The Cold Billionaire - Serial...

By RetaHill

5.1K 225 0

NB : Mengandung adegan dewasa dan kekerasan. Harap bijak dalam membaca. Bagi seorang yang menempatkan keluarg... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chqpter 24
Chapter 25
Chapter 26
eBook atau Cetak?

Chapter 13

106 9 0
By RetaHill

Dia terus melangkahkan kaki menuju kamar lelaki dingin itu, karena setahunya Luke kembali ke dalam kamar. Sesampainya di kamar lelaki yang sangat kental dengan nuansa manly, Belle kembali memanggil nama Luke. Karena ponsel di tangannya tidak henti berdering.

“Luke...” panggilnya di depan pintu lamar mandi, karena dia bisa mendengar suara gemercik air dari dalam sana.

“Ada apa?”

“Ponselmu terus berdering, sepertinya penting.”

“Biarkan saja.”

“Baiklah. Aku letakkan di atas nak—” kata-kata Belle tercekat saat pintu kamar mandi terbuka.

Di depannya tengah berdiri lelaki tampan dengan handuk melilit sebatas pinggang. Rambut halus di dada bidangnya begitu mengundang untuk disentuh. Belle sampai harus menelan salivanya berulang kali saat tidak sengaja melihat tubuh setengah telanjang tunangannya.

“Berkediplah,” ucap Luke dingin sembari berlalu menuju walk in closet.

“A—aku berkedip sedari tadi,” ucap Belle meletakkan ponsel Luke di atas nakas.

Dia bergegas meninggalkan kamar tidur lelaki yang sedang menatapnya dalam dengan sebelah alis terangkat. Baru berapa langkah beranjak dari hadapan Luke, tangannya dicekal oleh lelaki itu hingga langkahnya terhenti.

“Ada apa?” tanya Belle dengan degup jantung yang tidak beraturan.

“Berapa banyak kebohonganmu?” 

“Aku tidak membobongimu apa pun itu,” jawab Belle penuh keyakinan, bahkan dia membalas tatapan menyelidik yang ditujukan Luke padanya.

“Memangnya kebohongan apa yang aku lakukan?" Belle berkacak pinggang dan dagu terangkat menantang Luke.

Luke diam, membaca mata Belle dan mencari kebenaran dari perkataan gadis itu. Sungguh dia terkejut mendengar fakta yang disampaikan oleh Mr. Trevor. Dia hanya tidak habis pikir dengan kehidupan gadis yang menjadi tunangannya. Awalnya Luke berpikir bahwa cerita itu hanya ada dalam operasabun[1] yang sering Ibunya tonton, tetapi ternyata ada di dunia nyata.

“Baiklah. Pergilah,” Luke melepas cekalannya.

“Dasar!” gerutu Belle berlalu pergi.

Luke menatap punggung Belle yang menghilang dari balik pintu, ia meraup kasar wajahnya. Berjalan menuju nakas dan mengambil ponsel yang diletakkan Belle di sana. Matanya memicing melihat nama di layar pemanggil, Katherine Watson.

“Tidak mungkin!” geram Luke menggenggam ponselnya keras.

Dia tidak habis pikir permainan apalagi yang sedang dimainkan oleh orang-orang itu, bahkan saat kehidupannya sudah berangsur baik dengan kehadiran Belle. Bahkan mimpi buruknya sudah tidak pernah hadir lagi, namun kali ini apa yang terjadi? Bagaimana bisa ada yang menggunakan nomor ponsel Katherine setelah sekian lama.

Drrrttt... Drrrttt...

“Hello.”

“—”

“Baiklah. Anthony akan menjemputmu.”

“—”

“Tidak bisa, aku sibuk.”

“—”

“Cukup, Halsey. Kakak akan menjemputmu.”

Luke segera memutus sambungan yang kali ini dari Halsey, adik sepupu kecilnya yang manja. Halsey hari ini berkunjung ke New York untuk liburan kuliah dan sepertinya padanya. Entah mengapa Luke mudah sekali menjadi dekat dengan orang baru, apalagi seorang Fabien Benoît Roux. Nama itulah yang dia dapatkan dari Mr. Trevor, tentang keluarga Roux dari Perancis.

“Selamat pagi, Kak,” sapa Bien ketika Luke duduk tepat di sisinya.

“Pagi, jadi hari ini kau akan menjaladi beberapa pemeriksaan lagi?” tanya Luke menyambut piring roti yang diberikan Belle.

“Iya, Kak. Dan kata dokter Bien harus bermalam di rumah sakit selama beberapa hari sampai hasil pemeriksaan keluar. Bien takut, Kak...” lirihnya.

“Jangan takut, kau aman di sana.”

“Tenang saja Bien, Tuan Pengatur ini menjamin keselamatan kita. Setidaknya sampai Kakak berhasil jadi Dokter yang hebat,” ucap Belle menyindir Luke yang tampak cuek mendengar kata-katanya.

“Kalau kalian sudah selesai, kita bisa berangkat sekarang.” kali ini gadis itu tidak datang sendiri. Karena dia bisa mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.

Luke segera berpakaian yang rapi dan mengambil kunci mobil dari laci nakas. Saat keluar dari kamar dia bisa melihat Belle dan Bien sedang menyantap sarapan pagi mereka, anak laki-laki itu tersenyum ramah.

“Kenapa cepat sekali?” tanya Belle sambil mengunyah roti.

“Habiskan dulu roti dalam mulutmu,” ucap Luke melirik Belle dengan tatapan tidak suka.

“Maaf.”

“Aku harus menjemput seseorang di bandara.”

“Biasa kau meminta Andre.”

“Tidak. Dia orang yang berbeda, jadi aku harus menjemputnya sendiri,” jawab Luke mengambil jas yang dia sampirkan di atas sofa.

Sepenting apa orang itu? Sampai seorang Luke Jacob mau menjemputnya? Gumam Belle dalam hati.

Akhirnya mereka bertiga pergi menuju rumah sakit, setelah mengurus segala keperluan Bien pasangan itu memutuskan untuk pergi. Belle diajak Luke ikut bersamanya ke bandara, menjemput seseorang yang dikatakan Luke. Selama perjalanan Belle memilih diam dan hanyut dalam pikirannya sendiri, karena entah mengapa hatinya merasa tidak tenang memikirkan ada seseorang yang terdengar sangat penting bagi Luke. Apalagi setelah panggilan telepon tadi pagi, dia masih mengingat nama wanita pada layar panggilan.

Sesampainya di bandara Belle masih memilih berdiam diri di dalam mobil, sampai Luke menariknya paksa. Dia sungguh malas mengikuti langkah besar lelaki di depannya, apalagi memikirkan apa yang akan dia lihat nanti. Belle jadi kesal membayangkan Luke memeluk tubuh wanita bernama Katherine itu.

Belle membatu di tempat saat seorang gadis muda berlari ke arah mereka dan memeluk tubuh Luke. Bahkan Luke terlihat senang dan memeluk balik tubuh gadis muda itu, dan melepas tautan jari mereka. Saat ini Belle dibuat panas melihat gadis itu mengecup pipi Luke dan dibalas dengan acakan pada rambut cokelatnya.

“Aku merindukanmu...” ucap gadis itu riang, tidak peduli pada raut wajah masam Belle.

Namun tidak dengan wanita paruh baya yang berjalan di belakang gadis muda itu, dia melihat raut wajah tidak nyaman Belle. Wanita itu tersenyum tipis ke arah Belle yang hanya memberi senyuman canggung.

“Kau masih saja tidak peka,” wanita itu bicara pada Luke yang langsung melepaskan pelukannya.

“Ibu.” Luke segera memeluk wanita yang tidak lain adalah Ibunya.

“Kau tidak rindu Ibumu yang sudah tua ini?”

“Aku selalu rindu padamu, Bu,” Luke melepas pelukannya dari sang Ibu.

“Wah... Kau cantik sekali,” ucap gadis muda yang kini berdiri di depan Belle.

“Terima kasih,” balas Belle kaku.

“Apa putraku sulit diatur Belle Roux?” tanya Ibu Luke yang sukses membuat mata Belle membola.

“Ba-bagaimana—”

“Apa maksudnya ini, Bu?” tanya Luke tidak percaya dengan fakta baru yang dia dengar.

Jasmine Jacob tahu siapa Belle sebenarnya, dan sekarang apa lagi yang akan dia temukan di depan sana? Sungguh Luke tidak tahu berapa banyak rahasia yang dimiliki oleh gadis yang menjadi tunangannya ini.

“Ibu akan jelaskan nanti, tetapi sekarang bisakah biarkan Ibu istirahat dulu?”

“Halsey juga lelah, Kak…” rengek Halsey bergelayut manja di lengan Luke yang tengah bertukar tatap dengan Belle.

“Baiklah,” Luke menghela napas panjang dan menautkan jarinya dengan jari Belle. Seperti pasangan kekasih yang saling mencintai.

Sebenarnya apa lagi ini? Berapa banyak teka-teki hidupmu yang harus kupecahkan? Lirih Luke sembari melirik Belle sekilas.

[1] Opera sabun: Drama televisi seperti sinetron di Indonesia

Continue Reading

You'll Also Like

40.7K 7.8K 29
CERITA DEWASA JACQUELINE LANDON Semua orang memanggilnya Jacky. Tidak ada satupun kenangan yang membuat Jacky merasa sempurna karena telah terlahir d...
382K 25.9K 36
Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat...
27.2K 1.7K 52
-5th- WARNING‼️‼️‼️ 21++ 🔥🔥🔥 Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. So, pilih bacaan nya sesuai umur ya..✌🏻 *** "Aku bersumpah, Kau akan membayar...
243K 10K 37
"Ketakutan kamu itu cuma hipotesa sementara akan sesuatu yang belum pernah kamu lakukan. Apa kamu mau, dihantui sesuatu yang nggak jelas, yang bahkan...