HoMe For Me (END) [Pdf Versi]...

By AyyaKanawut

175K 16.9K 1.8K

HOME FOR ME S1&S2 (MALVINGIA) TERSEDIA DALAM BENTUK PDF!! "Anak tidak tau diri!" "Anak pembawa sial" "Kerja... More

Tokoh
Prolog🥀
Malvin🥀
Luka dan rasa🥀
si Gemes🥀
menepati janji 🥀
strawberry🥀
Malvin's Angel🥀
MalvinGia🥀
kemarahan Malvin?!🥀
manjanya Giandra🥀
Tentang Malvin🥀
Tentang Giandra 🥀
ancaman?!🥀
Mama🥀
Tertarik?!🥀
Kemana?!🥀
Gugur🥀
Malaikat penolong 🥀
Awal hidup baru🥀
Pertemuan kembali🥀
Nyonya Malvin🥀
Si Maba cantik🥀
The first Malvin🔞🥀
Mimpi buruk?!🥀
Malvin Rese🥀
Giandra Bar-bar🥀
Berantem🥀
Balasan kecil Giandra🥀
Giandra sakit🥀
Berulah Lagi?🥀
Balasan Mama Deviana& Giandra🥀
Wedding Day🥀
beautiful night🔞🥀
Happy birthday 🥀
efek samping🥀
Bayi mermaid🥀
welcome Giandra kecil🥀
HoMe For Me🥀 (END)
Promosi Aja
Pdf vers S1 & S2

Pra-Nikah🥀

3.6K 364 35
By AyyaKanawut

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Setelah berdebat sangat Lama Akhirnya Mama Deviana Menentukan Tanggal pernikahan.

"Ya sudah persiapkan dari sekarang, Nanti Siang Kita Ke Butik Temen Mama Awas Malvin mama gak mau Telat Lagi." Malvin mendengus kesal Mama Deviana selalu memperingati nya.

"Iya Mama, Astaga." Mama Deviana mendelik sebal. "Kamu jangan iya Tapi Malah Tidur!" Malvin menghela napasnya pelan.

Berdebat dengan sang Mama Bukan Jalan keluar, Jadi lebih Baik Malvin Diam Saja.

Giandra terkekeh dan menepuk kepala Malvin pelan, Seakan mengerti apa yang sedang Malvin rasakan. Malvin cemberut dan memeluk Giandra dari samping, Malvin Juga menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Giandra.

"Mama Semakin menyebalkan sayang." Malvin berucap dengan Pelan Dan Giandra Malah tertawa, "gak boleh kayak Gitu Malvin." Giandra memberi peringatan.

"Ya sudah, Mama pulang Ya Gia. Kalau ada apa-apa Kabarin mama, Oke cantik?" Giandra mengangguk dan Mama Deviana hanya tersenyum tipis dan mengelus rambut Giandra Pelan.

Malvin menghela Napasnya Lega, Akhirnya Sang Mama pergi Juga Malvin sudah Pegal dari tadi Duduk Hingga berdebat dengan sang Mama walaupun Malvin menggunakan Suara yang Sangat rendah.

"Sayang Masih Ada waktu, Kita Cari Makan dulu yuk?" Giandra menatap Malvin dengan berbinar. "Malvin, Malvin, Malvin Gia Mau Pecel Kita Beli Pecel Ya?"

Malvin mengangguk dan beranjak menggandeng Giandra, Dan mengambil kunci Motor dengan Pelan.

*

"Jangan yang itu ma jelek, Yang itu juga jelek Mama gimana sih."

"Kamu saja yang pilih Malvin Mama pusing!" Malvin terkekeh saat sang mama mulai kesal. "canda ma, Ayo buruan pilih yang bagus."

Mama Deviana ingin menelan Malvin hidup-hidup rasanya, Malvin sangat menyebalkan.

Mama Deviana memilih sepasang Jas berwarna putih, Malvin mencoba nya dan Giandra Terkekeh.

Malvin sangat Tampan dengan Jas Putih itu, Giandra suka melihatnya.

"Gia juga coba Yuk sayang." Mama Deviana memberikan Jas yang Lain ke arah Giandra.

Giandra mengangguk dan Mulai mencoba Jas nya, Mama Deviana tersenyum dengan menatap kedua anaknya.

Mama Deviana berada di antara Giandra dan Malvin dengan kedua tangan Mama Deviana Rangkul kan ke bahu masing-masing.

"Mama akan kehilangan Anak Mama sekarang." Malvin menoleh dan Terkekeh. "Giandra maksud Mama?"

Mama Deviana mendengus kesal. "Kamu lah masa Giandra!" Malvin semakin terkekeh dan berbalik menatap mama nya.

Malvin meletakan kedua Tangannya di bahu sang mama dan tersenyum, Malvin memegang Tangan Mama Deviana.

"Cup~"

"Mau bagaimanapun Malvin, Malvin Masih Tetap anak Mama Kok." Mama Deviana menatap Malvin dengan wajah sendu nya.

Malvin merentangkan tangan dan memeluk sang Mama dengan erat, Padahal pernikahan mereka masih Beberapa Minggu lagi, Tapi sang Mama sudah bersedih.

Mama Deviana menangkup wajah Malvin dan mengecup kening Malvin dengan lembut. "Jaga Gia Buat Mama ya sayang, Mama tau Malvin bisa melakukan nya."

Malvin tersenyum dan mengangguk. "Tanpa Mama minta Pun Malvin akan menjaga Gia lebih baik lagi karena itu tanggung jawab Malvin, Mama percaya kan sama Malvin?" Mama Deviana mengangguk dengan pelan.

Walaupun Mama Deviana selalu memanjakan Giandra, memperhatikan Giandra dan menyayangi Giandra Bukan berarti Mama Deviana lupa Bahwa Malvin anak nya.

Sampai kapan pun Malvin tetap anaknya darah dagingnya, orang yang selalu mama Deviana perjuangkan.

"Gia gak di ajak?" Mama Deviana dan Malvin menoleh ke arah Giandra yang cemberut melihat sang mama kembali memeluk Malvin.

Mama Deviana menarik tangan Giandra dengan pelan dan memeluk kedua anaknya dengan sayang.

Giandra tersenyum, Giandra bukan hanya beruntung bertemu Malvin tapi Tuhan dengan baik menghadirkan mama Malvin untuk menyayangi nya juga.

Tuhan masih berbaik hati dengan Giandra, Tuhan mengirimkan orang-orang terbaik untuk menjaganya dan Giandra selalu bersyukur akan Hal itu.

*****

Angin malam cukup dingin mengenai Kulit Tangan Giandra Yang tidak tertutup Kain apapun.

Giandra menatap ke arah langit Malam dengan Sendu, Giandra rindu orang tua nya.

Kaki Giandra tidak bisa diam terus bergerak di dalam Air, Setelah sesi makan malam tadi Giandra tidak langsung tidur tapi ke Taman belakang dan duduk di pinggir kolam.

Giandra tersenyum saat melihat ada dua bintang yang bersinar sangat terang, Dua bintang itu saling berdekatan.

"Papa selalu bilang, Bila Gia rindu papa Gia bisa melihat ke arah Langit, Apa papa sedang melihat Gia?"

"Gia, Gia rindu Papa.." Giandra berucap dengan lirih, Rasa rindu Giandra sampai ke atas kepala membuat Kepalanya sedikit pusing.

"Bunda, Bunda selalu berjanji bakal terus temenin Gia tapi bunda bohong." Air mata Giandra tidak bisa di Tahan, Giandra menangis di bawah Langit dengan dua bintang yang Bersinar terang.

"Gia sendirian Papa, Siapa yang akan temenin Gia nanti saat Gia menikah." Giandra menunduk merasakan air mata yang menetes ke Celana yang di pakainya.

"Gia.. " Napas Giandra tercekat, Giandra menutup Wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.

Giandra menangis dengan keras, melepaskan semua rasa rindu yang Giandra pendam.

Terdengar memilukan ketika orang mendengar tangisan Giandra, Tangisan kesepian, tangisan kerinduan.

Walaupun nyatanya Malvin dan mama Deviana selalu Ada, Giandra selalu Rindu kedua orang tua nya.

Tangisan Giandra Nyatanya membuat Seorang Pria yang dari tadi berdiri di belakang merasa sakit Juga.

Malvin, Daritadi Malvin ada di belakang Giandra. Giandra pergi setelah sesi Makan Malam karena ucapan salah satu Saudara Mama nya.

Mereka semua membahas masalah orang tua Giandra, Dan nyatanya itu lah hal paling Sensitif untuk Giandra sendiri.

Malvin duduk di samping Giandra dan menatap ke arah dua Bintang yang dari tadi Giandra ajak mengobrol.

"Terimakasih, Terimakasih sudah menemani Cantiknya Malvin menangis." Giandra menoleh dengan pelan, Malvin berbicara dengan Dua bintang itu.

"Malvin" Giandra berucap dengan lirih, Malvin menoleh dan tersenyum.

Malvin menarik kedua kaki Giandra dan membuat Giandra berhadapan dengan dirinya, Malvin maupun Giandra saling berhadapan dengan kaki di silangkan.

Malvin menangkup wajah Giandra, Mata indah itu terus mengeluarkan Air mata dan Malvin tidak suka.

Malvin menghapus jejak air mata di pipi Bulat Giandra, dan mengelus pipi Itu dengan sayang.

"Cantik, Cantiknya Malvin sedang sedih Kan?"

"Gia, Gia rindu Bunda sama papa Malvin." Giandra menundukkan kepalanya tapi Malvin menarik kepala Giandra lagi dengan pelan.

Malvin menatap Giandra dengan tersenyum dan Giandra pun menatap mata Malvin dengan sendu.

"Tidak ada yang salah merindukan orang tua Cantik, Gia pasti kesepian kan? Gia merasa terganggu dengan pembahasan Aunty Karin Tadi." Malvin merapatkan duduknya semakin mendekat ke arah Giandra.

"Malvin selalu berdoa semoga Tuhan selalu menjaga Papa dan Bunda disana, Dan Malvin akan berjanji pada papa Bunda untuk menjaga Anak cantiknya disini." Giandra semakin menatap Malvin dengan sendu.

"Cantiknya Malvin tidak salah kok, Bila cantik memang berasa Pembahasan mereka Membuat Cantik tidak nyaman keluarkan semua nya."

"Malvin hiks.. " Giandra mulai menangis lagi kali ini dengan kedua tangan Malvin masih menangkup wajahnya.

"Sini Malvin peluk sambil Malvin pukpuk juga mau?" Malvin merentangkan tangannya dengan senyum manis selalu menghiasi wajahnya.

"Tapi Kita gak boleh berpelukan Malvin.." Malvin terkekeh saat Giandra berucap dengan nada lirih, Giandra sangat menggemaskan.

"Larangan itu di buat untuk di langgar Cantik, Jadi Ayo peluk Malvin." Tanpa memikirkan apapun lagi Giandra memeluk Malvin dengan erat, Malvin terkekeh dan mengelus rambut Giandra pelan.

Malvin merasakan tengkuknya basah tapi tidak masalah asalkan Giandra Melepaskan semua rasa yang mengganjal di hati nya.

Malvin sadar bahwa mau Malvin selalu ada dan mama Deviana selalu memanjakan, Rasa itu berbeda bila di rasakan bersama orang tuanya.

Malvin menepuk punggung Giandra dengan pelan, tangisan Giandra mulai mereda dan Malvin menghela napasnya lega.

Giandra mengangkat wajahnya tapi tidak melepaskan pelukannya pada Malvin.

"Malvin mau liat bintang bareng Gia?" Giandra bertanya dengan wajah mendonggak dan Malvin menyisir rambut Giandra dan tersenyum, "boleh sayang."

Mereka berpelukan di bawah langit Malam yang di Hiasi Bintang Yang sangat terang.


Gila ya, Aku Nangis gara-gara Part Ini Gak tau terlalu menghayati atau karena aku lebay😭.

Baca Part ini bener-bener kayak aku Ngerasa bahwa Kesakitan Giandra Aku juga merasakannya.

Giandra, Kamu Tokoh Yang aku buat sempurna dan Hanya kamu yang benar-benar mampu menghancurkan Mood ku.

Kita Nikah part depan, Double, tripple atau, Lebih? Hehe.

Tunggu aja Gais.

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

497K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
1.4M 81.4K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
64.5K 6.1K 40
[COMPLETED] "Apakah kekuranganku penting bagimu?" Min Hyerim, seorang gadis yang tanpa sengaja bertemu dengan seorang dokter saat Ia menjenguk Ibu sa...
3.2K 295 9
[SELESAI] Apa yang telah engkau perbuat Solar? Apakah kini kau sudah menyesal dengan kesalahan mu sendiri? Sungguh aneh. Tak sadarkah engkau membuat...