Kuanta (End)

By WinLo05

50.9K 9.7K 2.1K

Kuanta merupakan novel Fiksi Ilmiah-Fantasi yang menggambarkan tentang keberadaan dunia paralel. Ketika hanya... More

Salam
Chapter 1 - Suku Un
Chapter 2 - Hyperspace
Chapter 3 - SHAREit
Chapter 4 - Dimensi f3
Chapter 5 - Paralel 2728
Chapter 6 - Hukum Gravitasi
Chapter 7 - Over Power
Chapter 8 - Aljabar
Chapter 9 - Termodinamika
Chapter 10- Usaha dan Energi
Chapter 11- Labor OV
Chapter 12 - Gelombang elektromagnetik
Chapter 13 - Fisika Dasar
Chapter 14 - RADAR
Chapter 15 - Monster Stormi
Chapter 16- Sinar Gamma
Chapter 17 - Dilatasi Waktu
Chapter 18- Gaya Normal
Copyright Si Maniak Fisika
Chapter 19 - Gaya Implusif
Chapter 20- Bunyi
Chapter 21- Arus Listrik
Chapter 22 - Energi Kinetik
Chapter 24 -Kekekalan Energi
Chapter 25 - Kinematika
Chapter 26- Vektor
Chapter 27- Jenis Energi
Chapter 28- Energi Kalor
Chapter 29- Atom
Chapter 30 - Gerak Lurus
Chapter 31 - Indranila
Chapter 32- Aplikasi AIR
Chapter 33- Zombie
Chapter 34- Libra
Chapter 35 - Vaksin
Chapter 36- Dewa Naga
Chapter 37- Kinematika
Chapter 38- AIR & SHAREit
Chapter 39- Cosmic
Chapter 40- End
Chapter 41 - Regenerasi Sel
Chapter 42- Laju Perambatan
Chapter 43- Gerak Melingkar
Chapter 44- Wifi
Chapter 45- Hukum I Kirchhoff?
Chapter 46 - Pertemuan
Chapter 47- Final
Atom

Chapter 23- Sinar Inframerah

534 157 74
By WinLo05

"Baiklah, jika itu yang lo inginkan."

Sagi pun bangkit dari tempat duduk dan segera berjalan membuka pintu. Tampak diluar, Migel berserta Elizabeth dan asistennya sedang berdiri menunggu.

"Jadi, ada yang bisa kami bantu lagi?"

Fisika dan Izar menyerahkan pertanyaan Elizabeth ini kepada Sagi. Pria itu menggeleng pelan sebagai isyarat. Lalu bersedekap menatap Migel.

"Jaga dirimu Migel." Sagi berpesan.

Pertemuan itu berakhir. Tetapi, Sagi sempat mengobrol berdua dengan Elizabeth sebelum pergi meninggalkan tempat tersebut. Waktu tersebut pun diisi oleh Izar yang sudah sangat penasaran dengan peristiwa yang terjadi selama ia mendekam di rumah Kakek Abam.

"Jadi, apa yang lo berdua lakukan?"

Izar melipat tangan di depan dada. Lalu menelisik wajah Fisika dengan penuh perhitungan.

"Hanya sedikit rencana ganda. Lo tahu, 'kan ya? Biasalah dalam novel-novel fantasi pada umumnya."

"Rencana ganda bagaimana yang lo maksud?" Curiga Izar.

"Plan B, Izar. Ada something yang Baginda dan gue lakukan."

"Oh, ya? Kalian berdua melakukan ritual sihir apa?" Izar semakin tidak sabar dengan jawaban Fisika yang berputar-putar.

"Emm, gue gak yakin itu ritual sihir," ungkap Fisika dengan ragu. Tetapi dia punya firasat, Sagi pasti tidak mengizinkan dia mengatakan hal sebenarnya pada Izar.

"Jadi? Lo berdua melakukan apa, Fisika? Plis dech, lo jelaskan aja langsung apa yang terjadi. Bigbos akan segera datang."

"Dia udah datang kok."

Izar menoleh cepat. Sagi memang telah berdiri di belakangnya. Dia lalu memberi isyarat agar mereka kembali ke penginapan dan membicarakan rencana selanjutnya di sana.

.
.
.

Rebecca cukup terpukau melihat kedatangan Izar bersama Sagi dan Fisika. Ia berpendapat, Izar barangkali adalah adik dari salah satu pasangan yang menginap tersebut. Tetapi anehnya, mereka memesan kamar tambahan di lantai yang sama.

Rebecca juga berpendapat, mengapa sedari awal Sagi dan Fisika tidak berbagi kamar seperti suami istri pada umumnya. Walaupun ia cukup kepo, Rebecca tahu diri oleh batas keinginan tahunya.

Dua pria dan satu wanita telah berkumpul di kamar Sagi selepas Rebecca menghidangkan makan malam yang dipesan khusus oleh sang Kaisar.

Sagi menolak ide Fisika untuk makan malam di luar. Hari ini jalanan terlalu ramai oleh penyambutan festival perburuan dan kemungkinan hewan-hewan mistis seperti naga dan kawan-kawannya akan tampak di luaran sana.

Di depan mereka, telah terhampar sebuah peta yang dibuat dari perkamen tua. Baik Izar, Sagi dan Fisika duduk bersila dengan mengelilingi peta tersebut. Peta dunia paralel 0511 didapatkan oleh Sagi yang sebelumnya memesan pada Rebecca.

"Wilayah tempat kita berada sekarang bernama kota Bern." Sagi menunjuk menggunakan ranting kayu yang entah di mana ia mendapatkannya pada sebuah simbol di dalam peta.

"Secara keseluruhan, wilayah Bern masuk dalam lingkup sebuah kerajaan bernama Gallanga. Kerajaan ini menganut sistem monarki. Di mana, pemimpin utama adalah seorang Raja dan pewarisnya diturunkan pada anak laki-laki pertama."

Fisika cukup terpukau dengan informasi Sagi, ia sengaja mencatat informasi tersebut di dalam buku yang biasanya ia gunakan untuk menulis ide, premis dan outline dalam cerita yang biasanya ia buat. Informasi ini sangat berguna bagi Fisika, jika dia ingin membuat dunia fantasi berlatar sistem pemerintahan.

"Jarak tempuh dari kota Bern menuju ibukota Gallangan akan memakan waktu 5 hari perjalanan dengan menggunakan kuda."

"Kalau dengan naga?" sela Fisika dengan tatapan berbinar.

"Kita tidak menggunakan naga," jawab Sagi. "Kenapa otakmu selalu penuh naga?"

"Memangnya salah jika otak gue penuh naga?" Fisika menatap sewot pada Sagi. Dia cukup kesal dengan pertanyaan tersebut. Barangkali selain naga, otak fisika penuh dengan makanan.

"Naga ya?" Izar menyela. "Jika di sini ada naga. Kita bisa menggunakannya."

"Kita tidak akan melakukan kontak dengan hewan mistis di dunia ini." Sagi menegaskan sambil menatap Fisika dan Izar silih berganti. "Akan sangat merepotkan jika nanti kita kembali ke dunia asal. Sekarang, fokus kita adalah mengajarkan Fisika ilmu sihir selama perjalanan lima hari menuju ibukota."

Izar menatap Fisika penuh curiga. Fisika sedikit risih dengan gelagat Izar sejak dia bergabung kembali. Bukannya, Fisika tidak mensyukuri. Tetapi kecurigaan Izar benar-benar mengganggunya.

Fisika berusaha mencuri waktu untuk berduaan dengan Sagi, namun Izar seolah terus mengekorinya.

"Bigbos," seru Izar.

"Ada apa, Izar?"

Sorot mata ink Sagi memancarkan aura yang seakan menekan mana Izar sampai membuat pria itu harus menundukkan pandangan.

"Kita perlu mendeteksi spesifikasi dasar sihir yang dimiliki Fisika. Kemudian, hamba ingin bertanya. Mengapa Bigbos begitu yakin ingin pergi ke ibukota? Sedangkan, sumber mana dan gelombang dari Flower Winter masih samar terdeteksi setelah kita tiba di sini. Jika Bigbos berkenan, maukah Bigbos menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?"

Izar telah menaruh seluruh perasaannya pada pertanyaan tersebut. Ia punya rencana kedua, jika Sagi dan Fisika berniat tidak membuka suara. Ia tidak peduli jika Sagi menentang. Karena bagaimana pun, menjaga Sagi adalah prioritas utama Izar. Apapun yang terjadi pada Sagi adalah bentuk tanggungjawabnya.

Sagi bersidekap sambil melipat tangan di depan dada. Sorot matanya menatap tajam ke arah Izar yang sedang menunduk.

"Gue punya rencana cadangan Izar." Sagi memberitahu dengan nada tersirat. "Rencana yang tidak akan lo bayangkan. Singkatnya, gue gak akan menjelaskan bagaimana gue tahu letak pasti gelombang Flower Winter. Ada satu pohon di dunia paralel 0511 yang dapat menyembunyikan keberadaan gelombang Flower Winter. Nama pohon tersebut adalah oak. Mau sebesar apapun kekuatan sihir yang seseorang punya. Tidak akan gunannya jika dia harus mendeteksi suatu benda yang berada dalam kurungan pohon oak tersebut. Ditambah, media air sebagai medium yang menambah efektifitas tersebut."

Informasi yang cukup berguna. Tetapi belum cukup menjawab rasa ingin tahu Izar.

"Baiklah," ujar Izar pada akhirnya. "Gue anggap, Bigbos bisa mendeteksi benda tersebut dan keberadaan Flower Winter berada di suatu tempat di ibukota. Benar begitu?"

Sagi mengganguk takzim membenarkan. Lalu Izar kembali melanjutkan spekulasinya.

"Apakah Flower Winter telah ditemukan oleh seseorang dan sekarang tengah dijaga di sebuah tempat dengan pengamanan sihir tinggi yang super ketat?

Sekali lagi, Sagi membenarkan argumen Izar. Fisika hanya menoleh bergantian menatap keduanya. Dia bisa merasa, ada semacam aura api yang membakar dari tubuh kedua pria di hadapannya. Nyala api itu seakan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang sang lawan.

"Apa Bigbos mencurigai istana Gallanga?"

"Benar. Itu satu-satunya tempat di kerajaan ini yang memiliki pengamanan sihir tingkat tinggi. Untuk itu." Sagi melirik Fisika. "Kita perlu mengetahui jenis sihir apa yang dimiliki oleh Fisika. Setelahnya, kita akan menyusun rencana untuk merebut kembali Flower Winter."

Fisika mengancungkan tangan ke udara. Sekarang, dia rasa. Dirinya berhak untuk bergabung dalam korespodensi antara Sagi dan Izar.

"Lo mau tanya apa?" Sagi mempersilahkan.

"Bagaimana caranya mendeteksi bakat sihir seseorang? Apakah caranya menyakitkan?"

"Jika mengacu pada perkembangan penyihir kuno. Biasanya dilakukan beberapa tes kombinasi untuk melakukan hal tersebut." Izar mewakili Sagi menjawab pertanyaan tersebut. Senyum dibibir Izar terbit. Tetapi itu bukan jenis senyum yang menyenangkan. "Di Malakai, para penyihir profesional melakukan ini."

Tubuh Fisika terdorong begitu kuat hingga menubruk dinding di belakangnya secara tidak terduga. Izar baru saja menghempaskan Fisika tanpa menyentuh tubuhnya. Inilah yang disebut dengan kemampuan telekinesis. Kemampuan sihir yang paling sering dijumpai oleh seorang penyihir.

Di tangan kanan, Izar. Dia memegang sebuah benda berbentuk seperti kotak benda padat. Benda tersebut memiliki ukiran berwarna emas dengan dasar gradasi berwarna hitam. Ukiran itu membentang hingga menyerupai seekor naga.

Di dalamnya, terdapat sebuah kristal putih yang menyerupai bentuk ketupat. Benda itu melayang dan berputar-putar mengikuti arah jarum jam. Lalu  perlahan-lahan memancarkan warna emas yang berkilau terang.

Fisika merasa hampir mati. Tulang belakangnya sakit bukan main. Ia menatap nyalang pada Izar. Kemarahan Fisika membuat mana sihir dalam dirinya perlahan-lahan bangkit.

Sagi yang menyadari fenomena tersebut. Berusaha menekan kekuatan sihir Fisika dengan mana miliknya yang telah menyatu di tubuh Fisika.

"Izar," geram Fisika sambil menyeka ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. "Apa yang lo lakukan?"

"Benda sihir ini bernama Stone Detector. Benda sihir yang dapat mengindentifikasi sihir seseorang," jelas Izar dengan sebuah seringai. "Prinsip kerjanya mirip dengan sinar inframerah. Digunakan, untuk mendeteksi bakat sihir seseorang di dalam tubuh. Dengan cara meradiasikan sinar inframerah ke dalam tubuh. Selain itu, ini juga dapat digunakan sebagai media melancarkan sirkulasi mana dan mendeteksi aliran mana yang bermasalah."

Sagi mendadak bangkit dari atas lantai. Seketika saja, ia menendang ulu hati Izar dengan sangat kuat menggunakan kaki kanannya.

Saking kuatnya tendangan Sagi. Kekuatannya mampu mendorong mundur tubuh Izar sampai menerobos dan menghancurkan pintu kamar mereka. Izar tersentak menghantam dinding di luar kamar hingga sebagian lapisan semen dinding tersebut menjadi hancur dan porak-poranda.

"Bigbos?" Izar berseru lirih.

Walau penglihatannya samar akibat debu dinding yang hancur dan bertebangan di lorong. Izar bisa melihat aura kemarahan yang dimiliki Sagi. Ada aura hitam dan merah yang bercampur menjadi satu dengan menguar keluar dari tubuh sang Kaisar.

"Sekali lagi lo melakukan hal barusan. Hidup lo akan kelar tujuh generasi, Izar. Camkan itu!"

___//___/___/___//__
Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 244 17
Jam Kegelapan yang Dalam Di sekolahku, ada seorang gadis yang sangat cantik dan selalu bersedia membantu kapanpun aku merasa jatuh. Dia selalu ada da...
3K 180 5
SISPALA... mungkin bagi kalian kegiatan ini sangat menyenangkan. Seperti yang kita lihat mendaki gunung, berarung jeram. Tapi, bagaimana jika semua k...
2.9K 1.6K 8
Agartha, sebuah dunia penuh keajaiban yang berada di dalam perut bumi. Suatu ketika, Sukma Nayaka, seorang penulis artikel lepas tiba-tiba terpanggil...
695 301 18
Diikut sertakan dalam event CSM batch 03 (Novelet) Shining Star, salah satu band terkenal di Universitas Abimanyu. Lagu-lagu mereka yang fresh berhas...