HoMe For Me (END) [Pdf Versi]...

By AyyaKanawut

175K 16.9K 1.8K

HOME FOR ME S1&S2 (MALVINGIA) TERSEDIA DALAM BENTUK PDF!! "Anak tidak tau diri!" "Anak pembawa sial" "Kerja... More

Tokoh
Prolog🥀
Malvin🥀
Luka dan rasa🥀
si Gemes🥀
menepati janji 🥀
strawberry🥀
Malvin's Angel🥀
MalvinGia🥀
kemarahan Malvin?!🥀
manjanya Giandra🥀
Tentang Malvin🥀
Tentang Giandra 🥀
ancaman?!🥀
Mama🥀
Tertarik?!🥀
Kemana?!🥀
Gugur🥀
Malaikat penolong 🥀
Awal hidup baru🥀
Pertemuan kembali🥀
Nyonya Malvin🥀
Si Maba cantik🥀
The first Malvin🔞🥀
Mimpi buruk?!🥀
Malvin Rese🥀
Giandra Bar-bar🥀
Berantem🥀
Balasan kecil Giandra🥀
Giandra sakit🥀
Berulah Lagi?🥀
Pra-Nikah🥀
Wedding Day🥀
beautiful night🔞🥀
Happy birthday 🥀
efek samping🥀
Bayi mermaid🥀
welcome Giandra kecil🥀
HoMe For Me🥀 (END)
Promosi Aja
Pdf vers S1 & S2

Balasan Mama Deviana& Giandra🥀

4K 429 72
By AyyaKanawut

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Waktu menunjukan pukul 7 Malam, cuaca cukup dingin untuk sekedar keluar Ruangan, Cahaya Malam membuat Jalanan kota menjadi lebih Cantik.

Giandra tersenyum melihat ke arah Jalanan kota, Jendela sengaja Giandra buka untuk melihat pemandangan kota.

"Mama kita mau kemana?" Giandra menoleh ke arah sang Mama, Mama Deviana tersenyum menatap Giandra.

"Kita mau ke suatu tempat sayang!"

"Hmm, Mama Malvin kemana?"

"Malvin sedang ada keperluan sepertinya sayang, Sementara waktu Gia di rumah Utama Ya bareng Sama mama dulu Biar Malvin Mama hukum karena Gak bener Jaga Gia!" Giandra mengangguk dan tersenyum.

"Tapi jangan Lama-lama ya Mama, Nanti kalau Gia rindu Malvin Gimana jadi Hukum Malvin nya gak boleh lama-lama"

"Gak bakal lama kok sayang, nanti kalau Gia rindu Malvin bilang sama mama aja ya?" Giandra mengangguk lagi, Mama Deviana tersenyum dan mengelus rambut Anaknya dengan pelan.

"Mama Mampir ke supermarket dulu ya, Gia mau susu Kotak!"

"Iyaa nanti Mama suruh supir ke supermarket Ya, Gia kalau ngantuk bobo aja nanti mama bangunin kalau udah sampe! Oke sayang"

"Okie Mama" mama Deviana tersenyum, Entah mengapa mengurus Giandra Selama tiga tahun di negara orang membuat Rasa sayang Mama Deviana semakin banyak setiap hari nya, entah karena melihat perkembangan Giandra atau Kesembuhan Giandra yang membuat mama Deviana semakin protektif Padahal bila Dalam hukum yang Seharusnya mama Deviana Urus itu Malvin.

Mama Deviana melihat Giandra tertidur dengan mulut sedikit mengangga, sangat menggemaskan anaknya itu.

"Selama Mama masih hidup Mama akan berusaha Jaga Giandra dengan Baik, Giandra seperti Ini karena Ulah Papa Malvin Juga Sedikit besarnya Malvin Pun berhubungan!" Mama Deviana mengelus rambut Giandra dengan pelan. 

*

Giandra menatap bangunan yang mereka datangi dengan tatapan polos, Giandra bingung mereka di mana sekarang.

"Mama ini dimana?"

"Kita di Tempat Mama sayang!" Mama Deviana Menjawab dengan tersenyum ke arah Giandra yang sedang menyedot susu Kotak Favorit nya.

Ketika Mama Deviana masuk banyak pengawal yang menunduk dengan Hormat, Giandra tersenyum banyak pria tampan Tapi masih kalah tampan dengan Malvin. Giandra jadi merindukan kekasihnya itu.

Begitu masuk Giandra mendengar suara jeritan seorang Gadis, Giandra Menatap Mama nya tapi sang Mama malah tersenyum.

Giandra terbelalak kaget melihat siapa Gadis yang menjerit Tadi, Giandra kembali menatap Mama Deviana meminta penjelasan.

"Yang udah nyebarin berita itu Bunga, dan Bunga dapet informasi itu dari Pamannya yang kerja disana terus ketemu Gia sama mama! Sayang Mama gak Nemuin Pamannya itu padahal Mama mau gampar dia bulak balik!"

"Terus sekarang Gimana Mama?" Mama Deviana melihat Ember yang berisi Kotoran Yang sudah dirinya siapkan.

"Lihat mama bakal apa!"

"BYURRR!" 

"ANJING SIALAN! ANAK SAMA IBU SAMA-SAMA BIADAB"

Mama Deviana menjambak rambut Bunga dengan sangat kasar sorot Mata Tajam.

"Anda jangan Mengatai diri anda sendiri Bunga, saya tidak akan Mengusik Bila anda tidak mengusik mental Giandra!"

"EMANG FAKTANYA DIA GILA KAN TANTE?! DIA BAHKAN SEMPAT GAK MAU KETEMU SAMA ORANG LAIN DAN MENJERIT-JERIT SEPERTI ORANG GILA"

"PLAKKK!"

"Berisik! Mulut kotor mu Tidak perlu berbicara terlalu banyak"

"Mainan saya!" Salah satu pengawal nya memberikan cutter dan Gunting ke arah Mama Deviana.

"SIALAN RAMBUT GUE BANGSAT!" Mama Deviana memotong rambut Bunga dengan Kasar, Tidak segan-segan menampar wajah Bunga untuk membuatnya Diam.

Bunga menangis karena Rambutnya di potong dengan paksa hingga terlihat seperti Laki-laki.

Mama Deviana melihat Giandra dan tersenyum Giandra yang paham lalu menghampiri Mama Deviana.

"Gia mau buat apa?"

"Gia mau Buat Wajahnya sedikit bertanda ya Mama!"

"Boleh sayang, Gunakan mainan ini! Mama Deviana memberikan Cutter ke arah Giandra.

"AHKKKKK!"

"HIKS... BERHENTI JALANG, SIALAN"

"PLAKKK!"

"BUKANNYA TOBAT MULUT NYA MALAH MAKIN JADI DASAR BUNGA BANGKAI!" Giandra yang kesal menampar Bunga dengan kasar.

Salah satu pipi Bunga tersayat Cutter karena ulah Giandra, Giandra terkekeh.

"Mama punya cuka atau Lemon gak?"

"Ada, sebentar!" Giandra mengangguk, Giandra menatap Bunga dengan wajah mengejek.

"Muka Bunga bangkai jelek Malvin gak bakal suka cantikan Gia kemana-mana!"

"Malvin gak suka sama Cewek Manja tapi Membangkang ucapan orang tua apalagi kasar sama orang tua, Bunga Kan suka Gak sopan sama orang tua Bunga padahal orang Tua bunga Baik!"

"Tahta tertinggi di Hati Malvin itu Bunga Matahari Bukan bunga Bangkai, karena bunga Matahari akan terus menatap Matahari dan Tumbuh tapi bunga bangkai? Bunga bangkai Kan bau, Kayak Bunga yang Bau Gak pernah Mandi!" Giandra terkekeh dengan pelan, bunga sudah tidak bisa menjawab karena mulutnya di sumpal Kain oleh Mama Deviana.

"Gia ternyata cuka nya habis mama cuma punya Lemon doang" mama Deviana kembali dari mencari barang yang Giandra butuh.

"Tidak apa-apa Mama! Terimakasih kasih banyak"

"Sama sama sayang" Giandra kembali menatap Bunga dengan kekehan menggemaskan.

Mama Deviana mengambil kain Yang berada di mulut bunga tadi.

"Mari menuangkan Lemon pada tempatnya!"

"AHKKKKKKK!"

"PERIH HIKS... PERIH GIANDRA MAAFIN GUE, GUE GAK BAKAL GANGGU LO SAMA KAK MALVIN LAGI HIKS.. "

"Kasian! Tapi Giandra gak mau maafin, Gia udah kasih Bunga bangkai kesempatan tapi bunga bangkai malah Tambah ngusik Giandra"

"HIKS... SAKIT, MAAFIN GUE GIANDRA MAAF! JANGAN SIKSA GUE LAGI"

"Bunga waktu posting itu pikir gak kalau Nantinya Gimana? Gak kan! Jadi Giandra juga Gak Mau berhenti, Bunga bangkai Jangan maksa dong" Giandra mendengus tidak suka Tapi Mama Deviana malah terkekeh.

"Gia masih mau apa?"

"Bentar mama satu lagi, Bunga jangan di botak mama gitu aja bagus!"

Bunga kembali menjerit saat Giandra Kembali menyayatkan Cutternya ke kening Bunga Giandra melukis Huruf yang Indah, Giandra menulis satu huruf tapi cukup besar B mungkin nama Bunga, darah mulai bercucuran dan mengenai mata dan Bibir Bunga Bau Anyir dari Darahnya sendiri membuat bunga ingin muntah.

"Satu Bahan lagi selesai!"

"AHHHHHKKK HIKS... AMPUN, MAAFIN GUE GIANDRA" Giandra memeras kembali Lemon ke kening bunga membuat rasa perih itu bercampur.

"Udah Mama Gia ngantuk!"

"Kita pulang sayang, Bereskan semuanya bawa dia berobat! Bunga ini hanya peringatan dan saya juga sudah membuat perusahaan papa mu benar-benar bangkrut, Selamat menikmati Hasil dari Hal yang Kamu Lakukan"

"Kamu salah memilih Lawan!" Mama Deviana dan Giandra pergi meninggalkan Bunga yang keadaanya sudah Hancur.

Rambut Yang di potong acak oleh Mama Deviana, Pipi memerah karena di tampar Dan bekas sayatan pun sangat terlihat di pipi dan kening Bunga. Keadaan bunga benar-benar mengenaskan.

Bunga hanya membalas perbuatan Giandra tempo Hari tapi bunga tidak mengira bahwa Mama Malvin lah yang turun langsung membalas perbuatannya.       

*****

Sudah tiga hari Mama Deviana menghukum Malvin dan Malvin hanya bisa Mengawasi Giandra dari jauh.

Giandra cukup Terlihat Sudah baik-baik saja, Karena kelakuan random nya di rumah.

Yang tidak habis pikir, saking sayangnya dengan Giandra Mama Deviana sampai bekerja Di rumah dan mengawasi Giandra.

Giandra benar-benar random, kadang bermain Futsal, memainkan permainan petak umpet Dan mengerjai para Pengawal yang Mama Deviana perintah kan untuk menjaganya.

Kelakuan random Giandra Malvin menyaksikan langsung dan Yang paling Lucu ketika Giandra ingin susu Kotak dan ternyata susu nya habis di Pendingin Alhasil Giandra menangis dengan manja padahal susu Kotak itu Habis oleh dirinya sendiri.

"Shit! My boyfriend is so cute"

"I really miss him"

"Ma, udah dong Hukum Malvin nya!" Malvin bergumam dengan pelan, Bahkan nomer Malvin Mama Deviana blokir agar tidak menghubungi nya.

Malvin terkejut melihat Giandra terjatuh saat bermain Bola, Malvin akan berlari Tapi dia urungkan ketika Mama dan Papi nya datang menolong Giandra.

Giandra di Gendong bridal style oleh Papi Malvin membuat Malvin menghela napasnya Lega, Malvin terkekeh kesempatan dirinya sekarang.

Giandra bila merasakan sakit pasti akan merengek dan mencari Malvin bahkan tidak pernah mau berjauhan.

Malvin Hanya menunggu Mama nya menelpon dan menyuruh Malvin untuk datang, menghentikan hukuman itu lah yang Malvin Tunggu.

"Hallo?"

"Pak, ada rekan bisnis yang Komplain ke kantor bapak bisa meluangkan waktunya sebentar?"

Malvin mendengus kesal, menganggu waktu Malvin yang sedang Mengawasi kekasihnya saja.

"Saya ke sana 20 menit Lagi!"

Malvin segera beranjak dari persembunyiannya dan pergi Ke arah motornya.

Malvin akan pergi ke kantor dulu dan Nanti akan kembali mengawasi Giandra yang tentunya pasti masih menangis kesakitan.

Giandra dan Malvin sudah bertunangan beberapa Minggu yang Lalu Dan Bulan depan mereka akan menikah karena permintaan Giandra sendiri, urusan Kuliah Giandra bisa Menundanya yang pasti Giandra ingin mengikat Malvin agar tidak di rebut oleh siapapun.

Tapi mama Deviana malah memisahkan mereka, Malvin uring-uringan tidak ada Giandra dan Malvin pun menyadari kesalahannya.

*

Malvin menatap pria di depannya dengan malas, Pekerjaan kantor sangat lah monoton tidak seseru mengawasi Giandra dari Jauh.

"Say--

Ucapan Malvin terpotong karena dering ponsel, Malvin mengangkat nya dan tersenyum.

"Hallo"

"Malvin hiks.. huhu"

"Gia kenapa sayang? Sini cerita sama Malvin siapa yang Nakal hmm?"

"Malvin Gia mau pulang, Gia mau Sama Malvin huahhh hiks..."

"Iya gia sayang bilang dulu, Gia kenapa?"

"Kaki Gia sakit keseleo sama berdarah juga Malvin hiks... Gia mau peluk sambil pukpuk Malvin"

"Ke rumah utama sekarang! Jangan berpura-pura tidak tau Malvin, mama tau kamu selalu mengawasi Giandra cepat datang kesini jangan membuat Giandra menangis terlalu lama"

Malvin menjauhkan telponnya dan tertawa, akhirnya Sang Mama menurunkan ego untuk Malvin Juga.

"Mana Giandra, Malvin mau ngomong!"

"Gia.. "

"Iya hiks.. "

"Malvin sekarang kesana Gia jangan nangis terus ya berhenti nangis nanti tenggorokan Gia sakit lagi, Sttt.. udah ya sayang"

"Nanti hiks... Nanti peluk sama pukpuk Gia ya Malvin!"

"Iya nanti Malvin Peluk Malvin kiss-kiss Gia juga Ya udah nangis nya, Malvin kesana sekarang!"

"Pay Malvin Gia enghh... Gia sayang Malvin"

Malvin menatap ponselnya saat Giandra mematikan panggilan dengan sepihak.

Pasti wajah Giandra memerah seperti Tomat sekarang, Malvin mendengus kesal karena tidak bisa Melihat hal itu secara langsung.

"Bila Anda ingin memutuskan kerja sama urus dengan asisten saya, saya tidak banyak waktu hanya untuk Hal tidak penting karena ada Hal yang lebih penting"

"Kelon sama si cantik contohnya-" Malvin berucap dengan lirih kalimat yang terakhir.

Tidak ada yang penting di dunia ini kecuali 3:

Pertama Yang pasti Giandra
Kedua Ya jelas Giandra
Ketiga tentu saja Giandra.

Hanya tiga Hal di atas yang menurut Malvin penting sekali selebihnya tidak ada yang penting.   

*****

Malvin memasuki rumah Utama dengan tangan memutar kunci Mobil, tadi dirinya pulang berganti kendaraan.

Yang menyambut kedatangan Malvin adalah suara tangisan Giandra yang memenuhi setiap sudut rumah.

Malvin terkekeh, Giandra tidak akan berhenti bila Malvin tidak berucap Di depan Giandra dan menyuruh Giandra berhenti.

"Selamat Siang Mama Deviana Allen Marcuel dan Papi Renaldo Allano Marcuel juga tidak lupa calon istri Saya Giandra Leon Jongcheveevat"

"Banyak omong kamu Malvin!" Malvin mendengus saat mama Deviana menyela ucapannya.

"Marah-marah Mulu, darah tinggi Ma!"

"Malvin hiks... " Giandra merentangkan tangannya dan Malvin langsung menghampiri, Menyuruh Giandra untuk berhenti menangis dengan gerakan telunjuk di depan mulut.

Giandra Diam Dengan segukan, barulah Malvin menggendong Giandra dengan pelan.

"Udah ya nangis nya, udah Ada Malvin disini sayang!" Mama Deviana mendelik sebal, Malvin Malah terkekeh melihat wajah sebal sang Mama.

"Byee Ma, iya jangan marah-marah nanti darah tinggi mama kumat! Bentar ya Malvin mau kelon dulu sama calon istri Malvin"

Malvin pergi saat mama Deviana melempar bantal sofa ke arahnya dan untung tidak kena.

"Anak Kamu ngeselin banget sih Mas!" Papi Malvin malah tertawa dengan gemas.

"Anak mu juga sayang!"

"Bukan! Anak aku Gia Malvin buat kamu aja, Ngeselin anaknya"

Sang papi malah menggelengkan kepalanya, Lebih sayang calon menantu dari pada anak sendiri itu lah Mama Deviana.


Gila Mood saya naik turun bestie😭.

See you next part, udahan Ahh capek konflik Mulu Part depan Kita masuk Pra-nikah, terus nikah dan kemudian 🌚 tau Lah.

Nunggu ya bestie! Yang sabar Nanti Aku kasih Malvin tapi kalau Malvin nya mau itu juga.

Udah lah

See you next part 👋

Pay pay

Continue Reading

You'll Also Like

298K 26.7K 58
Bagaimana jika kamu menyelamatkan anak dari orang yang tidak kamu kenal?? Dan kamu akhirnya mengurus anak itu. 24 Januari 2022 •Mewgulf •Louisevian P...
67K 10.2K 41
Bagi, Mishael Nagarez Pandara dirinya sangat beruntung mendapatkan Shagima Zyaniel Handika, pria cantik dan Manis, sopan tidak pernah berbuat kasar...
144K 25.4K 59
☀️"mari bersaing secara sehat. 🌻" kalau phi sakit berarti phi gabisa saingan sama kana?" ☀️" gak gitu bocah!" " kalian terlihat cocok, kenapa gak ka...
1.5K 77 16
Hallo semua, ini cuma reminder" sederhana. Dari seseorang, penyuka bulan dan bintang. Yg sll mau jadi rumah buat orang-orang yg lagi capek. Dia seseo...