Kau Takdirku! [Yizhan]

Oleh WangXiao_02

29.3K 3.8K 606

Judul : Kau Takdirku Genre : Comedy, Yaoi, Sad, Mpreg Status : END Wang Yibo adalah putra tunggal di... Lebih Banyak

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15 END

Chapter 4

2K 294 30
Oleh WangXiao_02

____
HAPPY READING!
_____/\_____

Typo berkeliaran

Berapa hari kemudian, Zhan masuk ke kelas dengan langkah sempoyongan sebab tadi malam ia harus menjaga ibunya yang kembali mengamuk memarahi Zhan dan melempar semua barang di dekatnya pada Zhan.

Krocokkkkkkk.........

Zhan membuang nafasnya panjang saat mendengar suara perutnya. Ya dia belum makan, uangnya habis untuk membayar perawatan Sean yang berada di rumah sakit.

Setelah menaruh tasnya di kursi, Zhan pun kembali keluar kelas menuju kantin sekolah. Disana lah Zhan akan beraksi lagi, meminta uang jajan pada siswa-siswa.

Di kantin Zhan terus menunggu anak yang melewati dirinya, padahal sudah hampir bel masuk tapi tumben tidak ada yang datang ke kantin pagi ini.

Dengan pasrah Zhan bangkit dari kursi. Sampai tiba-tiba sebuah suara terdengar.

"Kau lapar?"

Zhan menoleh ke asal suara itu. "Bukan urusan mu." jawab Zhan saat melihat sosok pria yang baru saja pindahan beberapa hari lalu.

'Eh?! Kenapa aku malah menjawab seperti itu?! Seharusnya aku memalaki nya!' Batin Zhan.

"Aku akan mentraktir mu." jawab Wangji as Yibo.

Mata Zhan melirik ke tag nama siswa itu. 'Wangji?? Wangji?? Sepertinya wajahnya tidak asing.' Batin Zhan.

"Bagaimana kau mau?" tanya Yibo.

Zhan kembali menatap wajah itu dengan intens. "Apa kita pernah bertemu?" tanya Zhan.

"Tentu, kita teman sekelas dan berapa hari yang lalu kita pernah mengobrol bersama di atap." jawab Yibo sembari membenarkan kaca mata tebalnya.

"Bukan bukan, sepertinya bukan waktu di sekolah. Tapi di luar." jelas Zhan.

"Aku tidak." jawab Yibo.

Mendengar jawaban Yibo membuat Zhan tambah curiga tapi sebuah suara membuat ia kembali tersadar tujuannya.

Krocokkkkkkk......

"Oke." jawab Zhan langsung duduk di kursi kantin dan memanggil bibi penjual dikantin.

"Bibi tolong nasi kari satu sama minumannya air dingin." jawab Zhan.

"Oke, kalau nak Wangji mau pesan apa?" tanya bibi kantin itu.

"Tidak, aku sudah makan di rumah." jawabnya.

"Oh, baiklah." Bibi pergi menyiapkan pesanan Zhan.

Tidak lama dua orang pria berjalan memasuki kantin bersama-sama, ah atau lebih tepatnya sepasang kekasih. Mereka berdua duduk di meja sebelah Zhan dan Yibo.

"Cih, pagi-pagi sudah membuat ku ingin muntah." celetuk Zhan.

"Hey, jika kau tidak suka melihat kami maka tutup matamu!" jengkelnya. Ya, mereka adalah Feiyu dan Yunxi.

"Mata itu untuk melihat." balas Zhan sembari menatap Yunxi yang sedang memeluk tangan Feiyu. "Aku merinding." gumam Zhan masih dapat mereka dengar.

"Jaga mulut mu!" emosi Feiyu. "Aku sumpah kan kau menjadi Gay dan pria culun itu adalah pasangan mu!" murka Feiyu.

"Ihhhhh, seramnya. Hahahaha! Itu tidak akan mempan padaku! Aku masih menyukai melon bukan pisang!" jawab Zhan tanpa tau malu.

"Hoho, lihat saja sepertinya si culun itu mulai menyukai mu. Buktinya dia mentraktir mu." goda Feiyu dengan senyuman miring nya.

Zhan menatap Wangji. "Benarkah itu?" tanya Zhan.

"Tidak." jawab Wangji.

"Kau dengar sendiri bukan?" balas Zhan.

"Apa kau pikir dia akan bicara jujur saat kau sudah mengatakan kalau kau lebih menyukai melon dibanding pisang?"

"Cih, lagi pula dia mentraktir ku karena kita sudah berteman tidak lebih! Sekali lagi kau bicara akan ku sobek mulut mu itu bajingan menjijikkan!"

Brakkkkk!

Feiyu mendobrak meja dengan kasar. "Hey kau tidak mengaca, kau duluan lah yang cari masalah!"

Zhan tidak menanggapi nya, ia menaikan kedua bahunya acuh sambil menatap bibi kantin yang sudah membawakan pesanan nya.

"Yunxi kita pergi saja dari sini, ayo!" Feiyu menarik tangan Yunxi.

"Seharusnya dari tadi, kenapa baru sekarang mau pergi?" ucap Zhan menatap menoleh ke arah Feiyu.

"Shit! Ayo Yunxi!" emosi Feiyu.

Setelah kepergian mereka Zhan hanya tersenyum puas. "Akhirnya pergi juga mereka!"

"Cepat makan." Wangji pun ikut pergi juga dari sana.

"Huh?" Zhan tidak terlalu peduli dengan kepergian Wangji yang penting tagihan makanannya dia yang bayar. 

Sementara Yibo memilih kebelakang sekolah untuk menenangkan pikiran. Ia masih tidak percaya Yunxi berselingkuh dibelakang nya.

Trengggggggg!

Bel masuk berbunyi, Yibo bergegas kembali masuk kedalam kelas disana ternyata Zhan belum kembali mungkin dia masih menikmati makanannya.

"Wangji duduk di tempat mu." ucap guru yang baru saja datang juga.

Yibo duduk di kursinya dengan santai.

"Kemana lagi anak nakal itu? Apa dia belum datang?" tanya sang guru.

"Sudah datang pak, tapi saya lihat sepertinya dia sedang makan dikantin." jawab Kris.

Cklekkkkkk.......

Pintu kelas terbuka. "Ada apa lagi?"

"Kemana saja kau?"

"Sarapan di kantin." jawab Zhan santai.

"Ini sudah waktunya masuk kelas bukan makan." sarkas nya.

"Aku belum makan sama sekali, memangnya bapak mau melihat anak murid bapak yang pingsan di kelas karena kelaparan." jawab Zhan dengan lancar. "Lagi pula pelajaran belum dimulai kan?"

"Cepat duduk, berdebat dengan mu tidak akan ada ujung nya."

"Tentu."

Selama jam pelajaran mulai Zhan terus menatap keluar jendela kini sedang mendung. Zhan sangat takut hujan turun karena ia mengkhawatirkan ibunya dirumah seorang diri.

"Xiao Zhan! Apa kau mendengarkan aku?!"

"Ya." jawab Zhan tanpa menoleh ke sang guru.

"Guru mu didepan bukan di jendela cepat lihat kemari." jengkel guru itu pada Zhan.

"Aku hanya perlu mendengar bukan menatap mu, pak." acuh Zhan.

Tidak lama hujan turun membuat Zhan tambah panik. Ia segara bangkit dan merapihkan buku-bukunya.

"Mau kemana kau?!"

"Pulang." jawab Zhan dengan terburu-buru. "Kali ini aku sungguh minta maaf, aku harus pulang dulu!"

Sang guru dan murid-murid lainnya hanya menatap kepergian Zhan dengan tidak suka.

"Dia seenaknya saja keluar masuk sekolah, seolah ini adalah sekokah miliknya." celetuk salah satu wanita didalam kelas.

♡♡

Brakkkkk!

Zhan membuka pintu dengan keadaan baju basah kuyup oleh air hujan. Ia menerobos deras nya hujan. "Ibu, ibu!" panggil Zhan.

Ia mencari ibunya keseluruh ruangan namun Zhan tak mendapatkan siapapun didalam rumah itu. "Pasti ke rumah sakit." gumam Zhan. Ia pun kembali pergi menuju rumah sakit.

Dan dugaan Zhan benar, ia melihat sang ibu kini sedang menangisi Sean yang masih dalam keadaan koma. Tanpa sadar air mata Zhan ikut keluar juga.

"Maafkan aku." lirih Zhan, ia memilih keluar dari sana tanpa berminat merusak suasana ibunya dengan Sean.

Zhan menunggu dikursi panjang depan ruang rawat Sean. Banyak mata menatap Zhan dengan tatapan sulit diartikan. Tapi Zhan mengabaikan semua itu.

Tubuhnya menggigil karena bajunya yang masih basah. Bibirnya menjadi pucat dan sedikit biru.

"Anak muda apa kau tidak apa-apa?" tanya seorang pria paruh baya.

"Mn." jawab Zhan.

Namun pria itu malah khawatir dengan keadaan Zhan, ia segara membawa Zhan ke suatu tempat tanpa menolak Zhan hanya mengikutinya. Sampai tubuhnya tumbang saat di tarik oleh pria baya itu.

Zhan membuka matanya, ia menatap sekitarnya yang begitu asing. Kamarnya begitu luas dan elegan, didominasi oleh warna putih.

"Akhirnya kau sadar juga nak." ucap seseorang. Zhan menoleh ke asal suara itu.

"Dimana ini? Dan siapa kau?"

"Perkenalkan aku Wang Lin. Ini di rumah ku, saat aku melihat mu begitu mengenaskan di rumah sakit jadi aku merawat mu. Dan siapa namamu anak muda?" jawab pria paruh baya itu.

"Namaku Xiao Zhan, Pam—" Zhan terhenti, bingung harus manggil pria itu dengan sebutan apa? Kakek? Paman? Atau nama saja?

"Panggil saja aku paman, Hehe umur ku sudah tidak muda lagi." jawabnya dengan senyuman lembut.

"Baiklah, Terimakasih sudah membantu ku paman. Aku juga harus segara kembali ke rumah sakit, ibu ku pasti mencari ku." bohong Zhan, tidak mungkin ibu mencarinya. Semejak kecelakaan itu ibunya tidak pernah lagi menganggap Zhan sebagai anak.

Zhan tersenyum miris setiap melihat ibunya hanya memperdulikan keadaan Sean di banding dirinya.

"Kau kenapa nak? Apa ada sesuatu yang menganggu mu?" tanya paman Lin merasa khawatir.

"Tidak, aku harus kembali paman." ujar Zhan sembari beranjak dari tempat tidur itu.

"Baiklah, paman akan mengantar mu sampai ke rumah sakit dengan selamat."

"Terimakasih paman."

"Sebelum itu sebaiknya kita makan dulu bagaimana? Kau belum makan sejak kemarin."

"Eum, kalau boleh aku ingin makanan nya dibungkus paman untuk ibu ku juga. Dia sepertinya belum makan." jawab Zhan dengan sedikit ragu.

"Baiklah. Ayo."

♡♡

Zhan membuka pintu ruang rawat Sean, dan benar ibunya masih disana setia menggenggam tangan Sean dengan lembut penuh kasih sayang.

Paman Lin ikut mengantar Zhan sampai ke ruang rawat adiknya Zhan. Matanya menatap sosok yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit, wajahnya sangat mirip dengan Zhan namun sosok itu lebih kurus dan tidak memiliki mole dibawah bibir seperti milik Zhan.

'Kembar?' Batinnya.

"Ibu, kau belum makan. Ayo makan dulu." ucap Zhan dengan lembut, ia mencoba menarik kursi roda ibunya menuju sofa di pinggir ruangan.

"Diam! Aku masih ingin bersama Sean! Pergi kau!" sarkas nya langsung menampar tangan Zhan yang berada di gagang kursi roda.

"Tapi Ibu belum makan, Sean akan sedih jika melihat ibu sakit." jawab Zhan.

"B-benarkah Sean akan sedih?" tanyanya.

"Mn, jadi sebaiknya ibu makan dulu." Zhan sangat tau ibunya akan luluh jika itu menyangkut Sean.

Zhan duduk di sofa kecil lalu membuka makanan itu, ia meminta pada paman Lin agar membelikan bubur untuk ibunya saja.

"Paman kemarilah." ujar Zhan membuyarkan lamunan paman Lin.

"Siapa dia?" tanya ibu Zhan.

"Dia paman Lin. Aku tidak sengaja bertemu dengannya kemarin." jawab Zhan.

"Hallo, maaf menganggu waktu kalian. Aku hanya ingin mengantar Zhan dengan selamat."

"Mn." acuh Ibu Zhan.

Zhan tersenyum tipis lalu kembali menyuapi sang ibu dengan tulus. Bahkan Zhan bolos hari ini, ia tidak peduli dengan sekolahnya.

♡♡

Di tampat Yibo, kini pemuda itu terus menatap pintu kelas berharap Zhan datang. Sejak kemarin Zhan melarikan diri dari kelas ia merasa khawatir dan sangat ingin tau penyebab Zhan seperti itu.

Sudah hampir waktunya masuk kelas tapi sosok yang di tunggu oleh Yibo tidak datang juga. Matanya malah menangkap sosok Yunxi yang di antar sampai kelas oleh Feiyu. Ia merasa kesal dan benci pada sosok itu.

"Kau tidak perlu mengantar ku." ucap Yunxi yang berada di meja depan Yibo.

"Tidak masalah." jawabnya sambil melirik ke Yibo. "Oy, dimana kekasih sialan mu itu?" tanya Feiyu pada Yibo.

"Kau bertanya padaku?" santai Yibo.

"Tentu saja dasar culun." tukas Feiyu.

Yibo mendesis mendengar hal itu. Ingin sekali rasanya ia menendang Feiyu keluar dari sekolah ini dan meminta pada papahnya agar menghancurkan perusahaan keluarga Feiyu. Tapi sayangnya Yibo bukan orang yang seperti itu, apa lagi jika dia melakukan itu hanya karena di khianati Yunxi? Sungguh memalukan. Seharusnya Yibo senang karena dia dapat tau perlakukan Yunxi dibelakang nya selama ini!

"Oy kau melamun saat aku bertanya padamu?!" kesal Feiyu.

"Kenapa kau begitu ingin tau? Apa kau sudah pindah hati?" sindir Yibo.

"Kau sialan!" geram Feiyu namun tiba-tiba guru datang, terpaksa Feiyu pergi dengan rasa kesalnya.

Setelah kepergian Feiyu, Yibo membuang nafasnya. Ia kecewa kenapa Zhan tidak datang hari ini? Ada apa dengan nya? Apakah ia harus berkunjung ke cafe tempat kerjanya sepulang sekolah nanti?

Sepulang sekolah Yibo pergi ke cafe tempat Zhan kerja disana ia bertanya pada salah satu karyawan apakah ada Zhan? Ternyata sejak kemarin Zhan juga tidak masuk kerja.

Yibo pun pergi dari sana, ia memilih pulang ke rumah. Yibo akan membicarakan soal perjodohannya dengan Yunxi kepada kedua orang tuanya. ia akan membatalkan semua itu.

Mobil melaju ke kediaman mansion Wang. Rumah mewah dengan halaman luas mobil yang Yibo kendarai masuk ke area itu.

Ia bergegas ke keluar dari mobil sembari melepaskan semua menyamaran nya, dari kaca mata bulat dan rambut palsu. Ia memasukan alat-alat penyamaran nya kedalam tas.

Baru juga sampai di ruang tamu, Yibo sudah di sambut dengan tamu yang tidak ingin Yibo lihat saat ini.

"Yibo~ apa kau tidak merindukan ku? Kau sudah jarang menghubungi ku lagi." ujar sosok itu sambil menggelayut di tangan Yibo dengan manja.

"Minggir!" jengkel Yibo, ia menepis tangan Yunxi kasar.

Kedua orang tua Yibo maupun Yunxi terkejut. "Yibo apa yang kau lakukan? Kenapa kau sangat kasar dengan tunangan mu?" tanya sang Mami.

"Kebetulan sekali, aku juga ingin membahas masalah perjodohan ini." Yibo berjalan santai ke arah sofa lalu duduk di sifa panjang seorang diri. "Aku ingin perjodohan ini dibatalkan."

Deg!

Semua orang terkejut. "Yibo apa kau mempermainkan anakku?! Apa-apaan dengan keputusan mu itu?!" tidak terima ibu Yunxi.

"Mempermainkan anakmu? Seharusnya kau bertanya seperti itu pada anakmu." sinis Yibo.

Kedua orang tua Yibo hanya diam, dia tau Yibo sedang menyamar di sekolahan Yunxi dan mungkin anaknya menemukan perbuatan Yunxi saat dibelakang Yibo. Melihat dari sikap dan keputusan Yibo saat ini sudah begitu yakin kalau Yunxi melakukan kesalahan besar.

"Y-Yibo apa maksud mu? A-aku tidak pernah berselingkuh dibelakang mu." ujar Yunxi.

Yibo tersenyum remeh. "Berselingkuh? Apakah aku menuduh mu berselingkuh? Kau yang mengakuinya sendiri sekarang."

Yunxi tambah panik.

"Sudah dengar pengakuan anakmu sendiri bukan? Jadi sekarang sudah jelas siapa yang di permainkan saat ini." jawab Yibo. "Aku tidak sudi menerima perjodohan ini." lanjut Yibo.

"Itu tidak ada bukti, dari mana kau tau?" kesal ibu Yunxi saat anaknya di permalukan seperti ini.

"Bukti? Apakah aku perlu membawa Feiyu kesini, Yunxi?" tanya Yibo.

Mulut Yunxi terbuka lebar. "A-apa? B-bagaimana?"

"Bagaimana aku bisa tau? Tentu saja aku tidak sebodoh yang kau pikirkan Yunxi." jawab Yibo lalu pergi dari sana.

"Kalian sungguh mengecewakan! Pergi dari rumahku!" tukas papah Yibo mengusir semua tamu itu dengan kasar.

To Be Continued.........

Jangan lupa vote and follow biar aku tambah semangat! 😙

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
💚❤️🥰😘

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1M 66.4K 39
οΌ³οΌ¬οΌ―οΌ· οΌ΅οΌ°οΌ€οΌ‘οΌ΄οΌ₯ [END] Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata le...
15K 1.8K 12
Cerita tentang seorang gadis rantau yang terjebak brother-sister zone
146K 18.1K 24
[Gagal Revisi, Dibuang Sayang] Semuanya bermula dari kutukan sang adik, Wang Bingyan, "Aku harap kau juga merasakannya! Aku harap kau akan menjadi se...
208K 4.2K 26
BOCIL MENJAUH YA PLISπŸ˜‡πŸ€— Ini cerita homoseksual, yang homophobic sana jauh jauh anj! Ini kisah tentang Caleb Nathanael Hadeon dan Reyvalka Leonand...