyungseok yang pura-pura membaca buku, padahal ia tahu bahwa laki-laki itu tengah menatap kearahnya. Ia pun berjalan melewatinya dan duduk dengan tenang di bangkunya.

Jay kemudian mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi pesan, mencari kontak seseorang, lalu mengetikkan sesuatu, dan kemudian mengirimkan pesannya.

Ting!

Mendengar bunyi notifikasi tersebut, Jay melihat kearah Hyungseok yang sekarang tengah mencoba menguburkan kepalanya ke dalam buku yang tengah ia pegang.




Jay! <3
Aku hanya akan berbicara kepadamu.

09:36


To be continue...

HAI, AKHIRNYA SAYA UPDATE INI T____T

Untuk yang lagi nunggu book little space itu, sabar ya, saya lagi bikin alur cerita yang baru 😭☝🏻

*Boleh tidak jika kau hanya berbicara kepadaku? (Ini ucapan Hyungseok).

Continue Reading

You'll Also Like

78.9K 16K 176
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
610K 60.9K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
224K 33.7K 61
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
298K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...